Anda di halaman 1dari 53

ASESMEN PASIEN

3 FOKUS
AREA
GAMBARAN UMUM
o Asesmen pasien adalah tahapan dari proses di mana
dokter, perawat, bidan, dan dietisien mengevaluasi data
pasien baik subyektif maupun obyektif untuk membuat
keputusan terkait:
1. status kesehatan pasien
2. kebutuhan perawatan
3. intervensi
4. evaluasi

o Asuhan pasien di RS Surya Asih diberikan dan dilaksanakan


berdasarkan konsep Pelayanan Berfokus Pada Pasien
(Patient/ Person Centered Care).
ASESMEN PASIEN
Penerapan konsep pelayanan berfokus pada pasien
dalam bentuk Asuhan Pasien Terintegrasi terdiri dari
elemen:
1. DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan) sbg ketua
tim asuhan/Clinical Leader
2. PPA (Profesional Pemberi Asuhan) bekerja sbg tim intra
dan inter-disiplin dgn kolaborasi interprofesional
Dibantu dgn PPK (Panduan Praktik Klinis), Panduan
Asuhan PPA Lainnya, Alur Klinis/ Clinical Pathway,
Algoritme, Protokol, Prosedur, Standing Order, dan
CPPT (Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi).
3. Manajer Pelayanan Pasien/ Case Manager
4. Keterlibatan dan pemberdayaan pasien & keluarga
ASESMEN PASIEN
o Asesmen yg efektif menghasilkan keputusan ttg
tindakan segera dan berkelanjutan yg dibutuhkan
pasien utk tindakan darurat, asuhan terencana,
bahkan jika kondisi pasien berubah.

o Asesmen pasien merupakan proses berkelanjutan,


dinamis, dan dikerjakan yg terus-menerus di UGD,
rawat jalan, rawat inap, dan unit pelayanan
lainnya.
3 PROSES AP DENGAN METODE IAR
1. Mengumpulkan informasi dari data keadaan fisik, psikologis,
sosial, kultur, spiritual dan riwayat kesehatan pasien
(I - Informasi dikumpulkan)

2. Analisis informasi dan data, termasuk hasil laboratorium dan


radiologi utk mengidentifikasi kebutuhan pelayanan kesehatan
pasien
(A - analisis data dan informasi)

3. Membuat rencana pelayanan untuk memenuhi semua


kebutuhan pasien yg telah diidentifikasi
(R - rencana disusun)
3 PROSES UTAMA METODE IAR
(DALAM SOAP)
a. Mengumpulkan data dan informasi (huruf I) tentang hal-hal
sesuai. Pada SOAP adalah S - Subyektif dan O - Obyektif.

b. Analisis data dan informasi (huruf A) yaitu melakukan


analisis terhadap informasi yg menghasilkan diagnosis,
masalah, dan kondisi utk mengidentifikasi kebutuhan
pasien. Pada SOAP adalah A - Asesmen.

c. Membuat rencana (huruf R) yaitu menyusun solusi utk


mengatasi/ memperbaiki kelainan kesehatan. Pelaksanaan R
adalah utk memenuhi kebutuhan pasien yg telah
teridentifikasi. Pada SOAP adalah P - Plan.
Proses Asuhan Pasien Diagram
IAR
Patient Care

1 Asesmen Pasien Pencatatan:


(Skrining, “Periksa Pasien”)
1. Informasi dikumpulkan : I Asesmen
Awal
Anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan lain /
penunjang, dsb
2. Analisis informasi : A Asesmen
Menetapkan Diagnosis/ Masalah/ Kondisi Ulang
PPA : Untuk mengidentifikasi kebutuhan yan pasien
SOAP
Dokter 3. Rencana asuhan/ Plan of Care :
Perawat R
Merumuskan rencana dan sasaran terukur
Bidan Untuk memenuhi kebutuhan yan pasien
Apoteker
Nutrisionis
Dietisien
Teknisi 2 Pemberian Pelayanan,
Medis Implementasi Rencana,
(Penata-
Anestesi) Intervensi, Monitoring
Terapis Fisik
Asesmen Ulang
Proses Asuhan Pasien
2 blok proses, oleh masing2 PPA

1. Asesmen Pasien  “IAR”


S 1. INFORMASI DIKUMPULKAN: anamnesa, Std AP 1, 1.1, 1.2,
1.3, 1.4, 1.4.1, 1.5,
O pemeriksaan fisik, pemeriksaan lain/ penunjang, dsbI 4

A 2. ANALISIS INFORMASI: menghasilkan kesimpulan A Std ARK 1, 1.1, 1.2,


al. Masalah, Kondisi, Diagnosis, 2.3, 3.3, 4, 4.1, 4.2,
untuk mengidentifikasi kebutuhan pelayanan pasien 4.3, 5, 5.2. Std AP
P 1.1, 1.2, 1.3.
3. RENCANA PELAYANAN/ Plan of Care R Std ARK 2.1. Std
untuk memenuhi kebutuhan pelayanan pasien PAP 2, PAP 2.1, 5,
Std AP 2, PAB 5, 7,
7.3.
Std ARK 3.2. Std
2. Implementasi Rencana,
PAP 2, EP 2, PAP 5
Pemberian Pelayanan, EP 2 & 3, PAB 3 EP
Intervensi, Monitoring 5, 5.3, 6, 7.3,
9
AP 1

JENIS ASESMEN PASIEN


Form AP 1
-for
m

IGD Rawat Jalan


Pulang/ Pulang/
Rujuk Rujuk
Asesmen Awal 1. D/ baru
Asesmen Awal 2. D/ lama >
(AP 1.3) (AP 1.2) 30 hari,
kronis > 3
bulan
Asesmen Ulang
Asesmen Ulang
CPPT

Pulang/
Rawat Inap Rujuk

Asesmen Awal Asesmen Ulang


(AP 1.1) CPPT (AP 2, 2.1)
AP 1
ASESMEN AWAL

DIISI DOKTER

DIISI PERAWAT/
BIDAN
AP 1

ASESMEN AWAL
o Merupakan proses yg penting utk identifikasi
kebutuhan pasien utk memulai proses asuhan
pasien.
o Proses asesmen awal memberikan informasi perihal:
1. Pemahaman asuhan yg diinginkan oleh pasien
2. Pemilihan asuhan paling baik utk pasien
3. Diagnosis awal
4. Pemahaman respons pasien thd asuhan
sebelumnya
AP 1

ISI ASESMEN AWAL


a. Status fisik
b. Psiko-sosio-spiritual LIHAT FORM
c. Ekonomi ASESMEN AWAL !!!
d. Riwayat kesehatan pasien
e. Riwayat alergi
f. Asesmen nyeri
WAJIB DIISI
g. Risiko jatuh
LENGKAP !!!
h. Asesmen fungsional
i. Risiko nutrisional
j. Kebutuhan edukasi
k. Perencanaan pemulangan pasien (Discharge Planning)
AP 1

ISI ASESMEN AWAL


o Pada asesmen awal dilakukan evaluasi kondisi pasien melalui
pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatannya.

o Asesmen psikologis untuk menentukan status emosional


pasien (misalnya: jika pasien depresi, takut jiwanya terancam,
suka berkelahi, membahayakan diri sendiri/ orang lain).

o Mengumpulkan informasi ttg pasien tidak bermaksud


“menggolongkan” pasien ke dalam “satu golongan tertentu”.
Tetapi status sosial, kultur, spiritual, ekonomi dari pasien
merupakan faktor penting yg dapat berpengaruh thd respons
pasien thd pengobatan.
AP 1

ISI ASESMEN AWAL


o Asesmen awal pasien mencakup skrining status nutrisi
dan kebutuhan khusus lainnya, kemudian dirujuk untuk
asesmen dan tindakan lebih lanjut jika perlu.

o Asesmen awal pasien juga mencakup kebutuhan


fungsional, termasuk risiko jatuh, kemudian dirujuk
untuk asesmen dan tindakan lebih lanjut jika perlu.

