Anda di halaman 1dari 27

KONSTIPASI PADA ANAK

DEFINISI
• Kesulitan melakukan defekasi atau
berkurangnya frekuensi defekasi tanpa
melihat apakah tinjanya keras atau tidak
(Rogers, 1997)

• Kesulitan defekasi yang terjadi tsb


menimbulkan nyeri dan distres pada anak
(Lewis & Muir, 1996)

• Frekuensi defekasi lebih jarang dan tinja


lebih keras dari biasanya (Abel, 2001)
DEFINISI
• Ketidakmampuan mengevakuasi tinja
secara sempurna
• Frekuensi berhajat berkurang dari
biasanya
• Tinja lebih keras dari biasanya
• Palpasi abdomen teraba skibala
• Dengan atau tanpa enkopresis
(Buku Ajar Gastroenterologi Anak, 2009)
KRITERIA ROME III KONSTIPASI FUNGSIONAL

1. Dua lebih gejala sbb:


- Konstipasi minimal 25% defekasi
- Feses keras disusul lembek pada 25% defekasi
- Perasaan “tak tuntas” pada 25% defekasi
- Perasaan obstruksi anorektal pada 25%
defekasi
- Perlu manual manuver pada > 25% defekasi
- Frekuensi defekasi < 3x/minggu
2. Pengeluaran feses tanpa pencahar
3. Tidak memenuhi kriteria Irritable Bowel
Syndrome

Simptom dimulai 6 bulan sebelumnya dengan


gejala lengkap pada 3 bulan berikutnya
Frekuensi normal defekasi pada anak:
Umur Defekasi/minggu Defekasi/hari
0-3 bulan (ASI) 5-40 2,9
0-3 bulan (formula) 5-28 2,0
6-12 bulan 5-28 1,8
1-3 tahun 4-21 1,4
>3 tahun 3-14 1,0
ETIOLOGI
Usia Usia Toddler Usia Usia adolesen Segala usia
neonatus/bayi (2-4 tahun) sekolah:
Hirschsprung Fissura Retensi tinja Irritable Bowel Efek samping
Meconeum plug ani/retensi tinja Fasilitas toilet Syndrome obat, perubahan
syndrome Menolak buang terbatas Jejas medulla diet, pasca
Alergi susu sapi air besar Preokupasi spinalis operasi
Retensi tinja Hirschsprung dengan (trauma/kecelakaan) Riwayat operasi
Perubahan diet dengan segmen kegiatan lain Diet anorektum
Kelainan endokrin, pendek Kemampuan Anoreksia Retensi tinja
hipotiroid Alergi susu sapi mengenali Kehamilan dan enkopresis
Fibrosis kistik Kelainan SSP rangsangan Laxative abuse akibat retensi
Pseudo-obstruksi Kelainan medula fisiologis tinja kronis
kronis spinalis terbatas Perubahan
Penyakit metabolik (meningomieloke aktivitas fisik,
Malformasi l, dsb) dehidrasi,
anorektal bawaan Tethered cord hipotiroid
(anus imperforata,
stenosis ani, anal
band)
Chronic idiopathic
intestinal
ETIOLOGI 95% KONSTIPASI FUNGSIONAL
-DIET TINGGI LEMAK
5% KAUSA ORGANIK
-RENDAH SERAT
-KURANG MINUM
-KURANG GERAK
-EMOSI
-TEMPAT BARU
-KELAINAN FISIK
-Anestesi, analgetik narkotik, opiat
OBAT PENYEBAB
KONSTIPASI -Antikolinergik, simpatomimetik
- Antikonvulsan, diet ketogenik
- Antimotilitas
- Antipsikotik, antidepresan
- Ca chanel blocker (Verapamil)
- Mineral (Al, Ca, Fe, Pb, Hg, Ar,Bi)
- Antiinflamasi non-steroid
Gejala Konstipasi fungsional Hirschsprung Disease

Mekonium terlambat Jarang Sering


Onset Setelah 2 tahun Saat lahir
Failure to thrive Jarang Sering
Fecal incontinence Sering Hampir tidak pernah
Riwayat adanya fissura Sering Jarang
Distensi abdomen Jarang Sering
Enterocolitis Tidak Bisa terjadi
Colok dubur Terdapat feses Kosong
Tinja menyemprot bila
telunjuk dicabut
Gagal tumbuh Jarang Sering
Fisiologi defekasi (1)
• Regangan dinding rektum
• Refleks relaksasi SAI
• Kontraksi SAE TOILET
• Relaksasi SAE dan m. Puborektalis
• Kontraksi diafragma, dinding abdomen
dan rektum
• Sensor epitel: tinja cair, padat, gas
Fisiologi defekasi (2)
• Fungsi kolon: simpan dan keringkan
• Makan/minum sebagai stimulus defekasi
(refleks gastrokolik)
• Asupan serat sebagai stool bulking
• Kurang minum
• Meningkatnya kehilangan cairan
• Berkurangnya aktivitas fisik
• Stres dan perubahan aktivitas rutin
Tinja keras

