Anda di halaman 1dari 86

DASAR - DASAR

KESELAMATAN
DAN
KESEHATAN KKERJA
Lambang K3
DASAR HUKUM
1. Undang-Undang N0. 13 tahun 2003
2. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970
A. LATAR BELAKANG & PERMASALAHAN
1). INDUSTRIALISASI DAN DAMPAKNYA
Perkembangan  1.000bhn kimia baru dipasarkan
Tekhnologi : mesin, setiap tahun
peralatan,  ribuan kategori bahaya (B3)
bahan & sistem kj  ratusan bersifat karsinogenik

(+) PROGRAM K3 KURANG  Dampak (-)


Masalah P
R
Kes. Umum pd Pekerja: O Tenaga Kerja :
• HIV & AIDS • Kecelakaan kerja
G
• NARKOBA • Peny.Akibat Kerja
R
• Tuberculosis/TB • Ggn Kes. lainnya
A
• Flu Baru dll.
M
K3
Lingkungan :
PRODUKTIVITAS Perusahaan : • Pencemaran
(Kuantitas, Kualitas, • Bbg kerugian/Loss • Efek rumah kaca
Efisiensi) • Kualitas-kuantitas • Penyakit pd masy.
& produk
KESEJAHTERAAN • Kelangsungan usaha
INTERAKSI DALAM BEKERJA
ADA POTENSI BAHAYA

TENAGA
KERJA
PAK Kec. Kerja
KESEHATAN KESELAMATAN
APD APM
PROSES

BAHAN ALAT

Polusi
LINGKUNGAN
NAB
KOMPONEN DALAM INTERAKSI

Tenaga Kerja Alat

Bahan Lingkungan
KOMPONEN DALAM INTERAKSI

Tenaga Kerja :
Kompetensi, Kondisi tubuh, Tingkah laku

Bahan:
Bahan Bakar, Air, Bahan Kimia, Listrik, dll

Alat :
Crane, Pressure Vessel, Mobil, Laptop dll

Lingkungan Kerja :
Panas, hujan, ruangan tertutup, ada serangga/ular, dll
KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJA
1. Safety Hazard 1 .Health Hazard
- Mechanic  Physic
- Electric
- Kinetic
 Chemicl
- Substances - flammable  Biologic
- Explosive  Ergonomic
- Combustible
Accidental  Psychologic
release
- Corrosive
2. Konsekuensi
Terpapar kontak penyakit
2. Konsekkuensi Mendadak , menahun, kanker dan dampa
- Accident Injuries Minor
terhadap masyarakat umum (Prolonged
Mayor
Fatal Reaction)
Damage 3. Konsentrasi kepedulian
- Mendadak, dramatis, bencana
 Environment (bahan pencemar)
(Sudden Reaction)
3. Konsentrasi Kepedulian  Exposure
- Proses  Work hours
- Equepment, facilites, tools
- Working Practice  PPE
- Guarding  Pendidikan
- Pengalaman
 Karir Jabatan sesuai Pend.
- Karir lapangan + latihan
-Titik berat pada kerusakan Aset,  Titik berat pada bahaya tersembunyi
- Sepertinya urgen (bahaya mendadak)  Sepertinya kurang urgent
- Prinsip pende,katan
- Pengkajian resiko  Prinsip pendekatan : Pengkajian
- Untuk memperkecil resiko kepaparan, Untuk memperkecil
kepaparan
POTENSI BAHAYA DITEMPAT KERJA
MESIN MESIN ALAT ANGKUT BEJANA TEKAN

FIRE
HOUSE MEKANIK
SHOCK CUT KEEPING TOXIC

POLUSI
FIRE KIMIA
IRITASI
LISTRIK
ELECTRIC
SHOCK
BAHAYA
HAZADS
BISING
FISIK
SUHU PSIKOLOGI STRESS

RADIASI BEBAN KERJA


FISIOLO BIOLOGI
HUBUNGAN
GI KERJA
TEKANAN
SUASANA
KERJA
GETARAN
FAUNA
ERGONO KONTRUK FAUNA FLORA
CAHAYA MI SI MESIN
“Lingkungan kerja adalah segala
sesuatu yang ada disekitar para
pekerja yang dapat mempengaruhi
dirinya dalam menjalankan tugas-
tugas yang dibebankan “
Alex S. Nitisemito (2000),
RUANG LINGKUP
Pasal 2
(1) Yang diatur oleh Undang-undang ini ialah keselamatan kerja
dalam segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di
permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di
dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia;

