Anda di halaman 1dari 16

Manajemen Pelemeliharaan

Pembangkit Listrik

KELOMPOK 6
-Alwan Farras
-Farhan Prima
-Arif Putra Apridyarsa
-Syahrul Ramadhan
-Alfin Salim
-Aisyah Inggit
-Agus Purba
1. Manajemen Pemeliharaan
Menurut Drs. Sudjoko dalam bukunya
berjudul “Administrasi Material” Pemeliharaan
adalah “keseluruhhan aktifitas yang dilakukan
terhadap alat (material) untuk menjaga atau
menegembalikan kemampuan alat itu dalam
memberikan pelayanan, kegiatan ini terdiri dari
pemeriksaan,uji coba, service, kondisi,
penggantian, perbaikan, dan renovasi”
Kegiatan pemeliharaan :
Pada dasarnya adalah melakukan
- Rencana kegiatan pemeliharaan
- Pelaksanaan pemeliharaan, serta
•- Kegiatan pengendalian pemeliharaan dan evaluasi
atas seluruh fasilitas produksi (energi listrik).

Kegiatan pemeliharaan juga merupakan


kegiatan manajerial yang harus dapat
mempertahankan keandalan instalasi dalam segala
kondisi lingkungan dan sistem pembebanan, tetapi
tetap berpedoman pada azas biaya terendah terhadap
suatu output tertentu yang ditetapkan
Secara garis besar terdapat empat
tujuan pokok pemeliharaan yaitu:
1. Memperpanjang usia pakai peralatan. Hal tersebut sangat
penting terutama apabila terlihat dari aspek biaya, karena untuk
membeli satu peralatan jauh lebih mahal apabila dibandingkan
dengan memelihara sebagai dari peralatan tersebut. Walaupun
disadari bahwa kadang-kadang untuk jenis tertentu membeli
dapat lebih murah apabila alat dirawat sudah sedemikian rusak.

2. Menjamin peralatan selalu siap dengan optimal untuk


mendukung kegiatan kerja, sehingga diharapkan akan
memperoleh hasil yang optimal pula.

3. Menjamin kesiapan operasional peralatan yang diperlukan


terutama dalam keadaan darurat, adanya unit cadangan,
pemadaman kebakaran dan penyelamat.

4. Menjamin keselamatan orang yang menggunakan peratan


tersebut.
Tugas-tugas Perencanaan
Pemeliharaan
1.Persyaratan Kualitas
2.Persyaratan Lingkungan
3.Persyaratan K3
4.Prosedur-Prosedur yang berlaku
5.Ijin-ijin yang dapat dipakai
6.Estimasi / Standard-standard
7.Mengkaji ulang WR (Work Request) atau PM Master
8.Inspeksi Lapangan bila diperlukan
9.Parts dan Material
10. Status WR terkait
11. Tagging dan Isolasi
12. Tools / Perkakas
13. Manual Book, Gambar Peralatan, Electrical Wiring
Diagram, P & ID Diagram, Logic Diagram
2. Jenis-jenis pemeliharaan

Secara garis besar


pemeliharaan dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu:

2.1 Pemeliharaan terencana dan


2.1 Pemeliharaan tidak terencana.
2.1 Pemeliharaan Terencana
proses pemeliharaan yang diatur dan
diorganisasikan untuk mengantisipasi perubahan
yang tejadi terhadap peralatan di waktu yang akan
datang. Dalam pemeliharaan terencana terdapat
pengendalian dan justru pencatatan sesuai dengan
rencana yang telah ditentukan sebelumnya

P. Prefentif P. Berkala

P. Prediktif P. Korektif
Pemeliharaan Prefentif
Preventive maintenance dikenal juga dengan istilah time
base maintenance, dimana sistem pemeliharaan
berdasarkan jam kerja operasi mesin.
Pemeliharaan preventif adalah sistem
pemeliharaan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
kerusakan yang tiba-tiba dan untuk mempertahankan
performa kerja sesuai/mendekati dengan yang
digaransikan.

Sistem pemeliharaan ini membutuhkan skedul


pemeliharaan yang tetap dan management spare
part yang baik, sehingga proses produksi dapat berjalan
dengan konstan.
Pemeliharaan Prediktif
Prediktif maintenance dikenal juga dengan istilah
condition base maintenance.

