KESELAMATAN
DAN
KESEHATAN KKERJA
Lambang K3
DASAR HUKUM
1. Undang-Undang N0. 13 tahun 2003
2. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970
A. LATAR BELAKANG & PERMASALAHAN
1). INDUSTRIALISASI DAN DAMPAKNYA
Perkembangan 1.000bhn kimia baru dipasarkan
Tekhnologi : mesin, setiap tahun
peralatan, ribuan kategori bahaya (B3)
bahan & sistem kj ratusan bersifat karsinogenik
TENAGA
KERJA
PAK Kec. Kerja
KESEHATAN KESELAMATAN
APD APM
PROSES
BAHAN ALAT
Polusi
LINGKUNGAN
NAB
KOMPONEN DALAM INTERAKSI
Bahan Lingkungan
KOMPONEN DALAM INTERAKSI
Tenaga Kerja :
Kompetensi, Kondisi tubuh, Tingkah laku
Bahan:
Bahan Bakar, Air, Bahan Kimia, Listrik, dll
Alat :
Crane, Pressure Vessel, Mobil, Laptop dll
Lingkungan Kerja :
Panas, hujan, ruangan tertutup, ada serangga/ular, dll
KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJA
1. Safety Hazard 1 .Health Hazard
- Mechanic Physic
- Electric
- Kinetic
Chemicl
- Substances - flammable Biologic
- Explosive Ergonomic
- Combustible
Accidental Psychologic
release
- Corrosive
2. Konsekuensi
Terpapar kontak penyakit
2. Konsekkuensi Mendadak , menahun, kanker dan dampa
- Accident Injuries Minor
terhadap masyarakat umum (Prolonged
Mayor
Fatal Reaction)
Damage 3. Konsentrasi kepedulian
- Mendadak, dramatis, bencana
Environment (bahan pencemar)
(Sudden Reaction)
3. Konsentrasi Kepedulian Exposure
- Proses Work hours
- Equepment, facilites, tools
- Working Practice PPE
- Guarding Pendidikan
- Pengalaman
Karir Jabatan sesuai Pend.
- Karir lapangan + latihan
-Titik berat pada kerusakan Aset, Titik berat pada bahaya tersembunyi
- Sepertinya urgen (bahaya mendadak) Sepertinya kurang urgent
- Prinsip pende,katan
- Pengkajian resiko Prinsip pendekatan : Pengkajian
- Untuk memperkecil resiko kepaparan, Untuk memperkecil
kepaparan
POTENSI BAHAYA DITEMPAT KERJA
MESIN MESIN ALAT ANGKUT BEJANA TEKAN
FIRE
HOUSE MEKANIK
SHOCK CUT KEEPING TOXIC
POLUSI
FIRE KIMIA
IRITASI
LISTRIK
ELECTRIC
SHOCK
BAHAYA
HAZADS
BISING
FISIK
SUHU PSIKOLOGI STRESS
INSIDEN
Kejadian yang tidak diinginkan yang dapat
dan telah mengadakan kontrak dengan
sumber energi melebihi nilai ambang
batas badan atau struktur
KECELAKAAN
Suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak
dikehendaki yang mengacaukan proses yang telah
diatur dari suatu aktifitas dan dapat menimbulkan
kerugian baik korban manusia dan atau harta benda.
AMAN / SELAMAT
Kondisi tiada ada kemungkinan malapetaka ( bebas dari
bahaya.
Filosofi :
Suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmaniah maupun rokhaniah tenaga kerja pada
khususnya dan manusia pada umumnya, hasil
karya dan budayanya menuju masyarakat adil
dan makmur
KEILMUAN:
Ilmu Pengetahuan dan penerapannya dalam
usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
KECELAKAAN KERJA
Kecelakaan industri (industrial accident)
Kecelakaan yang terjadi di tempat kerja
karena adanya sumber bahaya.
Kecelakaan dalam perjalanan (commuty
accident), kecelakaan yang terjadi di luar
tempat kerja dalam kaitannya dengan
adanya hubungan kerja.
SEBAB KECELAKAAN
1. Sebab Dasar / Asal Mula
a.Partisipasi pihak manajemen/pimpinan
perusahaan dalam pelaksanaan K3
b.Sebab Utama / Gejala atau Sympton
Disebabkan adanya faktor dan
persyaratan yang belum dilaksanakan.
Apabila pimpinan / manajemen telah
melaksanakan K3 sebab ini tidak akan
timbul.
