Kompetensi Dasar ..
* Mendeskripsikan hakikat bangsa dan unsur-unsur
terbentukya negara.
* Mendeskripsikan hakikat negara dan bentuk-bentuk
kenegaraan.
* Menjelaskan pengertian, fungsi, dan tujuan NKRI.
* Menunjukkan semangat kebangsaan, nasionalisme, dan
patriotisme dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara
Hakikat Bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia
Makna Manusia,
Masyarakat – Bangsa, dan
Negara
Terbentuknya Terbentuknya
Bangsa Negara
Pengertian, Tujuan
dan Fungsi Negara
Kesatuan RI
Partiotisme Semangat Kebangsaan Nasionalisme
Semangat Kebangsaan
Lainnya
1. Manusia
Manusia diciptakan oleh tuhan yang maha esa memiliki
kedudukan dan martabat yang paling tinggi diantar makhluk
lain ciptaan-Nya. Manusia diberikan akal dan pikiran sehingga
dalam kondisi tertentu mampu memenuhi hasrat dan
kebutuhan hidupnya. Kemudian, setiap manusia dilahirkan
dalam keadaan merdeka dan mempunyai haik serta martabat
yang sama.
Manusia berasal dari bahasa sansekerta, yaitu manu. Artinya
berpikir dan berakal budi. Dalam sejarah homo berarti
manusia.
Manusia didalam pergaulan hidupnya ditakdirkan sebagai
makhluk social. Aristoteles (384-322 SM), salah seorang filsuf
yunani mengatakn bahwa manusia itu makhluk yang bergaul,
bermasyarakat.
2. Masyarakat - Bangsa
Masyarakat adalah persatuan manusia yang timbul dari
kodrat yang sama. Mereka hidup bersama dalam berbagai
hubungan antara individu yang berbeda – beda tingkatannya.
Kehidupan bersama itu dapat berbentuk desa, kota, daerah,
dan Negara. Pada umumnya ada tiga macam golongan
masyarakat, yaitu sebagai berikut :
a) Golongan yang berdasarkan hubungan kekeluargaan,
perkumpulan keluarga, suami-istri (gemeinschaft)
b) Golongan yang berdasarkan hubungan kepentingan /
pekerjaan, perkumpulan ekonomi, koperasi, serikat kerja,
perkumpulan social, perkumpulan kesenian, dan olahraga
(gezelschaft).
c) Golongan yang berdasarkan hubunugan tujuan /
pandangan hidup atau ideology, partai politik,
perkumpulan agama, bangsa, dan Negara.
Bangsa adalah sekelompok manusia / orang yang memiliki
hal – hal berikut.
a) cita-cita bersama yang mengikat dan menjadi satu
kesatuan
b) perasaan senasib sepenanggungan
c) karakter yang sama
d) adat istiadat / budaya yang sama
e) satu kesatan wilayah
f) teroganisir dalam satu wilayah hukum
3. Negara
Istilah Negara merupakan terjemahan dari de staat
(belanda), the state (inggris), I’etat (prancis), statum (latin), lo
stato (Italia), dan der staat (jerman).
Menurut bahasa sansekerta, nagari atau Negara, berarti
kota, sedangkan menurut bahasa suku-suku di Indonesia sering
disebut negeri atau Negara, yaitu tempat tinggal.
Menurut kamus umum bhasa Indonesia Negara adalah
persekutuan bangsa yang hidup dalam suatu wilayah dengan
batas-batas tertentu yang diperintah dan diurus oleh suatu
badan pemerintha dengan teratur.
