Anda di halaman 1dari 15

HUBUNGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET

TAMBAH DARAH (TTD) TERHADAP KEJADIAN


ANEMIA PADA IBU HAMIL DI RSUD MANGGAR
BELITUNG TIMUR

(klinik)

Elsa Fazary
171341108
 Ibu hamil dinyatakan anemia jika hemoglobin (Hb) <11
mg/L. Kekurangan zat besi sejak sebelum kehamilan bila
tidak diatasi dapat mengakibatkan ibu hamil menderita
anemia.  dapat meningkatkan risiko kematian pada saat
melahirkan, melahirkan bayi dengan BBLR, janin dan ibu
mudah terkena infeksi, keguguran dan meningkatkan risiko
bayi lahir prematur (Kemenkes RI, 2015).
(Profil Kesehatan Bangka Belitung, 2017)

Pemberian TTD sebagai TTD merupakan tablet


salah satu upaya penting yang diberikan kepada
dalam pencegahan dan WUS dan ibu hamil. Bagi
penanggulangan anemia WUS diberikan sebanyak
merupakan cara yang 1 kali seminggu dan
efektif karena dapat untuk ibu hamil diberikan
mencegah dan setiap hari selama masa
menanggulangi anemia kehamilannya atau
akibat kekurangan zat minimal 90 tablet (tablet
besi dan asam folat. Fe3)

 Berdasarkan hasil Riskesdas (2018), prevalensi anemia pada ibu hamil di


Indonesia

48.9%
37.1% 2018
2013
Presentase Ibu Hamil Mendapat Tablet Tambah Darah (TTD)
Kep. Bangka Belitung, 2016-2017

60.00% 53.6%
50 %
50.00% 47.3%

40.00% 31.7%
≥90 tablet
30.00%
<90 tablet
20.00% 14.8%
Tidak Mendapat
10.00% 2.7%

0.00%
2016 2017

Di Kabupaten Belitung Timur terjadi penurunan cakupan ibu hamil


yang mendapat tablet Fe3 (Profil Kesehatan Bangka Belitung, 2017)

91,06%
2016
87,86%
2017
Jenis dan Rancangan
Tempat dan Waktu Populasi dan Sampel
Penelitian
• Jenis penelitian • Pengambilan data • Populasi yang
yang digunakan ini dilaksanakan di digunakan dalam
bersifat RSUD kota penelitian ini
observasional Manggar adalah ibu-ibu
analitik dengan Kabupaten hamil dan pernah
desain penelitian Belitung Timur melahirkan yang
potong lintang terdaftar pada
(cross sectional RSUD Manggar
stydy) Belitung Timur.
TINGKAT KESUKAAN COOKIES SUBSTITUSI KACANG
MERAH (PHASEOLUS VULGARIS) DAN DAUN KATUK
(SAUROPUS ADROGYNUS) SEBAGAI ALTERNATIF
CEMILAN (SNACK) IBU MENYUSUI

(pangan)

Oleh :
Elsa Fazary

171341108
 Pemanfaatan kacang merah untuk memenuhi kebutuhan
pangan di Indonesia sudah dilakukan masyarakat tetapi
masih sangat terbatas penggunaanya. Teknik pengolahan
kacang merah juga masih sederhana, kebanyakan kacang
merah hanya digunakan sebagai pelengkap dalam masakan
maupun dijadikan sebagai bubur (Simanungkalit, 2016).
 Daun katuk mengandung saponin, flavonioda dan tannin.
Ekstrak daun katuk banyak digunakan sebagai bahan
fortifikasi pada produk makanan yang diperuntukkan bagi
ibu menyusui. Konsumsi sayur katuk oleh ibu menyusui
dapat memperlama waktu menyusui bayi perempuan
secara nyata dan untuk bayi pria hanya meningkatkan
frekuensi dan lama menyusui (Santoso, 2009).
Riset Kesehatan Dasar (2018)

Hasil studi pendahulu yang telah


dilakukan oleh peneliti di puskesmas
sawit pada 10 ibu yang mempunyai
cakupan
bayi hanya tiga bayi yang
pemberian ASI
mendapatkan ASI eksklusif, empat
eksklusif secara
bayi hanya mendapat ASI selama 3
nasional yaitu
bulan saja dan tiga bayi yang
sebesar 37,3%
mendapat ASI selama 1 bulan saja
karena dengan alasan ASI ibu tidak
keluar dengan lancar (Tiyas, 2016).
 Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental dan
desain rancangan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan tiga formulasi (tepung terigu : tepung
kacang merah : tepung daun katuk).
HUBUNGAN BUDAYA BALI DENGAN STATUS GIZI BALITA (0-
59 BULAN) DI DESA PELEPAK PUTIH KECAMATAN SIJUK

(masyarakat)

Oleh :
Elsa Fazary

171341108
17,7% balita
kekurangan
gizi

3,9% balita 13,8% Riskesdas, 2018


dengan status berstatus gizi
gizi buruk kurang

30.00% 27.3%

25.00%
21.9%
20.00%
Masalah gizi balita di Kep. 13.7%
Gizi Kurang
15.00% 13.2%
Babel, 2016-2017 10.4% Pendek
(PSG Prov. Babel, 2017) 10.00% 7.8% Kurus
5.00%
0.00%
2016 2017
Ibu suku Bali yang memiliki anak balita di wilayah
kerja Puskesmas Tanjung Karang Kota Mataram
didapatkan data dari 5 keluarga yang mempunyai
anak usia 5-24 bulan, 2 dari 5 responden sudah
tidak memegang budaya lama dengan alasan
memberikan MP-ASI pada anak sebelum usia 6
bulan dilarang oleh tenaga kesehatan

sedangkan 3 responden masih memegang


budaya lama dan sudah memberikan MP-
ASI sebelum usia anak 6 bulan. 3 responden
tersebut beranggapan bahwa dalam
pemberian MP-ASI pada anak dikarenakan
anak rewel, ibu yang bekerja, tidak adanya
produksi ASI dari ibu dan masih memegang
kuat tradisi leluhur (Sukardin, dkk, 2018).
 Latar belakang budaya masyarakat suku Bali yang mempengaruhi status gizi
balita adalah mengoleskan madu pada bibir bayi, memberikan seduhan air
teh, buah (seperti pisang, dan papaya) yang sudah dilumatkan.

• Pada masyarakat tertentu, masih ada kebiasaan memberikan makanan dan


minuman seperti pisang, kole-kole, dan air tajin pada bayi sebelum berumur
6 bulan, dan sebagian ibu-ibu Suku Bali memberikan susu bubuk sebelum
mulai memberikan ASI (Khairunnisa, 2013).

• Faktor budaya sangat berperan penting dalam status gizi seseorang. Budaya
memberi peranan dan nilai yang berbeda terhadap pangan dan makanan
(Sukardin, dkk, 2018).
Jenis penelitian
yang digunakan
bersifat
observasional
analitik dengan
desain penelitian Pengambilan
potong lintang data ini
(cross sectional dilaksanakan di
stydy). Desa Pelepak Populasi dalam
Putih Kecamatan penelitian ini
Sijuk Kabupaten adalah warga
Belitung suku Bali anak
balita didesa
Pelepak Putih
Kecamatan Sijuk
Kabupaten
Belitung

Anda mungkin juga menyukai