Anda di halaman 1dari 79

MK TEKNIK SUNGAI

(2SKS, MK PILIHAN/ AIR)


BAGIAN B: PERBAIKAN DAN PENGATURAN SUNGAI
I. UMUM
II. PERENCANAAN
III. USAHA PERBAIKAN & PENGATURAN SUNGAI
IV. 0PERASIONAL & PEMELIHARAAN SUNGAI
PUSTAKA:
1.PRINCIPLES OF RIVER ENGINEERING OLEH: JENSEN Cs
2.RIVER ENGINEERING OLEH: OVERBEEK
3.PERBAIKAN DAN PENGATURAN SUNGAI OLEH: SOEYONO
SOSRODARSONO
SIAPA AKU ? -------
DIMANA AKU ? ------
1. UMUM.
A. Fungsi/ manfaat Sungai
Secara garis besar fungsi/ manfaat sungai terdiri:
Pengend.banjir & pemanfaatan S.d.a. sungai.
Pemanfaatan S.d.a.Sungai:
• Pemanf. Sda.untuk irigasi
• Pemanf Sda. Untuk penyediaan air baku
• Pemanf Sda. Untuk lalu lintas air
• Pemanf Sda. Pembangkit tenaga listrik
• Pemanf Sda. Untuk pengglontoran kota
• Pemanf Sda. Untuk perikanan
• Pemanf Sda. Untuk olahraga air & pariwisata, dll
B. Morphologi Sungai.
Untuk Pengelolaan atau beraktivitas di sungai perlu
memahami morphologi sungai.
• Karakteristik alur sungai
• Karakteristik hidrologi sungai
• Karakteristik hidrolik sungai
• Transportasi sedimen sungai
Sungai adalah hidup/ dinamis, apabila ada aksi/
kegiatan dll maka akan timbul reaksi dari sungai. Hal
ini sungai akan selalu mencari keseimbangan baru.
Dalam melakukan kegiatan di sungai (perencanaan,
pengelolaan dll) tak bertentangan sifat alami sungai.
C. Pengembangan fungsi & manfaat S.D.A. Sungai
Pengembangan fungsi dan manfaat sungai bersifat
multi manfaat/ multy purpose, pengembangan
wilayah (river basin), mengakomodasi segala
kepentingan/ aspek dll serta perencanaan yang jauh
kedepan, yaitu yang berprinsip dasar pada:
• Komprehensif
• Terpadu/ integrated
• Seimbang
• berkesinambungan
D. Pelestarian Sungai.
• Intervensi manusia terkait pemanfaatan sungai
(berlebihan/ “Overload”) maupun yg lain, timbul
permasalahan
• Operasi & pemeliharaan maupun pelestarian
sungai yang tidak tepat (memadai).
Penurunan fungsi/ manfaat sungai.
Pengelolaan Sungai:
• “One River One Management”
• Satu Satuan Sist.Wil.Sungai/pengemb river basin
Pelestarian sungai ? (thd fungsi/manfaat)
2. PERENCANAAN SUNGAI.
A. Perencanaan
Pada perencanaan sungai terkait fungsi & manfaat
secara garis besar ada 2 program:
• Pengamanan banjir
• Pemanfaatan sumber daya air
Kedua program tsb.mempunyai sifat yang berbeda,
program pertama mengalirkan air banjir cepat kehilir
& program kedua menahan air sbg potensi
Sda.sungai untuk dimanfaatkan secara maximal. Maka
dengan prinsip; komprehensif, terpadu, seimbang
dan berkelanjutan, merupakan satu program sungai
yang besar menjadi satu kesatuan yang optimal.
Maka suatu program besar sungai yg optimal:
• Perencanaan sungai meliputi seluruh program
yang menjadi satu kesatuan yang komprehensif.
• Seluruh program harus terkait, terpadu dalam
perenanaan, kajian, pengelolaan dll, sehingga
hasilnya optimal.
• Seluruh program seimbang, tidak terjadi konflik
kepentingan, manfaat dll, sesuai potensi, fungsi
dan manfaat, shg kelestarian terjaga.
• Mengakomodasi program2 lain, spt. Program2
lokal, land used, pola tata ruang yang ada dll,
dengan kajian jauh kedepan yang berkelanjutan.
B. Program Perencanaan Sungai
Program sungai:
1) Pengamanan banjir, terdiri:
• Pengendalian banjir ( waduk, perbaikan alur, dll)
• Perbaikan & pengaturan sungai ( program sabo,
pengamanan alur sungai, erosi dan sedimentasi dll)
2) Pemanfaatan Sda. Sungai, terdiri:
• Pemanfaatan sda (irigasi, air baku, dll)
• Kebutuhan energi (PLTA, lalu lintas air)
• Kepentingan lain2(perikanan, pariwisata dll)
Komprehensif, terpadu, seimbang & berkelanjutan
3. PERB & PENGATURAN (PEMBINAAN) SUNGAI.
A. Umum.
• Sungai mempunyai fungsi dan manfaat yang
merupakan potensi sangat strategis, sehingga
kadang di berdayakan/ dimanfaatkan secara
berlebihan. Hal ini sering menimbulkan dampak
negatif, yang bisa menurunkan fungsi dan manfaat
sungai itu sendiri.
• Disamping itu intervensi, aktivitas kegiatan manusia
pada daerah alur sungai maupun daerah aliran
sungai tdk tepat, sehingga timbul permasalahan.
Seperti buang sampah, mendirikan bangunan pada
bantaran sungai, pengelolaan DAS tak baik dll.
Semua kegiatan/ aktivitas manusia di DAS & da. Alur
sungai tsb diatas yg tak tepat mengakibatkan:
• Banjir dan kekeringan
• Erosi, sedimentasi dan perubahan alur sungai tidak
terkendali.
Dengan adanya kegiatan yg tdk tepat tsb, sungai akan
timbul reaksi mencari keseimbangan baru, yang
sering tidak sesuai dengan yang kita inginkan.
Maka perlu perlindungan maupun pembinaan
sungai yang komprehensif, terpadu, seimbang dan
berkelanjutan.
B. Pengaturan/ Perbaikan terkait pemanfaatan
& permasalahan
Terkait pemanfaatan dan permasalahan sungai
perlu adanya perbaikan/ pengaturan :
1). Pengaturan t.m.a. Sungai/ Hsungai
2). Pengaturan/ konservasi aliran sungai
3). Perbaikan/ pengaturan (pembinaan) sungai
C. Karakteristik & proses yang terjadi di alur sungai
Alur sungai dari hulu sampai hilir merupakan satu
kesatuan, secara letak geographis dapat dibagi,
bagian hulu, tengah dan hilir yang mempunyai sifat
dan proses yang terjadi berbeda.
Bag.hulu
Tengah
Hilir
Laut
1).Alur sungai bag. Hulu:
• Al. Sungai Debris
• Material dasar sungai, kerikil sd. boulder
• Penampang melintang sungai bentuk V
• Kemiringan dasar sungai curam
• Erosi dasar sungai dan runtuhan tebing sungai
• Degradasi dasar sungai.
2).Alur sungai bagian tengah:
• Material dasar sungai pasir sd. Clay
• Sebagai alur transportasi
• Alur sungai meander
• Gerusan tebing luar pada alur meander
• Pergerakan alur meander kearah tikungan luar
• Longsoran tebing sungai
3). Alur bagian hilir
• Kemiringan dasar sungai landai
• Penampang sungai bentuk U sangat lebar
• Material dasar sungai clay sd. Silt
• Pola alur sungai Braided
• Sedimentasi sungai
• Pedangkalan/agradasi dasar sungai.
• Longsoran tebing sungai
D. Perencanaan perbaikan dan pengaturan sungai
Perencanaan dilakukan secara komprehensif dan
terpadu dengan memperhatikan karakteristik alur spt
tsb diatas. Maka alur bagian hulu merupakan
pengamanan thd erosi/runtuhan tebing, bagian
tengah dengan stabilitas alur dan pergerakan
meander sbg alur transportasi dan bagian hilir
mengendalikan sedimentasi/ pengerukan,
normalisasi alur, tanggul terkait pengend.banjir.
1). Pengendalian/ pengaturan alur bagian hulu.
Pada dasarnya menstabilkan alur, menekan laju
erosi/ runtuhan tebing dan mengendalikan sedimen
yang terangkut kehilir (program sabo).
Konsep mereduksi/mengendalikan sedimen yang
terangkut kehilir oleh bangunan2 sabo dihulu sbb:
m3/th
angk.sed. Kehilir sblm ada bangunan
To Tr= reduksi
sedimen