Negara dalam arti sempit sama dengan pemerintahan dalam
arti luas (lembaga legislative, eksekutif, yudikatif ) yang
merupakan alat untuk mencapai kepentingan bersama,
sedangkan Negara dalam arti luas adalah kesatuan social yang
mengatur, memimpin, dan mengkoordinasi masyarakat supaya
dapat hidup wajar dan berkembang terus. Dalam mengemban
tugasnya, Negara memliki aparatur Negara dengan
wewenangnya
Pengertian bangsa yang dikemukakan secara unik oleh Ben
Anderson, dapat ditelaah lebih lanjut mngenai proses dan
unsur-unsur pembentuknya. Menurut pengamatan Ben
Anderson, ilmuwan politik dari universitas cornel, bangsa
merupakan komunitas politik yang dibayangkan dalam wilayah
yang jelas batsnya dan berdaulat. Mengapa dikatakan sebagai
komunitas polotik yang dibayangkan? Karena suatu bangsa
yang paling kecil sekalipun, setiap individunya tidak kenal satu
sama lain. Begitupula dengn bangsa yang besar sekalipun, yang
jumlah anggota atau penduduknya hingga ratusan jiwa,
mempunyai batas wilayah yang relatif jelas. Kekuasaan dan
wewenang suatu bangsa atas suatu wilayah yang berdaulat,
merupakan dibawah wewenang kenegaraan atau Negara yang
mempunyai kekuasaan atas seluruh wilayah dan bangsa
tersebut.
1. Faktor Pembentukan Bangsa Menurut
Dasar Identitas
a. Primordial, yaitu ikatan kekerabatan (darah dan keluarga) dan
kesamaan suku bangsa, daerah, bahasa, dan adat istiadat.
b. Sakral, kesamaan agama yang dianut oleh suatu masyarakat
menimbulkan ideologi dokttriner yang kuat dalam suatu
masyarakat, sehingga keterkaitannya dapat membentuk bangsa
negara.
c. Tokoh, tokoh yang kharismatik bagi masyarakat akan menjadi
panutan untuk mewujudkan misi-misi bangsa.
d. Sejarah, sejarah dan pengalaman masa lalu seperti penderitaan
akibat penjajahan akan melahirkan solidaritas (senasib dan
sepenanggungan).
e. Bhinneka Tunggal Ika, yaitu faktor kesadaran antaranggota
masyarakat mengenai pentingnya persatuan dan berbagai
perbedaan.
f. Perkembangan Ekonomi, perkembangan ekonomi yang
terspesialisasi sesuai kebutuhan masyarakat akan meningkatkan
mutu dan variasi kebutuhan masyarakat yang lain.
g. Kelembagaan, Lembaga-lembaga pemerintahan dan politik
mempertemukan berbagai kepentingan di kalangan
masyarakat.
Nasionalisme
Nasionalisme adalah suatu paham atau ajaran untuk
mencintai bangsa dan negara atas kesadaran keanggotaan /
warga negara yang secara potensial bersama-sama mencapai,
mempertahankan, dan mengabdikan identitas, integritas,
kemakmuran, dan kekuatan bangsanya.
a. Nasionalisme dalam arti sempit
Nasionalisme dapat diartikan sebagai perasaan cinta terhadap
bangsanya secara berlebih-lebihan sehingga memandang
rendah bangsa dan suku bangsa lainnya.
Nasionalisme dalam arti sempit sering disebut jingoisme atau
chauvinisme.
b. Nasionalisme dalam arti luas
Nasionalisme dalam pengertian inu dapat diartikan sebagai
perasaan cinta dan bangga terhadap tanah air dan bangsanya,
tanpa memandang bangsa lain lebih rendah dari bangsa dan
negaranya.
Patriotisme
Patriotisme adalah semangat dan jiwa yang dimiliki oleh
seseorang untuk berkorban / rela berkorban demi nama suatu
bangsa atau negara.
Keteladanan dapat diberikan di berbagai lingkungan
kehidupan, seperti di lingkungan kehiduan keluarga,
masyarakat, sekolah, instansi pemerintah ataupun swasta.
SIKAP YANG SESUAI DENGAN
NASIONALISME DAN PATRIOTISME
MENJAGA PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA.
SETIA MEMAKAI PRODUKSI DALAM NEGERI.
RELA BERKORBAN DEMI BANGSA DAN NEGARA.
BANGGA SEBAGAI BANGSA DAN BERNEGARA INDONESIA.
MENDAHULUKAN KEPENTINGAN NEGARA DAN BANGSA DIATAS
KEPENTINGAN PRIBADI
MENJAGA NAMA BAIK BANGSA DAN NEGARA.
BERPRESTASI DALAM BERBAGAI BIDANG UNTUK
MENGHARUMKAN NAMA BANGSA DAN NEGARA.
