Anda di halaman 1dari 32

NAMA : DR.

ARROYAN WARDHANA,SPTHT
TEMPAT/TGL.LAHIR : JAKARTA, 13 AGUSTUS 1978
ALAMAT : PERUM MAYA PERSADA REGENCY
JATIBENING BEKASI
PEKERJAAN
DOKTER SPESIALIS THT RSUD KOJA

ORGANISASI
PERHATI-KL DKI JAKARTA
KOMITE MEDIK RSUD KOJA
PERSALUNY FK
-

Dr Arroyan Wardhana SP.THT-KL


PELATIHAN KOMPETENSI TIM PENGUJI KESEHATAN
PELAUT-BKKP DITJEN HUBLA,
KEMENTRIAN PERHUBUNGAN RI
Psl.2. (1) Tenaga fungsional harus memenuhi persyaratan tingkat
kesehatan yang sesuai dengan pekerjaan dan tidak
membahayakan lingkungan kerjanya
Psl.2. (2) Tingkat kesehatan tenaga fungsional pelayaran harus
didasarkan pada hasil pengujian dan penilaian tingkat kesehatan
yang dilakukan oleh tim penguji & penilai tingkat kesehatan tenaga
fungsional pelayaran
Psl.8. (1) Hasil pengujian dan penilaian tingkat kesehatan tenaga
fungsional pelayaran dapat digolongkan menjadi a. Sehat, b. Tidak
sehat
Psl.11. Apabila timbul permasalahan terhadap hasil pengujian dan
penilaian tingkat kesehatan, yang bersangkutan / pejabat yang
mengirim dapat mengajukan permintaan pemeriksaan ulang ke
BKKP
Kebijakan dasar

 Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Laut No.


HK.103/I/5/DJPL-13, tentang
 Tata cara pelaksanaan pengujian dan penilaian tingkat
kesehatan bagi pelaut dan tenaga penunjang
keselelamatan pelayaran
 Pasal 6
 Ayat 5. Katagori
 1. Sehat untuk semua pekerjaan
 2. Sehat dengan batasan pekerjaan
 3. Tidak sehat sementara
 4. Tidak sehat permanen
 Rujukan dasar : International convention on standard of
training certification and watchkeeping for seaferers
(STCW) 1978 serta amandemennya.
Pedoman Penilaian Tingkat Kesehatan
8. Pendengaran dan Keseimbangan
a. Suara berbisik tidak terdengar dalam jarak 2m
b. Setiap perforasi gendang yang tidak dapat tertutup
c. Setiap peradangan kronis telinga tengah yang tidak dapat diobati
Semua tergolong tidak sehat permanen
8. Ketajaman & Pendengaran
1. Hasil pemeriksaan tajam pendengaran dengan alat audiometer adalah
normal
2. Pemeriksaan tajam pendengaran dengan Test Rinne adalah positif
3. Pemeriksaan tajam pendengaran dengan Test Webber adalah tidak
terdapat lateralisasi
4. Pemeriksaan tajam pendengaran dengan Test Schwabach adalah sesuai
pemeriksa
5. Gangguan bicara berat tergolong tidak sehat permanen
1. Tingkat I  Baik,
Tidak ada kelainan/penyakit sama sekali, atau kalaupun ada sangat
ringan dan tidak berarti, masih memenuhi persyaratan medis untuk
pelaut
2. Tingkat II  Cukup
Memiliki kelainan yang ringan sehingga tidak mempengaruhi fungsi
tubuh secara keseluruhan, masih memenuhi persyaratan medis untuk
menjadi pelaut
3. Tingkat III  Kurang,
Mempunyai kelainan yang mempengaruhi fungsi tubuh keseluruhan
akan tetapi masih dapat atau tidak menghalangi pelaut melakukan
tugas terbatas
4. Tingkat IV  Kurang sekali,
Mempunyai kelainan berat yang akan mengganggu fungsi tubuh
keseluruhan sehingga tidak lagi memenuhi persyaratan minimal
untuk diterima sebagai pelaut
1. Nilai Kemampuan I
Cakap untuk semua bidang pekerjaan di kapal ( mempunyai tingkat
I untuk semua kelompok UGDL.Ps)
2. Nilai kemampuan II
Cakap untuk bidang tertentusaja, yaitu bila mempunyai tingkat II
untuk satu kelompok atau lebih sebagai tingkat terendah
3. Nilai kemampuan III
Cakap untuk bidang tertentu saja, yaitu bila mempunyai tingkat III
untuk satu kelompok atau lebih sebagai tingkat terendah
4. Nilai kemampuan IV
Tidak cakap untuk semua bidang pekerjaan di kapal / laut dan
sifatnya menetap yaitu bila mempunyai tingkat IV untuk satu
kelompok atau lebih.
Pemeriksaan fisik THT (1)
Pemeriksaan telinga
Peralatan : Head lamp, ear specullum, serumen haak, forceps
telinga
Liang telinga : Lapang / Sempit (bila sempit apakah ada serumen
prop, benda asing atau udem liang telinga)
Membran timpani : Utuh / Perforasi (bila + deskripsikan ), Refleks cahaya
(+/-)
Sekret : Tidak ada / Ada ( bila + deskripsikan )
Kelainan lain : bila ada deskripsikan
Pemeriksaan hidung
Peralatan : Head lamp, nasal specullum, suction & tip
Kavum nasi : Lapang / Sempit (bila sempit deskripsikan)
Konka : eutrofi / hipertrofi , warna (bila + deskripsikan )
Sekret : Tidak ada / Ada ( bila + deskripsikan )
Kelainan lain : bila ada deskripsikan
Pemeriksaan fisik THT (2)