Kritria Tempat kerja terdapat 3 unsur pokok


1. Adanya kegiatan usaha
2. Adanya orang yang bekerja
3. Terdapat sumber bahaya
1. Undang-Undang No.1 Tahun 1970
Pasal 3 : Syarat-syarat Keselamatan Kerja

 g : mencegah dan mengendalikan timbul atau


menyebarluasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap,
uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi,
suara, dan
getaran;
 i : memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
 j : menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
 k : menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
 l : memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
Terdapat berbagai kondisi bahaya di tempat kerja

Fisika, Kimia, Biologi, Psikologi, Ergonomi


 POTENSI BAHAYA ( HAZARD)
Suatu Keadaan yang memungkinkan atau dapat
menimbulkan kecelakaan / kerugian berupa cedera,
penyakit, kerusakan atau kemampuan melaksanakan
fungsi yang telah ditetapkan.

 TINGKAT BAHAYA (DANGER)


Merupakan ungkapan adanya potensi bahaya secara
relatif. Kondisi yang berbahaya mungkin saja ada, akan
tetapi dapat menjadi tidak begitu berbahaya karena telah
dilakukan beberapa tindakan pencegahan.
 RISIKO (RISK)
Menyatakan kemungkinan terjadinya
kecelakaan / kerugian pada periode waktu
tertentu atau siklus operasi tertentu.

 INSIDEN
Kejadian yang tidak diinginkan yang dapat
dan telah mengadakan kontrak dengan
sumber energi melebihi nilai ambang
batas badan atau struktur
 KECELAKAAN
Suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak
dikehendaki yang mengacaukan proses yang telah
diatur dari suatu aktifitas dan dapat menimbulkan
kerugian baik korban manusia dan atau harta benda.

 AMAN / SELAMAT
Kondisi tiada ada kemungkinan malapetaka ( bebas dari
bahaya.

 TINDAKAN TAK AMAN


Suatu pelanggaran terhadap prosedur keselamatan
yang memberikan peluang terhadap terjadinya
kecelakaan.
 KEADAAN TAK AMAN
Suatu kondisi fisik atau keadaan yang
berbahaya yang mungkin dapat langsung
mengakibatkan terjadinya kecelakaan.
 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
( K3)

 Filosofi :
Suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmaniah maupun rokhaniah tenaga kerja pada
khususnya dan manusia pada umumnya, hasil
karya dan budayanya menuju masyarakat adil
dan makmur
 KEILMUAN:
Ilmu Pengetahuan dan penerapannya dalam
usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
 KECELAKAAN KERJA
 Kecelakaan industri (industrial accident)
Kecelakaan yang terjadi di tempat kerja
karena adanya sumber bahaya.
 Kecelakaan dalam perjalanan (commuty
accident), kecelakaan yang terjadi di luar
tempat kerja dalam kaitannya dengan
adanya hubungan kerja.
 SEBAB KECELAKAAN
1. Sebab Dasar / Asal Mula
a.Partisipasi pihak manajemen/pimpinan
perusahaan dalam pelaksanaan K3
b.Sebab Utama / Gejala atau Sympton
Disebabkan adanya faktor dan
persyaratan yang belum dilaksanakan.
Apabila pimpinan / manajemen telah
melaksanakan K3 sebab ini tidak akan
timbul.
 Sebab utama yang kita kenal
1 Kondisi Tidak Aman ( Unsafe Condition )
 Mesin, Peralatan, Pesawat, Bahan
 Lingkungan
 Proses
 Sifat Pekerjaan
 Cara Kerja