SETIA KEPADA BANGSA DAN NEGARA TERUTAMA DALAM
MENGHADAPI MASUKNYA DAMPAK NEGATIF GLOBALISASI KE
INDONESIA .
SIKAP YANG TIDAK SESUAI DENGAN
NASIONALISME DAN PATRIOTISME :
EGOISME :
Sikap mementingkan diri sendiri.
EKSRIMISME :
Sikap keras mempertahankan pendirian dgn menghalalkan segala cara
untuk mencapai tujuan pribadi.
TERORISME :
tindakan sistematis yang bertujuan menciptakan kepanikan, keresahan
dan suasana tidak aman dalam masyarakat.
PRIMORDIALISME
sikap mementingkan daerah, suku, agama ,ras ,antar golongan sendiri .
SEPARATISME :
Sikap yang ingin memisahkan diri dari NKRI
PROPINSIONALISME :
Sikap yang hanya mementingkan propinsinya sendiri dan tidak
mempedulikan kepentingan propinsi lain.
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN
NASIONAL
Standar Kompetensi ..
* Menampilkan sikap positif terhadap sistem hukum dan
peradilan nasional.
Kompetensi Dasar ..
* Mendeskripsikan pengertian dan sistem hukum dan
peradilan nasional.
* Menganalisis peranan lembaga-lembaga peradilan.
* Menunjukkan sikap yang sesuai dengan ketentuan hukum
yang berlaku.
* Menganalisis upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.
* Menampilkan peran serta dalam upaya pemberantasan
korupsi di Indonesia.
Tujuan Pembelajaran..
Setelah mempelajari bab ini, kamu mampu menjelaskan sistem
hukum dan peradilan nasional, peranan lembaga-lembaga
peradilan, dan menunjukan sikap yang sesuai dengan
ketentuan hukum yang berklaku.Selain itu,kamu mampu
menjelaskan upaya pemberantasan korupsi dan menampilkan
peran serta dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia
Sistem Hukum dan Peradilan
Nasional
Sadar Hukum
Pemberantasan
Korupsi di indonesia
1. Nilai
Nilai atau value mengandung pengertian sesuatu yang
berharga. Sesuatu yang bernilai apabila memiliki guna
(memiliki keindahan) kebenaran atau kebaikan.
Ada beberapa nilai yang dijunjung tinggi serta berkembang
dalam kehidupan masyarakat yaitu :
a. Nilai Agama
Setiap agama mengajarkan kebaikan, yaitu tentang
kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan manusia terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
b. Nilai Hati Nurani Manusia
Hati nurani manusia (batin manusia) merupakan perasaan
yang paling dalam dan secara kodrat mendapat cahaya
kebaikan-kebaikan dari Tuhan Yang Maha Esa sehingga
manusia memiliki moral dan mampu membedakan hal-hal
yang baik atau buruk.
c. Nilai Adat Istiadat dan Budaya
Budaya / kebudayaan merupakan hasil pikir, rasa, karsa, dan
karya serta cita-cita manusia yang berdasar atas rasa
tanggung jawab terhadap diri sendiri, sesama manusia,
bangsa, negara, serta terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
d. Nilai Pancasila
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia
merupakan kristalisasi nilai yang dimiliki bangsa Indonesia
yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad untuk
mewujudkannya.
2. Norma
Manusia dalam pergaulan hidupnya di masyarakat diliputi
oleh norma-norma atau kaidah-kaidah, yaitu peraturan hidup
yang memengaruhi tingkah laku manusia dalam masyarakat.
Norma adalah aturan-aturan yang disepakati dalam suatu
masyarakat.
Tujuan dari berlakunya suatu norma pada dasarnya untuk
menjamin terciptanya pergaulan hidup dan ketertiban
masyarakat, yaitu :
a. Perintah yang merupakan keharusan bagi seseorang untuk
berbuat sesuatu karena akibat-akibatnya dipandang baik.
b. Larangan yang merupakan keharusan bagi seseorang untuk
tidak berbuat sesuatu oleh karena akibat-akibatnya
dipandang tidak baik.