Pemeriksaan tenggorok
Peralatan : Head lamp, spatula lidah (logam/kayu),
Tenggorok : Tosil kanan & kiri (ukuran, detritus, warna)
Dinding faring : Hiperemia / Normal, tanda infeksi
Post nasal drip : Tidak ada / Ada ( bila + deskripsikan )
Kelainan lain : bila ada deskripsikan

Pemeriksaan kelenjar limfe servikal


Peralatan : Head lamp, Hanschoen,
Lokasi : Sisi kanan & kiri (submandibula/submentale)
Ukuran : ...... cm
Perabaan : Keras/ kenyal/kistik, fiksasi pada jaringan sekitar
Kelainan lain : bila ada deskripsikan
Peralatan : Garpu tala frekwensi 256 Hz, 512 Hz, 1024 Hz.
1.Test Rinne : Membandingkan hantaran udara dengan hantaran tulang.
a. Rinne (+) berarti hantaran udara lebih baik dari tulang Normal .
b. Rinne (-) berarti hantaran udara terganggu gangguan konduktif

2. Test Webber: Membandingkan hantaran tulang telinga kanan dengan


hantaran
tulang telinga kiri
a. Tidak terdapat lateralisasi berarti  Normal .
b. Lateralisasi ke telinga sakit  gangguan konduktif telinga sakit
c. Lateralisasi ke telinga sehat  tuli sensorineural telinga sakit
2. Test Schwabach: Membandingkan hantaran tulang telinga pasien dengan
hantaran tulang telinga pemeriksa ( Catt: Telinga pemeriksa normal)
a. Schwabach sesuai pemeriksa Normal .
b. Schwabach memanjang  gangguan konduktif
c. Schwabach memendek  tuli sensorineural
Peralatan
1. Audiometer + Headphone + Bone conductor
2. Chamber kedap suara
3. Printer
Pemeriksaan Audiometri nada murni
1. Pastikan clien mengerti apa yang harus dilakukan
2. Untuk mencapai hasil yang baik pastikan pintu chamber tertutup rapat
3. Batasi kebisingan di ruang tempat pemeriksaan
4. Bila terdapat hasil yang meragukan, ulangi pemeriksaan dengan persiapan
yang lebih baik
Analisa Audiogram
1. Evaluasi ambang dengar  Hitung AC pada = 500 Hz + 1 kHz + 2 kHz+ 4 kHz
dibagi 4
2. Perhatikan apakah terdapat ‘gap’ atau tidak
3. Perhatikan ambang dengar pada nada tinggi ( 4 kHz dan 8 kHz), apaka ada
penurunan atau tidak
4. Perhatikan pula gambaran audiogram patognomonik untuk penyakit tertentu
( misalnya V notch, snhl dengan gap nada rendah)
Keterangan
1. Intensitas ambang dengar normal = 0 s/d 20 db, gangguan ringan = 21 s/d 40
dB, gangguan sedang = 41 s/d 60 dB, gangguan berat = 61 s/d 80 dB
2. Adanya ‘gap’ menunjukkan terdapatnya gangguan konduktif, bila disertai
dengan penurunan bone conduction menunjukkan terdapatnya tuli campur.
3. Penurunan nada tinggi pada frekwinsi pada 8 kHz menunjukkan pengaruh
presbikusis
4. Gambaran audiogram V notch pada frek 4 kHz menunjukkan NIHL,
gambaran sensoruneural hearing loss dengan gap nada rendah
menunjukkan kemungkinan sindr. Meniere
Interpretasi
1. Audiogram menunjukkan gangguan pendengaran ringan , klinis