o Semua pasien rawat inap dan rawat jalan diskrining


terhadap nyeri dan jika ada nyeri dilakukan asesmen.
AP 1

ASESMEN AWAL
o Keluarga membantu dalam proses asesmen untuk
memahami keinginan pasien/ pilihannya dari proses
asesmen.

o Asesmen sangat bermanfaat jika mempertimbangkan


kondisi, umur, kebutuhan kesehatan, termasuk
permintaan keinginan pasien.

o Proses akan dilaksanakan sangat efektif jika berbagai PPA


bertanggung jawab dan berkerja sama thd asuhan pasien
(kolaboratif).
Asesmen Awal Gizi

Pedoman Pelayanan Gizi RS, KemKes 2013


AP 1

ASESMEN AWAL NYERI


o Prosedur skrining nyeri digunakan utk mengidentifikasi
pasien yg merasakan nyeri sebagai asesmen awal

o Asesmen awal nyeri  dilakukan di UGD, unit rawat jalan,


unit rawat inap  LIHAT FORM ASESEMEN AWAL

o Asesmen ulang nyeri  dilakukan jika didapatkan nyeri


sedang - berat  LIHAT FORM ASESMEN ULANG NYERI
AP 1
ASESMEN AWAL NYERI

Tindak lanjut
AP 1

WONG BAKER FACE DAN


NUMERIC SCALE untuk usia
≥ 7 tahun
untuk anak
FLACC SCALE < 7 tahun
AP 1

ASESMEN AWAL GAWAT DARURAT


o Asesmen awal pasien di UGD harus selesai dalam
waktu 5 menit setelah pasien diperiksa oleh dokter
Triage.

o Pasien UGD yang dalam waktu 8 jam belum bisa


dilakukan rawat inap karena berbagai alasan harus
dilakukan asesmen awal rawat inap di UGD.
AP 1

ASESMEN AWAL RAWAT JALAN


o Asesmen pasien di poliklinik dilakukan oleh perawat dan
dokter diselesaikan dalam waktu 30 menit (sesuai urutan
kedatangan/ antrian).

o Pada asesmen awal rawat jalan dilakukan pada:


LIHAT FORM
1. Pasien baru ASESMEN AWAL
RAWAT JALAN !!!
2. Pasien dgn diagnosis baru (akut)
3. Pasien dgn diagnosis sama lebih dari 1 bulan pada
diagnosis akut atau 3 bulan pada penyakit kronis
AP 1

ASESMEN AWAL RAWAT INAP


o Asesmen awal pasien ranap harus selesai dalam
waktu 24 jam atau lebih cepat sesuai dgn kondisi
pasien.
o Asesmen medis awal rawat inap  harus diisi oleh
DPJP dalam max. 24 jam setelah pasien masuk. Jika
DPJP berhalangan dapat dialihkan ke dokter jaga
dgn “surat pelimpahan wewenang”.

LIHAT FORM ASESMEN


AWAL RAWAT INAP !!!
AP 1

ASESMEN TAMBAHAN
o Asesmen tambahan untuk pasien tertentu/ populasi
pasien khusus.

o Tambahan ini disesuaikan dgn keunikan dan kebutuhan


setiap populasi pasien tertentu sesuai kebutuhan RS.

o Di RS Surya Asih memiliki asesmen tambahan:


1. Neonatus (bayi baru lahir ≤ 28 hari)
2. Anak (≤ 18 tahun)
3. Maternitas (kebidanan)
4. Geriatri (> 60 tahun) LIHAT FORM MASING-
MASING!!!
AP 1

JENIS ASESMEN TAMBAHAN LAIN


o Obstetri/ maternitas
o Geriatri
o Pasien dgn kebutuhan utk P3 (Perencanaan Pemulangan Pasien)
o Sakit terminal/ menghadapi kematian
o Pasien dgn rasa sakit kronik atau nyeri (intense)
o Pasien dgn gangguan emosional atau pasien psikiatris
o Pasien kecanduan obat terlarang atau alkohol
o Korban kekerasan atau kesewenangan
o Pasien dengan penyakit menular atau infeksius
o Pasien yg menerima kemoterapi atau terapi radiasi
o Pasien dengan sistem imunologi terganggu
AP 2
ASESMEN ULANG
o Asesmen ulang  utk evaluasi respons pasien thd
asuhan yg diberikan sbg tindak lanjut.
o Asesmen ulang  ditulis dalam lembar CPPT oleh
semua PPA (dokter, perawat, bidan, nutrisionis,
apoteker, dll).
o Untuk DPJP menggunakan tinta BIRU sedangkan PPA
lain menggunakan tinta HITAM sesuai dengan regulasi
RS Surya Asih.
o Asesmen ulang dilakukan dan dicatat di CPPT berbasis
IAR dgn metode SOAP, gizi dapat dengan metode
ADIME.
AP 2
ASESMEN ULANG RAWAT INAP
o Asesmen ulang medis rawat inap dilaksanakan
minimal satu kali sehari, termasuk akhir minggu/
libur  oleh DPJP.
o Asesmen ulang keperawatan minimal satu kali per
shift (8 jam) atau sesuai dgn perubahan kondisi
pasien  oleh perawat/ bidan.
o Asesmen ulang oleh PPA lainnya dilaksanakan dgn
interval sesuai regulasi RS.

Dokter jaga visit ruangan tiap shift merupakan


kebijakan RS  dokter jaga tidak perlu mengisi CPPT
jika pasien dalam keadaan baik/ tanpa keluhan, kecuali
didapatkan masalah/ keluhan bisa menulis CPPT.
AP 2
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
TERINTEGRASI (CPPT)
o CPPT minimal terdiri dari kolom:
1. Tanggal dan jam LIHAT FORM
CPPT RI !!!
2. Profesional Pemberi Asuhan
3. Hasil Asesmen dan Pemberian Pelayanan
(tulis dengan format SOAP/ ADIME disertai Sasaran, tulis
nama, beri paraf pada akhir catatan)
4. Instruksi PPA termasuk pasca bedah
(instruksi ditulis dengan rinci dan jelas)
5. Review dan Verifikasi DPJP (tulis nama, beri paraf, tgl, jam)
DPJP harus membaca/ mereview seluruh rencana asuhan
CPPT : CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI
Kolaborasi PPA REVIEW &
VERIFIKASI
melalui CPPT DPJP
HASIL ASESMEN PASIEN DAN PEMBERIAN (Tulis Nama,
Instruksi PPA
Profesional PELAYANAN beri Paraf, Tgl,
(Instruksi ditulis
Tgl, Jam Pemberi Jam)
dgn rinci dan
Asuhan (Tulis dengan format SOAP/ ADIME, disertai sasaran. (DPJP harus
jelas)
Tulis Nama, beri Paraf pada akhir catatan) membaca/
mereview
seluruh rencana
asuhan)
Asuh PPA
2/2/2015 Perawat S : Nyeri akut lutut kiri sejak 1-2 jam an P • Monitoring nyeri
a
Jm 8.00 O : skala nyeri VAS : 7 SOA sien tiap 30’ DPJ
P Clin P
TD 165/90, N 115/m, Frek Nafas : 30/m AP 2 • Lapor DPJP ical
A : Nyeri akut arthritis gout .1 Inte Leader
• Kolaborasi gra
P : Mengatasi nyeri dalam 2 jam dgn target VAS <4 pemberian anti Asuh si -
Paraf.. inlamasi & Std P an
analgesic AP 2
. 1.

2/2/2015 Dokter S : Nyeri lutut kiri akut sejak pagi *Lapor 2 jam lagi
Jm 8.30 O : Lutut kiri agak merah, nyeri tekan, skala NRS 7-8, hangat pd skala nyeri
palpasi. *Foto Ro Lutut hari
A : Gouty Arthritis - flare Genu Sinistra ini bila nyeri
P : inj steroid xx mg , tab colchicine 2 X 0,6 mg/hari. mereda/toleransi
Paraf … cukup
Dst….
Paraf
DPJP
Catatan/ Notasi DPJP … … … … … … … … tiap lembar
……
… … … … … … … … … … … … …+ … paraf
AP 3
KOMPETENSI DAN KEWENANGAN
PPA
o Asesmen awal dan asesmen ulang pasien adalah proses
penting/ kritikal, memerlukan pendidikan khusus,
pelatihan, pengetahuan, dan keahlian bagi PPA.
o Hanya PPA yg berkompeten dan berwenang yg dapat
melakukan asesmen.
o PPA harus memiliki SPK (Surat Penugasan Klinis) dan
RKK (Rincian Kewenangan Klinis).
o PPA harus memiliki STR dan izin praktik sesuai
peraturan perUUan.
Profesional Clinical AP 4
Pemberi Asuhan Team Leader
DPJP
PCC
Perawat/
Bidan Apoteker

Psikologi Nurisionis
Klinis Dietisien

Terapis Teknisi Medis


Fisik Penata Anestesi

Profesional Pemberi Asuhan : Lainnya PPA


mereka yg secara langsung memberikan Tugas Mandiri,
asuhan kpd pasien, a.l. dokter, perawat, Tugas Kolaboratif,
bidan, ahli gizi, apoteker, psikolog klinis,
penata anestesi, terapis fisik dsb (UU 34/2014 ttg Nakes) Tugas Delegatif
Konsep
AP 4

NAR
S Ed1
Patient Centred Care
S
(Std HPK)

Konsep Inti Asuhan


Core Concept Terintegrasi

 Integrasi Intra-Inter PPA


 Perspektif Pasien (AP 4, SKP 2, TKRS 3.2, MKE 5)
 Perspektif PPA  Integrasi Inter Unit
(PAP 2, ARK 3.1, TKRS 3.2, MKE 5)
• Conway,J et al: Partnering with Patients and Families To Design  Integrasi PPA-Pasien
a Patient- and Family-Centered Health Care System, A Roadmap
for the Future. Institute for Patient- and Family-Centered Care, (HPK 2, 2.1, 2.2, AP 4, MKE 6)
2006
• Standar Akreditasi RS v.2012, KARS
 Horizontal & Vertical Integration
Asuhan AP 4
Terintegrasi
 Integrasi Intra-Inter PPA
(AP 4, SKP 2, TKRS 3.2, MKE 5)
Ed
1  Integrasi Inter Unit
S
NAR (PAP 2, ARK 3.1, TKRS 3.2, MKE 5)
S
 Integrasi PPA-Pasien
(HPK 2, 2.1, 2.2, AP 4, MKE 6)
 Horizontal & Vertical Integration

1. Patient Engagement & Empowerment


2. DPJP sbg Clinical Leader
3. PPA sbg Tim, Kolaborasi Interprofesional
4. CPPT – Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi
5. Kolaborasi Pendidikan Pasien
6. Manajer Pelayanan Pasien / Case Manager
7. Integrated Clinical Pathway
8. Integrated Discharge Planning
AP 5

PELAYANAN
LABORATORIUM
AP 5
Pelayanan Laboratorium Terintegrasi
 Penataan organisasi Bukti pengintegrasian a.l:
pelayanan shg menjadi 1.Kepala Pelayanan AP 5.1
TERINTEGRASI 2.Program Safety AP 5.3.,
Ka Pelayanan 5.3.1
Lab Terintegrasi 3.Program Mutu AP 5.9
4.Kompetensi Staf AP 5.2
Inst Lab 5.Program Pemeliharaan Alat
AP 5.5
Lab
“IGD” Lab
“ICU”

Lab
“Bag X” Lab
Lab PA
“Anak” “Pelayanan”
Lab di Ruang, POCT
AP 5

NILAI KRITIS LABORATORIUM


o NILAI KRITIS  hasil pemeriksaan laboratorium
yang abnormal (luar batas nilai normal) dan
mengindikasikan kelainan/ gangguan yg dapat
mengancam jiwa dan memerlukan perhatian/
tindakan.