2 Perbuatan Tidak Aman (Unsafe Action)


 Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan (lack of
knowladge and skill)
 Cacat tubuh yang tidak kentara (Bodilly defect)
 Keletihan dan kelesuan (fatique and boredom)
 Sikap dan tingkah laku yang tidak aman
 Khusus Penyakit akibat kerja
 Faktor Biologis
 Faktor chemis, termasuk debu dan uap
logam
 Faktor phisik termasuk kebisingan, radiasi,
penerangan, getaran, suhu & kelembaban.
 Faktor yang berhubungan dengan hal faal
 Faktor yg berhubungan dengan mental psy
 Faktor mekanis.
 AKIBAT KECELAKAAN
a. Kerugian yang bersifat ekonomi, langsung
maupun tidak langsung:
 Kerusakan mesin, peralatan, bahan dan
bangunan.
 Biaya pengobatan dan perawatan korban
 Tunjangan kecelakaan
 Hilangnya waktu kerja
 Menurunnya jumlah maupun mutu prod.
 Kerugian yang bersifat non ekonomi, yaitu
berupa penderitaan si korban baik itu
merupakan kematian, luka/ cidera berat
maupun ringan, maupun penderitaan
keluarga bila korban meninggal atau cacat
1
Fatal

29
Cidera berat

300
Kasus P3K, kerusakan properti
(keadaan hampir celaka / nearmiss

3000
Sumber bahaya, unsafe act, unsafe condition
GUNUNG ES - BIAYA KECELAKAAN
CONTOH KASUS
SEORANG PENGEMUDI TRAKTOR DITUGASKAN UNTUK MEMINDAHKAN
BARANG PRODUKSI YANG TELAH DISUSUN DIATAS SEBUAH TRAILER DENGAN
MENARIKNYA DENGAN TRAKTOR KE TEMPAT LAIN. PENGEMUDI TRAKTOR
TERSEBUT MENGALAMI KESULITAN WAKTU MENGGANDENGKAN TRAILER TADI
DENGAN TRAKTOR, KARENA TERNYATA TRAKTOR DAN TRAILER TIDAK SAMA
TINGGI DAN ALAT UNTUK MENYAMBUNGKAN KEDUANYA TIDAK COCOK. HAL
INI DISEBABKAN TRAKTOR YANG DIPAKAINYA PADA WAKTU ITU BUKAN
TRAKTOR YANG BIASANYA, KARENA TRAKTOR YANG BIASA DIPAKAI TERNYATA
SEDANG RUSAK. KARENA ITU DIGUNAKANNYA TRAKTOR LAIN UNTUK
MENGGANTI TRAKTOR YANG RUSAK TERSEBUT.

KARENA KESULITAN UNTUK MENGGANDENG, MAKA PENGEMUDI TRAKTOR


TURUN UNTUK MEMERIKSA KESULITAN. SEBELUM TURUN IA LUPA MEMASANG
REM TANGAN DAN TIDAK MEMATIKAN MESIN TRAKTOR. KEBETULAN TEMPAT
TRAKTOR BERHENTI AGAK LANDAI. PADA WAKTU IA SEDANG BERADA DI
ANTARA TRAKTOR DAN TRAILER, TANPA DIKETAHUINYA TRAKTOR MULAI
BERGERAK MUNDUR. PENGEMUDI TERSEBUT TERJEPIT ANTARA TRAKTOR
DAN TRAILER SEHINGGA MENGALAMI CIDERA.
ADA DIANTARA
TRAKTOR YG TRAKTOR SULIT
TRAKTOR
BIASA RUSAK LAIN GANDENG
& TRAILER

PENGEMUDI
CIDERA

TEMPAT
LANDAI

REM TDK TRAKTOR


* PEMELIHARAAN ? DIPASANG MUNDUR
* PELATIHAN ?
* STANDAR ALAT?
* PROSEDUR KERJA?
* INSTRUKSI KERJA ? MESIN TDK
DIMATIKAN
FAKTOR-FAKTOR ANCAMAN
RESIKO KECELAKAAN KERJA

TENAGA
KERJA

KESEHATAN KESELAMATAN
PROSES
BAHAN ALAT

LINGKUNGAN
KESELAMATAN SISTEM

SUATU SISTEM DIRANCANG UNTUK MELAKSANAKAN


TUGAS DAN FUNGSI TERTENTU. SISTEM HARUS DAPAT DI
PERCAYA/ANDAL -- DAPAT MELAKSANAKAN TUGAS DAN
FUNGSI YANG DIRENCANAKAN DALAM KONDISI DAN
PERIODE YANG DI TENTUKAN.