Tb= sed.
sesudah ada bangunan terangkut
kehilir
Jarak (km)
B.Sabo(5) B.Sabo(3) kanalisasi(1)
5 4 3 2 1 Sungai
B.Sabo(4) B.Kant.lump(2) Utama
Bangunan pengendalian sedimen di hulu sbb:
• Bangunan2 dari hulu sd. Kantong pasir adalah
perlu bangunan2 penstabilan dan bangunan2
penangkap sedimen.
Misalnya: Sabo dam/ chek dam, kantong pasir dll
• Bangunan2 pada alur kanalisasi (setelah B.
Kantong pasir) adalah merupakan bangunan
penstabilan. Pada bagian alur ini tidak
diperkenankan erosi maupun sedimentasi.
Misalnya: groudsill, revetment/ perkuatan tebing,
tanggul, dll
2). Pengendalian/ pengaturan alur bagian tengah.
Pada alur bagian tengah merupakan alur
transportasi (thd sedimen), maka pengaturan
ditujukan untuk alur stabil (tebing dan dasar sungai)
dan mengatasi laju pergerakan meander akibat
gerusan tebing luar. Jadi diharapkan erosi dan
sedimentasi pada alur ini relatip kecil/ seimbang, hal
ini sangat tgt pengendalian sedimen pd bagian hulu.
Maka bangunan pengaturan alur bag. tengah al:
• B. Tanggul
• B. Pengamanan tebing sungai (perkuatan tebing
maupun pengarah aliran)
• B. Tanggul
• Pekerjaan sudetan
• Normalisasi alur
• B.perkuatan dasar sungai, dsb
3). Pengendalian/ pengaturan alur bagian hilir
Pengaturan pada bagian alur ini sehubungan
dengan adanya sedimentasi/ agradasi dasar sungai
dan pengendalian banjir.
Maka langkah yg perlu dilakukan al:
• Normalisasi alur sungai termasuk tanggul
• Pengerukan secara berkala (tgt laju sedimentasi)
• Penanganan secara terpadu perlu pengendalian
erosi di hulu (alur sungai & DAS)
BANGUNAN PERSUNGAIAN.
A. BANGUNAN PENGENDALIAN SEDIMEN.
1). BANGUNAN SABO DAM (PENGEND.SEDIMEN).