Ada 4 macam norma / kaidah dalam pergaulan hidup
masyarakat, yaitu :
a. Norma Agama
Norma agama merupakan aturan hidup yang berupa
perintah-perintah dan larangan-larangan serta petunjuk atau
anjuran yang berasal dari Tuhan tentang kebenaran.
b. Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan adalah peraturan hidup yang bersumber
pada hati nurani manusia, yaitu berupa bisikan-bisikan kalbu
atau suara hati yang diakui dan diinsafi oleh setiap orang
sebagai pedoman dalam bersikap dan berbuat.
c. Norma Kesopanan
Norma kesopanan adalah peraturan hidup yang timbul
karena pergaulan masyarakat dan diikuti atau ditaati manusia
lain sebagai pedoman yang mengatur tingkah laku manusia
yang satu dengan yang lain.
d. Norma Hukum
Norma hukum merupakan aturan-aturan yang bersumber
atau dibuat oleh lembaga negara yang berwenang, bersifat
mengikat dan memaksa. Negara (alat negara) memiliki
kekuasaan untuk memaksakan aturan-aturan hukum agar
dipatuhi dan bagi siapa saja yang bertindak melawan hukum,
dapat diancam dan dijatuhi hukuman tertentu.
Sanksi huumannya tegas dan nyata. Berbeda dengan sanksi
dari norma-norma lain. Misalnya:
• Barang siapa dengan sengaja menghilangkan nyawa orang
lain, dikenakan sanksi pidana karena membunuh dengan
hukuman setinggi-tingginya 15 tahun (hukum pidana)
• Barang siapa yang tidak memenuhi suatu perikatan yang
diadakan, misalnya jual-beli, sewa-menyewa diwajibkan
mengganti kerugian (hukum perdata)
• Suatu perseroan terbatas harus didirikan dengan akte notaris
dan disetujui oleh Departemen Kehakiman (hukum dagang)
3. Nilai sebagai Sumber Norma
Manusia sebenarnya memiliki kemampuan material dan
spiritual yang keduanya menghasilkan nilai.
Kemampuan material adalah sesuatu yang mengandung
karya, yaitu kemampuan untuk menghasilkan benda ataupun
lainnya.
Kemampuan spiritual mengandung cipta (menghasilkan
ilmu pengetahuan) dan karsa (menghasilkan kaidah
kepercayaan, kesusilaan, kesopanan, dan hukum serta rasa
menghasilkan keindahan).
Untuk menghasilkan sesuatu yang diinginkan itu tentu ada
penilaian. Nilai/penilaian merupakan sesuatu yang paling
dasar, hakiki, atau makna yang terdalam (abstrak) yang
berkaitan dengan cita-cita, harapan, keyakinan, dan hal-hal
yang bersifat ideal.
1. Definisi Hukum
Banyak ahli hukum yang mencari suatu batasan tentang hukm
(definisi hukum), namun setiap pembatasan tentang hukum yang
diperoleh belum pernah memberikan kepuasan. Mengapa
demikian ? Karena hukum itu mengandung pengertian yang luas,
seta meliputi bidang yang luas berkaitan dengan sistem yang
berlaku di masyarakat.
Sistem Hukum Nasional adalah perangkat hukum negara yang
secara teratur saling berkaitan mengatur ketertiban jalannya suatu
operaional kenegaraan, sehingga membentuk suatu totalitas kerja
di bidang hukum secara menyeluruh di suatu negara.
Dari beberapa definisi hukum dapat disimpulkan bahwa
hukum itu meliputi beberapa unsur, yaitu :
a. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan
masyarakat.
b. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib.
c. Peraturan itu bersifat memaksa.
d. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut bersifat tegas.
Berdasarkan unsur-unsur hukum di atas diperoleh ciri-ciri
hukum, yaitu :
a. Adanya perintah atau larangan
b. Perintah dan larangan itu harus dipatuhi dan ditaati oleh
setiap orang.
c. Pelanggarannya dapat dihukum, jadi ada sanksi yang
berupa hukuman.