KEANDALAN SISTEM TERGANTUNG PADA KESELAMATAN


SISTEM.
KESELAMATAN SISTEM

SUATU INDUSTRI YANG MEMPUNYAI SKALA

EKONOMIK YANG BESAR, ATAU MEMPUNYAI

POTENSI UNTUK MENIMBULKAN KECELAKAAN

YANG BESAR (MAJOR ACCIDENT / DISASTER /

CATASTROPHIC) PERLU MENERAPKAN KESELAMA-

TAN SISTEM, YAITU MENERAPKAN PRINSIP

KESELAMATAN DALAM KESELURUHAN DAUR HIDUP

(LIFE CYCLE) SISTEM.


38
 Pembangunan nasional, tenaga kerja mempunyai peranan dan
kedudukan yang penting sebagai pelaku pembangunan. Sebagai
pelaku pembangunan perlu dilakukan upaya-upaya perlindungan
baik dari aspek ekonomi, politik, sosial, teknis dan medis dalam
mewujudkan kesejahteraan tenaga kerja.
 Perkembangan industri semakin meningkat dengan penggunaan
peralatan produksi tehnologi tingginya kasus kecelakaan kerja
> Tahun 2001 sebanyak 104.774 kasus
> Tahun 2002 sebanyak 103.804 kasus
> s/d nopember 2003 sebanyak 89.543 kasus
 Terjadinya kecelakaan kerja dapat mengakibatkan korban jiwa,
cacat, kerusakan peralatan, menurunnya mutu dan hasil produksi,
terhentinya proses produksi, kerusakan lingkungan dan pada
akhirnya akan merugikan semua pihak serta berdampak kepada
perekonomian nasional.
39
Data Kecelakaan Kerja
 Tahun 2012 sebanyak : 149 kasus
Sektor Kebun = 27
 Tahun 2013 sebanyak : 188 kasus
Sektor Kebun = 34
 Tahun 2014 sebanyak : 153 kasus
Sektor Kebun = 18
 s/d April 2015 sebanyak : 29 kasus
Sektor Kebun = 11

40
 Sebagaimana diketahui, hirarki pengendalian resiko dalam
upaya pencegahan terdapat 5 tahap yaitu :
 Elimination ( Penyisihan )
 Substitution ( Mengganti )
 Engineering (rekayasa)
 Administrative ( Penatausahaan )
 Alat pelindung diri (APD)

 Penggunaan APD terhadap tenaga kerja merupakan pilihan


terakhir apabila ke 4 tahap tidak dapat dilakukan atau dapat
dilakukan namun demikian masih terdapat bahaya/potensi
bahaya yang dapat mengganggu kesehatan tenaga kerja (dapat
menimbulkan kecelakaan kerja)

41
 Angka kecelakaan masih relatif tinggi walaupun
dari tahun ke tahun mengalami penurunan.
 Kesadaran pengusaha dan pekerja terhadap
pelaksanaan K3 masih relatif rendah.
 Jumlah SDM K3 relatif kurang
 Penegakan hukum belum berjalan sebagaimana
mestinya.

42
 Perubahan sistem sistem pemerintahan dari
sentralisasi ke desentralisasi
 Tuntutan globalisasi, produk barang dan jasa
kompetitif.
 Tuntutan masyarakat internasional dalam penerapan
standar dan pemenuhan syarat – syarat K3
 Didorong tercipta kecelakaan nihil di masing-masing
tempat kerja

43
“ TERWUJUDNYA BUDAYA KESELAMATAN
KERJA BAGI MASYARAKAT INDUSTRI ”

1. Meningkatkan kinerja pengawasan keselamatan


kerja
2. Memantapkan pelaksanaan keselamatan kerja
sesuai dengan perkembangan iptek
3. Mengembangkan jaringan kerja pengawasan
keselamatan kerja

