Anda di halaman 1dari 27

GANGGUAN SYTEM GINJAL

DWI ANJAR DAMAYANTI


EMILIA PUTRI MIRANDA
INTEN MAGHFIRA
KIKI PRANSISKA
LISA OKTAVINA
MIA KURNIATI
YUNI DWI PANGESTU
GANGGUAN SYSTEM GINJAL DALAM
KEHAMILAN
 Kehamilan ditandai dengan peningkatan laju filtrasi
glomerulus (GFR) dan perluasan volume cairan.
Konsentrasi serum kreatinin meningkat, bersama dengan
nitrogen urea darah, konsentrasi serum asam urat, dan
bikarbonat. Komplikasi awal berupa asidosis metabolik
namun pada akhirnya menjadi alkalosis respiratorik
dengan hyperchloremia. Peningkatan konsentrasi serum
kreatinin menunjukkan tingkat kerusakan ginjal pada
CKD
LANJUTAN

 Gangguan system ginjal Chronic Kidney Disease (CKD) / Penyakit Ginjal


Kronik (PGK) Menurut National kidney foundation’s kidney disease
outcomes quality initiative (NKF KDOQI), CKD didefinisikan sebagai
kerusakan ginjal persisten dengan karateristik adanya kerusakan struktural
atau fungsional (seperti mikroalbuminuria/ proteinuria, hematuria, kelainan
histologis ataupun radiologis), dan atau menurunnya laju filtrasi glomerulus
(LFG) menjadi < 60 mL/menit/1.73 m2 selama sedikitnya 3 bulan (Alwi et al.,
2016).
ETIOLOGI
Tabel 1. Penyebab Utama Chronic Kidney Disease di Amerika Serikat (1995-1999)

Penyebab Insiden

Diabetes mellitus 44%


- Tipe 1 (7%)
- Tipe 2 (37%)

Hipertensi dan penyakit pembuluh darah besar 27%

Glomerulonefritis 10%

Nefritis Interstitialis 4%

Kista dan penyakit bawaan lain 3%

Penyakit sistemik (misal, lupus dan vaskulitis) 2%

Neoplasma 2%

Tidak diketahui 4%

Penyakit lain 4%
KLASIFIKASI
GLOMERULONEFRITIS AKUT
 Jarang dijumpai
pada wanita hamil
 Penyakit ini dapat
timbul setiap saat
dalam kehamilan
dan pada penderita
nefritis dapat menjadi
hamil.
 Penyebab :
Streptokokus ß-
hemolitikus tipe A.
 Riwayat infeksi
streptokokus : ISPA,
tonsilitis, karies
Gambaran klinis : TRIAS Hematuria, Edema
dan Hipertensi. Sindroma ditambah dengan
oliguria, anuria, nyeri kepala, kelainan visus.
Jika dideteksi pada trimester III harus
dibedakan dengan preeklampsi dan
eklampsi.
Pemeriksaan urin : proteinuria, eritrosit dan
silinder hialin, silinder korel, silinder eritrosit.
Terapi : istirahat baring, pengendalian
hipertensi, keseimbangan cairan elektrolit.
Antibiotik : penisilin.
GLOMERULONEFRITIS KRONIK
Penyakit ini adalah menahun, karena itu
wanita sebelum hamil telah menderitanya.
Pada pemeriksaan awal kehamilan telah
dijumpai pada urin : proteinuria, sedimen
mengandung banyak lekosit.
Pada pemeriksaan dijumpai pula hipertensi.
Bila disertai edema keadaan ini disebut
preeklampsi tidak murni (superimposed pre
eclampsia).
Penampilan penyakit ini ada 4 macam :
1. Hanya terdapat proteinuria menetap
dengan atau tanpa kelainan sedimen
2. Dapat menjadi jelas sebagai sindroma
nefrotik
3. Dalam bentuk akut seperti pada
glomerulonefritis akut
4. Gagal ginjal sebagai penjelmaan pertama
 Keempatnya dapat menimbulkan
gejala insufisiensi ginjal dan penyakit
kardiovaskular hipertensif.
Pengaruh terhadap kehamilan dan
persalinan :
 Terhadap kehamilan dapat terjadi abortus, partus prematurus dan
kematian janin dalam kandungan (IUFD)
 Dalam persalinan : seperti menghadapi pre eklampsi. Kala II diperpendek
dengan bantuan ekstraksi vakum atau forseps bila anak hidup dan
embriotomi bila mati.
• Prognosis ibu dan janin tergantung pada fungsi ginjal dan derajat hipertensi.
SINDROMA NEFROTIK
Merupakan suatu kumpulan gejala yang
terdiri dari edema, proteinuria (lebih dari 5
gr sehari), hipoalbuminemia, dan
hiperkolesterolemia.
Sering disertai glomerulonefritis kronik.
Apabila kehamilan disertai sindroma
nefrotik, maka pengobatan serta prognosis
ibu dan anak bergantung pada faktor
penyebabnya dan beratnya insufisiensi
ginjal.
Komplikasi  aborsi spontan, pertumbuhan
janin terhambat dan kelahiran prematur.
Pengobatan
1. Cari penyebabnya dan obati sesuai
dengan penyebab
2. Berikan diet tinggi protein
3. Antibiotika untuk mencegah infeksi
4. Berikan heparin untuk mencegah
terjadinya trombo-embolisme, terutama
dalam nifas
5. Kortikosteroid dosis tinggi
GAGAL GINJAL MENDADAK DALAM
KEHAMILAN
Gagal ginjal akut (acute renal failure)
merupakan komplikasi yang sangat gawat
dalam kehamilan dan nifas karena dapat
menimbulkan kematian atau kerusakan
fungsi ginjal yang tidak bisa sembuh lagi.
Mengalami penurunan fungsi ginjal secara
nyata, ditandai dengan jumlah urin yang
keluar kurang dari 400ml/24jam atau kurang
dari 20ml/jam.
Gagal ginjal akut pada perempuan hamil
biasanya merupakan akibat dari rendahnya
aliran darah ke korteks ginjal.
60% hipoperfusi disebabkan oleh eklampsia.
Penyebab khusus pada kehamilan 
preeklampsia, eklampsia, sindroma HELLP,
penyakit hati berlemak akut pada
kehamilan dan gagal ginjal akut pasca
persalinan.
Penderita GGA ini sering dijumpai pada usia
kehamilan 12-18minggu. Kehamilan muda,
sering diakibatkan oleh abortus septik.
 Penderita dapat meninggal dalam waktu
14 hari setelah timbulnya anuria.
 Risiko janin  prematuritas dan dehidrasi
pada neonatus.
 Gagal ginjal dalam kehamilan ini dapat
dicegah bila dilakukan :
1. Penangan kehamilan dan persalinan
dengan baik
2. Perdarahan, syok, dan infeksi segera
diatasi atau diobati dengan baik;
3. Pemberian transfusi darah dengan hati-
hati.
GINJAL POLIKISTIK
Ginjal polikistik merupakan kelainan
bawaan (herediter).
Kehamilan umunya tidak mempengaruhi
perkembangan pembentukan kista pada
ginjal, begitu pula sebaliknya.
Akan tetapi bila fungsi ginjal kurang baik,
maka kehamilan akan memperberat atau
merusak fungsinya.
Sebaiknya wanita yang telah mempunyai
kelainan sebaiknya tidak hamil karena
kemungkinan timbul komplikasi akibat
kehamilan tinggi.
TUBERKULOSIS GINJAL
 Jarang dijumpai
 Penanganan tuberkulosis ginjal pada kehamilan :
1. Konservatif, dengan mengobati gejala yang timbul
sampai akhir kehamilan.
2. Paliatif, dengan melakukan terminasi kehamilan bertujuan
untuk mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh proses
tuberkulosis.
3. Radikal, yang terdiri atas nefroktomi atau kombinasi aborsi
dan nefrektomi.
4. Nefrektomi merupakan pilihan apabila tuberculosis hanya
terjadi pada 1 ginjal.
5. Tindakan ini diperlukan pada 69% kasus tuberculosis ginjal
dengan eksaserbasi akut pada kehamilan. Aborsi tidak
menghentikan proses tuberkulosis.
KEHAMILAN PASCA NEFREKTOMI

 Pada penderita yang mempunyai 1 ginjal karena kelaian congenital atau


pasca nefrektomi, dapat atau boleh hamil sampai aterm asalkan fungsi
ginjal nya normal.
 Kemungkinan timbulnya ISK
 Persalinan dpat berlangsung pervagina kecuali dalam keadaan-keadaan
tertentu.
Kehamilan pasca transpalansi ginjal

 Kira-kira 50% kehamilan akan berakhir dengan kelahiran premature, dan


memunginkn timbul komplikasi hypertensi, protein urinaria, atau infeksi
saluran kemih (ISK)
 Sebaiknya wanita ini tidak hamil lagi
 Boleh hamil jika memenuhi syarat
PATOPISIOLOGI CKG

 Pengurangan massa ginjal mengakibatkan hipertrofi struktural dan


fungsional nefron yang masih tersisa (surviving nephrons) sebagai upaya
kompensasi, yang diperantarai oleh molekul vasoaktif seperti sitokin dan
growth factors.
 Hal ini mengakibatkan terjadinya hiperfiltrasi, yang diikuti oleh peningkatan
tekanan kapiler dan aliran darah glomerulus.
 Proses adaptasi ini berlangsung singkat, akhirnya diikuti oleh proses
maladaptasi berupa sklerosis nefron yang masih tersisa.
 Proses ini akhirnya diikuti dengan penurunan fungsi nefron yang progresif.
PENANGANAN

Sebelum hamil atau Konseling Prenatal Awal


 Konseling mengenai kesuburan dimana tergantung pada derajat
insufisiensi ginjal, terhadap hasil kehamilan.
 konseling mengenai penyakit ginjal yang dapat berkembang selama
kehamilan, terutama pada mereka yang CKD sedang sampai berat.
Manejemen penyakit ginjal pada kehamilan (Steddon et al., 2014):
 Pendekatan multi disiplin termasuk, obsetri, KGH (Konsultan Ginjal Hipertensi), kerjasama dokter
obsetri dan ginjal
 Konsultasi sebelum kehamilan: penyakit genetik
 Asam folat 400 mikrogram perhari selama 3 bulan
 Obat-obat anti hipertensi yang aman bagi kehamilan
 Aspirin 75 mg, dari minggu ke 12 sampai dipastikan tidak ada pre-eklamsia
 Pasien lebih sering pemeriksaan antenatal
 Pemeriksaan antenatal 2-3 minggu sampai 28 minggu
 Tekanan darah harus sering diperiksa, bila perlu periksa sendiri di rumah
 Pemeriksaan urine harus lebih sering
 Pemeriksaan serum kreatinin, kalsium, LFT (Liver Function Tests), urat setiap 2-4minggu
 Pemeriksaan zat besi tiap 4 minggu
 Apabila proteiuria > 3 g/24jam diberikan antikoagulan LMWH (Low Molecular Weight Heparin)
 Monitor aktivitas, waspada pada SLE (Systemic Lupus Erythematosus)
 Scan kandungan
• Obat-obatan CKD dan kehamilan
Pasien CKD pada kehamilan tidak boleh
sembarangan dalam mengonsumsi
obat-obatan. Obat Methyl-dopa lebih
direkomendasikan SEBAGAI PILIHAN
PERTAMA
KOMPLIKASI
Komplikasi pada CKD dapat dikelompokkan berdasarkan nilai GFR
(Glomerular Filtration Rate) seperti tabel berikut:
Terima kasih
pertanyaan

 Jenis obat pilihan pertama yang dapat di konsumsi ibu hamil pada
penyakit CKD?
 Penyebab CKD di amerika serikat yang tertinggi adalah?
 Komplikasi CKD berdasarkar GFR <30 ml/menit/1.73 teringgi adalah?

Anda mungkin juga menyukai