2. Tata Hukum
Keseluruhan norma hukum yang mengatur pergaulan hidup
bernegara terwujud dalam tata hukum negara. Suatu
masyarakat menetapkan sendiri tata hukumnya serta tunduk
kepadanya. Masyarakat yang tunduk kepada tata hukumnya
sendiri disebut masyarakat hukum.
Adanya tata hukum Indonesia sejak berdirinya/ lahirnya
negara Indonesia 17 Agustus 1945, yang dinyatakan dalam :
a. Proklamasi
“ Kami bangsa Indonesia … menyatakan Kemerdekaan
Indonesia ”
b. Pembukaan UUD 1945
“ Atas berkat rahmat Allah .. Maka rakyat Indonesia
menyatakan …”
“ Kemudian daripada itu .. Disusunlah kemerdekaan
kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undnag-Undang Dasar
Negara Indonesia ..”
Pernyataan tersebut mengandung arti :
• Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat
• Di dalam undang-undang dasar negra itulah tertulis tata hukum
Indonesia.
Proklamasi merupakan tonggak sejarah dimulainya tata hukum dan
pemerintahan negara RI, sedangkan UUD 1945 yang mencakup di
dalamnya Preambul / Pembukaan UUD 1945 menjadi hukum dasar
tertulis negara RI.
3. Tujuan Hukum
Ada berbagai rumusan yang dikemukakan para ahli hukum
mengenai tujuan hukum, yaitu :
a. Prof. Soebekti, SH : Hukum mengabdi kepada tujuan
negara. Karena itu, tujuan hukum adalah untuk mencapai
kemakmuran dan kebahagiaan seluruh rakyat.
b. L.J. Van Apeldoorn : Tujuan hukum adalah mengatur
pergaulan hidup manusia secara damai.
c. Jeremy Bentham : Hukum bertujuan untuk mewujudkan
kebahagiaan yang sebesar-besarnya bagi sebanyak mungkin
orang (the great happiness of the greatest number).
d. Van Kan : Tujuan hukum adalah menjaga kepentingan tiap-
tiap manusia supaya kepentingan-kepentingan itu tidak
diganggu.
e. O. Notohamidjojo : Tujuan hukum ada tiga, yaitu : 1. Segi
reguler. 2. Segi Keadilan. 3. Segi memanusiakan manusia.
4. Penggolongan Hukum
Menurut sumbernya :
• Undang-Undang
• Kebiasaan (custom)
• Keputusan hakim (yurisprudentie)
• Traktat (treaty)
• Pendapat sarjana hukum
Menurut bentuknya :
• Hukum tertulis
• Hukum tak tertulis
Menurut tempat berlakunya :
• Hukum nasional
• Hukum internasional
• Hukum asing
• Hukum gereja
Menurut waktu berlakunya ;
• Hukum positif (ius constitutum)
• Ius constituendum
• Hukum alam
Menurut sifatnya :
• Hukum yang memaksa
• Hukum yang mengatur
Menurut wujudnya :
• Hukum objektif
• Hukum subjektif
Menurut isinya :
• Hukum publik
• Hukum privat
Sistem peradilan nasional merupakan suatu mekanisme
keseluruhan komponen peradilan nasional, pihak-pihak dalam
proses peradilan, hierarki kelembagaan peradilan dan spek-
aspek yang bersifat prosedural dan saling berkaitan.
Kompetensi Dasar ..
* Menganalisis upaya pemajuan, penghormatan, dan
penegakan HAM
* Menampilkan peran serta dalam upaya pemajuan,
penghornatan, dan penegakan HAM di Indonesia.
* Mendeskripsikan instrumen hukum dan peradilan
internasional HAM
Tujuan Pembelajaran..
Setelah mempelajari bab ini, kamu mampu menjelaskan sistem
hukum dan peradilan nasional, peranan lembaga-lembaga
peradilan, dan menunjukan sikap yang sesuai dengan
ketentuan hukum yang berklaku.Selain itu,kamu mampu
menjelaskan upaya pemberantasan korupsi dan menampilkan
peran serta dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia
Hak Asasi Manusia (HAM)
Makna HAM
Macam-Macan HAM
Upaya Pemajuan,
Penghormatan, dan
Penegakan HAM
Kompetensi Dasar ..
