Anda di halaman 1dari 30

PROGRAM

ELIMINASI FILARIASIS
DI INDONESIA

Direktorat Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang


Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Kementerian Kesehatan RI
Tahun 2015
FILARIASIS
 Merupakan penyakit menular menahun yg disebabkan oleh
cacing filaria, ditularkan oleh nyamuk
 Menimbulkan kecacatan menetap, stigma sosial, hambatan
psikologis
 Menurunkan kwalitas SDM dan menimbulkan kerugian
ekonomi
 Merupakan salah satu Penyakit Tropik Terabaikan
(NTDs/Neglected Tropical Diseases). Cat: ada 17 NTDs
prioritas WHO, dimana di Indonesia ada 8 (kusta, frambusia,
filariasis, schistosomiasis, kecacingan (STH), taeniasis,
dengue dan chikungunya, rabies)
PENYEBAB FILARIASIS
3 SPESIES CACING filaria

Microfilaria dari spesies Microfilaria dari spesies


Wuchereria bancrofti Brugia malayi

Microfilaria dari spesies Brugia timori


SIKLUS PENULARAN KAKI GAJAH
NYAMUK PENULAR FILARIASIS

Semua nyamuk dpt jadi vektor penular filariasis !!


TEMPAT NYAMUK BERKEMBANG BIAK
PENDERITA KAKI GAJAH
(Limfedema)
PENDERITA KAKI GAJAH
PENDERITA LIMFEDEMA
(anak-anak)
PENDERITA LIMFEDEMA
JUGA BISA DI LENGAN & TANGAN
Situasi Filariasis Indonesia di
Dunia
• Indonesia dinilai tertinggal dalam pengendalian
dan eliminasi Filariasis oleh Dunia Internasional,
karena cakupan geografis Eliminasi Filariasis
belum mencapai 100%.
• Dunia internasional mengharapkan agar
Indonesia melakukan scale up atau akselerasi
untuk mencapai Eliminasi Filariasis.
• Indonesia telah memulai Program Eliminasi
Filariasis sejak tahun 2002
Status Program Eliminasi Dunia, WHO 2014
MDA <100% MDA at 100%
MDA Not Geographical Surveillance
Geographical
Started Coverage
Coverage
Cameroon Benin
Central African Republic Burkina Faso*
Côte d’Ivoire Comoros*
Angola Congo Egypt
Ghana*
Chad DR Congo Malawi*
Togo*
Equatorial Guinea Ethiopia Mali* Yemen*
Eritrea Guinea-Bissau
Niger* Maldives
Madagascar* Sri Lanka*
Gabon Sierra-Leone
Kenya*
Brazil Thailand*
Gambia Liberia
Mozambique
Domincan Republic* Cambodia*
Guinea Haiti* Vietnam*
Nigeria*
Sao Tome and Principe Senegal
India* American Samoa*
Republic of South Nepal*
Uganda*
Brunei Darussalam
Cook Islands*
Sudan United Republic of Marshall Islands
Lao PDR
Zambia Tanzania*
Malaysia* Niue
Guyana*
Zimbabwe Sudan
Fiji Palau
French Polynesia Tonga
Bangladesh*
FSM Vanuatu
New Caledonia Indonesia* Kiribati
Myanmar* Philippines*
Wallis and Futuna
Timor-Leste Samoa
Papua New Guinea Tuvalu

12 22 23 16

Sumber: WHO
Situasi Filariasis di Indonesia 2014
SITUASI FILARIASIS DI INDONESIA S/D TAHUN 2014

511
Kabupaten/Kota

270 241
Endemis Filariasis
Non endemis

46 195
Selesai POPM POPM Filariasis
Filariasis 2015-2019

KETERANGAN :
1. 195 kabupaten/kota dengan jumlah penduduk 102.279.736 jiwa penduduk
Indonesia beresiko tertular filariasis
2. Kriteria daerah endemis : angka mikrofilaria > 1%. Kriteria daerah non
Kumulatif Kasus Filariasis Kronis yg Cacat
per Provinsi di Indonesia 2002 s/d 2014
3500
3175