o Pelaporan nilai kritis  mekanisme pelaporan


hasil laboratorium yg berpotensi mengancam jiwa
yang dilaporkan oleh petugas yang bertanggung
jawab.
AP 5
TABEL NILAI KRITIS
PEMERIKSAAN HEMATOLOGINILAI KRITIS ditandai
dengan huruf tebal
dengan tanda *

No Parameter Nilai Kritis Rendah Nilai Kritis Tinggi


1 Hematokrit < 20 % > 60 %
2 Hematokrit (Neo) < 33 % > 70 %
3 Hemoglobin < 7 g/dl > 20 g/dl
4 Hemoglobin (Neo) < 9,5 g/dl > 22 g/dl
5 Jumlah Lekosit < 2x103 /mm3 > 30x103/mm3
6 Trombosit < 40x103 /mm3 > 106/mm3
7 Bleeding Time Tidak ada > 15 menit
AP 5

PROSEDUR PELAPORAN NILAI KRITIS


LABORATORIUM
1. Ulangi pemeriksaan bila mendapatkan nilai kritis.
2. Lapor kepada penanggung jawab laboratorium tentang hasil
nilai kritis.
3. Laporkan hasil nilai kritis segera sebelum 30 menit setelah
mendapatkan validasi dari penanggung jawab laboratorium
kepada perawat ruangan tempat pasien dirawat.
4. Perawat melapor ke DPJP bila ada di ruangan atau perawat
menelpon DPJP bila tidak ada di ruangan (Read Back).
5. Cetak hasil di formulir hasil laboratorium.
6. Antarkan formulir hasil laboratorium ke ruang perawatan.
AP 5

PELAYANAN DARAH
 Di RS Surya Asih hanya melayani transfusi darah.
 Transfusi darah  prosedur menyalurkan darah yang
terkumpul dalam kantung darah kepada orang yang
membutuhkan darah, melalui pembuluh darah vena
(intravena).
 Transfusi darah  bagian dari penanganan dokter
untuk menyelamatkan nyawa pasien yang kekurangan
darah/ menderita penyakit tertentu.
 Darah ditransfusikan bisa dalam bentuk komponen
darah secara keseluruhan (whole blood) atau salah satu
komponen darah saja (misal: PRC, platelet, dll).
AP 5
PELAYANAN DARAH
 Pelayanan darah dan produk darah dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perUUan meliputi:
1. Pemberian persetujuan  FORM INFORMED
CONSENT
2. Pengadaan darah (rujuk ke bank darah/ PMI 
FORM PERMINTAAN DARAH)
3. Indentifikasi pasien  SKP
4. Pemberian darah
5. Monitoring pasien  LIHAT FORM MONITORING
TRANSFUSI
6. Identifikasi dan respon terhadap reaksi tranfusi 
ISI FORM KTD
AP 5
PELAYANAN DARAH
 Pelaksanaan pemberian darah dan komponen darah
ditentukan oleh DPJP didasarkan pada pertimbangan
dan penilaian klinis.
 Setiap permintaan darah harus berdasarkan atas
permintaan dokter  LIHAT FORM PERMINTAAN
DARAH.
 Hal-hal yang harus diperhatikan selama tranfusi:
 Reaksi tranfusi terhadap pasien
 Infus, tetesan, jenis cairan
 Tanggal kadaluarsa cairan infus dan darah
 Bekerja dengan teknik aseptik  5 moment hand
hygine
AP 6

PELAYANAN RADIODIAGNOSTIK,
IMAJING, DAN RADIOLOGI
INTERVENSIONAL
Pelayanan Radiodiagnostik, Imajing, dan AP 6
Radiologi Intervensional Terintegrasi
 Penataan organisasi Bukti pengintegrasian a.l.:
pelayanan shg menjadi Kebijakan Yan RDI
TERINTEGRASI 1.AP.6.1 Kepala Pelayanan
 Tidak termasuk pelayanan RIR
yang tergolong Ka Pelayanan 2.AP.6.3, 6.3.1 Program Safety
Endoskopi RIR
3.AP.6.2 Kompetensi Staf
4.AP.6.5 Program
Inst/ Unit
Rad
Pemeliharaan Alat
5.AP.6.7 Program Mutu
USG
Poli C-Arm • Tabel Daftar Yan
RIR, Lokasi, SDM
Cath pelaksana
Lab USG • Juga Yan RIR Luar
Echo VK
cardio USG
Pelayanan R-DI IGD
yang berada “diluar” I.Rad
AP 6
ALUR RADIOLOGI RAWAT JALAN
PASIEN DATANG PENDAFTARAN

