Anda di halaman 1dari 29

Aplikasi Infra Red

Rays
(IRR)
Kelompok III
Sejarah Infra Merah
Inframerah ditemukan secara tidak sengaja oleh Sir
William Herschell, astronom yang berasal dari
Kerajaan Inggris, ketika ia sedang mengadakan
penelitian mencari bahan penyaring optik yang
akan digunakan untuk mengurangi kecerahan
gambar matahari dalam tata surya teleskop.
SUMBER SINAR INFRA MERAH
Sinar infra merah, selain berasal dari matahari, dapat pula
diperoleh  secara buatan dari:
 Bantalan listrik
Bantalan listrik lampu non inminous infra red, lampu pijar
akan mengeluakan sinar-sinar infra merah gelombang
panjang, pendek dan sinar visible.

 Carbon pendek
Carbon pendek akan mengeluarkan sinar infra merah
yang disertai sinar  visible dan juga sinar ultra violet.
FISIKA DASAR IRR

 Klasifikasi IRR
 Daya Penetrasi Sinar
 Hukum-hukum Penyinaran
 Jenis Generatot Infra
Merah dan Mekanisme
Kerja
KLASIFIKASI IRR
Pancaran gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 7.700 – 4 juta
Amstrong. Berdasarkan panjang gelombang maka infra red dapat diklasifikan menjadi :
a. Gelombang panjang (non – penetrating)
Panjang gelombang di atas 12.000 A sampai dengan 150.000 A, daya penetrasi sinar ini
hanya sampai kepada lapisan superficial epidermis, yaitu sekitar 0,5 mm.
b. Gelombang Pendek
Panjang gelombang antara 7.700 – 12.000 A. daya penetrasi lebih dalam dari yang
gelombang panjang, yaitu sampai sub cutan kira – kira dapat mempengaruhi secara
langsung terhadap pembuluh darah kapiler, pembuluh darah lymphe, ujung – ujung saraf
dan struktur lain dibawah kulit.

 Tipe A : panjang gelombang 780-1500 mm, penetrasi dalam 1 mm = 106 nm


 Tipe B : panjang gelombang 1.500-3.000 mm, penetrasi dangkal 1 Å = 10-7 mm
1 nm = 10 Å
 Tipe C : panjang gelombang 3.000-10.000mm, penetrasi dangkal
Daya Penetrasi Sinar
HUKUM – HUKUM
PENYINARAN
HUKUM HUKUM
PEMANTULA PEMBIASA
N N

HUKUM
KUADRAT
TERBALIK

HUKUM
QUANTUM
PENYERAPAN
/ GROTTHUS ENERGY
MACAM-MACAM
GENERATOR IRR
Non
Luminou
s
Luminou
s
Generat
or
MEKANISME KERJA IRR
(Non-Luminous)
Tipe 1:
 Terdiri dari kawat penghantar yang dililitkan pada bahan
isolator, misalnya porselin atau fireclay
 Jika arus listrik dialirkan pada kawat penghantar tersebut
sehingga menjadi panas akan memancarkan sinar infra
merah (terdapat juga sinar visible)
 Jika panasnya sudah mencapai titik optimum, kawat tadi
akan tampak berwarna merah (red-hot), sehingga lampu ini
sebetulnya tidak murni jenis non-luminousnya.
Tipe 2:
 Tipe kedua dari lampu ini mirip dengan tipe ke satu hanya
ditambahkan plate tipis yang terbuat dari bahan fireclay
sebagai penutup, sehingga lilitan kawat penghantar tidak
tampak dari luar. Plate fireclay di cat hitam, dengan
maksud mengurangi pancaran sinar visible.
Tipe 3:
 Type ketiga dari sistem generator ini ialah suatu fireclay
yang didalamnya berisi graphited red ( berfungsi sebagai
kawat penghantar), yang kemudian dialiri arus listrik.
 Arus listrik tersebut akan memanasi kawat penghantar,
kemudian secara konduksi memanasi firecly
 Dan akhirnya permukaan firecly akan memancarkan
sinar  infra merah.
(Luminous)
 Sinar yang dihasilkan dari luminous generator dihasilkan
oleh satu atau lebih incandescent lamp ( lampu pijar)
 Struktur lampu pijar terdiri dari filament yang terbuat dari
bahan kawat tungsten atau carbon yang dibungkus dalam
gelas lampu (Dipilih bahan  tungsten atau carbon sebab
sangat tahan terhadap pemanasan dan pendinginan yang
berulang-ulang)
 Pengeluaran udara dalam bolam dimaksudkan untuk
menghindari oksidasi dari filament tersebut.
 Jika oksidasi terjadi maka produk oksidasi akan menempel
pada permukaan dalam diri bolam sehingga akan
menghalangi pancaran sinarnya.
 Lampu ini mempuyai kekuatan yang bermacam-macam
mulai dari 60 watt sampai 1.000 watt
 Penggunaan lampu dengan watt yang besar untuk tujuan
pengobatan sebenarnya banyak mengandung bahaya,
yaitu apabila terjadi kecelakaan dimana gelas bolam pecah,
maka hal ini dapat menimbulkan kerusakan kulit yang
hebat karena panas. 
 Lampu-lampu tersebut sebagian dilengkapi pula dengan
filter atau kaca panyaring misalnya kaca merah, hal ini
dimaksudkan untuk mengabsorbsi sinar visible dan sinar
ultra violet.
BIOFISIKA

