produksi Disusun oleh Saiful Bahri (41617110017) Dosen ir. Muhammad Kholil Pengendalian Persediaan dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) • Persediaan merupakan sumber daya yang harus disimpan oleh organisasi dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan, sumber daya yang dimaksud ini dapat berupa Material (bahan), Mesin, Uang maupun Tenaga kerja. Dua keputusan utama yang berkaitan dengan pengendalian persediaan tersebut adalah berapa banyak sumber daya yang harus dipesan (dibeli atau diproduksi) dan kapan waktunya untuk melakukan pemesanan (pembelian atau produksi) untuk mengurangi biaya-biaya persediaan tersebut. • Terdapat dua biaya yang harus dipertimbangkan pada saat melakukan keputusan terhadap “jumlah yang harus dipesan”, yaitu biaya penyimpanan (carrying cost/holding cost) dan biaya pemesanan (ordering cost/acquisition cost). Jika jumlah kuantitas yang dipesan meningkat maka biaya penyimpanan akan meningkat sedangkan biaya pemesanan akan menurun. Oleh karena itu, diperlukan suatu perhitungan yang berfungsi untuk menyeimbangkan kedua biaya tersebut. Salah satu metode yang paling sering digunakan dalam menentukan jumlah kuantitas pesanan pada Manajemen Persediaan adalah Metode Economic Order Quantiy (EOQ) atau dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan Jumlah Pemesanan Ekonomis. Material Requirement Planning (MRP)
• Untuk dapat melakukan pengendalian terhadap inventori dalam
konteks permintaan yang dependen, salah satu dari beberapa sistim yang dapat digunakan adalah Material Requirement Planning (MRP) System atau sering juga disebut "Little" MRP. MRP merupakan sistim yang dirancang untuk kepentingan perusahaan manufaktur termasuk perusahaan kecil. Alasannya adalah bahwa MRP merupakan pendekatan yang logis dan mudah dipahami untuk memecahkan masalah-masalah yang terkait dengan penentuan jumlah bagian, komponen, dan material yang diperlukan untuk menghasilkan produk akhir. MRP juga memberikan skedul waktu yang terinci kapan setiap komponen, material dan bagian harus dipesan atau diproduksi. • MRP didasarkan pada permintaan dependen. Permintaan dependen adalah permintaan yang disebabkan oleh permintaan terhadap item level yang lebih tinggi. Misalnya permintaan akan mesin otomotif, roda merupakan permintaan dependen yang tergantung pada permintaan otomobil. MRP digunakan pada berbagai industri terutama yang berkarakteristik job-shop, yakni industri yang memproduksi sejumlah produk dengan menggunakan peralatan produksi yang relatif sama.. MRP tidak akan cocok bila diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan produk dalam jumlah yang relatif sedikit. Tujuan Material Requirement Planning (MRP) • Tujuan Sistim MRP adalah untuk mengendalikan tingkat inventori, menentukan prioritas item, dan merencanakan kapasitas yang akan dibebankan pada sistim produksi. Secara umum tujuan pengelolaan inventori dengan menggunakan sistim MRP tidak berbeda dengan sistim lain yakni:
• memperbaiki layanan kepada pelanggan,
• meminimisasi investasi pada inventori, dan • memaksimisasi efisiensi operasi • Filosofi MRP adalah “menyediakan” komponen, material yang diperlukan pada jumlah, waktu dan tempat yang tepat. PROSES Material Requirement Planning (MRP) • Langkah – langkah dasar dalam penyusunan Proses Material Requirement Planning (MRP) (Nasution,1992) a. Netting (kebutuhan bersih) : Proses perhitungan kebutuhan bersih untuk setiap periode selama horison perencanaan. b. Lotting (kuantitas pesanan) : Proses penentuan besarnya ukuran jumlah pesanan yang optimal untuk sebuah item, berdasarkan kebutuhan bersih yang dihasilkan. c. Offsetting (rencana pemesanan): Bertujuan untuk menentukan kuantitas pesanan yang dihasilkan proses lotting. Penentuan rencana saat pemesanan ini diperoleh dengan cara mengurangkan saat kebutuhan bersih yang harus tersedia dengan waktu ancang- ancang (Lead Time). d. Exploding: Merupakan proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat (level) yang lebih bawah dalam suatu struktur produk, serta didasarkan atas rencana pemesanan. PROSEDUR DAN PENGOLAHAN Material Requirement Planning (MRP) 4 Langkah Dasar Proses Material Requirement Planning (MRP):
• 1. Netting (Perhitungan Kebutuhan Bersih)
Kebutuhan Bersih (NR) dihitung sebagai nilai dari Kebutuhan Kotor (GR) minus Jadwal Penerimaan (SR) minus Persediaan Ditangan (OH). Kebutuhan bersih dianggap nol bila NR lebih kecil dari atau sama dengan nol. 2. Lotting (Penentuan Ukuran Lot) Langkah ini bertujuan menentukan besarnya pesanan individu yang optimal berdasarkan hasil dari perhitungan kebutuhan bersih. Metode yang umum dipakai dalam prakteknya adalah Lot-for-Lot (L-4-L). • 3. Off Setting (Penentuan Waktu Pemesanan) Langkah ini bertujuan agar kebutuhan komponen dapat tersedia tepat pada saat dibutuhkan dengan memperhitungkan lead time pengadaan komponen tersebut. • 4. Explosion Langkah ini merupakan proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat item (komponen) pada level yang lebih rendah dari struktur produk yang tersedia Daftar pustaka • http://ppic1908.blogspot.com/2017/01/perencanaan-persediaan- dengan-system.html?m=1 • https://ilmumanajemenindustri.com/pengendalian-persediaan- metode-economic-order-quantity-eoq/ • https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://sit es.google.com/site/operasiproduksi/persediaan- inventori&ved=2ahUKEwjYvMuon- flAhUXSX0KHVy_AvYQFjAAegQIAxAB&usg=AOvVaw2i37P9tgd85i5BLY B89cfI&cshid=1573651568995