Anda di halaman 1dari 25

Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek dan Rumah Sakit

Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, Dan Bahan


Medis, Habis Pakai.
PEMUSNAHAN
NAMA KELOMPOK 5
1. MERIYANTI EMA KERAN
2. PAULISTA PADI
3. VIKTORDA SOLEMAN NOTI
Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek
• Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
menyebutkan bahwa praktik kefarmasian meliputi pembuatan
termasuk pengendalian mutu Sediaan Farmasi, pengamanan,
pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian Obat, pelayanan Obat
atas Resep dokter, pelayanan informasi Obat serta pengembangan
Obat, bahan Obat dan Obat tradisional harus dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Berdasarkan kewenangan pada peraturan perundang-undangan,
Pelayanan Kefarmasian telah mengalami perubahan yang semula
hanya berfokus kepada pengelolaan Obat (drug oriented)
berkembang menjadi pelayanan komprehensif meliputi pelayanan
Obat dan pelayanan farmasi klinik yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien.
(PERMENKES RI NOMOR 73 TAHUN 2016 )
Standar Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit.
• Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan
Rumah Sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien,
penyediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai yang bermutu dan terjangkau bagi semua
lapisan masyarakat termasuk pelayanan farmasi klinik.
• Apoteker khususnya yang bekerja di Rumah Sakit dituntut
untuk merealisasikan perluasan paradigma Pelayanan
Kefarmasian dari orientasi produk menjadi orientasi pasien.
Untuk itu kompetensi Apoteker perlu ditingkatkan secara
terus menerus agar perubahan paradigma tersebut dapat
diimplementasikan. Apoteker harus dapat memenuhi hak
pasien agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan
termasuk tuntutan hukum.
(PERMENKES RI NOMOR 72 TAHUN 2016)
Tujuan
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
maupun di Rumah Sakit bertujuan untuk;
1. meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian;
2. menjamin kepastian hukum bagi tenaga
kefarmasian; dan
3. melindungi pasien dan masyarakat dari
penggunaan Obat yang tidak rasional dalam
rangka keselamatan pasien (patient safety).
(PERMENKES RI NOMOR 73 TAHUN 2016)
2 standar pelayanan kefarmasian
di apotek dan Rumah Sakit

Pengelolaan sediaan
farmasi, alat kesehatan, (Permenkes RI Nomor
Pelayanan farmasi klinik
dan bahan medis habis 73 Tahun 2016 Pasal 3)
pakai
Perencanaan

Pencatatan
Pengadaan
dan Pelaporan

Pengelolaan
Sediaan
Farmasi, Alat
Kesehatan, Dan
Bahan Medis
Pengendalian Penerimaan
Habis Pakai Di
Apotek

Pemusnahan Penyimpanan
1. Obat kadaluwarsa atau rusak harus
dimusnahkan sesuai dengan jenis dan
bentuk sediaan. Pemusnahan Obat
kadaluwarsa atau rusak yang mengandung
narkotika atau psikotropika dilakukan oleh
Apoteker dan disaksikan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Pemusnahan
Pemusnahan Obat selain narkotika dan psikotropika
dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan
oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki
surat izin praktik atau surat izin kerja.
Pemusnahan dibuktikan dengan berita
acara pemusnahan menggunakan Formulir
1 sebagaimana terlampir.
2. Resep yang telah disimpan melebihi jangka 4. Penarikan sediaan farmasi yang tidak
waktu 5 (lima) tahun dapat dimusnahkan. memenuhi standard/ketentuan peraturan
Pemusnahan Resep dilakukan oleh Apoteker perundang-undangan dilakukan oleh pemilik izin
disaksikan oleh sekurang-kurangnya petugas edar berdasarkan perintah penarikan oleh BPOM
lain di Apotek dengan cara dibakar atau cara (mandatory recall) atau berdasarkan inisiasi
pemusnahan lain yang dibuktikan dengan sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall)
Berita Acara Pemusnahan Resep
dengan tetap memberikan laporan kepada
menggunakan Formulir 2 sebagaimana
Kepala BPOM.
terlampir dan selanjutnya dilaporkan kepada
dinas kesehatan kabupaten/kota. 5. Penarikan Alat Kesehatan dan Bahan Medis
3. Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi Habis Pakai dilakukan terhadap produk yang izin
dan Bahan Medis Habis Pakai yang tidak edarnya dicabut oleh Menteri.
dapat digunakan harus dilaksanakan dengan (Permenkes RI Nomor 73 Tahun 2016)
cara yang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai di Rumah Sakit