 Perubahan suhu/temperatur jaringan (panas)


 Diabsorbsi kulit termal efek (panas terasa setempat),
subkutan dengan sedikit sedatif efek, reaksi saraf dan
sudorifera, reaksi otot dan kuat
 Gelombang pendek dan penetrasi dalam (lapisan sub cutis)
 Vasodilatasi jaringan
NEUROFISIOLOGI

1. Gate Control
2. Pain Depressor dan Supressor
3. Tipe-tipe Saraf
4. Viscero-somatic
GATE CONTROL
EFEK FISIOLOGI
Pengaruh fisiologis sinar infra merah, jika sinar infra
merah diabsorbsi oleh kulit, maka panas akan timbul
pada tempat dimana sinar tadi diabsorbsi.
Infra merah yang bergelombang pendek (7.700 A
-  12.000 A) penetrasinya sampai pada Lapisan dermis
atau sampai ke lapisan di bawah kulit, sedang yang
bergelombang panjang (diatas 12.000 A) penetrasinya
hanya sampai pada superficial epidermis.
Dengan adanya panas ini temperature naik dan
pengaruh-pengaruh lain akan terjadi. Pengaruh
tersebut antara lain :
Meningkatkan proses metabolisme
Vasodilatasi pembuluh darah.
Pengaruh terhadap saraf sensoris
Pengaruh terhadap jaringan otot
Menaikkan temperatur tubuh
Mengaktifkan kerja kelenjar keringat
EFEK TERAPEUTIK

Pengaruh terapeutik dari infra merah adalah sebagai berikut:


 Relief of pain (mengurangi nyeri)
 Muscle relaxation (merilekskan otot)
 Increase blood supply (meningkatkan suplai darah)
 Menghilangkan sisa-sisa metabolisme
INDIKASI
 Kondisi peradangan setelah sub-acute : kontusio, mucle
strain, mascle sprain, trauma sinovitis.
 Arthritis : Rheumatoid Arthritis, osteoarthritis, neuralgia,
neuritis.
 Penyakit kulit : Folliculitis, furunkulolosis, wound.
 Persiapan exercise dan  massage.
 Gangguan sirkulasi darah : trombo-angitis obliterans,
tromboflebitis, raynaud disease
KONTRAINDIKASI
 Daerah dengan insufisiensi pada darah
 Gangguan sensibilitas kulit
 Adanya kecendrungan terjadinya pendarahan
 Gangguan komunikasi karena tidak bisa membedakan
dingin dan panas (dilihat dari hasil tes sensibilitas)
 Demam
 Penyinaran pada mata secara langsung tidak boleh
diberikan dapat menimbulkan katarak / konjugatif
 Infeksi akut ( TBC, Kanker / Tumor)
 Jaringan yang masih baru ( luka bakar)
APLIKASI
PERSIAPAN ALAT

 Pemasangan lampu diatur sehingga sinar


yang berasal dari lampu jatuh tegak
lurus terhadap jaringan yang diobati.
 Jarak penyinaran untuk lampu non-
luminous antara 15-20 cm,lampu
luminous antara 15-20 cm
 Jarak tersebut tidak mutlak, karena
dipengaruhi oleh toleransi penderita atau
besarnya watt lampu
POSISI PASIEN dan Prosedur Penggunaan IRR
 Posisi penderita diatur seenak mungkin disesuaikan dengan
daerah yang diobati (duduk, terlentang, atau tengkurap)
 Daerah yang diobati bebas dari pakaian dan perlu dilakukan
test sensibilits terhadap panas dan dingin
 Pasien perlu mengetahui panas yang dirasakan yaitu rasa
hangat,bila ternyata ada rasa panas yang menyengat
penderita segera memberitahukannya pada fisioterapis
 Usahakan pasien menggunakan pakaian yang longgar dan
nyaman
 Pasien dilarang mengunakan lotion atau obat-obat gosok
sejenisnya yang dapat menyebabkan iritasi kulit saat
pemberian IRR
 Membersihkan daerah yang akan diberi terapi IRR
 Pasien dilarang menatap langsung pada lampu IRR saat
pemberian terapi
FREKUENSI
Diberikan 1 kali dalam 2 hari
pada kondisi sub acut, 1 x 3
hari pada kondisi kronik.

INTENSITAS
Panjang gelombang 780-1500
mm, penetrasi dalam
TEKHNIK

Dipasang tegak lurus dengan


jarak sekitar 15 cm

TIME

Waktu sekitar 10 – 15 menit


EVALUASI

MODIFIKA
SI
KOLABORA
SI

Anda mungkin juga menyukai