Anda di halaman 1dari 30

(11)

B.U.M.N
"Dalam Pasal 33 tercantum
dasar demokrasi ekonomi,
produksi dikerjakan oleh
semua, untuk semua,
dibawah pimpinan atau
penilikan anggota-anggota
masyarakat. Kemakmuran
masyarakatlah yang
diutamakan, bukan
kemakmuran orang
seorang.”
Pasal 33 UUD 1945 (Asli)
1. Perekonomian disusun sebagai usaha
bersama berdasar atas azas
kekeluargaan;
2. Cabang-cabang produksi yang penting
bagi negara dan yang menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh
negara;
3. Bumi, air, dan segala kekayaan yang
terkandung didalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.
Penjelasan Pasal 33 ayat (2)
Cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak
harus dikuasai oleh negara, jika tidak
tampuk produksi jatuh ke tangan
orang seorang dan rakyat yang
banyak ditindasinya
“Dikuasai Oleh Negara”
Rakyat secara kolektif dikonstruksikan oleh
UUD 1945 memberikan mandat kepada
negara untuk:
 Mengadakan kebijakan (beleid) ;
 Tindakan pengurusan (bestuursdaad);
 Pengaturan (regelendaad);
 Pengelolaan (beheersdaad);  BUMN
 Pengawasan (toezichthoudensdaad)
untuk tujuan sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
Mahkamah Konstitusi, Putusan Perkara Nomor 002/PUU-I/2003 sebagaimana diimuat dalam Berita Negara Republik
 Fungsi pengurusan (bestuursdaad) oleh negara dilakukan
oleh Pemerintah dengan kewenangannya untuk
mengeluarkan dan mencabut fasilitas perijinan (vergunning),
lisensi (licentie), dan konsesi (consessie).
 Fungsi pengaturan oleh negara (regelendaad) dilakukan
melalui kewenangan legislasi oleh DPR bersama
Pemerintah, dan regulasi oleh Pemerintah.
 Fungsi pengelolaan (beheersdaad) dilakukan melalui
mekanisme pemilikan saham (share-holding) dan/atau
melalui keterlibatan langsung dalam manajemen Badan
Usaha Milik Negara atau Badan Hukum Milik Negara sebagai
instrumen kelembagaan, yang melaluinya Negara, c.q.
Pemerintah, mendayagunakan penguasaannya atas sumber-
sumber kekayaan itu untuk digunakan bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.
 Demikian pula fungsi pengawasan oleh negara
(toezichthoudensdaad) dilakukan oleh Negara, c.q.
Pemerintah, dalam rangka mengawasi dan mengendalikan
agar pelaksanaan penguasaan oleh negara atas sumber-
sumber kekayaan dimaksud benar-benar dilakukan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran seluruh rakyat.
BUMN
1. Secara substansial adalah perwujudan mandat
rakyat kepada negara untuk menyelenggarakan
demokrasi ekonomi;
2. Secara operasional adalah alat negara untuk
menyelenggarakan cabang-cabang produksi
yang penting bagi negara dan yang menguasai
hajat hidup orang banyak;
3. Sebagai perwujudan mandat rakyat untuk
menyelenggarakan cabang-cabang produksi
yang penting bagi negara dan yang menguasai
hajat hidup orang banyak maka tujuan utama
BUMN adalah untuk meningkatkan kemakmuran
rakyat (bukan untuk meningkatkan kemakmuran
orang seorang).
Definisi BUMN
Badan Usaha Milik Negara adalah badan
usaha yang seluruh atau sebagian besar
sahamnya dimiliki oleh negara dan atau
oleh BUMN yang berfungsi sebagai alat
negara dalam mengelola cabang-cabang
produksi yang penting bagi negara dan
yang menguasai hajat hidup orang banyak
untuk meningkatkan kemakmuran rakyat.
BANK
“Pada dasarnya perputaran
modal harus dikuasai oleh
negara dan digunakan untuk
membiayai pembangunan
menuju masyarakat sosialis ala
Indonesia, oleh karenanya bank-
bank seharusnya dikuasai oleh
negara.”

