Anda di halaman 1dari 38

PENGARUH LATIHAN TEKNIK DASAR PENCAK SILAT DAN PERNAFASAN

TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI


DITINJAU DARI INDEKS MASSA TUBUH PESILAT PUTRA
(Studi Ekperimen pada Perguruan Pencak Silat Merpati Putih Maos Cilacap)

TESIS
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister
Program Studi Ilmu Keolahragaan

Oleh
Eri Kuswanti
NIM A121708020

PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATARBELAKANG MASALAH

1.Kurangnya
Periodisasi latihan

3. Latihan Merpati
Putih tidak 2. Kebugaran Jasmani
dikombinasikan Anggota MP Maos
dengan Teknik dan Kurang
Pernafasan
1.Kurangnya Periodisasi latihan

Dilihat pada saat pengamatan yaitu


tidak terjadwalnya antara jadwal
latihan Pernafasan dan latihan teknik
pada training center perguruan
pencak silat Betako Merpati Putih dan
frekuensi latihan dalam semingu
hanya 2 kali
2. Kebugaran Jasmani Anggota MP
Maos Kurang

seseorang yang memiliki


kebugaran jasmani yang baik
akan mendukung seseorang
untuk melakukan aktivitas
sehari-hari sehingga
IMT TKJI memperoleh hasil maksimal,
dengan memiliki kondisi fisik
yang prima diharapkan
seseorang bisa melakukan
aktivitasnya sehari-hari
sehingga dapat memperoleh
prestasi
3. Latihan Merpati Putih tidak dikombinasikan dengan
Pernafasan

Latihan pernafasan Merpati Putih pada dasarnya bisa


dikombinasikan dengan latihan teknik maupun latihan fisik sehingga
penggunaan latihan pernafasan Merpati Putih bisa lebih
diperhatikan serta mengoptimalkan kemampuan fisik maupun
teknik.

Untuk meningkatkan kebugaran jasmani dengan melakukan olahraga melalui tahapan


peregangan, pemanasan dan gerakan olah nafas atau pernafasan, latihan gerak dasar
dan pernafasan merpati putih akan mengaktifkan otot-otot sehingga apabila otot
pernafasan dilatih terus menerus akan memungkinkan terjadinya kenaikan kapasitas
ambilan oksigen (O2) di dalam paru-paru, proses dari latihan merpati putih ini sebagai
pengaktifan otot-otot dengan menarik nafas ke paru-paru. Latihan juga akan
memperoleh hasil yang lebih maksimal apabila dilakukan dengan terprogram dan
terstruktur maka akan mencapai hasil yang diingikan
B. Rumusan Masalah

1. Adakah perbedaan 2. Adakah perbedaan


pengaruh antara latihan peningkatan kebugaran
teknik dasar pencak silat jasmani antara
dengan kombinasi latihan atlet/pesilat yang
teknik dasar dan pernafasan memiliki IMT kurus dan
terhadap peningkatan
normal
kebugaran jasmani?

3. Adakah pengaruh
interaksi antara
program latihan
dengan IMT terhadap
peningkatan kebugaran
jasmani?
C. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk membedakan
pengaruh antara latihan
teknik dasar pencak silat
2. Untuk
dengan kombinasi latihan
teknik dasar dan membandingan
peningkatan kebugaran 3. Untuk
pernafasan terhadap membandingan
peningkatan kebugaran jasmani antara
atlet/pesilat yang pengaruh interaksi
jasmani.
memiliki IMT kurus dan antara program latihan
normal dengan IMT terhadap
peningkatan kebugaran
jasmani
D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis 2. Manfaat Praktis


Membuktikan secara empiric
tentang adanya pengaruh latihan A. Memberikan sumbangan pengetahuan
teknik dasar dan latihan terhadap para guru PJOK, pelatih silat,
pernafasan merpati putih pentingnya menggunakan latihan yang
terhadap peningkatan kebugaran tepat dalam meningkatkan prestasi.
jasmani anggota pencak silat
merpati putih Maos , diharapkan B. Memberikan masukan kepada para
dapat memberikan bukti empirik pelatih dan guru dalam menerapkan
pada peningkatan kebugaran metode latihan dan pembelajaran pada
jasmani dan penguasaan teknik pencak silat MP/IPSI
dasar pencak silat merpatih putih.
C. Pengembangan teknologi dalam
pembelajaran dan latihan bagi pelatih dan
guru PJOK.
BAB II
KAJIAN TEORI

