THT 2
THT 2
(OSCE COMPRE)
• Tambah gambar spesifik per-penyakit
terutama telinga
• Cara presentasi, mau dijelasin yg tanda
patognomoniknya aja atau gimana?
• Analgetik stadium presupurasi?
Tahun2 Sebelumnya
• OMA
• OE
• Rhinitis
• Motion sickness
• Tonsilitis
ANATOMI TELINGA
Otitis Eksterna
Definisi : Radang liang telinga akut maupun kronik yang
disebabkan oleh bakteri, jamur dan virus.
Pemeriksaan :
▪ ddg.liang → merah,edem, luka/lecet
▪ tragus pain → daun telinga digerakkan
kadang keluar sekret
Terapi
3. OE Mikotika = Otomikosis
Stadium 5: Resolusi
● MT utuh : - gejala mereda
- sakit/panas hilang
- berlanjut menjadi OME
● MT perforasi :
- dpt menutup kembali → sikatrik
tanpa stratum fibrosum
- menjadi OMK (otitis media kronik)
STADIUM OMA
DIAGNOSIS OMA :
Adalah kumpulan dari tanda (sign) dan gejala (simptom)
• Gejala/keluhan:
- otalgia (dolor), panas(kalor), CHL, tinitus low freq.,
otofoni, nyeri mastoid.
• Tanda/pemeriksaan :
♦ Otoskopi : (melihat gendang telinga/MT)
Stadium oklusi :
HCL efedrin 0,5% dalam lar. Fisiologis
Stadium presupurasi :
HCL efedrin 0,5% dalam lar. Fisiologis
Antibiotik : amoksisilin 40mg/kgbb perhari dibagi dalam 3 dosis
Stadium supurasi :
Antibiotik : amoksisilin 40mg/kgbb perhari dibagi dalam 3 dosis
dan ditambah miringotomi
Stadium perforasi :
Obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari dan antibiotik
RHINITIS
ANATOMI HIDUNG
RINITIS SIMPLEKS (PILEK, SELESMA, COMMON COLD,
CORYZA)
• Etiologi
Beberapa jenis virus Rhinovirus.
Virus-virus lainnya adalah Myxovirus, virus Coxsackle dan virus ECHO
Terapi :
• Rinitis virus tanpa komplikasi adalah istirahat, simtomatis analgetika, antipiretik
dan dekongestan. Selama fase infeksi bakteri sekunder, dapat diberikan
antibiotika.
RINITIS ALERGI
Definisi dan Klasifikasi
Penyakit hidung yang ditandai dengan adanya inflamasi
mucosa hidung setelah paparan alergen yang disebabkan
oleh reaksi alergi yang diperantarai oleh Ig E.
Klasifikasi :
-Perenial (sepanjang tahun)
-Seasonal (pereodik sesuai musim)
-Occupational (karena zat yang terdapat dilingkungan kerja)
Patofisiologi :
1. Alergen
2. Antibodi
3. Sel-sel sistem imun ( basofil dan sel mast )
Diagnosis :
1. Anamnesis : - Trias Alergi : sumbatan, rhinorrhea, gatal,
bersin.
• Fx yang mempengaruhi
• Tx yang telah dijalani dan bagaimana efeknya.
• Riwayat keluarga
1. Rhinitis Infeksi
2. Perennial Non Allergic Rhinitis.
3. Non Alergic Rhinitis with Eosinophilia Syndrome
(NARES)
4. Rinitis vasomotor
5. Rinitis akibat obat
6. Rinitis akibat pekerjaan
Penatalaksanaan:
1. Menghindari alergen penyebab
2. Terapi simtomatis
a. Anti Histamin :
• Mekanisme inhibisi kompetitif pada lokasi reseptor
histamin
• Contoh : - Tanolamin, Etilendiamin, alkilamine,
fenotiozin
• Siproheptadin, Hidroksizin, Piperrazin
• Efek samping – mengantuk, nafsu makan ↓, konstipasi,
kekeringan membran mucosa, kesulitan berkemih.
• Anti histamin generasi kedua :
• Terfenadine, Astemizole, Coratadine, Cetirizin.
b. Dekongestan
- Secara tunggal / kombinasi
c. Kortikosteroid
-Mengurangi reaksi alergi dengan mencegah sel
tubuh agar tidak berespon dengan histamin
- mengurangi inflamasi dan hipereaktifitas
hidung
- oral / semprot
d. Natrium Kronolin
- Diberikan intranasal
- Menurunkan pelepasan zat mediator
e. Antikolinergik :
- Mengurangi gejala rhinorrhea
- Preparat : Ipratrolium
3. Imunoterapi
Penyuntikan allergen penyebab secara bertahap dengan
dosis yang makin meningkat guna menginduksi toleransi
pada penderita alergi
4. Edukasi
menghindari alergen
5. Terapi bedah
Untuk mengatasi komplikasi RA seperti sinusitis dan polip
nasi
Motion sickness
• Definisi
Motion sickness disebut juga kinetosis atau mabuk
perjalanan, adalah keadaan dimana seseorang mengalami
keadaan tidak nyaman yang merupakan kumpulan gejala
seperti mual, muntah dan pusing yang dialami saat
melakukan perjalanan.Motion sickness sebenarnya berdasar
dari kegagalan tubuh terutama system vestibular dalam
menyesuaikan keseimbangan tubuh dengan pergerakan.
• Etiologi
Disregulasi 3 sensori (system vestibular, system penglihatan
dan proprioseptif) yang mengkoordinasikan posisi tubuh
Manifestasi Klinis
1. Sindroma mual.
2. Gangguan epigastrik seperti rasa tidak
nyaman epigastrik, mual dan muntah.
3. Gejala-gejala pada kulit seperti pucat, keringat
dingin, mulut kering.
4. Gejala-gejala SSP seperti sakit kepala,
mengantuk, rasa tegang dimata, dan lesu.
Pemeriksaan keseimbangan
- Tes Romberg
- Pass pointing test
- Tandem gait
- steping test
Diagnosa Banding
- Mual kehamilan
- Gangguan system vestibular ex Vertigo
- Gangguan system keseimbangan pusat
Terapi
a.) Medikamentosa
- Dimenhydrinate dosis dewasa 50-100 mg 3-4 kali sehari,
anak 25-50 mg 2-3 kali sehari
- Dramaminedosis dewasa 50-100 mg 3-4 kali sehari, anak
25-50 mg 2-3 kali sehari
Etiologi :
Virus (tersering)
H. influenzae
Strep. beta-hemolitikus (30 – 40%)
Insiden :
Anak 5 – 10 tahun (sering)
Dewasa
Tanda Patologi :
Radang jaringan limfoid (folikel)
Udem, hiperemi
Eksudat detritus
Bakteri :
Penisilin V 1,5 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x
sehari. eritromisin 500 mg 3 x sehari atau
amoksisilin 500 mg 3 x sehari yang diberikan selama 5 hari.
Dosis pada anak : eritromisin 40 mg/kgBB/ hari, amoksisilin 30 –
50 mg/kgBB/hari.
TONSILITIS KRONIS
Definisi :