Pemusnahan dan
Pemilihan Pendistribusiaan
penarikan

Perencanaan
Penyimpanan Pengendalian
kebutuhan

Pengadaan Penerimaan Administrasi


Pemendaman
dalam tanah/
dikubur
Dibakar Pembuangan
dalam wadah kesaluran air
terbuka
Cara
Pemusnahan
Obat Sediaan
Farmasi

Inersiasi Enkapsulasi
(Permenkes Nomor 3 Tahun 2015
TentangPeredaran,penyimpanan,
pemusnahan,danPelaporan Insinerasi
Narkotika,psikotropika, Dan
Prekursor Farmasi)
Cara Pemusnahan Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai

Setelah pelaksanaan
pemusnahan selanjutnya di
tuangkan dalam berita acara
pemusnahan dan dilaporkan Dibakar dihancurkan
kepada pengelola barang.

(Permenkes Nomor 3 Tahun2015


TentangPeredaran,penyimpanan Atau sesuai dengan
,pemusnahan,danPelaporan ketentuan
Ditimbun/dikubur
Narkotika,psikotropika,Dan perundang-
Prekursor Farmasi) undangan
Pelayanan Farmasi Klinik
1. Pengkajian Resep;
2. Dispensing;
3. Pelayanan Informasi Obat (PIO);
4. Konseling;
5. Pelayanan Kefarmasian Di Rumah (Home
Pharmacy Care);
6. Pemantauan Terapi Obat (PTO); Dan
7. Monitoring Efek Samping Obat (MESO).
(Permenkes RI Nomor 73 Tahun 2016 SPK di
Apotek)
1. Pengkajian Dan Pelayanan Resep;
2. Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat;
3. Rekonsiliasi Obat;
4. Pelayanan Informasi Obat (PIO);
5. Konseling;
6. Visite;
7. Pemantauan Terapi Obat (PTO);
8. Monitoring Efek Samping Obat (MESO);
9. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO);
10. Dispensing Sediaan Steril; Dan
11. Pemantauan Kadar Obat Dalam Darah (PKOD).
(Permenkes RI Nomor 72 Tahun 2016 SPK di RS)
Kesimpulan
• Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek maupun di rumah
sakit, diperlukan komitmen dan kerjasama semua pemangku
kepentingan. Hal tersebut akan menjadikan Pelayanan
Kefarmasian di Apotek maupun dirumah sakit semakin optimal
dan dapat dirasakan manfaatnya oleh pasien dan masyarakat
yang pada akhirnya dapat meningkatkan citra Apotek dan
Rumah Sakit demi kepuasan pasien atau masyarakat.
• Pemusnahan merupakan bagian dari pengelolaan yang dilakukan
pada sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai dengan kondisi produk yang tidak memenuhi persyaratan
mutu, telah kadaluwarsa, tidak memenuhi syarat untuk
dipergunakan dalam pelayanan kesehatan, atau kepentingan
ilmu pengetahuan dan dicabut izin edarnya.
Daftar Pustaka
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 73 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian Di Apotek.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian Di Rumah Sakit.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Peredaran,
Penyimpanan, Pemusnahan, Dan Pelaporan
Narkotika, Psikotropika, Dan Prekursor Farmasi.

Anda mungkin juga menyukai