Jika di balik pintu ruangan ini ada seekor


banteng galak , apa yang akan anda lakukan?
Ada 3 kemungkinan:
 Fight, jika berani
 Flight (lari tunggang-langgang) jika takut
 Pingsan, kalau disruduk biar jangan terasa sakit

 Semua kegiatan di atas membutuhkan energi:


 Energi untuk melawan
 Energi untuk lari
 Energi tidak tersalurkan, pingsan
“tenaga tambahan” diperoleh saat
terancam
Hormon Adrenalin
 Dalam kondisi terancam hormon adrenalain mengubah
glikogen (cadangan gula) menjadi glukose, yang kemudian
dibakar oleh O2 menghasilkan energi yang sangat besar dari
pada keadaan “biasa”
 Menyebabkan frekuensi denyut jantung meningkat,
meningkatkan suplai O2 ke seluruh sel tubuh untuk
memperoleh energi yang lebih besar
 Pembuluh darah menyempit, aliran darah bertambah
kencang, O2 lebih cepat diedarkan ke seluruh sel-sel tubuh.
 Otot berkontraksi lebih kokoh dan kuat
ATP (Adenosin Tri Phosphat).
-ATP dibentuk dengan proses aerob (O2) maupun
anaerob (tanpa O2).
-Apabila tidak ada O2 tidak terbentuk energi (ATP)
-Pembentukan ATP hanya terjadi di dalam sel terutama
dalam mitokondria.

ATP berperan sebagai alat angkut energi kimia dalam


reaksi metabolisme keberbagai proses reaksi dalam sel
yang membutuhkan energi, proses pengangkutan
,proses kontraksi otot, dan proses pengaliran listrik
dalam sistem syaraf.
PERNAFASAN MERPATIH PUTIH
Kebugaran Jasmani

Kebugaran jasmani adalah derajat sehat dinamis yang


mampu mendukung segala aktivitas dalam kehidupan
sehari-hari tanpa terjadi kelelahan yang berlebihan, dan
kelelahan itu pulih kembali sebelum datang tugas yang
sama pada keesokan harinya (Giriwoyo, 2013:49). Selaras
dengan pendapat tersebut Nugroho (2010:5) menyatakan
bahwa kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh
seseorang untuk melakukan tugas pekerjaanya sehari-hari
tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti dan masih
mempunyai cadangan tenaga untuk menikmati waktu
luang serta untuk keperluan mendadak
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani

 Umur
Terdapat bukti yang berlawanan antara umur dan kelenturan. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa kelenturan meningkat sampai remaja awal dan
sesudah itu menurun. Dilaporkan bahwa penurunan kelenturan dimulai sekitar
usia 10 tahun pada anak laki-laki dan 12 tahun pada anak perempuan dan bukti
menunjukkan bahwa dewasa yang lebih tua mempunyai kelenturan kurang
dibanding dewasa muda

Jenis kelamin
Secara umum anak perempuan lebih lentur daripada anak laki-laki. Perbedaan
anatomis dan pola gerak serta aktivitas yang teratur pada kedua jenis kelamin
menyebabkan perbedaan kelenturan ini. Namun Kekuatan otot juga berbeda
antar jenis kelamin. Penelitian di Oman (2001) pada anak berusia 15-16 tahun
menunjukkan bahwa kebugaran aerobik lebih tinggi pada anak laki-laki
dibandingkan anak perempuan.
Genetika
Terdapat bukti-bukti kuat yang menunjukkan bahwa variasi genetik berbeda dalam hal
respon terhadap kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan

Ras
Pola kebugaran jasmani bervariasi diantara anak-anak dengan etnis/ ras yang berbeda
akibat faktor biologis dan faktor sosiokultural.

Aktivitas fisik
Aktivitas fisik akan mengubah komposisi tubuh yakni menurunkan lemak tubuh dan
meningkatkan massa tubuh tanpa lemak. Secara khusus dengan latihan akan
menurunkan lemak abdominal. Penurunan aktivitas fisik menyebabkan rendahnya
tingkat kebugaran jasmani dengan berkurangnya kekuatan, kelenturan, tenaga
aerobik dan ketrampilan .