Sistem pemeliharaan ini biasanya menggunakan


peralatan online condition monitoring yang dapat
memprediksi kondisi suatu peralatan dan kapan
peralatan tersebut akan mulai rusak.
Sistem pemeliharaan ini dapat menghemat waktu dan
biaya pemeliharaan, karena pemeliharaan dilakukan
sebelum peralatan tersebut benar2 rusak. Sistem
pemeliharaan ini membutuhkan SDM yang handal dan
investasi peralatan prediktif yang relatif mahal.
Pemeliharaan Periodik
Pemeliharaan Korektif
Pemeliharaan korektif dikenal dengan istilah
reactive maintenance.

Merupakan suatu kegiatan pemeliharaan yang


dilakukan ketika unit pembangkit mengalami
kelainan atau kondisi kerja rendah pada saat
menjalankan fungsinya dengan maksud untuk
mengembalikan pada kondisi semula.
Pemeliharan Tidak Terencana
Pemeliharaan tak terencana adalah jenis
pemeliharaan yang dilakukan secara tiba-tiba karena
suatu alat atau peralatan akan segera digunakan.
Seringkali terjadi bahwa peralatan digunakan sampai
rusak tanpa ada perawatan yang berarti, baru kemudian
dilakukan perbaaikan apabila akan digunakan. Dalam
manajemen pemeliharaan, cara tersebut dikenal dengan
pemeliharaan tak terencana atau darurat (emergency
maintenance). Pada umumnya metode yang digunakan
dalam penerapan pemeliharaan adalah metode darurat
tak terencana. Metode tersebut membiarkan kerusakan
alat yang terjadi tanpa atau dengan sengaja sehingga
untuk menggunakan kembali peralatan tersebut harus
dilakukan perbaikan atau reparasi. Pemeliharaan tak
terencana jelas akan menganggu proses produksi dan
biasanya biaya yang akan dikeluarkan untuk perbaikan
jauh lebih banyak dengan pemeliharaan rutin
Breakdown maintenance sering juga disebut sebagai run
to failure maintenance dengan kata lain pemeliharaan
baru dilaksanakan ketika perlatan sudah benar-benar rusak.
Pelaksanaan pemeliharaan ini mengharuskan unit dalam
keadaan tidak beroperasi.

Breakdown Maintenance merupakan aktivitas maintenance


(pemeliharaan) yang dilakukan sebagai reaksi atau tindakan
segera yang menduduki prioritas utama untuk mengembalikan
kondisi peralatan atau mesin pada kondisi atau keadaan
normal setelah mengalami kegagalan fungsi yang
mengakibatkan peralatan tersebut berhenti beroperasi.Hal
ini sebagian besar diakibatkan oleh minimnya perhatian
yang diberikan terhadap kondisi operasi permesinan, peralatan
atau sistem yang dijalankan
Cara sederhana menetapkan tipe
pemeliharaan

- Kalau peralatan kondisinya bisa dimonitor dan ada tools yang
tersedia untuk monitor, maka lakukan pemeliharaan prediktif.

- Kalau peralatan tidak bisa dimonitor kondisinya atau tidak


tersedia tool untuk monitoring kondisi, maka lakukan
pemeliharaan preventif

-• Kalau pemeliharaan preventif sulit dilakukan, atau effortnya


terlalu besar dibandingkan harga peralatan dan dampak yang
ditimbulkan bila rusak, maka biarkan dia rusak.

- Kalau terjadi kegagalan berulang atau terjadi kegagalan yang


tidak semestinya, maka lakukan root cause failure analysis.
SEKIAN & TERIMAKASIH
DAFTAR PUSTAKA
 http://repo.polinpdg.ac.id/1831/1/Muhammad_Irfani_LI-
D3.pdf
 https://dokumen.tips/documents/manajemen-perawatan-
pembangkit.html
 https://id.scribd.com/doc/311210319/Sistem-Pemeliharaan-
Pembangkit
 http://www.pjbservices.com/id/layanan/perawatan-periodik-
dan-non-rutin/

Anda mungkin juga menyukai