Kegawat Daruratan Pada Koma Ketoasidosis Diabetikum
Kegawat Daruratan Pada Koma Ketoasidosis Diabetikum
Rumusa
Pemeriksaan n Penatalaksanaa
Fisik Masalah n
Pemeriksaan
Penunjang Kesimpulan
Faktor Pencetus
Alloanamnesis
Keluhan Utama
RPS
RPD
RPK
Keluhan Tambahan
frekuensi nafas 24x/menit
pernafasan cepat dan dalam
nadi : 100x/ menit
Tidak sadar
Aroma nafas Keton
Glukosa Darah
Keton
Ph Tubuh
Kadar Elektrolit
Analisa Gas Darah
EKG
Darah Lengkap
Klinis : Riwayat DM, nafas cepat, kesadaran
turun, tanda dehidrasi
Faktor Pencetus
Laboratorium : GD > 250, Ph <7.3, ketounria
KAD
Ketoasidosis Diabetikum (KAD) merupakan
salah satu komplikasi akut DM akibat
defisiensi (absolut ataupun relatif) hormon
insulin. Komplikasi akut pada Diabetes Melitus
merupakan keadaan darurat yang dapat
mengancam jiwa bila tidak mendapat
perawatan dan pengobatan yang cepat dan
adekuat
Data komunitas di Amerika Serikat, Rochester,
menunjukkan bahwa insiden ketoasidosis diabetik
sebesar 8 per 1000 pasien DM per tahun untuk
semua kelompok umur
Laporan insiden ketoasidosis diabetik di Indonesia
umumnya berasal dari data rumah sakit dan
terutama pada pasien DM tipe 2. Angka kematian
pasien dengan ketoasidosis diabetik di negara maju
kurang dari 5% pada banyak senter, beberapa
sumber lain menyebutkan 5-10%, 2-10%, atau 9-
10%
Infeksi
IMA
Pengobatan yg dihentikan
Stress
Hipokalemia
obat
Polidipsi
Poliuria
Kelemahan
Mual Muntah-nyeri abdomen
Nafas kusmaul
Penurunan kesadaran
HONK (Hiperosmolar non ketotik)
Ketoasidosis Koma Hiperosmolar
Diabetikum Hiperglikemik Nonketotik
(KAD) (KHNK)
Umur < 40 th > 40 th
Gula darah < 1000 mg/dl > 1000 mg/dl
Na serum < 140 mEq > 140 mEq
K serum ↑/N sering ↑
Bikarbonat sangat ↓ N / sedikit ↑
Ureum ↑ tapi < 60 mg/dl > 60 mg/dl
Osmolaritas ↑ tapi < 360 mOsm/kg > 360 mOsm/kg
Sensitivitas Insulin bisa resisten (jarang) sangat sensitif
Prognosis mortalitas 10% mortalitas 50%
Gejala Klinis :
- Pernafasan Kussmaul ada tidak ada
- Bau aseton ada tidak ada
Tabel 2.3 Etiologi pankreatitis akut
a. Alkohol
b. Batu empedu
c. Pasca bedah
d. Pasca ERCP (endoscopic retrograde cholangiopancreatography)
e. Trauma terutama trauma tumpul
f. Metobolik (hipertrigliseridemia, hiperkalsemia, gagal ginjal)
g. Infeksi (virus parotitis, hepatitis, koksaki, askaris, mikoplasma)
h. Berhubungan dengan obat-obatan (azatioprin, 6 merkaptopurin, sulfonamid,
tiazid, furosemid, tetrasiklin)
i. Penyakit jaringan ikat (lupus eritematosus sistemik)
j. Lain-lain, seperti gangguan sirkulasi, stimulasi vagal
-Nyeri perut : khas berupa nyeri epigastrik denan onset mendadak (<30
menit), menjalar ke punggung, menghilang dalam <72jam.
-Muntah : yang juga menyebabkan hipovolemia
Krisis Tiroid : merupakan suatu keadaan
hipertiroid yg mengalami eksaserbasi. Jarang
terjadi dan merupakan komplikasi peny.grave.
Dapat dipresipitasi keadaan akut seperti :
trauma,infeksi, pemberian iodine berlebihan
Gejala : Demam, Aritmia Jantung, kegelisahan-
penurunan kesadaran, gejala GI
1. Memperbaiki volume sirkulasi dan perfusi jaringan.
pH Bikarbonat Kalium
0 2 kolf, ½
jam <7 7-
1 kolf, ½ 7,1 7,1
jam
1
100 50 0
Pada jam ke-2 : mEq mEq
-
2 2 kolf Bolus 180 mU/kgBB, 50 mEq / 6 jam (dalam HCO3 HCO3-
dilanjutkan dengan infus)
1 kolf drip insulin 90 + +
3
mU/jam/kgBB dalam
2 kolf NaCl 0,9% 26 13
+
4 mEq K mEq K+
Bila gula darah < (*)
½ kolf 200
5
mg% kecepatan
½ kolf dikurangi 45
6
mU/jam/kgBB
dan seterusnya
Bila gula darah
bergantung pada
stabil
kebutuhan
sekitar 200-300 Bila kadar K+ :
mg% <3 3-4,5 4,5-
selama 12 jam 6 >6
Jumlah cairan yg
dilakukan drip ↓ ↓ ↓
diberikan dlm 15
insulin
jam
1-2 unit/jam 75 50 25 0
sekitar 5 liter.
disamping mEq/ mEq/ mEq/
Bila Na+ > 155
dilakukan sliding 6 jam 6jam 6 jam
mEq/l
scale
ganti NaCl ½ n
nsulin diberikan
sesuai dengan kadar
glukosa sebagai
berikut :
GD Insulin sc
<200mg/dl -
200-250 5U
250-300 10 U
300-350 15 U
>300 20 U