Kadar Hemoglobin
Salah satu yang mempengaruhi kebugaran jasmani adalah kapasitas pembawa
oksigen. Oksigen dibawa oleh aliran darah ke jaringan sel-sel tubuh, termasuk sel-sel
otot jantung. . Makin kuat jantung bekerja maka semakin banyak O2 yang dibutuhkan
oleh sel-sel jantung.
Indeks Masa Tubuh (IMT)
adalah perbandingan (rasio) berat
badan/tinggi badan yang sering
digunakan untuk mengetahui apakah
berat badannya tergolong kurang,
normal, lebih atau obese.

Klasifkasi Kategori IMT


(kg/m²)
Kurus Kekurangan berat badan <17,0
tingkat berat
Kekurangan berat badan 17,0 –
tingkat ringan 18,5
Normal 18,5 –
25,0
Gemuk Kelebihan berat badan >25,0 –
tingkat ringan 27,0
Kelebihan berat badan >27,0
tingkat berat

Tabel 4 Klasifikasi IMT bagi orang dewasa Indonesia


(SK Menkes No. 41/2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang) (Wiardani, 2017)
Prinsip Penyusuann
Program Latihan

1. Intensitas
latihan

4. Prosedur 2. Lama
Pelatihan latihan

3. Frekuensi
latihan
1. Intensitas latihan
adalah dosis beban latihan yang
harus dilakukan atlet dalam suatu
program latihan , atau besarnya
beban yang harus ditanggung
selama latihan dengan indikator
jumlah denyutan jantung meningkat
tiap menitnya atau denyut nadi
latihan (heart rate).

2. Lama Latihan
atau durasi latihan adalah berapa
minggu atau bulan program latihan itu
dijalankan serta berapa lama latihan
dilakukan setiap kali latihan (Soekarman,
1987:63, Bompa, Tudor.O, 1990:239),
sehingga seorang atlet dapat mencapai
kondisi yang diharapkan.
3. Frekuensi latihan
Frekuensi latihan adalah jumlah
latihan intensif yang dilakukan
dalam satu minggu. Untuk
menentukan frekuensi latihan
harus memperhatikan kemampuan
seseorang, sebab kemampuan
setiap orang tidak sama dalam
beradaptasi dengan program
latihan

4. Prosedur Pelatihan
Pelaksanaan pelatihan harus
sesuai dengan prosedur
pelatihan, dimana pelatihan
dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
pemanasan, pelatihan inti dan
pelatihan penutup.
B. PENELITIAN YANG RELEVAN

Setyo Nugroho, Jumhan Pida, Agung Nugroho,


Panggung Sutopo (2003) Pengaruh Sistem Latihan
Pernafasan Pencak Silat Merpati Putih Terhadap
Kondisi Fisik Pesilat. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh latihan pernafasan sistem
Merpati Putih terhadap peningkatan kondisi fisik
pesilat.

Arif Teguh Santoso (2015) Pengaruh


Latihan Gerak Dasar Dan Latihan
Pernafasan Merpati Putih Terhadap
Peningkatan Kebugaran Jasmani
Anggota Ukm Pencak Silat Merpati Putih
Universitas Negeri Malang
Zona Latihan
Dalam setiap zona latihan dipisah oleh hasil latihan yang
Setiap Latihan diinginkan. Setiap latihan disertai oleh keterangan berikut :
ditempatkan dalam satu 1. Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk meneyelesaikan
zona sesuai dengan lathan, termasuk waktu pemanasan dan pendinginan.
intensitasnya. Latihan
zona hijau adalah yang 2. Jumalah minggu dan jumlah berapa kali perminggu, anda
termudah dan harus melakukan latihan hijau selama 2 minggu dengan
penyelesaiannya latihan 2 kali waktu latihan tidak berturut-turut dalam
memakan waktu paling seminggu.
sedikit, diikuti dengan 3. Penjelasan terperinci masa latihan, termasuk latihan
latihan zona biru, ungu, yang akan dilakukan, jumlah repetisi, set serta kelompok
kuning, dan jingga. Latihan otot yang dikerjakan.
zona merah adalah latihan 4. Petunjuk waktu dan jenis latihan pemanasan dan
yang paling sulit dan pendinginan.
penyelesaianya paling
lama. 5. Berapa banyak waktu yang harus anda ambil antara set-
set (satu rangkaian latihan) dan latihan berikutnya.

