Puskesmas Kls XII
Puskesmas Kls XII
Papan nama “apotek” atau “kamar obat” yang dapat terlihat jelas oleh pasien.
Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien.
Peralatan penunjang pelayanan kefarmasian, antara lain timbangan gram dan
miligram, mortir-stamper, gelas ukur, corong, rak alat-alat, dan lain-lain.
Tempat dan alat untuk menunjukkan informasi obat bebas dalam upaya penyuluhan
pasien, misalnya untuk memasang poster, tempat brosur, leaflet, booklet, dan
majalah kesehatan.
Sumber informasi dan literatur obat yang memadai untuk pelayanan informasi obat
antara lain Farmakope Indonesia edisi terakhir, Informasi Spesialite Obat (ISO) dan
Informasi Obat Nasional Indonesia (IONI).
Tempat dan alat untuk melakukan peracikan obat yang memadai.
Tempat penyimpanan obat khusus, seperti lemari es untuk supositoria, serum dan
vaksin, serta lemari terkunci untuk penyimpanan narkotika sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
Kartu stok untuk masing-masing jenis obat atau komputer agar pemasukan dan
pengeluaran obat, termasuk tanggal kadaluarsa obat, dapat dipantau dengan
baik.
Tempat penyerahan obat yang memadai, yang memungkinkan untuk melakukan
pelayanan informasi obat.
Perencanaan
Dalam proses perencanaan kebutuhan obat
pertahun, Puskesmas diminta menyediakan data
pemakaian obat pertahun dengan menggunakan
LPLPO. Selanjutnya UPOPPK (Unit Pengelola Obat
Publik dan Perbekalan Kesehatan) yang akan
melakukan komplikasi dan analisa terhadap
kebutuhan obat Puskesmas di wilayah kerjanya
Perencanaan obat ditentukan pula dengan
pertimbangan dari ajuan obat dari dokter melalui
rapat puskesmas.
Dalam membuat perencanaan perlu
memperhatikan data 10 besar penyakit dan 10
besar pemakaian obat.
Perhatikan data berikut….
N Jumla Persentase
N Jumlah Persentas o. Nama Obat h (%)
o. Nama Penyakit Kasus e (%)
Penyakit lain pada saluran 1 Parasetamol tablet 500mg 55558 22.72
1 nafas 1982 21.33
Klorfeniramina maleat (CTM)
2 tablet 4 mg 42043 17.19
2 Hipertensi 1733 18.65
Nasofaringitis akut (commond 3 Deksametason tablet 0.5 mg 37885 15.49
3 cold) 1464 15.75
4 Amoksilina kapsul 500 mg 26923 11.01
4 Faringitis akut 1076 11.58
5 Antasida doen tablet kombinasi 22000 9.00
5 Gastritis (tidak ditentukan) 1066 11.47
6 Kecelakaan dan ruda paksa 737 7.93 6 Gliseril guayakolat tablet 10 mg 17989 7.36
Kebutuhan = SO - SS
Keterangan:
SO = Stok optimum
SK = Stok Kerja adalah pemakaian rata – rata per periode distribusi
WK = Waktu kekosongan obat (lamanya kekosongan obat dihitung dalam
hari)
WT = Waktu tunggu (Lead Time), dihitung mulai dari permintaan obat oleh
Puskesmas sampai dengan penerimaan obat di Puskesmas.
SP = Stok penyangga (buffer stock) adalah persediaan obat untuk
mengantisipasi terjadinya peningkatan kunjungan, keterlambatan
kedatangan obat, dan pemakaian.
SS = Sisa Stok adalah sisa obat yang masih tersedia di Puskesmas pada akhir
periode distribusi
LPLPO dibuat rangkap dua kemudian dikirim ke
GFK sebagai dasar permintaan/pengadaan obat
di Puskesmas
Penerimaan
Penyerahan obat kepada Puskesmas dapat
dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau
pejabat yang berwenang
Penyimpanan
Menurut Pedoman Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas (2007), terdapat beberapa sistem yang
umum dalam pengaturan obat :
a. Alfabetis berdasarkan nama generik
b. Kategori terapetik atau farmakologi
c. Bentuk sediaan
d. Frekuensi penggunaan
e. Penyusunan juga dapat dilakukan dengan sistem
first in first out (FIFO) &/ sistem first expired first out
(FEFO),
Beberapa obat perlu disimpan pada tempat khusus untuk
memudahkan pengawasan, yaitu.