* Mendeskripsikan hubungan dasar negara dengan
konstitusi
* Menganalisis substansi konstitusi negara
* Menganalisis kedudukan Pembukaan UUD 1945 Negara
Kesatuan Republik Indonesia
* Menunjukkan sikap positif terhadap konstitusi negara
Dasar Negara dan Konstitusi
Substansi Konstitusi
a. Sumber Kekuasaan
1. Dalam alinea ketiga disebutkan bahwa pernyataan kemerdekaan itu
adalah atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, hal ini bermakna bahwa
kemerdekaan yang dinyatakan oleh rakyat Indonesia itu semata-mata
karena mendapatkan rahmat dan ridho Allah Yang Maha Kuasa. Suatu
pengakuan adanya suatu kekuasaan di atas kekuasaan manusia yang
mengatur segala hal yang terjadi di alam semesta ini. Dengan kata lain
bahwa kekuasaan yang diperoleh rakyat Indonesia dalam menyatakan
kemerdekaan dan dalam mengatur kehidupan kenegaraan bersumber dari
Allah Yang Maha Kuasa.
2. Sementara itu dalam alinea keempat disebutkan bahwa negara Republik
Indonesia tersusun dalam bentuk kedaulatan rakyat, yang berarti bahwa
sumber kekuasaan terletak di tangan rakyat. Hal ini ditegaskan lebih lanjut
dalam Bab I, pasal 1 ayat (2) yang menyatakan bahwa “kemerdekaan adalah
di tangan rakyat,…..”.
3. Dengan demikian terdapat dua sumber kekuasaan sekaligus,
yakni bersumber pada Tuhan dan bersumber pada rakyat.
4. Sebagai akibat maka perlu adanya suatu pola sistem
penyelenggaraan pemerintahan sebagai penerapan kekuasaan
yang bersumber dari dua arah tersebut. Perlu dipikirkan
bagaimana menyusun suatu sistem yang mampu
mengintegrasikan kedua sumber kekuasaan yang bersumber
dari Tuhan dan bersumber dari rakyat.
b. Hak Asasi Manusia
Perumusan hak asasi manusia dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
tidak begitu explisit, namun bila kita cermati secara mendalam nampak
dengan jelas bahwa Pembukaan UUD dijiwai oleh konsep hak asasi
manusia. Berikut kami sampaikan beberapa perumusan yang
menggambarkan prinsip-prinsip hak asasi manusia yang dapat kita
temukan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar.
1. Kemerdekaan yang dinyatakan oleh rakyat Indonesia ini adalah untuk
menciptakan kehidupan kebangsaan yang bebas, salah satu hak asasi
manusia yang selalu didambakan, dan dituntut untuk dapat
direalisasikannya.
2. Kemerdekaan negara Indonesia berciri merdeka, bersatu, berdaulat, adil
dan makmur. Merdeka, adil dan makmur merupakan suatu gambaran hak
asasi manusia yakni hak kebebasan dan hak mengejar kebahagiaan.
3. Keseluruhan alinea pertama merupakan penjabaran hak asasi manusia,
yakni kebebasan dan kesetaraan. Kemerdekaan, perikemanusiaan dan
perikeadilan merupakan suatu penjabaran dari kebebasan dan kesetaraan.
c. Faham Demokrasi
Negara Indonesia dengan jelas menganut faham demokrasi, yang
mengakui kedaulatan di tangan rakyat, serta susunan negara Republik
Indonesia terbentuk dalam kedaulatan rakyat, yang merupakan istilah lain
dari demokrasi. Meskipun demokrasi yang diterapkan di negara Indonesia
hendaknya berdasar pada Pancasila.
d. Faham Persatuan
Yang diutamakan dalam kehidupan bernegara adalah keseluruhan rakyat
Indonesia. Hal ini terbukti dari rumusan-rumusan berikut :
1. Tujuan dibentuknya pemerintah negara Indonesia adalah untuk (1)
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, (2) memajukan kesejahteraan umum, (3) mencerdasakan
kehidupan bangsa, dan (4) ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Hal ini
menggambarkan bahwa kepentingan umum diletakkan di atas
kepentingan pribadi tanpa kepentingan pribadi dikorbankan atau
diabaikan.