Pada penelitian Tesis ini menerapan zona ungu. Perubahan terbesar pada zona ini adalah
Pelaksanaan zona ini lebih berat, namun menyelesaikan tiga latihan dalam
merupakan latihan dasar bagi pelaksanaan latihan seminggu, bukan dua. Karena kenaikan ini
zona berikutnya yang lebih maju minggu 1 dan 2 harus menyesuaikan dua set
perlatihan. Minggu 3 dan 4 perlahan-lahan
kembali ke tiga set.
C. KERANGKA PEMIKIRAN
D. Hipotesis
1. Ada perbedaan pengaruh antara latihan
teknik dasar pencak silat dengan
kombinasi latihan teknik dasar dan
pernafasan terhadap peningkatan
kebugaran jasmani pesilat putra.

2.Ada perbedaan peningkatan


kebugaran jasmani antara pesilat putra
yang memiliki IMT kurus dan normal.

3. Ada pengaruh interaksi antara


program latihan dengan IMT
terhadap peningkatan kebugaran
jasmani pesilat putra.
BAB III
METODE PENELITIAN

Waktu Penelitian
Tempat Penelitaian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada
Penelitian ini dilaksanakan di tempat bulan November tahun 2018.
latihan Merpatih Putih Maos Cilacap, JL
Kenanga no. 20, RT3/ 5, Kec. Maos, Kab.
Cilacap, Jawa Tengah.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitan ini adalah penelitian
Eksperimen, dengan rancangan Faktorial 2 X 2.

Komponen Latihan A

IMT (B) LTD (A1) LTD dan P (A2)

Normal (B1) a1b1 a2b1

Kurus (B2) a1b2 a2b2


c. Populasi dan Sampel

•Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota merpati putih


yang ada di kota Cilacap.
POPULASI

• Sample dalam penelitian adalah pesilat yang ada di lingkungan tempat


latihan kolat merpati putih Maos berusia 16-19 tahun yang berjumlah 20
pesilat putra.
• Adapun karakteristik tersebut adalah :
• Berjenis kelamin laki laki
• Sehat jasmani dan rohani
Sampel • Berusia 16-19 tahun
• Berlatih teratur 3 x seminggu
• Bertanding pada kelas tanding
D. Teknik Pengumpulan Data

pelaksanaan tes kebugaran jasmani menggunakan


pengukuran TKJI Tes Kebugaran Jasmani
Indonesia menurut Widiastuti (2015:45) adalah
sebagai berikut :
1. Lari Cepat 60 meter untuk usia 16-19 tahun
2. Gantung angkat tubuh selama 60 detik
3. Baring duduk selama 60 detik
4. Loncat tegak
5. Lari jauh 1200 meter untuk usia 16-19 tahun
Uji Prasyarat Analisis
Uji Normalitas
Uji normalitas dalam menurut Siswandari (2009 : 159) penelitian ini
untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini berasal dari
populasi yang normal atau tidak .

Uji Homogenitas
BAB IV
Descriptive Statistics

Dependent Variable: Kebugaran Jasmani

IMT Program Latihan Mean Std. Deviation N


Normal Latihan teknik dasar 250.1120 9.93423 5

Latihan teknik dasar dan pernafasan 270.6580 14.21911 5

Total 260.3850 15.84240 10

Kurus Latihan teknik dasar 239.0300 11.47055 5

Latihan teknik dasar dan pernafasan 242.7720 11.52875 5

Total 240.9010 11.01993 10

Total Latihan teknik dasar 244.5710 11.68131 10

Latihan teknik dasar dan pernafasan 256.7150 19.10338 10

Total 250.6430 16.62261 20


Uji Normalitas
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Perlakuan Statistic df Sig. Statistic df Sig.


Kebugaran Jasmani Normal_Latihan teknik dasar .249 5 .200* .907 5 .451

Normal_Latihan teknik dasar .242 5 .200* .881 5 .314


dan pernafasan

Kurus_Latihan teknik dasar .216 5 .200* .969 5 .867

Kurus_Latihan teknik dasar .227 5 .200* .874 5 .283


dan pernafasan

a1b1 : Anggota kelompok merpati putih putra dengan IMT normal menggunakan program latihan
teknik dasar, nilai sig = 0,451>0,05 (P.0,05) berarti data berdistribusi frekuensi populasi normal.
a1b2 : Anggota kelompok merpati putih putra dengan IMT kurus menggunakan program latihan
teknik dasar, nilai sig =0,867>0,05 (P>0,05) berarti data berdistribusi frekuensi populasi normal.
a2b1 : Anggota kelompok merpati putih putra dengan IMT normal menggunakan program latihan
teknik dasar dan pernafasan , nilai sig = 0,314>0,05 (P>0,05) berarti data berdistribusi frekuensi populasi
normal.
a2b2 : Anggota kelompok merpati putih putra dengan IMT kurus menggunakan program latihan
teknik dasar dan pernafasan , nilai sig = 0,283>0,05 (P>0,05) berarti data berdistribusi frekuensi populasi
normal.
Pengujian Hipotesis
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: Kebugaran Jasmani

Source Type III Sum of Squares Df Mean Square F Sig.


Corrected Model 2988.483a 3 996.161 7.048 .003

Intercept 1256438.269 1 1256438.269 8889.508 .000

IMT 1898.131 1 1898.131 13.430 .002

Program_Latihan 737.384 1 737.384 5.217 .036

IMT * Program_Latihan 352.968 1 352.968 2.497 .134

Error 2261.431 16 141.339

Total 1261688.183 20

Corrected Total 5249.914 19

a. R Squared = .569 (Adjusted R Squared = .488)

1. Ada perbedaan signifkan antara pesilat putra yang memiliki IMT kurus dan normal terhadap peningkatan kebugaran
jasmani karena nilai signifikansi sebesar 0,002 dimana nilai ini lebih kecil dari 0,05
2.Ada perbedaan signifikan antara latihan teknik dasar pencak silat dengan kombinasi latihan teknik dasar dan
pernafasan terhadap peningkatan kebugaran jasmani karena nilai signifikansi sebesar 0,036 dimana nilai ini lebih kecil
dari 0,05
3. Ada pengaruh interaksi yang signifikan antara program latihan dengan IMT terhadap peningkatan kebugaran
jasmani karena nilai signifikansi sebesar 0,134 dimana nilai ini lebih besar dari 0,05.
BAB V
KESIMPULAN

1. Adapengaruh perbedaan yang signifikan


antara penerapan latihan teknik dasar dan
pernafasan terhadap peningkatan kebugaran
jasmani dibandingkan dengan penerapan latihan
teknik dasar.. Jadi penerapan program latihan
teknik dasar dan pernafasan lebih baik untuk
peningkatan kebugaran jasamani pesilat putra
anggota meraptih putih Maos Cilacap

3. Ada pengaruh interaksi yang 2. Ada perbedaan peningkatan yang


signifikan antara program signifikan antara latihan teknik dasar
latihan dengan IMT terhadap pencak silat dengan kombinasi latihan
peningkatan kebugaran jasmani teknik dasar dan pernafasan terhadap
karena nilai signifikansi sebesar peningkatan kebugaran jasmani karena
0,134 dimana nilai ini lebih besar nilai signifikansi sebesar 0,036 dimana
dari 0,05. Pesilat putra dengan nilai ini lebih kecil dari 0,05. Anggota
IMT normal maupun pesilat merpati putih yang memiliki IMT
putra dengan IMT kurus sama- normal mengalami peningkatan
sama diberikan latihan dengan kebugaran jasmaninya lebih baik
penerapan teknik dasar dan dibandingkan dengan anggota merpati
pernafasan untuk meningkatkan putih yang memiliki IMT kurus.
kebugaran jasamani.
PROSIDING
Vol 9, NO. 5 , hal 109 (2019)
JURNAL
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

JENASAH SUSAH MINGKEM KARENA TERLALU SERING


BERTANYA SAAT TEMAN SEMINAR HASIL

Anda mungkin juga menyukai