Fisura ani

Nyeri waktu defekasi

Witholding

Reabsorbsi

Tinja makin keras

Makin nyeri

Lingkaran setan: nyeri-witholding-skibala


Tinja keras & besar

Distensi tinja kronik

Ambang rangsang
sensasi rektum 

Kemampuan sensor 

Panggilan defekasi (-)

Lingkaran setan: distensi-sensasi


“LINGKARAN SETAN”
Berbagai kausa  Konstipasi
 feses keras  iritasi/fisura
 nyeri defekasi  takut
defekasi  absorbsi air  tinja
makin keras  dst

“Kejang” sfingter anal  distensi rektal kronis 


enkopresis
Diagnosis

ANAMNESIS - pengeluaran mekoneum


- Frekuensi defekasi/mggu - sering kembung
- Konsistensi - menolak defekasi
- Akut / Kronis
- Nyeri abdomen
- Riwayat tinja keras
- Enkopresis
- Anoreksia, BB sulit naik
- Perilaku “aneh” saat akan
defekasi
- Mungkin ada retensi urin
PEMERIKSAAN FISIK
CURIGA PENYEBAB
ORGANIK ?

-Gagal tumbuh
- distensi abdomen
- lengkung lumbosakral (-)
- pilonidial dimple + tuft hair -Darah dalam tinja (+)
- agenesis sakrum - Kedutan anus (-)
- bokong datar - Refleks kremaster (-)
- letak anus di depan - Tonus & kekuatan
- patulous anus ekstremitas bawah ↓
- ampula rekti kosong, tapi - refleks tendon ↓
teraba massa tinja
PEMERIKSAAN
PENUNJANG BARIUM ENEMA
(Hirschsprung disease/
obstruksi usus)
BNO (kaliber kolon & massa Hirschsprung  zona
tinja) + colok dubur transisi
PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN
PENUNJANG LAIN-LAIN
( bila ada indikasi)
OSIFIKASI TULANG 
-Hormon Tiroid
HIPOTIROID
-USG abdomen
(Memastikan Hirschsprung
-MRI
disease)
-Laboratorium:
* darah dalam tinja
* sweat test (fibrosis
kistik)
* kadar Kalsium, dll
TATALAKSANA

EVAKUASI TINJA
-Dilakukan 2 sd 5 hari TERAPI RUMATAN
sampai bersih -Intervensi diet
-Obat po: -Modifikasi perilaku
Mineral oil, PEG, parafin -Laksatif bila perlu
cair, laktulosa, sorbitol Obat (biasanya perlu):
-Obat rektal: -laktulosa, sorbitol
Garam Fisiologis, enema -Magnesium hidroksida
fosfat hipertonik, gliserin -Cisaprid (hati-hati)
supp Bisa sampai beberapa bulan
Obat untuk terapi rumatan

• Laktulosa (larutan 70%): 1-3 ml/kg/hari


• Sorbitol (larutan 70%): 1-3 ml/kg/hari
• Mineral oil : 1-3 ml/kg/hari
• Magnesium hidroksida (400mg/ml): 1-3
ml/kg/hari
• Cisapride: 0,2 mg/kg/kali 3-4 kali/hari
• Kombinasi
Obat pencahar

• Per oral atau per rektal

• Laksatif osmotik
• Lubrikan
• Laksatif stimulan
• Pelunak tinja
TATALAKSANA KONSTIPASI
-Defekasi teratur
MODIFIKASI -Sistem reward (hadiah)
PERILAKU -Diet tinggi serat
-Minum banyak air
-Susu formula dengan fortifikasi
Fe  masih aman
-Probiotik  mungkin
bermanfaat
-Konsul psikolog/psikiater bila
ada ggn tingkah laku
Serat  bermanfaat pada
konstipasi
LATIHAN
DEFEKASI
- Dilakukan siang
- Bersamaan dengan latihan bak
- Pispot kecil seukuran anak 
pada waktu2 yang disepakati
(3-4x/hari)
- Waktu duduk maks 4-5 menit
- Puji anak jika mau duduk,
walau belum bisa b.a.b
- Bisa dengan popok/celana biasa
- Latihan cebok sejak usia 3,5 tahun
- Kerjasama dengan babbysiters
Terapi bedah

• Hanya bila terapi medis yang optimal tidak berhasil


• Appendicostomy
• Cecostomy
• Sigmoidostomy
• Antegrade colonic enemas
• Creates a conduit to the cecum that can be used to
administer daily colonic irrigations
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai