Anda di halaman 1dari 17

AKUNTANSI KEPERILAKUAN

KONSEP KEPERILAKUAN DARI PSIKOLOGI


DAN PSIKOLOGI SOSIAL

Disusun :
1. Dian Kartika Sari
2. Wahyu Ariwardani
3. Uswatul Hasanah
4. Rahayu Jatiningrum
5. Sepdian Wicaksono
TEORI PEMBAHASAN:
1. Konsep Sikap
2. Beberapa Teori Terkait Dengan Sikap
3. Teori Kontemporer Motivasi
4. Presepsi
5. Nilai
6. Pemelajaran
7. Kepribadian
8. Emosi
1. KONSEP SIKAP
Sikap adalah suatu hal yang mempelajari mengenai
seluruh tendensi tindakan, baik yang menguntungkan
maupun yang kurang menguntungkan, tujuan manusia,
objek, gagasan, atau situasi
a. Komponen Sikap
Sikap disusun oleh komponen teori, emosional, dan perilaku. Komponen teori terdiri atas gagasan,
persepsi, dan kepercayaan seseorang mengenai penolakan sikap.
b. Fungsi Sikap
Sikap memiliki empat fungsi utama: pemahaman,kebutuhan akan kepuasan, defensif ego, dan ungkapan
nilai. Pemahaman atau pengetahuan berfungsi untuk membantu seseorang dalam memberikan maksud
atau memahami situasi atau peristiwa baru. Sikap juga melayani suatu hal yang bermanfaat atau fungsi
kebutuhan yang memuaskan
c. Sikap dan Konsistensi
Orang-orang mengusahakan konsistensi antara sikap-sikapnya serta antara sikap dan perilakunya,
individu berusaha untuk menghubungkan sikap-sikap mereka yang terpisah dan menyelaraskan sikap
dengan perilaku mereka sehingga mereka kelihatan rasional dan konsisten
d. Formasi Sikap dan Perubahan
Formasi sikap mengacu pada pengembangan suatu sikap yang mengarah pada suatu objek yang tidak
ada sebelumnya. Perubahan sikap mengacu pada substitusi sikap baru untuk seseorang yang telah
ditangani sebelumnya. Sikap dibentuk berdasarkan karakter faktor psikologis, pribadi dan sosial
2. BEBERAPA TEORI TERKAIT DENGAN SIKAP
• Teori Perubahan Sikap
• Teori penguatan dan tanggapan stimulus
• Teori Pertimbangan Sosial
• Konsistensi dan Teori Perselisihan
• Teori Disonansi Kognitif
• Teori Persepsi Diri
• Teori Motivasi dan Aplikasinya
• Teori Motivasi Awal
• Teori Kebutuhan dan Kepuasan
• Teori X dan teori Y
• Teori kebutuhan Mc Clelland
• Teori dua factor
3. TEORI KONTEMPORER MOTIVASI
a. Teori keadilan
Teori keadilan pertama kali dipublikasikan oleh Adam pada tahun1963. Dalam teori keadilan,
kunci ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh seorang individu adalah jika
orang tersebut membandingkannya dengan lingkungan lainnya
b. Teori ERG
Teori ERG (existence, relatedness, growth ) menganggap bahwa kebutuhan akan manusia
memilki tiga hierarki kebutuahan, yaitu kebutuhan akan eksistensi ( existence needs),
kebutuhan akan keterikatan ( relatedness needs ) dan kebutuhan akan pertumbuhan (growth
needs )
c. Teori Harapan
Teori harapan disebut juga teori valensi atau teori instrumentalis. Ide dasar teori ini adalah
bahwa motivasi ditentukan oleh hasil yang diharapkan akan diperoleh seseorang sebagai
akibat dari tindakannya
d. Teori penguatan
Teori penguatan memiliki konsep dasar yaitu :
• Pusat perhatian adalah pada perilaku yang dapat diukur, seperti jumlah yang dapat
diproduksi, kualitas produksi, ketepatan pelaksanaan jadwal produksi, dan sebagainya.
• Kontinjensi penguatan (contingencies of reinforcement), yaitu berkaitan dengan urutan-
urutan antara stimulus, tanggapan, dan konsekuensi dari perilaku yang ditimbulkan.
• Semakin pendek interval waktu antara tanggapan atau respon karyawan (misalnya
prestasi kerja) dengan pemberian penguatan (imbalan), maka semakin besar pengaruhya
terhadap perilaku.
e. Teori Penetapan Tujuan
Teori ini dikembangkan oleh Edwin Loceke(1986) konsep dasar dari teori ini adalah bahwa
karyawan yang memahami tujuan (apa yang diharapkan organisasi terhadapnya) akan
terpengaruh perilaku kerjanya.
f,. Teori Atribusi
Teori ini dikembangkan oleh Fritz Heider yang berargumentasi bahwa perilaku seseorang
ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan internal(internal forces), yaitu faktor-faktor yang
berasal dari dalam diri seseorang, seperti kemampuan atau usaha, dan kekuatan eksternal
(eksternal forces), yaitu factor-faktor yang berasal dari luar seperti kesulitan dalam pekerjaan
atau keberuntungan.
g. Teori Agensi
Teori ini mengasumsikan kinerja yang efisien dan bahwa kinerja organisasi ditentukan oleh
usaha dan pengaruh kondisi lingkunngan. Teori ini secara umum mengasumsikan bahwa
principal bersikap netral terdadap risiko sementara agen bersikap menolak usaha dan risiko.
h. Pendekatan Dyadic
Pendekatan tersebut menyatakan bahwa ada dua pihak, yaitu atasan (superior) dan bawahan