kolam olak

Tubuh Dam Subdam

Endapan sedimen (jika penuh)


Fungsi bangunan sabo dam.
• Fungsi B. Sabo dam secara seri:
Is3
Bs3 Is2
X34 Bs2 Is1
X23 Bs1 Io
rencana Bs4 X12
Dengan adanya B.Sabo 1,2,3,4 maka akan terbentuk
kemiringan dasar sungai baru stabil secara alami,
yaitu Is1, Is2, Is3 dst.
membentuk dasar sungai memanjang stabil
• Fungsi bangunan sabo dam secara individual.
Volume tampungan sedimen sabo dam
Is stabil baru
A Q

Pot.A--A A Io(lama)

B.Sabo dam
Storage volume
Fix volume
• Pembangunan Sabo Dam dari hilir kehulu
(menaikan dasar sungai)
Ds sungai lama
Bs2 ds.sunggai baru
Bs1

ds.sungai baru (naik)


ds. Sungai lama

• Pembangunan Sabo Dam dari hulu ke hilir.


(menurunkan dasar sungai)
Struktur B. Chekdam
f = 1,76(Dm)1/2
R = 0,47(Q/f)1/3 (scouring)
D = 1,25R
Shl Shr

cover beton mutu tinggi Lr


Shl = kemiringan tubuh sebelah hulu terkait
kestabilan Dam.
Shr = Kemiringan tubuh dam terkait pengaliran
ditubuh dam hilir (relatip free-fall)
Drip-hole. Revetment filter
2). BANGUNAN KANTONG PASIR.

Icuram I (landai) Lokasi Kant.Lump

Alur sungai melebar


KL3 KL2 KL1

Pada perubahan kemiringan dasar sungai yang


mendadak (kecep.al.tdk.stabil), maka sungai akan
melebar cukup besar dan pelan2 akan kembali lebar
normal. Lokasi Kantong Lumpur (volume
tampungan besar), mis: KL1, KL2,KL3 dst.
Pelakasanaan Bangunan kantong Lumpur
• Pembangunan Kantong Lumpur pertama : KL1.
• Kantong Pasir KL1 penuh dibangun KL2 dst.
Is(Ibaru stabil) KL3
KL2
KL1
Io (tidak stabil
• Bangunan KL2, KL3 dst adalah bangunan berdiri
diatas timbunan
3). Pek.Kanalisasi/normalisasi (hilir kantong pasir)