2. Yang ingin diwujudkan dengan berdirinya negara Indonesia ini adalah
suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Nampak dalam
rumusan tersebut bahwa bukan kepentingan individu yang ditonjolkan
tetapi keseluruhan rakyat Indonesia.
3. Dalam penjelasan UUD 1945 disebutkan bahwa : “Negara” – begitu
bunyinya – “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dengan dasar persatuan dengan mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” Dalam pembukaan ini diterima
aliran pengertian negara persatuan, negara yang melindungi dan
meliputi segenap bangsa seluruhnya. Negara, menurut pengertian
“pembukaan” itu menghendaki persatuan, meliputi segenap bangsa
Indonesia seluruhnya. inilah suatu negara yang tidak boleh dilupakan.
1. Menghargai Jasa Para Pahlawan Kemerdekaan
Setiap warga negara harus menghargai dan berterima kasih
kepada para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan
Indinesia. Tanpa pengorbanan dan perjuangan mereka, mungkin
kemerdekaan terlambat atau gagal dicapai. Dengan demikian, sudah
kewajiban setiap warga negara untuk mempertahankan dan
meneruskan apa yang dicita-citakan dan yang telah diperjuangkan oleh
para pahlawan.
2. Menaati Peraturan
Sebagai warga negara yang baik kita harus menaati peraturan
yang berlaku, baik yang diatur dalam UUD 1945 maupun peraturan
hukum lain. Peraturan yang dibuat oleh pemerintah bertujuan
menciptakan kehidupan yang aman, tenteram, serasi, dan seimbang.
Oleh karena itu, sebagai generasi penerus, kita semua harus
menaati peraturan yang berlaku di Indonesia. Jika peraturan ditaati,
Indonesia akan menjadi negara yang tertib dan generasi mudanya
hidup menjunjung tinggi hukum.
3. Mendukung upaya Pembangunan
Pembangunan yang dilakukan oleh bangsa
Indonesia tidak lain adalah untuk kesejahteraan
rakyatnya. Sebagai warga negara dan generasi muda
yang baik kelak akan menjadi penerus bangsa, harus
mendukung upaya pembangunan.
Generasi muda yang cerdas, cekatan, terampil, dan
berwawasan luas sangat dibutuhkan oleh negara kita
yang sedang membangun. Generasi-generasi muda yang
berkualitas akan memicu semakin cepatnya upaya
pembangunan
WARGA NEGARA
Warga Negara
Kompetensi Dasar ..
* Mendeskripsikan kedudukan warga negara dan
pewarganegaraan di Indonesia
* Menganalisis persamaan kedudukan warga negara dala
kehidupan bermasyrakat, berbagsa dn bernegara
* Menghargai persamaan kedudukan warga negara tanpa
membedakan ras, agama, gender, golongan, budaya, dan
suku
Penduduk adalah mereka yang bertempat tinggal
secara tetap, turun temurun di dalam satu wilayah negara.
Warga negara adalah orang-orang Indonesia asli dan
orang-orang asing yang bertempat tinggal di satu wilayah
negara berdasarkan ketentuan hukum (legal).
Pewarganegaraan adalah suatu proses, cara, atau
perbuatan mewarganegarakan seseorang.
a). UUD 945 pasal 26
(1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai
warga negara.
(2) Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang
bertempat tinggal di Indonesia.
(3) Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-
undang.
