Anda di halaman 1dari 40

Kegawatdaruratan Kejang

pada Neonatus

Diajukan Kepada
Dr Woro Triaksiwi, Sp. A :
Kejang
depolarisasi berlebihan sel-sel neuron otak  mengakibat
kan perubahan yang bersifat paroksismal fungsi neuron
dengan atau tanpa perubahan kesadaran.
Kejang pada neonatus dibatasi waktu yaitu kejang yang t
erjadi pada 28 hari pertama kehidupan (bayi cukup bln).
Kejang dapat disertai oleh gangguan tingkah laku, emosi,
motorik, sensorik dan atau otonom.
Etiologi Kejang Neonatus

• Enselopati hipoksik-iskemik
• Perdarahan intra kranial
• Infeksi intra kranial
• Hipoglikemi
• Hipokalsemia
• Sindrom Epilepsi
Patofisiologi Kejang

Gangguan fungsi
keseimbangan eksitasi dan
inhibisi

Peningkatan loncatan
impuls elektrik (melewati
batas)

Loncatan – loncatan
neuron menyebar ke
daerah neuron normal
Klasifikasi Kejang

Kejang Subtel
Kejang Mioklonik
Kejang Klonik
Kejang Tonik
Kejang Tonik
Kejang tonik dapat berbentuk umum atau fokal :
Kejang tonik umum:
Terutama bermanifestasi pada neonatus kurang bulan (< 2500
gram).
Fleksi atau ekstensi tonik pada ekstremitas bagian atas,leher
atau batang tubuh dan berkaitan dengan ekstensi tonus pada
ekstremitas bagian bawah
Pada 85% kasus kejang tonik tidak berkaitan dengan perubah
an otonomis apapun seperti meningkatnya detak jantung ata
u tekanan darah, atau kulit memerah
Kejang tonik Umum

Disebabkan oleh aktivasi elektris hampir bersamaan


secara simultan di seluruh korteks serebral
Kejang tonik Fokal

Terlihat dari postur asimetris dari salah satu ekstremitas


atau batang tubuh atau deviasi tonik kepala atau mata
Sebagian besar kejang tonik terjadi bersamaan dengan p
enyakit sistem syaraf pusat yang difus dan perdarahan in
traventrikular
Kejang Fokal
Kejang parsial simpleks
– Tidak ada perubahan kesadaran

Kejang parsial kompleks


– Kesadaran terganggu

Kejang parsial (simplek/kompleks) dengan


generalisasi sekunder
Kejang Klonik
Terdiri dari gerakan kejut pada ekstremitas yang perlahan &
berirama (1-3 /menit), penyebabnya mungkin focal/multi-focal
Setiap gerakan terdiri dari satu fase gerakan yang cepat dan
diikuti oleh fase yang lambat
Perubahan posisi atau memegang ekstremitas yang bergerak
tidak akan menghambat gerakan tersebut
Biasanya terjadi pada neonatus cukup bulan
Tidak terjadi hilang kesadaran
Berkaitan dengan trauma fokal,infarks
Kejang Mioklonik

Kejang mioklonik fokal, multi-fokal atau umum


Kejang mioklonik fokal biasanya melibatkan otot fleksor pada
ekstremitas
Kejang mioklonik multi-fokal terlihat sebagai gerakan kejutan
yg tidak sinkron pd beberapa bagian tubuh
Kejang mioklonik umum terlihat sangat jelas berupa fleksi ma
sif pada kepala dan batang tubuh dengan ekstensi atau fleksi
pada ekstremitas.
Kejang “Subtle”

Kejang jenis ini terjadi sehubungan dengan adanya jenis k


ejang lain dan mungkin bermanifestasi dengan:
Gerakan Oral-bucal-lingual seperti mengunyah, menghisa
p, tersenyum.
Gerakan stereotip ekstremitas seperti gerakan mengayuh s
epeda atau berenang
Deviasi / gerakan kejut pada mata dan mengedip berulang
Ngiler, gerakan menghisap atau mengunyah
Apnea atau perubahan tiba-tiba pada pola pernapasan
Fluktuasi yang berirama pada tanda vital
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Utama
Glukosa darah
Kalsium dan magnesium darah
Pemeriksaan darah lengkap, diferensiasi leukosit dan tromb
osit
Elektrolit
Analisis dan kultur cairan cerebrospinalis
Pemeriksaan lainnya
Titer TORCH, kadar amonia, USG kepala dan asam amino dal
am urine.
EEG: Normal pada sekitar 1/3 kasus
Analisis Gas Darah
CT Scan: Untuk mendiagnosis malformasi dan perdarahan ot
ak
Tatalaksana Kejang

Tujuan tatalaksana

1. Mencapai homeostasis sistemik (jalan napas,

pernapasan dan sirkulasi)

2. Mengoreksi penyebab utamanya, jika mungkin


Menghentikan Kejang dengan Anti Kejang
Jika Kejang tidak bisa dikendalikan dengan Phenobarbital
KEJANG DEMAM
DEFINISI
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terja
di pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38ºC)
yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium (di l
uar rongga kepala).
Epidemiologi
Hal ini dapat terjadi pada 2-5 % populasi anak.
Umumnya kejang demam ini terjadi pada usia 6 bulan – 5 ta
hun dan jarang sekali terjadi untuk pertama kalinya pada us
ia < 6 bulan atau > 3 tahun.
Insidensi puncak usia 18-22 bulan
Anak laki-laki > perempuan dengan perbandingan 1,4 : 1,0.
ETIOLOGI

•Belum diketahui dengan pasti


•Demam sering disebabkan oleh :
- ISPA
- Radang telinga tengah
- Infeksi saluran kemih & saluran cerna
FAKTOR RESIKO

Demam
Usia
Genetik Riwayat kejang demam pada orang tua atau
saudara sekandung
Perkembangan terlambat (Malnutrisi)
PATOFISIOLOGI KEJANG DEMAM

Peningkatan Suhu
Tubuh

Metabolisme Basal
Meningkat

O² ke Otak
Menurun

Kejang Demam TIK Meningkat

Kejang Demam Kejang Demam


Komplek Gangguan Perfusi
sederhana
Jaringan

Resiko Tinggi Resiko Tinggi


Berulang Gangguan Tumbuh
Kembang
PATOFISIOLOGI KEJANG
PATOFISIOLOGI DEMAM-KEJANG
KLASIFIKASI KEJANG DEMAM
• -Kejang berlangsung singkat, < 15 menit
-Kejang umum tonik dan atau klonik
Kejang Demam -Umumnya berhenti sendiri
Sederhana
(Simple Febrile -Tanpa gerakan fokal atau berulang dalam 24 jam
Seizure

• -Kejang lama, > 15 menit


-Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang
Kejang Demam umum didahului kejang parsial
Komplikata
(Complex Febrile -Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam
Seizure)
DIAGNOSIS
•ANAMNESIS:

Kejang:
* Frekuensi dan lama kejang
* Kapan terjadinya
* Pertama kali atau sudah pernah
* Bila sudah pernah, saat umur berapa?
* Sifat kejang
* Gejala penyerta (muntah, lumpuh,
kemunduran fungsi kognitif)
* Kesadaran waktu kejang dan pasca kejang
DIAGNOSIS

Demam:
Timbul mendadak dan lamanya, menggigil, mengigau,
Gejala penyakit penyerta:
Mencret, muntah, sesak nafas, dll
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda Rangsang meningeal :
Pemeriksaan kaku kuduk
Tanda brudzinki I dan II
Tanda kernig

Pada kejang demam rangsangan meningeal (-)


PEMERIKSAAN FISIK

•Pemeriksaan Refleks Neurologis


untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi SSP ( men
ingitis, ensefalitis)
 Refleks fisiologis
- Biseps, Triceps
Refleks patologis
- Babinski, Oppenheim, Chaddok, hoffman
( normal pada bayi < 18 bulan )

Pada kejang demam refleks patologis (-)


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium (Darah perifer lengkap, elektrolit, glukosa darah)

mengevaluasi sumber infeksi atau mencari penyebab

Pungsi lumbal  menyingkirkan meningitis indikasi berdasarkan

umur :

* < 12 bulan sangat dianjurkan

* 12 – 18 bulan dianjurkan

* > 18 bulan tidak rutin


Elektroensefalografi
 kejang demam yang tidak khas
(anak > 6th , kejang demam fokal)
PENATALAKSANAAN

Pada penatalaksanaan kejang demam ada 3 hal yang


perlu dikerjakan,yaitu :

1. Pengobatan fase akut

2. Mencari dan mengobati penyebab

3. Pengobatan profilaksis terhadap

berulangnya kejang demam


PENGOBATAN

•Anti Piretik
* Parasetamol 10-15 mg/kgbb/kali
* Ibuprofen 5 -10 mg/kgbb/kali

•Anti Konvulsan
* Diazepam oral 0.3-0.5 mg/kgbb
* Diazepam rectal 0.5 mg/kgbb
BB<10Kg:5mg; >10Kg:10mg
RUMATAN

•Fenobarbital 3 – 4 mg/kgBB/hari  dibagi 2 dosis

•Asam Valproat 15-40 mg/kgBB/hair dibagi 2-3 dosis

•DOC : Asam Valproat

•Pengobatan profilaksis /rumatan diberikan selama 2 tahun bebas


kejang, dihentikan bertahap selama 1 – 2 bulan
INDIKASI RUMATAN
•Kejang > 15 menit

•Kelainan neurologis

•Kejang fokal

•Rumat dipertimbangkan pada keadaan:

- Kejang berulang 2 kali atau lebih dalam 24 jam

- Kejang demam pada bayi < 12 bulan

- Kejang demam ≥ 4 kali per tahun

Anda mungkin juga menyukai