kantong pasir
Desain Penampang:
Debit desain Qo = (1+α)Qbanjir
α – tgt konsentrasi sedimen ( 0,05 – 0,3)
Pendekatan Kemiringan dasar sungai stabil:
Iwagaki: U*2 = U*c2 
Is = (80,9xD)/(gh)={(80,9xD)/(gx102)}10/7x{(B)/(nq}6/7
Bangunan yg diperlukan:
Tanggul, girdle, groundsill, perkuatan tebing sungai
(yg bersifat langsung dari bronjong), dll
4). BANGUNAN GROUNDSILL
• Groundsill merupakan bangunan drop yang
mengatur kemiringan dasar sungai (menurunkan),
untuk menjaga kestabilan dasar sungai (mencegah
erosi). Supaya tidak banyak merubah landscape,
tata air maupun menekan dampak negatip, maka
tinggi drop maximal kira2 2,0 m.
• Jika tinggi drop adalah 0,00 m disebut girdle, utk
mengatisipasi fluktuasi dasar sungai. Hal ini untuk
mengantisipasi angkutan sedimen dari hulu yang
tidak stabil, akibat bangunan pengendali sedimen
yg belum optimal.
• Bangunan groundsill diperlukan pada:
Pada alur sungai yg mengalami erosi/ degradasi
(penempatan dihilir bangunan jembatan dll)
Pada alur sungai sudetan (jika kemiringan sungai
sudetan tidak stabil). Jembatan
Is aman dari gerusan
Io

Io groundsill Is
Io adalah kemiringan dasar sungai lama
Is adalah kemiringan dasar sungai stabil baru
terjadi sedimentasi. Jika tak ada groundsill
5) Bangunan Girdle
Bangunan girdle merupakan bangunan penstabilan
dasar sungai seperti groundsill tetapi tidak
mempunyai drop (drop = 0). Bangunan ini
diperuntukan alur sungai yg masih mengalami
fluktuasi dasar sungai akibat pengendalian sedimen
dihulu belum optimal.

Dasar yg fluktuasi

B.Girdle
6). Perbaikan/pengaturan alur meander(bag.tengah)
Bagian alur sungai meander, cenderung bergerak
kearah tikungan luar & gerusan ditikungan luar juga.
R2
R1
R3 R4

R5 R6
Kondisi meander : R7
R/B < 10 - kondisi kritis, artinya: jika tak dilakukan
sudetan, hanya dilakukan O&P dg. b.persungaian,
mk.akan rusak & bangun lagi  jadi mahal.
Pekerjaan sudetan: perlu dilakukan secara hati2,
beaya mahal, kadang2 bisa merusak sungai (kondisi
tidak stabil), berdampak sangat luas dan kadang2
menimbulkan permasalahan banjir dihilir makin
besar.
Desain penampang:
• Kapasitas pengaliran sesuai debit desain
• Bentuk penampang melintang stabil secara
hidrolik.
• Penampang melintang stabil terhadap erosi tebing
• Penampang memanjang stabil thd erosi dasar
sungai, pendekatan: Ƭc = Ψ(ρs-ρw)gDm ...Shield
Pekerjaan/ bangunan yg diperlukan:
• Pekerjaan sudetan (meander kritis)
• Normalisasi
• Pek. Tanggul
• Bangunan perkuatan dasar sungai (untuk dasar
sungai yg tidak stabil)
• Bangunan perkuatan tebing sungai (untuk tebing
sungai yg tidak stabil khususnya pada tikungan
luar)
6). BANGUNAN PENGAMAN TEBING SUNGAI
• Bangunan p.t.s. Berfungsi untuk mengamankan
tebing sungai dari gerusan aliran air sungai.
• Bangunan p.t.s. Ada 2 jenis:
a) B.p.t.s. Langsung (2jenis):
- lolos air
- tak lolos air
b) B.p.t.s. Tak langsung (2 jenis):
- lolos air
- tak lolos air
• Persyaratan: mudah dilaksanakan, murah, bahan
lokal, bisa disesuaikan dg. kebut. (struktur mahal)
B.p.t.s. Langsung lolos air.
Bangunan lolos air menempel langsung pada tebing
sungai, shg mengamankan langsung dari gerusan air.
Contoh: hamp. batu, pas.blok2 beton,turap kayu dll.
Syarat:
o Talud tebing sungai harus stabil thd. Longsoran.
o Batuan aman terhadap erosi
o Menggunakan Lap. Filter. m.air
pas. Blok beton
Lap. filter
B.p.t.s. Langsung tak lolos air.
Bangunan yang tak olos air menempel langsung pada
tebing sungai, shg mengamankan langsung dari
gerusan air.
Contoh: turap baja, pasangan batu, turap beton dll.
Syarat:
o Talud tebing sungai harus stabil thd. Longsoran,
kecuali bangunan yg bersifat dinding penahan.
o Aman terhadap gerusan pada kaki/pondasi
o Menggunakan Lapisan filter dan pipa drainase
B.p.t.L.tak lolos air x