44
1. Pemantapan peraturan perundangan
2. Pembinaan dan sosialisas keselamatan kerja
3. Pemberdayaan lembaga dan personil
keselamatan dan kesehatan kerja
4. Peningkatan kerjasama bidang keselamatan
kerja
5. Pemberian penghargaan dan penegakan
hukum
45
1. Penyusunan dan penyempurnaan peraturan perundang -
undangan, standar dan pedoman teknis di bidang keselamatan
kerja
2. Pelaksanaan bimbingan teknik bagi lembaga dan atau personil
keselamatan kerja
3. Pengendalian dan peningkatan kualitas pegawai pengawas
ketenagakerjaan spesialis keselamatan kerja
4. Pengelolaan informasi keselamatan kerja
5. Pelaksanaan koordinasi fungsional bidang keselamatan kerja
6. Pembinaan dan pengujian kompetensi, lesensi personil
keselamatan kerja
7. Peningkatan pelayanan pengawasan keselamatan kerja
8. Peningkatan supervisi pelaksanaan pengawasan Keselamatan
kerja.
9. Pembinaan pelaksanaan penegakan hukum

46
 Pemantapan sistem pengawasan ketenagkerjaan ( UU No. 13 Tahun 2003
dan UU 21 Tahun 2003) melalui restrukturisasi dari tingkat kota/kabupaten,
propinsi dan pusat, rekruitment, pola pendidikan dan penempatan pegawai
pengawas, pemantapan operational pengawasan dan tatalaksana.
 Sosialisai keselamatan kerja, baik tehnis maupun peraturan perundangan
melalui gerakan K3, seminar, bimbingan dan lain-lain
 Pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan diklat operator, tehnisi,
ahli K3 dan lain-lain.
 Penindakan bagi pelanggaran peraturan – peraturan perundangan melalui
BAP
 Memperkuat unit–unit pengawasan di kabupaten/Kota, di propinsi dengan
membentuk jaringan kerja.
 Mengembangkan standar keselamatan kerja baik yang berkaitan dengan
peralatan produksi, maupun personil melalui kerjasama luar negeri maupun
lembaga–lembaga K3 dan assosiasi profesi.
 Meningkatkan pembinaan dan pengawasan keselamatan kerja di
perusahaan/tempat kerja dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja.
47
 Berdasarkan pasal 14 huruf c UU No. 1 Thun 1970 tentang
Keselamatan Kerja pengusaha/pengurus perusahaan wajib
menyediakan APD secara cuma-cuma terhadap tenaga kerja
dan orang lain yang memasuki tempat kerja.

 Apabila kewajiban pengusaha/pengurus perusahaan tersebut


tidak dipenuhi merupakan suatu pelanggaran undang-undang.

 Berdasarkan pasal 12 huruf b, tenaga kerja di wajibkan


memakai APD yang telah disediakan.

 APD yang disediakan oleh pengusaha/pengurus dan dipakai


oleh tenaga kerja harus memenuhi syarat :
* Pembuatan
* Pengujian
* Sertifikat
48
 Alat pelindung diri agar dapat memberikan fungsi yang optimal maka
harus dipilih dengan ketentuan:
1. Memberikan perlindungan yang kuat pada pekerja
2. Ringan dan nyaman
3. Dapat dipakai secara fleksibel
4. Bentuknya menarik
5. Awet dan tidak mudah rusak
6. Tidak menimbulkan bahaya tambahan
7. Memenuhi standar
8. Tidak membatasi gerakan dan presepsi sensoris pemakai
9. Suku cadang mudah diperoleh
 Tenaga Kerja berhak menolak untuk memakainya apabila APD yang
disediakan tidak memenuhi syarat

49
1. Mengidentifikasikan APD yang sesuai dengan potensi
bahaya yang terdapat di setiap tempat kerja.
2. Menjamin tersedianya APD yang sesuai dengan
penilaian tersebut.
3. Memelihara APD sehingga tetap bersih dan selalu
dalam kondisi yang dapat diandalkan untuk melindungi
tenaga kerja (kebersihan, kesehatan, serta lakukan
penggantian jika terdapat kerusakan APD).
50
4. Lakukan pelatihan mengenai :

a. Kapan APD diperlukan?

b. Apa jenis APD yang dibutuhkan?

c. Bagaimana cara penyimpanan, penggunaan, dan


penempatan APD yang tepat?

d. Manfaat dari batas waktu penggunaan APD dan masa


expaired.

e. Perawatan, penyimpanan, dan pembuangan APD yang


tepat.