3000

2500 2375

2000
1765

1500
1184

1000 811
649
532 524
500 419 365
325 274
257 253 232 227 227 213 207
141 129 96 94 91 74
70 53 37 31 30 27 18 14 13
0

• Total kasus kronis se Indonesia s/d 2014 adl: 14.932 kasus


• Tersebar di 418 kab/kota di 34 Provinsi
PETA ENDEMISITAS
FILARIASIS DI KALBAR

KASUS KRONIS :
258
KONDISI PENGOBATAN MASSAL
TH. 2005 - 2014 1. SAMBAS
2. KUBU RAYA
3. MELAWI
4. KAPUAS HULU
9 5. SANGGAU
6. SEKADAU
KABUPATEN 7. KETAPANG
ENDEMIS 8. BENGKAYANG
9. SINTANG
FILARIASIS

7 KAB ------- PARTIAL


IMPLEMENTED
5 KABUPATEN
BELUM / NON 1 KAB ------- TOTAL
IMPLEMENTED
ENDEMIS
FILARIASIS 1 KAB --- BELUM
PENGOBATAN
Kasus Kronis Per Kab Prov. KalBar Th. 2014
NO KABUPATEN KASUS MF RATE KETERANGAN
KRONIS
1 SAMBAS 62 1,60 % ENDEMIS
2 KETAPANG 13 1,45% ENDEMIS
3 KUBU RAYA 56 5,03% ENDEMIS
4 SANGGAU 14 3,21% ENDEMIS
5 SEKADAU 2 4,7% ENDEMIS
6 SINTANG 10 3,8% ENDEMIS
7 MELAWI 52 1,82% ENDEMIS
8 KAPUAS HULU 27 1,2% ENDEMIS
9 BENGKAYANG 10 1,88 % ENDEMIS
10 MEMPAWAH 11 0% NON ENDEMIS
11 LANDAK 1 0% NON ENDEMIS
12 SINGKAWANG 0 0% NON ENDEMIS
13 KAYONG UTARA 0 0,60% NON ENDEMIS
14 PONTIANAK 0 0,30% NON ENDEMIS
JUMLAH 258
Pengendalian
Penyakit Kaki Gajah
di Indonesia
Pengendalian Penyakit Kaki Gajah
di Indonesia (1)
• Pengendalian Penyakit Kaki Gajah di Indonesia dimulai sejak 45 tahun yang lalu (1970),
prevalensi berhasil diturunkan dari waktu ke waktu, pada tahun 1980 prevalensi
mikrofilaria 19,5% dan telah menurun menjadi 4,7% pada tahun 2014.
• Program Eliminasi Filariasis dicanangkan oleh Menteri Kesehatan RI :
 8 April 2002 di Sumatera Selatan
 Filariasis sbg program prioritas P2M & PL
• Pemerintah bertekad mewujudkan Indonesia Bebas Penyakit Kaki Gajah tahun 2020.
• Untuk mempercepat terwujudnya Indonesia Bebas Penyakit Kaki Gajah akan diadakan
percepatan penanggulangan penyakit kaki gajah melalui Bulan Eliminasi Penyakit Kaki
Gajah (BELKAGA) setiap bulan Oktober selama 5 tahun (2015-2020).
• Keberhasilan terwujudnya Indonesia Bebas Kaki Gajah ditentukan oleh dukungan semua
pihak baik dijajaran pemerintah maupun seluruh lapisan masyarakat, termasuk kalangan
swasta dan dunia usaha.
Pengendalian Penyakit Kaki Gajah
di Indonesia (2)
► Peraturan Presiden RI. No. 7 Tahun 2005, tentang RPJMN Tahun 2004-
2009. Bab 28. B. 5.”  Filariasis sebagai salah satu program prioritas
P2M

► Surat Edaran Menteri Dalam Negeri RI. No.443/4499/SJ. Tgl: 13 Agustus


2015. Tentang  Program Percepatan Penanggulangan Penyakit
Menular Tropik Terabaikan

► Permenkes No. 94 Tahun 2014  tentang Penanggulangan Filariasis

► Peraturan Presiden RI. No. 2 Tahun 2015, tentang RPJMN Tahun 2015-
2019  “Filariasis sebagai salah satu program prioritas“

► Instruksi Presiden Tentang  Percepatan Penanggulangan Penyakit


Menular Tropik Terabaikan (dalam proses)
Bulan Eliminasi Kaki Gajah (BELKAGA)

Bulan dimana setiap penduduk kabupaten/kota endemis Kaki


Gajah serentak minum obat pencegahan.