al.air hantam tebing


x
Potongan x- x

D = 1,25R
B.p.t.l tak lolos air
(turap beton)
outlet/ pipa drain f = 1,76(Dm)(1/2)
Filter scouring (R) = 0,47(Q/f)(1/3)
Bangunan p.t.tidak langsung (Krib)
L- jarak krib ( L antara 2—3xP)
P – panjang krib
KRIB dari bronjong adalah rapat air
Krib dari pasangan tiang/ dolken adalah lolos air
L
P

Fungsi krib : melindungi tebing sungai akibat


gerusan ditikungan luar secara tidak langsung.
Jarak krib: L = (2----3)p
Kehilangan energi = ixL
Tinggi kecepatan = V2/2g
ixL < V2/2g  (2gL)/(C2h) < 1
 L < α(C2h/2g)
C – koef chezy
α = 0,60 pusaran air cukup besar
Arah krib:
Miring kearah hilir: efektip melindungi tebing
Miring kearah hulu: efektip menangkap sedimen
Lapisan Filter.

Bronjong
m.air tanah
Tanah/ clay m.air sungai
lap. Filter
Tebal lapisan :
Pasir, kerikil halus ; 5--- 10 CM
Kerikil ; 10—20 cm
Batu; (1,5 – 2)x dia batu
Alternatip: lap. geotextile
8). Pekerjaan Penanganan alur di hilir
Pekerjaan sungai dihilir sangat erat dengan
Pengendlian banjir, berupa normalisasi alur sungai
untuk pengaliran debit banjir termasuk tanggul.
M.a.banjir Tanggul
tinggi jagaan
bantaran sungai debit dominan
Secara umum alur sungai dihilir terjadi sedimentasi,
maka perlu dipertimbangkan pengerukan secara
berkala (tgt laju sedimentasi).
Secara sistem perlu penanganan erosi di DAS,
pengendalian secara menyeluruh/ nonteknis
KARAKTERISTIK DPS:
• Bentuk & luasDPS
• Topografi & kemiringan lahan
• Land Used, Vegetasi/ tanaman & bangunan El.tertinggi
• Alur Sungai (panjang alur, order sungai)
• Morphologi permukaan bumi
• Strutur geologi Q
El.terendah
Batas DPS
Contoh bentuk DPS bulu burung/ daun
Bentuk DPS
DPS Kali Garang Semarang
A. DEBIT AL. RENDAH SUNGAI/ HARIAN (low-flow)
Merupakan potensi sumber daya air sungai (debit andalan), terkait
pemenuhan kebutuhan air.

Berdasarkan karakteristik/ fluktuasi aliran sungai sepanjang tahun maka


dibagi menjadi 3 jenis:
1. Ephemeral River ( terjadi hujan maka ada aliran )

(Q)

2. Intermitten River (al. Kontinyu pd musim hujan)

(Q)
3. Perenial River (al. Kontinyu sepanjang tahun)
Hidrograf aliran:
debit
(Q)

Jan Peb Mar..... Des (waktu)


B. HIGH-FLOW (Debit banjir aliran sungai)
Debit banjir diakibatkan oleh satu peristiwa hujan
(hujan harian), yg dapat disajikan dalam 2 jenis
grafik (Stage hydrograph & discharge Hydrograph)
HIDROGRAF TINGGI AIR SUNGAI (Stage Hydrograph) :
Hair (m) R

0 1 2 ..... Waktu (jam)


HIDROGRAF DEBIT AL. SUNGAI ( Discharge Hydrograph) :
Q(m3/det) R (HUJAN)
sisi turun Sisi naik

0 1 2 3 .... Waktu (jam)


t- banjir naik
PROSES HUJAN MENJADI ALIRAN
PERUBAHAN HIDROGRAF ALIRAN SUNGAI
Perubahan hidrograf aliran jika mempertimbangkan
empat (4) faktor:
1. I – intensitas hujan (mm/jam)
2. f – infiltrasi (mm/jam)
3. F – total infiltrasi (mm)
4. Smd – Soil Moisture Deficiensi (mm)

1) Jika: I < f dan F < Smd


Q R
(m3/det) (Aliran tidak berubah)

0 1 2 ....... T – waktu (jam)


2) Jika: I < f dan F > Smd
(Q) R
(al.berubah/ base-flow (BF) berubah)

0 1 2 .... T – Waktu (jam)


3). Jika: I > f dan F < Smd R
(Q) (al.berubah/ DRO berubah)

0 1 2 3 ..... T - Waktu ( jam)


4). Jika: I > f dan F > Smd

(Q) (al.berubah/ BF & DRO berubah)

0 1 2 3 ...... T- Waktu (jam)


PENERAPAN HUKUM KESEIMBANGAN AIR
PEMISAHAN HIDROGRAF BANJIR
Secara garis besar debit banjir al. Sungai terdiri dari
dua (2) komponen besar:
1) Al. Langsung Sungai/ Direct Run-off (DRO),
berasal dari aliran permukaan (Surface Run-Off)
2) Al. Dasar Sungai/ Base-Flow (BF), berasal dari
aliran air tanah suatu DPS.

Pemisahan hidrograf ada 3 cara:


a. Straight Line Method
b. Fixed Base Length Method
c. Variable Slope Method
a) Straight Line Method GRAFIK SEMILOG HIDROGRAF

(Q) I1 I2 I3 QMAX Log.Q Titik perubahan arah grs tajam

(m3/d) t (Jam)
DRO5 Volume DRO=AxRe.tot

T1 T2
BF10 BF12
BF2 BF5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12.... t (jam)
Titik T1 adalah banjir mulai naik (DRO mulai ada) dan T2 adalah DRO habis, maka
garis T1 – T2 pemisah BF dan DRO
Jika data debit al. Sungai sbb:
t (jam) : 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Q (m3/d): 26 23 20 37 64 86 73 60 52 44 36 33 32 30
Intensitas hujan sbb: t(jam) : 1 2 3
I (mm/jam): 16 21 16
Berapa Losses phi-index, hujan efektip(Re), BF & DRO tiap jam jika luas DPS: 37,80 Km2.
B) Fixed Base Length Method
T = A0,2 (T – dalam hari, A – miles kwadrat)
Q
DRO
T3
T0 T1 T2
BF
0 1 ... t - jam
Garis T1 – T2 – T3 adalah pemisah antara BF dan DRO

c) Variable Slope Method


Qmax
T-inflection
DRO
T1 T2 T3 T4
BF

Garis T1—T2 – T3 – T4 adalah pemisah antara BF dan DRO


II. ANALISIS/ PERHITUNGAN HIDROGRAF BANJIR
Hidrograf banjir diperlukan untuk keperluan desain
bangunan air, pengendalian dll dan analisis hidrolik
yang bersifat un-stedi.
Data yang diperlukan untuk analisis sbb:
1. Data hujan (intensitas hujan)
2. Kehilangan air (Losses)
3. Hujan efektip
4. Aliran dasar sungai (BF)
5. Unit Hidrograf, dll.
1) Data hujan (intensitas hujan)
Curah hujan yang dipakai biasanya merupakan curah
hujan rencana dari analisis statistik (skala
perencanaan– pereode ulang T tahun). Intensitas
hujan berasal dari pengamatan ARR, jika data
berupa curah hujan harian maka harus diubah/
analisis menjadi intensitas hujan.
(I) I 4 I5 I6
I3 ; I8 ; I9 ........dst adalah nol. (mm/j) I 2 I3
t0– t1 adalah I1 - (mm/jam) I1 I7
Curah hujan harian adalah R (mm)
R = I1 + I2 +............ + I24 (mm)
0 1 2 3 4 5 6 7 ..... t(jam)
2) Kehilangan air (Losses)
Losses pada analisis hujan efektip untuk hidrograf banjir merupakan
bagian dari curah hujan yang tidak mengakibatkan aliran
permukaan lahan (SRO), antara lain : infiltrasi (bagian terbesar),
interseption losses, abstraksi awal, evaporasi, depression storage.
1. Infiltrasi : (f) I1 I2
f0 I3 Infiltrasi (f – mm/j)
t0  f0 (mm/j) f1 f2 f3 f4
t0 -- t1 -> F1 (mm) F1 F2 F3
0 1 2 3 4 5 6 t(jam)
Total infiltrasi : F = F1 + F2 + F3
2. Total Losses metode phi index (Ø): dengan ketentuan besarnya
losses tiap jam konstan.
3). Curah hujan efektip (Re)
Curah hujan efektip merupakan sebagian dari hujan yang jatuh di
DPS mengalir di permukaan sebagai aliran permukaan lahan (surface
rUn-off), dan menuju alur sungai menjadi aliran langsung sungai
(Diuret Run-off). Maka besar nilai hujan efektip pada jam ke t
merupakan intensitas hujan jam t dikurangi total kehilangan jam t
dan tidak ada nilai negatip (nilai adalah nol).
Untuk t = i -> Rei = Ii - Øi (mm/j) -> Rei adalah >= 0
Total Re adalah :
Ret = Rei +...+ Ren (mm) I2
Metode phi index : (I) I1 I3 I4
Ø1 = Ø2 = Ø3 .... dst.
Ø Ø
0 1 2 3 4 (jam)
4) Unit Hidrograf (UH)
Unit hidrograf merupakan hidrograf aliran langsung
sungai (DRO) suatu DPS yang diakibatkan oleh
hujan efektip satu satuan tinggi per satu satuan
interval waktu (1mm/1jam).
Pedoman utk penggunaan & analisis Unit Hidrograf:
• Hujan efektip berdistribusi sama dg yg digunakan.
• Hujan efektip merata di seluruh DPS.
• Waktu dasar (Tb) Unit Hidrograf tetap.
• Berlaku superpossisi.
• Aliran langsung sungai (DRO) sebanding dengan
hujan efektip --> Volume DRO = Ret x luas DPS
Dua jenis UH: a) UH sintetis, mis. UH Nakayasu’
b) UH observed, hasil analisis hid.banjir.
(Q) U3 (Peak)
a).UH akibat: Re1=1 U4
Re1 = 1mm/j. U0 U1 U6
U8
0 1 2 3 4 5 6 7 8 (jam)
b).Hid.akibat: Tp=3jam Tb=8jam
Re2=1,1mm/j. Re2=1,1 Qp=Q4 = 1,1xU3
(Q)
Q3 =1,1xU2 Q6 =1,2xU5

