Sesi 5
Sesi 5
Persediaan akhir 4 3 7
yang diinginkan
Persediaan awal 0 4 3
Sewa 11 11 13
Utilitas 4 4 4
Gaji 13 13 16
Depresiasi 6 6 6
Asuransi 3 3 3
Iklan 13 13 19
Katalog 4 5 9
Tabel 10.3 Laqporan Laba Rugi Proforma, untuk tahun Pertama berdasarkan Bulan (dalam jutaan Rupiah)
Jul Aug Sep Okt Nov Des Jan Peb Mar Apr Mei Jun
Penjualan 41,0 51,0 61,0 81,0 81,0 81,0 91,0 96,0 96,0 101,0 111,0
HPP 27,0 35,0 41,0 55,0
Laba kotor 14,0 16,0 20,0 26,0
Biaya operasi
Bi. Penjualan 3,0 4,1 14,6 6,0
Iklan 1,5 1,8 1,9 2,5
Gaji dan upah 6,5 6,5 6,8 6,8
Peralatan 0,6 0,6 0,7 0,8
Laporan laba Rugi Proforma PT AA, untuk 3 Tahun (dalam jutaan Rupiah)
Persentase Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3
Penjualan 100 1.007 1.462 2.262
HPP 65,2 657 953,2 1.474,8
Laba kotor 34,8 350 508,8 787,2
Biaya operasi
Bi. Penjualan 7,9 79,6 115,5
Iklan 3,7 37,7 54,1
Gaji dan upah 9,1 92,0 133,0
Peralatan 1,1 11,3 16,1
Sewa 2,6 26,0 38,0
Utilitas 0,7 7,5 10,2
Asuransi 0,4 3,8 58,8
Pajak 1,7 17,4 24,9
Bunga 1,6 15,9 23,4
Depresiasi 39,6 39,6 39,6
Lain-lain 0,2 1,7 2,9
Total biaya operasi 33,0 332,5 463,5
Laba (rugi) sebelum 1,8 17,5 45,3
pajak
Pajak 1,2 12,36 18,12
10.3 Arus Kas Proforma
Arus kas berbeda dengan laba. Arus kas diperoleh dari
hasil perbedaan antara kas yang sebenarnya diterima
dengan kas yang sebenarnya dikeluarkan, sementara
laba diperoleh dari hasil penjualan dikurangi dengan
biaya-biaya yang terjadi.
Dimana:
BE(Q) = volume titik impas
TFC = total biaya tetap
SP = harga jual
VC = biaya variabel
Contoh:
PT ABC memiliki data sebagai berikut: total biaya tetap Rp 300
juta, biaya variabel per unit Rp 10.000 dan harga jual per unit Rp
20.000. Maka BE (Q) = 300 juta/ 20.000-10.000 = 30.000 unit.
Jika penjualan PT ABC 30.000 unit dalam keadaan impas, jika
penjualan di bawah 30.000 unit akan menderita rugi dan jika
penjualan di atas 30.000 unit akan memperoleh laba.
Contoh: Grafik break even
TR, TVC, TFC, TC (Rp juta)
TR
TC
600
BEP
300 FC
.
30.000 Sales (unit)