51
Kepala → Safety helm
Mata → Kacamata
Muka → Pelindung muka
( Kedok pengaman )
Tangan dan Jari → Sarung tangan
Kaki → Safety shoes
Alat pernapasan → Respirator
Telinga → Sumbat telinga ( ear plug )
Tubuh → Pakaian kerja

52
 Bila yang dilindungi adalah keseluruhan bagian tubuh tenaga kerja
dan merupakan satu kesatuan, maka APD yang disediakan harus
disesuaikan dengan kondisi tersebut dan jenis bahaya yang terjadi.

 Mengingat bahwa APD berfungsi untuk memberikan perlindungan bagi


tenaga kerja maka pemeliharaan dan pemeriksaan secara berkala
harus dilakukan agar fungsi APD tetap baik.

 Hal tersebut dengan mempertimbangkan bahwa:


- Terdapat beberapa APD sensitif terhadap perubahan
kondisi/lingkungan kerja tertentu.
- Masa Kerja/ masa pakai terbatas /tertentu
- Dapat menularkan penyakit apabila di pakai secara bergantian

53
 Dengan demikian APD mempunyai peranan
penting dalam upaya-upaya keselamatan dan
kesehatan kerja

 Untuk itu di harapkan kepada seluruh peserta


seminar dapat mengembangkan dan
mengimplementasikan pemakaian APD bagi para
Karyawan

54
• Helm
Melindungi kepala dari benda keras, pukulan dan
benturan, terjatuh dan terkena arus listrik

• Tutup Kepala
Melindungi kepala dari kebakaran ,korosi ,panas / dingin

• Hats / Cap
Melindungi kepala dari kotoran dan debu

55
EYEWEAR

 Bahan lensa terbuat dari Polycarbonate


Memiliki kekuatan untuk tidak pecah
 UV Ray filter sampai 99,9 %Menyaring radiasi sinar matahari
 Anti Kabut
 Anti Gores
 Memiliki Side Shield
Melindungi mata dari serpihan material dan debu dari sisi
kiri / kanan

56
Goggles

 Melindungi mata dari serpihan dan percikan zat


cair maupun uap
 Bersifat lebih aman daripada Kaca Mata Safety
 Berbahan dari Polycarbonate
 Biasanya digunakan untuk pekerjaan spesifik
(Lab, Grinding, Welding)

57
 Melindungi seluruh wajah
dari serpihan dan percikan
bahan berbahaya

 Menggunakan material
dari Polycarbonate

58
Alat Pelindung Pernapasan

 Melindungi Pernafasan Dari


Partikel Debu dan Uap
berbahaya

 Menjaga agar tidak


kekurangan Oxigen

59
Alat Pelindung Telinga

Macam –macam Ear Plug


(Sumbat telinga)

60
Ear Muffler
(Penutup Telinga)
 Mampu melindungi telinga dari kebisingan dan
frekuensi yang tinggi dan juga melindungi daun
telinga dari flying object
20 – 30 db
 Dapat dipakai berulang kali / Durable

61
Alat Pelindung Tangan
• Sarung Tangan
-Sarung tangan kain
-Sarung tangan plastik
-Sarung tangan PVC
-Sarung tangan karet
-Sarung tangan kulit
-Sarung tangan metal
-Sarung tangan dingin ( cold storage )
-Sarung tangan Listrik ( High Voltage )

62
SARUNG TANGAN
UNTUK KIMIA
Sarung tangan menggunakan bahan dari :
 Nitrile

 Neoprene

 PVC

63
SARUNG TANGAN
UNTUK PENGELASAN

 Sarung Tangan Kulit


Biasanya terbuat dari
kulit lembu

Aplikasinya untuk
pekerjaan welding

64
SARUNG TANGAN
KULIT
 Sarung Tangan Kombinasi
Tebuat dari bahan kulit yang dipadu
dengan kain kanvas / jeans

Aplikasinya untuk pekerjaan


ringan
(Handling, Packing, etc)