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 (jam)
Analisis/perhitungan hidrograf banjir
A) Cara grafis
(Q)
Unit Hidrograf.

t(jam)

(Q) Qti
Hidrograf banjir
akibat Re1, Re2
dan Re3
BF
0 ti t(jam)
B) Cara analitis.
Q0 = BF0 + DRO0 atau Q0 = BF0 + ∑UxRe maka :
Perhitungan hidrograf banjir jika ada 3 hujan efektip & Tb UH adalah 8jam.
Q0 = BF0 + U0xRe1
Q1 = BF1 + U1xRe1 + U0Re2
Q2 = BF2 + U2xRe1 + U1Re2 + U0xRe3
Q3 = BF3 + U3xRe1 + U2Re2 + U1xRe3
-----
-----
Q7 = BF7 + U7xRe1 + U6Re2 + U5xRe3
Q8 = BF8 + U8xRe1 + U7Re2 + U6xRe3
Q9 = BF9 + 0 + U8Re2 + U7xRe3
Q10 = BF10 + 0 + 0 + U8xRe3
Q11 = BF11 + 0 + 0 + 0
Q12 = BF12 + 0
Untuk memudahkan perhitungan dapat
menggunakan tabel sbb.
Perhitungan hidrograf Banjir dengan tabel
Jika Tb UH = 5 jam (U0, U1 ,U2 ,U3 ,U4 & U5) dan hujan efektip, Re1,
Re2 dan Re3.

jam U URe1 UrRe2 URe3 ∑URe BF Q(m3/d)


ke (DRO) (BF+DRO)
0 U0 URe0 - - ......... BF0 ...........
1 U1 URe 1 URe0 - ......... BF1 ...........
2 U2 URe2 URe1 URe0 ......... BF2 ...........
3 U3 URe3 URe2 URe1 .......... BF3 ...........
4 U4 URe4 URe3 URe2 .......... BF4 ...........
5 U5 URe5 URe4 URe3 .......... BF5 ............
6 - URe5 URe4 ........... BF6 .............
7 - - URe5 ........... BF7 .............
8 - - - .......... BF8 ............
dst
III. DEBIT BANJIR RENCANA
Debit banjir rencana diperlukan untuk perencanaan
dan desain bangunan air, hidrolika saluran/ sungai,
dll, dengan kajian yang bersifat stedi. Debit banjir
merupakan hasil dari analisis/perhitungan
berdasarkan hujan harian rencana (dengan
probabilitas/ kala ulang tertentu) pada suatu DPS
tertentu.
1. Metode Rasional.
Q = (1/3,6)xCx I x A (m3/ det)
c – Koefisien pengaliran DPS
I – Intensitas hujan (mm/det)
A – Luas DPS (km2 )
DPS : Q
A km2
+X L km