Dilaksanakan setiap bulan Oktober selama 5 tahun berturut-turut


(2015-2020)

Dicanangkan Presiden RI tgl 1 Oktober 2015 di Cibinong,


Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pada saat yang bersamaan di Provinsi
endemik lainnya dilakukan pencanangan oleh gubernur.

BELKAGA menjadi tanggung jawab pemerintah pusat dan


pemerintah daerah. Pelaksanaannya memerlukan dukungan
kementerian dan lembaga terkait.
TUJUAN

1. Semua kab/kota endemis telah melaksanakan


POMP Filariasis pada tahun 2020

2. Adanya komitmen pemerintah daerah untuk


melaksanakan POMP Filariasis secara serentak
PERAN PUSAT
1. Penyediaan Obat (DEC dan Albendazole)
2. Penyediaan Norma, Standar, Pedoman, Kriteria
3. Asistensi Teknis dan Bimtek
4. Material, TV spot nasional
5. Stimulan operasional melalui dana Dekon
6. Dll

PERAN DAERAH
1. Menjamin ketersediaan dana operasional POMP Filariasis selama 5 tahun
berturut-turut
2. Menjamin tatalaksana kasus kronis filariasis
3. Menjamin keberlangsungan penyuluhan kesehatan dan pengendalian
nyamuk penular filariasis
4. Dimungkinkan untuk membantu dalam penyediaan bahan KIE dan Promosi
melalui berbagai media
Bulan Eliminasi Kaki Gajah – BELKAGA
(Dukungan Yang Diperlukan)

• Koordinasi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring


Belkaga sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
• Pemberian dukungan kebijakan kepada pemerintah daerah
dalam pelaksanaan Belkaga
• Publikasi, sosialisasi dan advokasi Belkaga
• Mobilisasi sumber daya, anggaran dan logistik pelaksanaan
Belkaga
• Penggerakan masyarakat untuk minum obat di kabupaten/
Kota endemik
• Kegiatan lain yang mendukung suksesnya pelaksanaan
Belkaga dalam koridor peraturan perundangan yang berlaku
TAHAPAN ELIMINASI FILARIASI DI INDONESIA
s.d DESEMBER 2014

Tahun ke 1 Tahun ke 5-6 Tahun ke 7-8 Tahun ke 9-10


-Pre TAS -TAS 2 -TAS 3
-TAS 1

Tahap 2
Tahap 1 Tahap 3 Tahap 4
Tahap 5
Pelaksanaan
Pemetaan Surveilans Periode Sertifikasi
POPM Filariasis Verifikasi
Daerah Stop POPM Eliminasi
Endemis dan Monitoring Filariasis (WHO)
Filariasis
Filariasis Evaluasi Nasional

Setiap tahun Bila gagal TAS (TAS1/TAS2/TAS3), lanjutkan


selama minimal 5 dengan POPM Filariasis 2 tahun
tahun berturut-
turut
Keuntungan Ganda POPM Filariasis

• Selain mencegah penularan filariasis, POPMF juga


menurunkan kecacingan (STH/Soil Transmitted
Helminthiasis) pada masyarakat terutama anak-anak
pra sekolah dan sekolah.

• Albendazol yg digunakan pada saat POPMF bisa


mematikan cacing perut seperti cacing gelang,
cacing tambang, cacing cambuk dan cacing kremi.
• Menurunnya kecacingan pada masyarakat terutama
anak-anak dapat mengurangi kejadian malnutrisi,
kurang gizi, anemia dan stunting.
AYO MINUM OBAT PENCEGAHAN PENYAKIT KAKI GAJAH, SEKALI
SETAHUN, SELAMA 5 TAHUN BERTURUT-TURUT
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai