Anda di halaman 1dari 61

PENYAKIT KATUP

JANTUNG

NS. HERNIATI MISDAH, SKEP,SpKV


RSJPD Harapan Kita
2017
ANATOMI KATUP JANTUNG
PENYAKIT KATUP JANTUNG
PENYAKIT KATUP JANTUNG

DEFENISI
PENYAKIT KATUP JANTUNG

BERDASARKAN PENYEBAB
1. Bawaan
2. Didapat: RHD, Endokarditis, Trauma, Kalsifikasi dan Infark
Koroner

JENIS-JENIS
1. Penyakit katup mitral: Mitral stenosis, mitral regurgitasi, mitral valve
prolapse.
2. Penyakit katup aortik: Aortik stenosis, aortik regurgitasi
3. Penyakit katup trikuspid: stenosis trikuspid, regurgitasi trikuspid
→jarang tjd
4. Penyakit katup pulmonal: kelainan kongenital
Insufficient and Stenosis
Valves
Prevalensi
• Penyakit jantung reumatik merupakan
salah satu faktor penyebab terjadinya
kelainan katup secara lambat
• Berdasarkan penelitian Hampir 90% RHD
menyebabkan kelainan katup terutama pada
katup Mitral yang disebabkan oleh bakteri
Streptococcus β hemoliticus group A.
sehingga katup Mitral mengalami
regurgitasi dan menyempit
Rheumatic fever &
rheumatic disease
Menurut data dari WHO dari 12 juta
penduduk dunia menderita Rheumatic Heart
Disease(RHD), > 400 ribu kasus kematian
pertahun pada umur 5 sampai dengan 15
tahun. Dalam jurnal internasional melaporkan
di dunia berkembang telah terdeteksi kejadian
Rheumatic Fever (RF) tingkat insiden rematik
setinggi 206 kasus tiap 100, 000 penduduk
dan tingkat prevalensi RHD setinggi 18.6
kasus per 1000 penduduk ( European Heart
Journal ).
Definisi

• Reumatoid heart disease (RHD) adalah


suatu proses peradangan yang mengenai
jaringan-jaringan penyokong tubuh,
terutama persendian, jantung dan pembuluh
darah oleh organisme streptococcus
hemolitic-b grup A
Kriteria Mayor:
Kriteria Jones
 Carditis (tidak berfungsinya katup mitral dan aorta, pulse meningkat

waktu istirahat dan tidur)

 Polyarthritis migran (panas, merah, bengkak pada persendian).

 Chorea (kelainan neurologis akibat perubahan vaskular SSP)

 Erytema marginatum (kemerahan pada batang tubuh dan telapak

tangan)

 Nodula subcutaneous (terdapat pada permukaan ekstensor

persendian).
Eritema marginatum &
Subcutaneous Nodules
Erythema Marginatum Subcutaneous Nodules
Kriteria Jones
Kriteria minor 5. Perubahan rekaman ECG (PR

memanjang).
1. Demam
6.C-reaktife protein (CRP) ++
2. Althralgia
7.Antistreptolysin O me ↑
3. Demam rematik
8.Leukositosis

4. LED meningkat
Demam reumatik
• Diagnosa ditegakkan jika ada
2 kriteria mayor atau
1 Kriteria mayor dengan 2 kriteria minor
Pemeriksaan dengan melalui:
Anamnese, pemeriksaan fisik dan
Pemeriksaan penunjang:
laboratorium darah, Radiologi,
Elektrokardiogram, Echokardiogram
Tata Laksana
1.Tirah baring
• 2. Medikamentosa
• Anti-inflamatory atau steroid
• Prednison : 2 mg/kg/mg ( max 80mg/hr) selama 2
minggu kemudian disapih 20-25% tiap minggu
• Salisilat : 100 mg/kg dibagi 4-5 dosis ( max 6
gram/hri) selama 2 minggu, kemudian 60-70
mg/kg/hr selama 3-6 minggu
• Profilaksis
• Pencegahan primer
• Penicillin untuk streptococus pharyngitis diberikan
10 hari
Pencegahan sekunder
Menggunakan salah satu dari terapi di bawah ini
• Benzathine penicillin G (PENADUR LA), 0,6 sampai 1.2 juta
unit IM ( BB < 27 kg 600.000 U IM ) setiap sebulan sekali.
• Penoxymethil penisilin (penisilin V) (selama 10 hari)
Dewasa & remaja : 750 – 1000 mg/hr dibagi 2-4 dosis
Anak : 2-3 x 250 mg
• Amoxillin (selama 10 hari) : 25 – 50 mg/kgbb/hr bagi 3 dosis
maksimal Dosis 750-1000 mg/hr
Bila alergi penicillin
• Sulfadiazine : 1 gr/hr ( BB ≤ 30 kg) 500 mg/hr (BB < 30kg)
• Erytromycin : 2 x 250 mg
PEMBERIAN OBAT
NO KATEGORI DURASI

1. Demam rematik tanpa karditis Minimal 5 tahun setelah serangan atau


sampai usia 21 th

2. Demam rematik dengan karditis tapi tanpa 10 tahun setelah serangan terakhir atau
penyakit katup hingga usia 25 th

3. Demam rematik dengan karditis dan 10 tahun sejak serangan berakhir hingga
penyakit katup usia 40 tahun atau seumur hidup.
Penyakit jantung katup reumatik (PJR)
Rheumatic Heart Disease(RHD)

Adalah penyakit jantung akibat demam


reumatik berulang yang mengakibatkan
gejala sisa pada katup-katup jantung
MITRAL STENOSIS
DEFENISI
• Ketidakmampuan katup mitral membuka secara penuh
• Normal area mitral: 4-5 cm
MITRAL STENOSIS

ETIOLOGI

• Rheumatik valvulitis
• Malignant carcinoid
• SLE
• Rheuamtoid arhtritis
• Virus
MITRAL STENOSIS

PATOFISIOLOGI
MITRAL STENOSIS

MANIFESTASI KLINIK
Diastolik suara gemuruh (murmur nada rendah di apex), S1 keras,
Dispnea, Ortopnea, Fatigue, Palpitasi, Hemoptisis/Batuk, Distensi
vena leher, Edema perifer.

TES DIAGNOSTIK

• Suara jantung 1 keras, suara gemuruh pada diastolik


• EKG: gelombang P melebar di sadapan II (P mitral), hipertropi
ventrikel kanan, disritmia atrium kanan
• Echo: Pembesaran atrium kiri, tidak adanya gerakan daun
katup posterior
MITRAL STENOSIS

LANJUTAN TES DIAGNOSTIK

Radiologi: rontgen dada tampak edema paru, pembesaran arteri


pulmonalis, batasan ventrikel kiri tampak lurus
MITRAL STENOSIS

MANAJEMEN MEDIS & BEDAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

• Terapi • Monitor kondisi fisik


antibiotik→preventif pasien
perluasan lesi • Persiapkan pasien
• Terapi aspirin, untuk pemeriksaan
dipyridamole diagnostik
→antikoagulasi • Pendkes →
• Cardioversi → terapi/obat-obatan,
antiaritmia modifikasi aktivitas,
• Percutaneous balloon tanda & gejala
valvuloplasty/Valvoto komplikasi, kontrol
my → kembali
commissurotomy
MITRAL REGURGITASI
DEFENISI
Ketidakmampuan katup mitral menutup secara penuh.

ETIOLOGI
Penyakit arteri koroner (CAD), Demam rheumatik
MITRAL REGURGITASI

PATOFISIOLOGI

• Jantung rematik →ujung lengkung daun katup menjadi tebal &


mengkerut, mencegah katup menutup.
• Degenerasi miksomatus katup mitral→pembesaran daun katup
& meregangkan/merobek korda →daun katup tidak menutup
sempurna
• Dilatasi regangan anulus ventrikel kiri menarik sebagian tepi
daun katup sehingga tidak dapat saling bertemu.

• Akut: regurgitasi darah tiba-tiba pada atrium kiri pada saat


ventrikel sistol →penurunan curah jantung & peningkatan
volume & tekanan di kapiler pulmonal →edema pulmonal akut
• Kronik: atrium kiri dilatasi perlahan→anuerisma →penurunan
curah jantung & peningkatan kongesti pulmonal & edema paru
akut → peningkatan tekanan paru/hipertensi pulmonal → gagal
jantung kanan & kiri
MITRAL REGURGITASI

MANIFESTASI KLINIK

Pansistolik, Berdegup, Murmur nada tinggi di apex-axila, S3 S4,


Dispnea, Ortopnea, PND, Lemah, Fatigue, Palpitasi, Pulmonal
crackles, Hepatomegali, Distensi vena leher, Edema perifer

TES DIAGNOSTIK

• Bunyi jantung: murmur sistolik keras, nada tinggi di apex.


• HR irreguler oleh karena atrial fibrilasi
• Radiologi: pembesaran ventrikel kiri & atrium kiri
• EKG: pelebaran gelombang P di sandapan II, hipertropi
ventrikel kanan, disritmia atrial.
• Echo: tampak gerakan dinding abnormal, severitas dapat
ditentukan
MITRAL REGURGITASI

MANAJEMEN MEDIS DAN BEDAH


• Terapi Angiotensin Converting Enzyme (ACE) inhibitor, co:quinapril
(Accupril)→ menurunkan beban akhir →ventrikel memompa dengan baik
• Terapi Digitalis, calcium channel blockers, beta blockers, atau
antidysrhythmic lainnya → control tachycardia.
• Intra-Aortic Balloon Pump (IABP) →menstabilkan hemodinamik (kondisi
darurat).
• Annuloplasty →memperbaiki daun katup & membuang fibrous
• Implantasi katup biologi or prosthetic
MITRAL REGURGITASI

MANAJEMEN KEPERAWATAN

• Monitor TD, nadi, RR, suara jantung,


suara paru
• Timbang BB tiap hari
• Observasi intake & output cairan
• Kolaborasi terapi
MITRAL VALVE PROLAPSE
DEFENISI
1 atau kedua daun katup menonjol keluar ke atrium kiri selama fase ventrikel
sistolik.
ETIOLOGI
Abnormalitas jaringan konektif pada daun katup dikarenakan adanya endokarditis,
miokarditis, aterosklerosis, SLE.
MITRAL VALVE PROLAPSE

PATOFISIOLOGI

MANIFESTASI KLINIK

• Asimptomatik pada kebanyakan kasus, dapat


menyebabkan MR
• Nyeri dada pada istirahat, palpitasi oleh karena
disritmia ventrikel
MITRAL VALVE PROLAPSE

KLASIFIKASI
MITRAL VALVE PROLAPSE

TES DIAGNOSTIK

• Suara jantung: murmur sistolik lambat


laun mjd kencang, bunyi klik variasi.
• Radiologi: gambar jantung tampak
normal
• EKG: normal, kadang disritmia
• Echo: menentukan tingkatan regurgitas.
MITRAL VALVE PROLAPSE

MANAJEMEN MEDIS & BEDAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

• Asimptomatik→ tidak ada • Memberikan posisi


terapi
nyaman→
• Terapi antibiotik bila
akan dilakukan tind akan menurunkan nyeri
invasive dada.
• Gejala memberat • Instruksikan napas
→digitalis, beta blockers,
calcium channel blockers dalam & relaksasi
(kontrol • Anjurkan pasien
tachydysrhythmia, terapi
antikoagulan) menghindari
• Gejala tidak teratasi minuman beralkohol
→valve replacement & kafein.
AORTA STENOSIS
DEFENISI
Katup aorta tidak dapat membuka secara penuh

ETIOLOGI

Kelainan kongenital pada katup aorta, proses


degenaratif dikarenakan kalsifikasi atau retraksi
pada lansia & karena kekakuan katup karena
rheumatik fever.
AORTA STENOSIS
AORTA STENOSIS
AORTA STENOSIS

PATOFISIOLOGI
AORTA STENOSIS

MANIFESTASI KLINIK

• Biasanya asimptomatik.
• TD sedikit menurun, palpitasi, fatigue, nyeri dada,
sinkope, gejala-gejala gagal jantung kiri (dispnea pada
aktivitas,batuk malam hari, PND, hemoptisis)

TES DIAGNOSTIK

• Suara jantung: murmur ejeksi sistolik keras, paling baik


didengar di daerah area aortik.
• Radiologi: Gambaran jantung dapat terlihat normal,
kecuali bila ada gagal jantung kiri→dilatasi ventrikel
kiri, bagian apikal tampak menonjol, tampak kalsifikasi
aorta
• EKG: hipertropi ventrikel kiri, disritmia ventrikel sering
• Echo: gangguan gerakan & struktur katup
AORTA STENOSIS

MANAJEMEN MEDIS & BEDAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

• Fokus: mempertahankan • Monitor tanda &


curah jantung adekuat &
support pompa jantung gejala
• Terapi digitalis, • Jelaskan tentang
antihipertensi, antidisritmia prosedur test
→ atrial fibrilasi rapid
ventrikel respon diagnostik yang akan
• Terapi antibiotik dilakukan
→mencegah infeksi • Berikan obat sesuai
berulang
order & catat
• Terapi Nitrates, beta
adrenergic blockers → responnya
menghilangkan nyeri • Monitor intake &
• Balloon valvuloplasty → 6- output cairan
12 bln
AKIBAT REUMATIC HEART DISEASE
AORTA REGURGITASI

DEFENISI
Katup aorta tidak dapat membuka secara lengkap

ETIOLOGI

Infeksi→ rheumatic heart, sifilis, endokarditis,


gangguan jaringan koneksi pada katup aorta
AORTA REGURGITASI
AORTA REGURGITASI

PATOFISIOLOGI
AORTA REGURGITASI

MANIFESTASI KLINIK
• Akut: Lemah, severe dyspnea, hipotensi, nyeri dada
• Kronik: gejala-gejala gagal jantung kiri (dyspnea
aktivitas, nocturnal dyspnea, Orthopnea, Diaphoresis, rasa
tidak nyaman di perut, Palpitasi)