KASIR POLIKLINIK

HARUS
MEBAWA RONTGEN HASIL
SURAT
PERMINTAAN
RONTGEN, POLIKLINIK
tulis lengkap
termasuk
GEJALA KLINIK
AP 6

ALUR RADIOLOGI RAWAT INAP


HARUS MEBAWA
PASIEN RAWAT INAP SURAT PERMINTAAN
RONTGEN, tulis
lengkap termasuk
GEJALA KLINIK
RUANGAN RADIOLOGI

HASIL

RUANG RAWAT INAP


AP 6

NILAI KRITIS RONTGEN


1. KEPALA
Fraktur tulang kepala
2. PARU

Pneumo thorax
Fraktur
Atelektasis/ hematothorax
3. ABDOMEN
Ileus
Pneumoperitoneum
AP 6

PELAPORAN NILAI KRITIS


o Foto sudah diekspertise
o Dokter radiologi memberitahu petugas radiologi bahwa hasil
sudah diekspertise dan masuk ke dalam kategori hasil kritis.
o Petugas radiologi segera melaporkan hasil kritis kepada
dokter/ perawat (unit rawat inap, rawat jalan, UGD) sesuai
dengan di mana pasien berada.
o Sebutkan nama pasien, jenis pemeriksaan radiologi, dan
sampaikan kesimpulan hasil ekspertise dari dokter radiologi
dan hasil segera diambil.
o Dokter/ perawat yang menerima hasil kritis menggunakan
teknik komunikasi verbal TULIS (write back), BACA (read back)
KONFIRMASI (confirmation).
o Proses pelaporan ini ditulis di dalam Rekam Medis (Form
CPPT).
AP 6

PELAPORAN NILAI KRITIS


o Pastikan informasi yang disampaikan dan diterima sudah
sesuai.
o Petugas radiologi yang melaporkan hasil kritis mencatat pada
buku hasil kritis :
NAMA PASIEN, ASAL PASIEN, HASIL KRITIS, TANGGAL WAKTU
menelpon, NAMA LENGKAP PETUGAS KESEHATAN YANG
DIHUBUNGI, dan NAMA LENGKAP YANG MENELPON.
o Dokter/ perawat yang MENERIMA laporan, harus mencatat
tindakan yg diambil untuk pasien/ informasi lain terkait klinis.
o Pastikan informasi yang disampaikan dan diterima sudah
sesuai.
AP 6

PELAPORAN NILAI KRITIS KE DPJP


o Perawat yg menerima hasil segera melapor ke DPJP,
bila belum tersambung, lapor ke dokter spesialis lain
yg merawat, bila belum berhasil menghubungi ke
dokter jaga.

o Dokter yg dilaporkan hasil kritis bertanggung jawab


terhadap interpretasi hasil dan pengambilan tindakan
terhadap pasien.
AP 6

PEMBAYARAN RONTGEN
1. RAWAT JALAN
o PASIEN UMUM  saat pasien sudah mendapatkan pengantar
px rontgen oleh dokter pengirim.
o PASIEN BPJS  pasien tidak perlu membayar kecuali px
menggunakan bahan kontras.
2. RAWAT INAP
o PASIEN UMUM  ketika pasien sudah diperbolehkan pulang.
o PASIEN BPJS  tidak perlu membayar kecuali px
menggunakan bahan kontras.

Untuk pengantar pembayaran dibuat oleh petugas radiologi


dengan cara ditulis pada lembar yang sudah disediakan pada
status pasien/ diberikan kwitansi dari radiologi apabila ketika
melakukan pemeriksaan pasien tidak membawa status
pasien.

Anda mungkin juga menyukai