b). Undang-undang no.3 tahun 946
Warga Negara Indonesia ialah :
a. orang yang aseli dalam daerah Negara Indonesia;
b. orang yang tidak masuk dalam golongan tersebut diatas akan tetapi turunan dari seorang dari
golongan itu, yang lahir dan bertempat kedudukan dan kediaman di dalam daerah Negara
Indonesia, dan orang bukan turunan dari golongan termaksud, yang lahir dan bertempat
kedudukan dan kediaman selama sedikitnya 5 tahun berturut-turut yang paling akhir di dalam
daerah Negara Indonesia, yang telah berumur 21 tahun, atau telah kawin, kecuali jika ia
menyatakan keberatan menjadi Warga Negara Indonesia karena ia adalah warga negara
Negeri lain;
c. orang yang mendapat kewargaan Negara Indonesia dengan cara naturalisasi;
d. anak yang sah, disahkan atau diakui dengan cara yang sah oleh bapanya, yang pada waktu
lahirnya bapanya mempunyai kewargaan Negara Indonesia;
e. anak yang lahir dalam 300 hari setalah bapanya, yang mempunyai kewargaan Negara
Indonesia, meninggal dunia;
f. anak yang hanya oleh ibunya diakui dengan cara yang sah, yang pada waktu lahirnya ibunya
mempunyai kewargaan Negara Indonesia;
g. anak yang diangkat dengan cara yang sah oleh seorang Warga Negara Indonesia;
h. anak yang lahir di dalam daerah Negara Indonesia, yang oleh bapanya ataupun oleh ibunya
tidak diakui dengan cara yang sah;
i. anak yang lahir di dalam daerah Negara Indonesia, yang tidak diketahui siapa orang tuanya
atau kewargaan negara orang tuanya.
Berdasarkan Pasal 9 UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia menyatakan bahwa bagi WNA yang ingin menjadi
WNI harus memenuhi syarat:
Telah tinggal di Indonesia lima tahun berturut-turut atau
10 tahun tidak berturut-turut;
Sehat jasmani dan rohani;
Berumur di atas 18 tahun atau telah kawin;
Dapat berbahasa Indonesia;
Tidak dipidana;
Tidak berkewarganegaraan ganda;
Mempunyai pekerjaan/penghasilan tetap;
Membayar biaya ke kas negara.
Bagi WNA yang telah kawin dengan WNI dan ingin
menjadi WNI, berdasarkan Pasal 19 UU No. 12 Tahun 2006
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia menyatakan bahwa
WNA yang bersangkutan harus:
Kompetensi Dasar ..
* Mendeskripsikan suprastruktur dan infrastruktur politik
di Indonesia
* Mendeskripsikan perbedaan sistem politik di berbagai
negara
* Menampilkan peran serta dala sistem politik di Indonesia
Politik ialah ilmu yang mempelajari tentang negara,
tujuan dan lembaga negara dala melaksanakn fungsi,
tujuan dan hubungan dengan negara maupun warga
negara
2. Infrastruktur Politik
Ialah suasana kehidupan politik rakyat
1. Partai Politik
Suatu organisasi dalam melakasnakan aktivitas politik yang berusaha untuk
menguasai kekuasaan pemerintahan dalam memberikan manfaat kepada anggota
partainya
2. Kelompok Kepentingan
Menyalurkan aspirasi dan usulan politik. Contohnya: organisasi buruh, tani,
golongan pedagang, pegawai negeri, dan cendekiwan
3. Kelompok Penekan
Tidak berminat pada jabatan politik tapi berperan mengajukan kepentingan dan
aspirasi masyarakat
4. Alat Komunikasi Politik
Ialah media massa yang dapat dijadikan penyalur dan pembawa suara rakyat
dalam aktiitas politik.
5. Tokoh Politik
Ialah tokoh-tokoh masyarakat yang memperoleh penunjukan langsung dari
pemerintah untuk duduk dalam lembaga-lembaga negara
a. Sistem Politik Di Negara Komunis :
Bercirikan pemerintahan yang sentralistik, peniadaan hak
milk pribadi, peniadaan hak-haak sipil dan politik, tidak
adanya mekanisme pemilu yang terbuka, tidak adanya
oposisi, serta terdapat pembatasan terhadap arus informasi
dan kebebasan berpendapat
b. Sistem Politik Di Negara Liberal :
Bercirikan adanya kebebasan berpikir bagi tiap individu
atau kelompok; pembatasan kekuasaan; khususnya dari
pemerintah dan agama; penegakan hukum; pertukaran
gagasan yang bebas; sistem pemerintahan yang transparan
yang didalamnya terdapat jaminan hak-hak kaum
minoritas
Sistem Politik di Indonesia :
Sistem politik yang didasarkan pada nilai, prinsip, prosedur, dan kelembagaan
yang demokratis. Adapun sendi-sendi pokok dari sistem politik demokrasi di
Indonesia adalah :