65
SARUNG TANGAN
UNTUK PANAS
 Sarung Tangan Panas
Terbuat dari bahan Asbestos
( +/- 400 derajat Celcius ),
Aluminized ( +/- 700 derajat
Celcius )
 Aplikasinya untuk bekerja
dengan object yang bersuhu
tinggi

66
SARUNG TANGAN
UNTUK DINGIN
 Sarung Tangan Dingin
Biasanya terbuat dari
wool dan bahan tebal
lainnya, fungsinya untuk
menahan dingin

Aplikasinya digunakan
pada industri perikanan
dan cold storage lainnya

67
SARUNG TANGAN
UNTUK ELECTRICAL
 Sarung Tangan Electrical
Terbuat dari karet murni (pure latex)

Berfungsi untuk meredam


voltage / tension arus listrik
yg tinggi
( s/d 40 Kv = 40.000 Volt )

68
Peralatan Pendukung
• Safety Belt

Digunakan untuk pekerjaan


di ketinggian di atas 1.8 m

70
BODY HARNESS
Digunakan untuk pekerjaan di
ketinggian di atas 3 meter

Harus dapat menjaga posisi


tubuh dengan kepala di atas
saat terjatuh

71
Pakaian Pelindung

• Baju tahan panas


- Untuk petugas pemadam
- Pekerja sekitar oven / pembakaran

• Baju hujan

• Baju laboratorium
- Untuk pekerja laboratorium tahan terhadap zat
kimia, steril

72
PENILAIAN LINGKUNGAN KERJA

1. MENGETAHUI TINGKAT KETERPAPARAN DARI


TENAGA KERJA DAN ADANYA TENAGA KERJA
YANG TERPAPAR PADA SESUATU FAKTOR
BAHAYA YANG MELAMPAUI NAB.
2. UNTUK MEMBANTU DIAGNOSA PENYAKIT
AKIBAT KERJA
“ TINGKATKAN PEMBINAAN PENERAPAN K3

untuk

menumbuhkan kesadaran akan pentingnya


budaya Keselamatan dan Kesehatan
Kerja”
PENILAIAN LINGKUNGAN KERJA
PENILAIAN LINGKUNGAN KERJA
BAHAN
BAKU
PROSES
BAHAN PRODUKSI PRODUK
TAMBAHAN

KONDISI
OPERASI

MANUSIA
KONSEP DASAR DALAM
HIGIENE PERUSAHAAN

HAZARD IDENTIFICATION
(PENGENALAN LINGKUNGAN)

RISK ASSESMENT
(PENILAIAN LINGKUNGAN KERJA)

RISK CONTROL
(PENGENDALIAN LINGKUNGAN)
METODE YANG DAPAT DIGUNAKAN DALAM
MENGIDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA DALAM
INDUSTRI
1. CHECK LIST (DAFTAR PERIKSA)
2. DAFTAR PERIKSA
3. PRELEMINARY HAZARD ANALYSIS (PHA)
4. HAZARD OPERABILTY STUDIES (HAZORP)
5. FAULT TREE ANALYSIS (FTA)
6. HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT &
DETERMINING CONTROL (HIRAC)
7. HAZID (HAZARD IDENTIFICATION)
8. JOB SAFETY ANALISIS (JSA)
9. HEALTH RISK ASSESSMENT (HRA)
N TAHU KEDELAI

DICUCI

Air untuk merendam DIRENDAM (1 jam )

DICUCI

DITIRISKAN

Air hamgat DITUMBUK

DIMASAK SAMPAI MENGENTAL

DISARING Ampas tahu

DIENDAPKAN DGN BATU TAHU ATAU ASAM CUKA

DICETAK

TAHU
FORMULIR ANALISA PONTENSI BAHAYA
NO LOKASI TEMUAN ANALISA REKOMENDASI PERATURAN
SUMBER POTENSI
BAHAYA/HAZA BAHAYA
RD
RISK ASSESMENT
(PENILAIAN LINGKUNGAN KERJA)

 MENGADAKAN PENGUKURAN DAN PENGAMBILAN


SAMPEL
 ANALISIS LABORATORIUM
 MEMBANDINGKAN DENGAN STANDARD
 NILAI AMBANG BATAS (NAB)
86
PERATURAN
PERUNDANGAN

Anda mungkin juga menyukai