menggambarkan OMA tanpa perforasi membran  maka kesimpulannya
adalah tidak sehat sementara
2. Audiogram menunjukkan gangguan pendengaran ringan, klinis
menggambarkan rhinitis kronis dengan gambaran obstruksi tuba tanpa
disertai perforasi membran timpani  maka kesimpulannya adalah sehat
hanya untuk bidang tertentu
3. Bila terdapat perforasi membran timpani yang terjadi kurang dari 3 bulan
dengan audiogram gangguan konduktif ringan - sedang, kemungkinan
masih dapat sembuh dengan pengobatan maka client tidak sehat
sementara perlu diobati sampai gendang menutup ( tidak sehat untuk waktu
tidak terbatas diperiksa kembali 2 s/d 3 bulan lagi)
4. Bila terdapat perforasi membran timpani yang terjadi lebih dari 3 bulan,
audiogram gangguan konduktif sedang, kemungkinan dapat sembuh
dengan tindakan operatif tetapi tidak akan sembuh bila dibiarkan maka
kesimpulannya adalah ( tidak sehat untuk waktu tidak terbatas diperiksa
kembali 3 s/d 6 bulan lagi)
5. Presbikusis ringan tanpa ada kelainan membran kesimpulannya sehat
hanya untuk bidang tertentu
Penyakit tersering
1. OMA
2. OME
3. OMSK
4. NIHL
5. Presbikusis
6. Otosklerosis
7. Kelainan kongenital
Derajat gangguan
pendengaran
Test penala
“ air conduction & bone conduction

“ bone conduction telinga kanan &


kiri “
Rinne Test
Rinne positif berarti
1. Normal
2. Tuli saraf (NIHL, sudden deafnes, Presbikusis
)

Rinne negatif
Tuli konduktif telinga sakit (Ser. Prop, OMA,
OME, OMSK)

Tidak mendengar
Death ear telinga yang diperiksa (Tuli total)
Pemeriksaan fisik
Normal & Myringosclerosis
Oma & OMSK
Normal Audiogram
Conductive deafnes
NIHL awal & Moderate
Klinis Audiogram INTERPRETASI
 Normal   Normal   Sehat
 OMA , Perf. MT(-)   Ggn. Konduktif ringan   Tdk sehat sementara
 Rhin. Kronis / Obstr. Tuba  Ggn. Konduktif ringan   Sehat untuk bidang
Eustachius 
 Ggn konduktif ringan- tertentu
 OMA, Perforasi MT(+)  sedang 
 Tdk sehat utk waktu
 OMSK, Perforasi MT(+)  tdk terbatas
 Presbikusis ringan   Ggn konduktif sedang  Tdk sehat utk waktu
tdk terbatas
 Kelainan lain (OMSK  Ggn. Sensorineural  Sehat untuk bidang
maligna, Presbikusis ringan terutama nada tertentu
sedang s/d berat tinggi 

 Tidak sehat
 Tuli campur sedang s/d
berat, tuli saraf sedang
s/d berat
Perhatikan

1) Penyakit / kelainan yang diderita, apakah


berbahaya buat kehidupan pasien itu sendiri .
2) Derajat gangguan pendengarannya …
3) Bisa disembuhkan atau tidak, dan berapa lama
perkiraan waktu penyembuhannya …
4) Bagaimana dampak penyakit / kelainan yang
ada dengan pekerjaannya sebagai pelaut
5) Beberapa posisi / tugas yang memerlukan
ketajaman pendengaran yang cukup dilaut
adalah juru mudi, perwira dek dan perwira
mesin

Anda mungkin juga menyukai