Intensitas hujan (I) : +Y


I = (R/24)x (24/tc )2/3 (mm/jam)
tc adalah waktu konsentrasi banjir (waktu perambatan banjir dari
Y sampai X).
tc =( L/Vr ) Jam
Vr = 72 x (H/L)0,6 (km/jam) .............Rziha
L – Panjang sungai utama
Vr – kecepatan aliran banjir rata-rata
H - perbedaan tinggi antara X & Y
2. Metode Haspers
Q = x x q x f m3/det
- koefisien run-off
= (1+0,012f0,7) : (1 + 0,075f0,7)
- koefisien reduksi
= 1 + ((t+ 3,7x10-0,4t) : (t2 + 15))x(F0,75/12)
Hubungan q dan r.
q = r/(3,6t)....... T – durasi hujan (jam)
r untuk : t < 2jam.
r = (tR) : (t+ 1 -0,0008(260-R)x(2-t)2.
r untuk t: 2 jam < t < 19 jam
r = (tR)/(t+1)
R untuk t: 19jam < t < 30 hari
r = (0,707R)x (√(t+1))
Waktu konsentrasi t:
t = 0,1x L0,8xi-0,3 .....jam
Prosedur perhitungan : -> t -> -> r ->q -> Q
IV. PENELUSURAN BANJIR (FLOOD ROUTING)
Penelusuran banjir banyak bermanfaat untuk mengetahui karakteristik
aliran banjir, analisis hidrolik, peramalan banjir , perencanan maupun
desain bangunan khususnya pengendalian banjir. Terjadi perubahan
hidrograf banjir karena faktor simpanan/ tampungan air oleh waduk
maupun penampang yang heterogen pada alur sungai.

Flood Routing pada waduk :


Infow (I)
outflow (O)
(Q) WADUK (S)
(I) d
(O) (Q) DAM
(I)
(t)
Hidrograf I-O sebelum ada waduk (O)

(t)
Hidrograf I-O sesudah ada waduk
Keseimbangan air pada Flood Routing waduk:
(I) - (O) = ∆S.
Maka: I > O  S naik  muka air waduk naik
I < O  S turun  muka air waduk turun
Untuk: t1 – t2 
(I1 –I2)/2 – (OI – O2)/2 = S2 – S1
Variabel: O2 dan S2 pada jam ke 2 adalah belum
diketahui maka, persamaan tersebut dapat
diselsesaikan dengan coba-aba (trial & errors)
(Metode analitical). Untuk lebih praktis bisa
digunakan perhitungan tabel.
Data yang diperlukan untuk flood routing sbb: yaitu
data yang terkait inflow hidrograf banjir, bangunan
untuk outflow dan storage waduk.
1) Inflow hidrograf banjir
Merupakan hidrograf banjir rencana, hasil analisis / perhitungan
hidrograf banjir rencana.
Inflow waduk ( hidrograf banjir rencana)
(Q)

I0 I1 I2

0 1 2 3 4 5 ..... (jam)
2). Data out-flow hidrograf.
Bangunan outflow banjir untuk waduk, dapat berupa tunnel, pintu,
pelimpah bebas dll.
Bangunan pelimpah bebas. H mis:
Maka debit pelimpah (O) : + 90,00m
O = C0 C1 C2 x(√2g)xBxh2/3(m3/det)
C – Koefisien debit (O)
B – lebar pelimpah
h – tergantung tinggi air dan tinggi kecepatanatan
Grafik hubungan antara (H) dan (O)
(H)

O(m3/det)
3). Data waduk.
Berdasarkan peta topografi/kontour daerah genangan/ tampungan
waduk, dapat dihitung/ diukur volume simpanan waduk dan luas
genangan waduk terhadap elevasi muka air waduk.
Aw (m2) Aw2

(Ew) (Ew)
(m)
Ew=+90m
Ew1

Sw1 Sw=800x104 m3 S w(m3)


Grafik Ew Vs Sw dan Ew Vs Aw
Flood Routing waduk Analytical Method dg Tabel.

step jam I Ir Vi Ewas O Or Vo ∆S Sw Ew


m3/d m3/d 104 m3 m m3/d m3/d 104 m3 104m3 104 m3 m

1 0 0 90,00 0 800,00 90,00


50 18 10 3,6 14,4
5 1,8 16,2

2 1 100 90,10 20 814,40 90,04


90,06 10 816,2 90,06

3 2 ........

Trial & errors ! trials sampai sama !

note : interval waktu ∆t = 1jam = 3600 detik

Anda mungkin juga menyukai