TES DIAGNOSTIK

• Suara jantung: murmur diastolik memendek setelah S2


& berakhir sebelum S1, suara gemuruh diastolik
terdengar di apex.
• Radiologi: ventrikel kiri membesar
• EKG: hipertropi ventrikel kiri, disritmia ventrikel sering.
• Echo: ukuran serambi jantung meningkat, gerakan
jantung abnormal
AORTA REGURGITASI

MANAJEMEN MEDIS & BEDAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

• Mild & slowly • Persiapkan pasien


progressive untuk pemeriksaan
diagnostik & monitor
• Terapi cardiac hasilnya
glycosides atau beta
• Observasi TD, nadi,
blockers & diuretik RR
• Terapi antibiotik • Laporkan bila ada
• Valve replacement→ perubahan TD, irama
gejala memberat jantung, keluhan nyeri
dada, perubahan
kesadaran
• Bantu aktivitas pasien
sesuai toleransi
TRIKUSPID STENOSIS
DEFENISI
 Trikuspid stenosis: katup tidak dapat membuka secara sempurna
 Trikuspid regurgitasi: katup tidak dapat menutup secara lengkap

ETIOLOGI
Gangguan katup biasanya kombinasi dari gangguan struktur jantung lainnya.
TRIKUSPID STENOSIS

PATOFISIOLOGI
TRIKUSPID STENOSIS

MANIFESTASI KLINIK

• Gejalanya biasanya ringan.


• Palpitasi, rasa denyutan di leher yang tidak nyaman, akral
dingin & fatigue.
• Rasa tidak nyaman di perut jika ada peningkatan tekanan
vena yg membuat hepar membesar.

TES DIAGNOSTIK

• Suara jantung: murmur presistolik →meningkat saat


inspirasi.
• Radiologi: atrium ka membesar
• EKG: Gelombang P membesar (P pulmonal)
• Echo: tampak gambaran penyempitan penutupan katup,
severiti stenosis dapat ditentukan.
Diagnosa yang mungkin timbul
1.Curah jantung menurun b.d gangguan
konduksi,hambatan aliran dari atrium ke
ventrikel
2.Ggn rasa nyeri b.d organisme penginfeksi
(Sakit sendi)
3.Intoleransi aktifitas b.d deformitas katup
atau ketidak mampuan jantung untuk
memompa
4.Kebutuhan belajar pasien (dan org tua) ttg
penyakit dan cara perawatan klien
Lanjutan..
Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul
5. Gangguan pola nafas b.d pengembangan
paru yang tidak efektif
6. gangguan pertukaran gas b.d adanya
udem paru
7. Gangguan aktifitas sehari hari bd
kelemahan fisik
8. Kelebihan volume cairan bd adanya
kongesti paru
Curah jantung menurun b.d gangguan
konduksi,hambatan aliran dari
atrium ke ventrikel
Rencana tindakan
– Ukur TTV secara berkala sesuai dg
kebutuhan
– Obs adanya tanda2 hipotensi
– Berikan waktu istirahat yg cukup tanpa
tindakan keperawatan atau pemeriksaan
dokter.(sesuai dg kondisi ps)
– Kolaborasi pemberian th/, pemeriksaan lab
yg diperlukan
Lanjutan…
• Berikan th/ sesuai program dr
• Obs efek samping pemberian th/ mis:
Digitalis(anoreksia, mual, muntah,
pemanjangan P-R interval)
• Laporkan jika jumlah denyut nadi tidak
normal & ada keluhan.
• Ukur urine out put tiap 1-2 jam dan catat
serta laporkan jika tidak sesuai dg yg
diharapkan
• Kaji capillary refill,akral
Risiko tinggi cedera b.d adanya
organisme streptokokal, kerentanan
thdp kekambuhan DR
Rencana tindakan
- Lakukan tindakan utk mendorong ke
patuhan
-Jelaskan pd ps & kel. Ttg kebutuhan akan
profilaksis AB u/ tindakan invasif
- Dorong u/ istirahat & nutrisi yg adekuat
- Bila terjadi karditis jelaskan pd ps & kel.
Adanya pembatasan aktifitas dan pilih
aktifitas yg kurang melelahkan.
Lanjutan..
- Bantu ps dlm latihan progresif bertahap
sesegera mungkin u/ turun dari tempat tidur
catat respon dg mis: melihat Ttv dan
toleransi ps thdp peningkatan aktifitas
- Bantu ps dalam memenuhi kebutuhan dsr/
aktifitas ps
nanda's file
nanda's file
nanda's file

Anda mungkin juga menyukai