“Politik perkreditan seharusnya


membantu untuk mencapai cita-
cita itu.”
Bung Karno, Amanat Pembangunan Presiden, 1959
“...pemerintah membangun dari atas,
melaksanakan yang besar-besar seperti
membangun tenaga listrik, menggali
saluran pengairan, membuat jalan-jalan
perhubungan, menyelenggarakan
berbagai macam produksi yang
menguasai hajat hidup orang banyak.
Pendek kata, apa yang disebut dalam
bahasa Inggris public utilities
diusahakan oleh pemerintah. Milik
perusahaan-perusahaan besar tersebut
sebaik-baiknya di tangan pemerintah.
Tetapi management perusahaannya
diberikan kepada tangan yang cakap.
- Bung Hatta, 1970
Pengertian BUMN
Badan Usaha Milik Negara, yang
selanjutnya disebut BUMN, adalah badan
usaha yang seluruhnya atau sebagian
besar modalnya dimiliki oleh negara
melalui penyertaan secara langsung yang
berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan.

- Pasal 1 angka 1 UU BUMN No. 19/2003


Jenis BUMN
Perusahaan Perseroan, yang selanjutnya disebut
Persero, adalah BUMN yang berbentuk perseroan
terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang
seluruh atau paling sedikit 51% (limapuluh satu
persen) sahamnya dimiliki oleh negara Republik
Indonesia yang tujuan utamanya mengejar
keuntungan.
Perusahaan Umum, yang selanjutnya disebut
Perum, adalah BUMN yang seluruh modalnya
dimiliki oleh negara dan tidak terbagi atas saham,
yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa
penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu
tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan
berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.
Tujuan BUMN
(1)memberikan sumbangan bagi perkembangan
perekonomian nasional pada umumnya dan
penerimaan negara pada khususnya;
(2)mengejar keuntungan;
(3)menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa
penyedia baran dan/atau jasa yang bermutu tinggi
dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang
banyak;
(4)menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang
belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan
koperasi;
(5)turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan
kepada pengusaha golongan ekonomi lemah,
koperasi, dan masyarakat.
Perkembangan Status BUMN 1988 – 2015
Status 1988 1990 1995 2000 2005 2010 2015
Persero
- Tertutup 121 119 134 118 114 111 84
- Terbuka - - 4 6 12 17 20
PN 7 4 1 - - - -
PT Lama 2 2 1 - - - -
Status khusus 8 8 1 - - - -
Perum 32 34 19 13 13 14 14
Perjan 2 - - - - - -
Jumlah 172 167 160 137 139 142 118
Minoritas 17 19 18 21 21 15 15
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
Aset, Kewajiban dan Ekuitas BUMN 2014 – 2018 (Rp
triliun)
Tahun Bank* Non-Bank Jumlah
A K E A K E A K E
2014 2.215 1.888 327 2.362 1.600 762 4.577 3.488 1.089
2015 2.467 2.088 379 2.982 1.598 1.384 5.449 3.686 1.763
2016 2.860 2.450 410 3.465 1.640 1.825 6.325 4.090 2.235
2017 3.221 2.765 456 3.990 2.035 1.955 7.212 4.800 2.412
2018** 3.393 2.914 479 4.303 2.357 1.968 7.718 5.271 2.447
*Meliputi 4 Bank BUMN. Kewajiban Bank Termasuk Dana Pihak Ketiga; **Hingga September
Sumber: Diolah dari berbagai sumber oleh Revrisond Baswir
Laba BUMN 2011 - 2018
Tahun Target Realisasi Capaian
Rp triliun Rp triliun %
2011 113 115 102,0
2012 138 128 92,7
2013 150 151 100,0
2014 173 159 91,9
2015 165 150 90,9
2016 172 164 95,3
2017 197 186 94,4
2018 200 188 94,0
Sumber: Diolah dari berbagai sumber oleh Revrisond Baswir
Profil Aset, Kewajiban dan Ekuitas
BUMN
31 Desember 2017 Bank Non-Bank
Rp T % Rp T %
Aset 3.221,6 100 3.990,4 100
Kewajiban 2.765,0* 85 2.035,0 51
Ekuitas 456,6 15 1.955,4 49
Laba 66,3 119,7
DER 6X 1X
ROE 14,5 5,5
(*) Termasuk Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp2.193,8 triliun
Sumber: Diolah dari berbagai sumber Revrisond Baswir
Debt to Equity Ratio BUMN Karya 2017
Tahun Aset Kewajiban Ekuitas DER
Hutama Karya 48,70 40,16 8,54 4,7
Adhi Karya 28,33 22,46 5,86 3,8
Waskita Karya 97,89 75,14 22,75 3,3
Jasa Marga 79,19 60,83 18,35 3,3
Wijaya Karya 45,68 31,05 14,63 2,1
PTPP 41,78 27,53 14,24 1,9
Rata-rata 257,17 84,37 3,0
Rata-rata Industri 0,63 – 1,61
Sumber: Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan (Audited) diolah.
BUMN Merugi 2013 - 2017
Jumlah BUMN Merugi JumlahKerugian
(Rp T)
2013 30 34,68
2014 26 11,70
2015 18 5,80
2016 22 5,60
2017 26 3,40
Sumber: Diolah dari berbagai sumber oleh Revrisond Baswir
Tata Kelola BUMN
1. Tata Kelola pada tingkat pemerintahan
 Pemerintah
 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
 Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
 Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
2. Tata Kelola Pada tingkat perusahaan
 Rapat Umum Pemegang Saham
 Dewan Komisaris
 Dewan Direksi
 Chief Executif Officer
UU Yang Mengikat BUMN
(1) UU Keuangan Negara No. 17/2003
(2) UU Perbendaharaan Negara No. 1/2004
(3) UU BUMN No. 19/2003
(4) UU Sektoral (ie. UU Perbankan No.
10/1998)
(5) UU Perseroan Terbatas No. 40/2007
(6) UU Pasar Modal No.8/1995
(7) UU Badan Pemeriksa Keuangan No.
15/2006
(8) UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi No.
31/1999.
Struktur Organisasi Pemerintahan
Struktur Organisasi Kementerian BUMN
Struktur Organisasi BUMN
Persero
Struktur Organisasi Bank BUMN
Dewan Komisaris
Dewan Komisaris adalah Organ Perseroan yang
bertugas melakukan pengawasan secara umum
dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar
serta memberi nasihat kepada Direksi (UU PT).

Komite-komite Dewan Komisaris:


1. Komite Audit
2. Komite Pemantau Risiko
3. Komite Nominasi dan Remunirasi
4. Komite Tata Kelola Terintegrasi
Tugas dan Kewajiban Dewan
Komisaris:
1. Mengawasi kebijakan pengurusan;
2. Mengawasi jalannya pengurusan;
3. Memberi nasihat kepada Direksi;
4. Membuat risalah rapat Dewan Komisaris
dan menyimpan salinannya; dan
5. Memberikan laporan tentang tugas
pengawasan yang telah dilakukan
kepada RUPS.
Direksi
Direksi adalah Organ Perseroan yang berwenang
dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan
Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai
dengan maksud dan tujuan Perseroan serta
mewakili Perseroan, baik di dalam maupun di luar
pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran
dasar (UU PT).
Tugas dan Kewajiban Direksi:
1. Mengurusi jalannya Perseroan;
2. Menyusun rencana kerja tahunan;
3. Menyusun laporan keuangan dan
menyerahkannya kepada akuntan publik untuk
diaudit;
4. Membuat daftar pemegang saham, daftar
khusus, risalah RUPS, dan risalah rapat Direksi;
5. Menyampaikan laporan tahunan kepada RUPS,
antara lain:
a. laporan keuangan;
b. laporan kegiatan Perseroan;
c. laporan pelaksanaan Tanggung Jawab
Sosial dan Lingkungan;
d. laporan pengawasan Dewan Komisaris.

Anda mungkin juga menyukai