Sebab utama yang kita kenal
1 Kondisi Tidak Aman ( Unsafe Condition )
Mesin, Peralatan, Pesawat, Bahan
Lingkungan
Proses
Sifat Pekerjaan
Cara Kerja
29
Cidera berat
300
Kasus P3K, kerusakan properti
(keadaan hampir celaka / nearmiss
3000
Sumber bahaya, unsafe act, unsafe condition
GUNUNG ES - BIAYA KECELAKAAN
CONTOH KASUS
SEORANG PENGEMUDI TRAKTOR DITUGASKAN UNTUK MEMINDAHKAN
BARANG PRODUKSI YANG TELAH DISUSUN DIATAS SEBUAH TRAILER DENGAN
MENARIKNYA DENGAN TRAKTOR KE TEMPAT LAIN. PENGEMUDI TRAKTOR
TERSEBUT MENGALAMI KESULITAN WAKTU MENGGANDENGKAN TRAILER TADI
DENGAN TRAKTOR, KARENA TERNYATA TRAKTOR DAN TRAILER TIDAK SAMA
TINGGI DAN ALAT UNTUK MENYAMBUNGKAN KEDUANYA TIDAK COCOK. HAL
INI DISEBABKAN TRAKTOR YANG DIPAKAINYA PADA WAKTU ITU BUKAN
TRAKTOR YANG BIASANYA, KARENA TRAKTOR YANG BIASA DIPAKAI TERNYATA
SEDANG RUSAK. KARENA ITU DIGUNAKANNYA TRAKTOR LAIN UNTUK
MENGGANTI TRAKTOR YANG RUSAK TERSEBUT.
PENGEMUDI
CIDERA
TEMPAT
LANDAI
TENAGA
KERJA
KESEHATAN KESELAMATAN
PROSES
BAHAN ALAT
LINGKUNGAN
KESELAMATAN SISTEM
40
Sebagaimana diketahui, hirarki pengendalian resiko dalam
upaya pencegahan terdapat 5 tahap yaitu :
Elimination ( Penyisihan )
Substitution ( Mengganti )
Engineering (rekayasa)
Administrative ( Penatausahaan )
Alat pelindung diri (APD)
41
Angka kecelakaan masih relatif tinggi walaupun
dari tahun ke tahun mengalami penurunan.
Kesadaran pengusaha dan pekerja terhadap
pelaksanaan K3 masih relatif rendah.
Jumlah SDM K3 relatif kurang
Penegakan hukum belum berjalan sebagaimana
mestinya.
42
Perubahan sistem sistem pemerintahan dari
sentralisasi ke desentralisasi
Tuntutan globalisasi, produk barang dan jasa
kompetitif.
Tuntutan masyarakat internasional dalam penerapan
standar dan pemenuhan syarat – syarat K3
Didorong tercipta kecelakaan nihil di masing-masing
tempat kerja
43
“ TERWUJUDNYA BUDAYA KESELAMATAN
KERJA BAGI MASYARAKAT INDUSTRI ”
44
1. Pemantapan peraturan perundangan
2. Pembinaan dan sosialisas keselamatan kerja
3. Pemberdayaan lembaga dan personil
keselamatan dan kesehatan kerja
4. Peningkatan kerjasama bidang keselamatan
kerja
5. Pemberian penghargaan dan penegakan
hukum
45
1. Penyusunan dan penyempurnaan peraturan perundang -
undangan, standar dan pedoman teknis di bidang keselamatan
kerja
2. Pelaksanaan bimbingan teknik bagi lembaga dan atau personil
keselamatan kerja
3. Pengendalian dan peningkatan kualitas pegawai pengawas
ketenagakerjaan spesialis keselamatan kerja
4. Pengelolaan informasi keselamatan kerja
5. Pelaksanaan koordinasi fungsional bidang keselamatan kerja
6. Pembinaan dan pengujian kompetensi, lesensi personil
keselamatan kerja
7. Peningkatan pelayanan pengawasan keselamatan kerja
8. Peningkatan supervisi pelaksanaan pengawasan Keselamatan
kerja.
9. Pembinaan pelaksanaan penegakan hukum
46
Pemantapan sistem pengawasan ketenagkerjaan ( UU No. 13 Tahun 2003
dan UU 21 Tahun 2003) melalui restrukturisasi dari tingkat kota/kabupaten,
propinsi dan pusat, rekruitment, pola pendidikan dan penempatan pegawai
pengawas, pemantapan operational pengawasan dan tatalaksana.
Sosialisai keselamatan kerja, baik tehnis maupun peraturan perundangan
melalui gerakan K3, seminar, bimbingan dan lain-lain
Pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan diklat operator, tehnisi,
ahli K3 dan lain-lain.
Penindakan bagi pelanggaran peraturan – peraturan perundangan melalui
BAP
Memperkuat unit–unit pengawasan di kabupaten/Kota, di propinsi dengan
membentuk jaringan kerja.
Mengembangkan standar keselamatan kerja baik yang berkaitan dengan
peralatan produksi, maupun personil melalui kerjasama luar negeri maupun
lembaga–lembaga K3 dan assosiasi profesi.
Meningkatkan pembinaan dan pengawasan keselamatan kerja di
perusahaan/tempat kerja dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja.
47
Berdasarkan pasal 14 huruf c UU No. 1 Thun 1970 tentang
Keselamatan Kerja pengusaha/pengurus perusahaan wajib
menyediakan APD secara cuma-cuma terhadap tenaga kerja
dan orang lain yang memasuki tempat kerja.
49
1. Mengidentifikasikan APD yang sesuai dengan potensi
bahaya yang terdapat di setiap tempat kerja.
2. Menjamin tersedianya APD yang sesuai dengan
penilaian tersebut.
