0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan13 halaman
Dokumen tersebut merangkum rencana intervensi untuk menangani masalah kekurangan energi kronis pada wanita usia subur. Tujuannya adalah menurunkan prevalensi KEK, meningkatkan status gizi ibu hamil, dan mencegah komplikasi dengan melakukan pemantauan berat badan dan lingkar lengan atas, kounseling gizi, serta pemberian makanan tambahan selama 90 hari. Evaluasi dilakukan setiap bulan untuk mengetahui
Dokumen tersebut merangkum rencana intervensi untuk menangani masalah kekurangan energi kronis pada wanita usia subur. Tujuannya adalah menurunkan prevalensi KEK, meningkatkan status gizi ibu hamil, dan mencegah komplikasi dengan melakukan pemantauan berat badan dan lingkar lengan atas, kounseling gizi, serta pemberian makanan tambahan selama 90 hari. Evaluasi dilakukan setiap bulan untuk mengetahui
Dokumen tersebut merangkum rencana intervensi untuk menangani masalah kekurangan energi kronis pada wanita usia subur. Tujuannya adalah menurunkan prevalensi KEK, meningkatkan status gizi ibu hamil, dan mencegah komplikasi dengan melakukan pemantauan berat badan dan lingkar lengan atas, kounseling gizi, serta pemberian makanan tambahan selama 90 hari. Evaluasi dilakukan setiap bulan untuk mengetahui
INTERVENSI PADA KEK Agenda Materi 01 Diagnosa Masalah
02 Sasaran Spesifik
03 Tujuan Intervensi
04 Program Implementasi
05 Evaluasi DEFINISI KEK
Kekurangan energi kronik (KEK) adalah keadaan
dimana seseorang menderita kekurangan makanan yang berlangsung dalam jangka waktu lama atau menahun yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan dengan tanda-tanda atau gejala antara lain badan lemah dan muka pucat (James et al 1988 dalam Podja dan Kelley, 2000; Depkes 1995). SIAPA YANG MENGALAMI KEK
Kekurangan energi kronis (KEK)
pada umumnya dialami oleh Wanita Usia Subur dengan rentangan umur 15-45 tahun. Golongan wanita usia subur khususnya pada ibu hamil. MENGIDENTIFIKASI MASALAH KEK
Pengukuran Lingkar Lengan Atas sebagai Indikator
Seseorang yang mempunyai lingkar lengan
atas (LILA) yang kurang dari 23,5 cm dapat dikatakan ia mengalami kekurangan gizi kronis. Ambang batas LILA WUS engan resiko KEK adalah 23,5 cm. Apabila LILA kurang dari 23,5 cm artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan BBLR (Supriasa, 2002). PREVALENSI KASUS KEK Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) WUS KEK Hamil 24,2% tahun 2013 lalu mencatat prevalensi WUS KEK Hamil WUS KEK Tidak Hamil 20,8% dan WUS KEK Tidak Hamil
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2018 lalu mencatat prevalensi WUS KEK Hamil dan WUS KEK Tidak Hamil WUS KEK Hamil 17,3%
WUS KEK Tidak Hamil 14,5%
LOKASI Masalah Kekurangan Energi Kronis biasanya sering terjadi di daerah pedesaan. Hal ini di pengaruhi oleh ketersediaan pangan didesa terbatas, tingkat pendapatan yang masih rendah, tingkat pengetahuan warga pedesaan masih kurang memahami tentang gizi, status ekonomi yang rendah, tingkat pendidikan. PENYEBAB KEK
Jumlah asupan makanan
Beban kerja/Aktifitas
Penyakit /infeksi
Pengetahuan tentang Gizi
Pendapatan keluarga
Usia ibu hamil
SASARAN SPESIFIK TUJUAN PERBAIKAN KEK SASARAN 1. Agar semua ibu hamil KEK Sasaran masalah kekurangan energi kronis mendapatkan pengobatan dan penangan yang tepat terhadap (KEK) ini yaitu wanita usia subur usia 15-45 gangguan kesehatan pada ibu tahun khususnya pada kelompok golongan hamil yang mengalami KEK rawan yakni ibu hamil. . 2. Agar semua ibu hamil KEK mengalami peningkatan status gizi 3. Sebagai pencegahan terhadap penyakit dan komplikasinya akibat KEK melalui penyuluhan Apakah tujuan dapat terukur secara kesehatan dan konseling gizi. kuantitatif/ penurunan penderita? Konseling gizi ini dilakukan dengan tujuan membantu ibu Untuk menurunkan persentase penderita KEK yang diketahui hamil KEK dalam memperbaiki berdasarkan Riskesdas tahun 2018 mencatat bahwa di Indonesia status gizinya melalui penyediaan prevalensi WUS KEK hamil di Indonesia sebesar 17,3%. makanan yang optimal agar Maka setelah dilakukannya tujuan perbaikan yang diuraikan diatas tercapai berat badan standar diharapkan mampu menurunkan persentase ibu hamil KEK di Indonesia. TUJUAN INTERVENSI PEMANTAUAN BB & LiLA
MELAKUKAN KONSELING KESADARAN GIZI
PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT)
Lembaga yang bertanggung jawab terhadap intervensi masalah KEK Pelaksanaan Intervensi KEK Kementerian Kesehatan melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi dengan Pemantauan BB ini dilakukan setiap bulan, LiLA diukur pada saat pertama kali pemantauan dan evaluasi serta pengendalian kegiatan penanggulanagn KEK 01 setelah dilakukan intervensi selama 3 bulan Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT), dilakukan selama 90 hari dan evaluasi setiap bulan dengan melihat 02 pertambahan berat badan dan LiLA, Hubungan Antar Lembaga 04 sehingga status gizi ibu menjadi normal. Dapat dilakukan dengan cara melakukan rujukan ke petugas tenaga Bentuk dan Mekanisme Lokasi gizi serta berkolaborasi untuk Pembiayaan membantu memonitoring serta 03 Untuk menanggulangi masalah KEK pemerintah mengevaluasi asupan pemberian khususnya Kementerian Kesehatan meluncurkan makanan dan kenaikan berat badan. program Bantuan Operasional Kesehatan BOK ke seluruh Puskesmas. Penyebab kegagalan Penyebab kegagalan yaitu kurangnya asupan gizi yang Keuntungan Evaluasi Sejauh mana intervensi cukup pada ibu hamil serta Untuk mengetahui tingkat kurangnya kesadaran dapat berhasil keberhasilan dan mengkonsumi PMT sesuai Intervensi dapat berhasil kemajuan status gizi ibu kebutuhan. apabila telah tercapai dan hamil yang mengalami sesuai dengan apa yang KEK. telah direncanakan.
Pengaruh secara fisik dan
tingkah laku sasaran Kebutuhan spesifik dari konsumen Pengaruh secara fisik yaitu ibu hamil Kebutuhan spesifik yang KEK mengalami peningkatan status dibutuhkan oleh ibu hamil KEK EVALUASI gizi, sedangkan secara tingkah laku yaitu adanya program PMT bagi ibu yaitu perilaku ibu hamil yang KEK hamil yang bertujuan untuk menjadi sadar akan makanan yang menambah asupan gizi ibu hamil sehat dan asupan yang cukup serta sehingga kebutuhan gizi ibu hamil mampu menerapkannya. dapat terpenuhi ANY QUESTIONS ??