,Apt
Siswandono & Soekardjo, B. (2000). Kimia
Medisinal. Surabaya: Airlangga University
Press. ,Wilson & Gisvold. (1982).
Gringgauz, Introductional to Medicinal
Chemistry
Foye,et al, Principle of Medicinal Chemistry
Korolkovas, Essential of medicinal Chemistry
Keaktifan 10 %
Tugas Makalah + ppt + diskusi TJ 20 %
UTS 30%
UAS 40%
Definisi
Ruang lingkup
Biologi
Mikrobiologi Toksikologi
Fisiologi Patologi
Biological
Biodisposition
Discovery
High Volume
Toxicity
Screening
Lead Series IND
Combinatorial
Efficacy
Diversity
Rational
[Structure, Design, Pharmacokinetics
Informatics]
Studi percobaan
farmakologi yg lebih
luas
Uji toksisitas kronik & uji
klinik 1
Alamiah obat yang terdapat di alam, yaitu
pada tanaman (kuinin, atropin), pada hewan
(minyak ikan, hormon), mineral (S, KBr)
Semisintetik obat sintesis yang bahan
dasarnya dari alam. Contohnya: morfin ,
kodein
Sintetik murni obat yang bahan dasarnya
tidak berkhasiat, setelah disintesis akan
didapat senyawa berkhasiat. Contoh:
analgetik-antipiretik, antihistamin, diuretik.
1. sintesis kimia ( 48,9 %)
2. Semisintetik ( 9,5 %)
3. Mikroorganisme ( 6,4 %)
4. Vaksin ( 4,3 %)
5. Sera ( 2,0 %)
6. Mineral ( 9,1 %)
7. Tumbuh-tumbuhan ( 11,1 %)
8. Hewan ( 8,7 %)
Proses elaborasi sistematik
Manipulasi molekul
Pencarian Senyawa Aktif
Modifikasi Molekul
HKSA
Analisa Statistik
Efek lebih poten
ESO minimal
Spektrum lebih
spesifik
Spektrum lebih luas
Aktivitas baru
Profil farmakokinetik
lebih baik.
Seri senyawa
homolog (perpanjangan
rantai)
Modifikasi
substituen
Penyederhanaan
struktur
Pemisahan
senyawa isomer
Mekanisme kerja & sisi kerja obat
pada tingkat molekul & elektrik.
Hubungan kuantitatif & kualitatif
struktur obat dengan aktifitas
biologisnya.
Reseptor obat & topografi tiga
dimensi.
Model interaksi obat reseptor
Efek farmakologis dari gugus
spesifik
Hubungan parameter sifat
kimia fisika dengan aktivitas
biologisnya.
Mekanisme reaksi kimia dan
biokimia
Biosintesis metabolit &
konstituen lain dalam
organisme hidup.
Perbedaan sitologis &
biokimia manusia & parasit.
Struktur kimia obat dapat menjelaskan sifat-sifat obat
dan aktivitas biologisnya.
Untuk mencari hubungan dapat mengaitkan antara
struktur dan aktivitas.
Macam-macam senyawa:
1. Gugus fungsional sama, aktivitas biologis sama
contoh: der. Fenol (fenol, kresol, eugenol, timol), der.
Sulfonamid (sulfanilamid, sulfasetamid,
sulfaguanidin)
2. Gugus fungsional berbeda, aktivitas biologis sama
contoh: anestetik sistemik (eter, sikloporpan,
halotan), diuretik (klormerodin, asetozalamid,
hidroklortiazid)
R R
H Sulfanilamid
COCH3 Sulfasetamid
CNH-NH2 Sulfaguanidin
‘C=NOC(CH3)=C’ Sulfametoksazol
MODIFIKASI STRUKTUR N-FENILUREA
MENJADI SENYAWA BARU N-
BENZOILFENILUREA
DAN 4-FLUOROBENZOILFENILUREA SERTA
UJI
AKTIVITASNYA SEBAGAI PENEKAN SUSUNAN
SARAF PUSAT
Pada modifikasi struktur senyawa N-fenilurea menjadi
senyawa N-benzoilfenilurea dibuat melalui reaksi
antara senyawa benzoil klorida dan senyawa 4-
fluorobenzoilfenilurea dengan senyawa N-fenilurea
(0,10 mol) secara perlahan pada suhu 0 – 5 derajat C
Kemudian dilakukan pengadukan selama 60 menit
pada suhu kamar. Langkah selanjutnya dilakukan
pemanasan terhadap campuran tersebut pada suhu
70o C selama 8 jam. Kemudian ditambahkan larutan
natrium bikarbonat jenuh , dicuci dengan air lalu
dilakukan rekristalisasi dengan methanol panas.
Karakterisasi struktur senyawa hasil sintesis
dilakukan dengan spektofotometer ultra
violet, Infra merah, HNMR dan spktrometer
massa
Hasil sintesis dicek TL,,T lebur, Rf pada KLT,
Rendemennya dan Bobot molekulnya
(Elusidasi Struktur)
Untuk melakukan uji aktivitas penekan
susunan saraf pusat dilakukan dengan
metode Barbituric Sleeping Time (BST) yang
terdiri dari dua tahapan, yaitu penentuan
waktu aktivitas puncak dan uji potensiasi
senyawa uji.
1. Senyawa hasil modifikasi struktur adalah
senyawa N-benzoilfenilurea dan senyawa 4-
fluorobenzoilfenilurea