3. Memelihara APD sehingga tetap bersih dan selalu
dalam kondisi yang dapat diandalkan untuk melindungi
tenaga kerja (kebersihan, kesehatan, serta lakukan
penggantian jika terdapat kerusakan APD).
50
4. Lakukan pelatihan mengenai :
51
Kepala → Safety helm
Mata → Kacamata
Muka → Pelindung muka
( Kedok pengaman )
Tangan dan Jari → Sarung tangan
Kaki → Safety shoes
Alat pernapasan → Respirator
Telinga → Sumbat telinga ( ear plug )
Tubuh → Pakaian kerja
52
Bila yang dilindungi adalah keseluruhan bagian tubuh tenaga kerja
dan merupakan satu kesatuan, maka APD yang disediakan harus
disesuaikan dengan kondisi tersebut dan jenis bahaya yang terjadi.
53
Dengan demikian APD mempunyai peranan
penting dalam upaya-upaya keselamatan dan
kesehatan kerja
54
• Helm
Melindungi kepala dari benda keras, pukulan dan
benturan, terjatuh dan terkena arus listrik
• Tutup Kepala
Melindungi kepala dari kebakaran ,korosi ,panas / dingin
• Hats / Cap
Melindungi kepala dari kotoran dan debu
55
EYEWEAR
56
Goggles
57
Melindungi seluruh wajah
dari serpihan dan percikan
bahan berbahaya
Menggunakan material
dari Polycarbonate
58
Alat Pelindung Pernapasan
59
Alat Pelindung Telinga
60
Ear Muffler
(Penutup Telinga)
Mampu melindungi telinga dari kebisingan dan
frekuensi yang tinggi dan juga melindungi daun
telinga dari flying object
20 – 30 db
Dapat dipakai berulang kali / Durable
61
Alat Pelindung Tangan
• Sarung Tangan
-Sarung tangan kain
-Sarung tangan plastik
-Sarung tangan PVC
-Sarung tangan karet
-Sarung tangan kulit
-Sarung tangan metal
-Sarung tangan dingin ( cold storage )
-Sarung tangan Listrik ( High Voltage )
62
SARUNG TANGAN
UNTUK KIMIA
Sarung tangan menggunakan bahan dari :
Nitrile
Neoprene
PVC
63
SARUNG TANGAN
UNTUK PENGELASAN
Aplikasinya untuk
pekerjaan welding
64
SARUNG TANGAN
KULIT
Sarung Tangan Kombinasi
Tebuat dari bahan kulit yang dipadu
dengan kain kanvas / jeans
65
SARUNG TANGAN
UNTUK PANAS
Sarung Tangan Panas
Terbuat dari bahan Asbestos
( +/- 400 derajat Celcius ),
Aluminized ( +/- 700 derajat
Celcius )
Aplikasinya untuk bekerja
dengan object yang bersuhu
tinggi
66
SARUNG TANGAN
UNTUK DINGIN
Sarung Tangan Dingin
Biasanya terbuat dari
wool dan bahan tebal
lainnya, fungsinya untuk
menahan dingin
Aplikasinya digunakan
pada industri perikanan
dan cold storage lainnya
67
SARUNG TANGAN
UNTUK ELECTRICAL
Sarung Tangan Electrical
Terbuat dari karet murni (pure latex)
68
Peralatan Pendukung
• Safety Belt
70
BODY HARNESS
Digunakan untuk pekerjaan di
ketinggian di atas 3 meter
71
Pakaian Pelindung
• Baju hujan
• Baju laboratorium
- Untuk pekerja laboratorium tahan terhadap zat
kimia, steril
72
PENILAIAN LINGKUNGAN KERJA
untuk
KONDISI
OPERASI
MANUSIA
KONSEP DASAR DALAM
HIGIENE PERUSAHAAN
HAZARD IDENTIFICATION
(PENGENALAN LINGKUNGAN)
RISK ASSESMENT
(PENILAIAN LINGKUNGAN KERJA)
RISK CONTROL
(PENGENDALIAN LINGKUNGAN)
METODE YANG DAPAT DIGUNAKAN DALAM
MENGIDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA DALAM
INDUSTRI
1. CHECK LIST (DAFTAR PERIKSA)
2. DAFTAR PERIKSA
3. PRELEMINARY HAZARD ANALYSIS (PHA)
4. HAZARD OPERABILTY STUDIES (HAZORP)
5. FAULT TREE ANALYSIS (FTA)
6. HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT &
DETERMINING CONTROL (HIRAC)
7. HAZID (HAZARD IDENTIFICATION)
8. JOB SAFETY ANALISIS (JSA)
9. HEALTH RISK ASSESSMENT (HRA)
N TAHU KEDELAI
DICUCI
DICUCI
DITIRISKAN
DICETAK
TAHU
FORMULIR ANALISA PONTENSI BAHAYA
NO LOKASI TEMUAN ANALISA REKOMENDASI PERATURAN
SUMBER POTENSI
BAHAYA/HAZA BAHAYA
RD
RISK ASSESMENT
(PENILAIAN LINGKUNGAN KERJA)