(subordinate), yang berperan dalam proses evaluasi kinerja.
4. PERSEPSI
Persepsi adalah Bagaimana orang-orang melihat atau menginterprestasikan peristiwa, objek,
serta manusia. Menurur kamus Bahasa Indonesia Persepsi adalah sebagai tanggapan
(penerimaan) langsung dari sesuatu atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui
panca indra. Sedang dalam lingkup yang lebih luas Persepsi merupakan suatu proses yang
melibatkan pengetahuan sebelumnya dalam memperoleh dan menginterprestasikan stimulus
yang ditunjukkan oleh panca indra.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
• Faktor Dalam Situasi, Yang terdiri dari waktu, keadan (tempat kerja), keadan social.
• Faktor Pada Pemersepsian, Yang terdiri dari sikap, motif, kepentingan, pengalaman dan
pengharapan.
• Faktor Pada Target, Yang terdiri dari hal baru, gerakan, bunyi, ukuran, latar belakang,
kedekatan.
1. Rangsangan Fisik VS Kecenderungan Individu
Rangsangan Fisik adalah input yang berhubungan dengan perasaan, seperti pegelihatan dan
sentuhan. Sedang Kecenderungan Individu meliputi alasan kebutuhan, sikap, pelajaran dari masa
lalu dan harapan
2. Pilihan, Organisasi dan Penafsiran Rangsangan
Pilihan untuk merasakan sesuatu secara khas tergantung pada rangsangan yang dialami, harapan
dan alasan dari individu bersangkutan. sifat dasar rangsangan meliputi hal-hal seperti faktor atribut
fisik dan desain serta bertentangan dengan rangsangan lainnya
3. Keterkaitan Persepsi Bagi Para Akuntan
Perilaku para akuntan dapat menerapkan pengetahuan persepsi terhadap banyak aktifitas
organisasi.
4. Persepsi Orang Membuat Penilaian Mengenai Orang Lain
Dalam bahasan mengenai persepsi orang dalam membuat penilaian terhadap orang lain, hal ini
akan dikaitkan dengan teori atribusi. Teori atribusi merupakan dari penjelasan cara -cara manusia
menilai orang secara berlainan,bergantung pada makna apa yang dihubungkan ke suatu prilaku
tertentu.
5. NILAI
• 1. Nilai dan dilema etika
Permasalahan profesi akuntan disebabkan oleh masalah yang berhubungan dengan
kemorosotan standar etika. Dengan diketahuinya fakta ini, nilai-nilai dari profesi akuntan
hendaknya mempunyai kaitan yang berarti pada seluruh iklim etika dalam suatu organisasi.
Lebih lanjut lagi, ikhsan menambahkan bahwa cara yang lebih baik dan ideal dalam
mengatasi dilema ini adalah mempertimbangkan kecuupan dari kesempatan yang ada,
selanjutnya memberikan reaksi terhadap apa yang menjadi kekewatiran didalamya
• 2. Nilai nilai sepanjang budaya
Sebagian besar pendidikan mahasiswa amerika adalah belajar berfikir, menganalisis dan
menyatakan. Sementara dijepang mahasiswa diberikan penghargaan untuk menceritaka
fakta-fakta. Praktik-praktik sosialisasi yang berbeda ini mencerminkan budaya yang berbeda
dan tidaklah mengherankan jika menghasilkan tipe karyawan yang berlainan
6. PEMBELAJARAN
• 1. Pengondisian keadaan klasik
Pengondisian klasik pada hakikatnya merupakan proses pembelajaran suatu respons dan suatu
rangsangan yang tidak terkondisi. Pengondinisian klasik dapat digunakan untuk menjelaskan
penyebab dongeng-dongeng dan cerita rakyat sering membawa kenangan yang menyenagkan dari
masa kanak-kanak. Dalam suatu organisasi juga dapat dilihat beroperasinya pengondinisian klasik.
• 2. Pengondisian operant
Pengondinisian operant menyatakan perilaku merupakan suatu fungsi dari konsekuensi -
konsekuensi. Orang belajar berperilaku untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan atau
menghindari sesuatu yang tidak mereka inginkan
• 3. Pembelajaran sosial
Teori pembelajaran sosial merupakan suatu perpanjangan dari pengondinisian operant, dimana teori
tersebut mengandaikan perilaku sebagai suatu fungsi dari konsekuensi-konsekuensi, teori itu juga
mengakui eksistensi pembelajaran observasional dan pentingnya persepsi dalam belajar.
7. KEPRIBADIAN
1. Penentu kepribadian
• Keturunan : merupakan penentu pada saat pembuahan. Sosok fisik, daya tarik
wajah, kelamin, temperamen, tingkat energi dan ritme hayati merupakan
karakteristik yang umumnya dianggap sebagai sesutu yang sepenuhnya atau
sebagian besar dipengaruhi oleh susunan hayati, fisiologis, dan psikologis yang
melekat pada kedua orang tua.
• Lingkungan: diantara faktor-faktor yang mempengaruhi pada pembentukan
kepribadian adalah budaya dimana seseorang dibesarkan, pengodinisian diri,
norma-norma diantara keluarga, teman-teman, dan kelompok-kelompok sosial
serta pengaruh lain yang dialami.
• Situasi: kepribadian seseorang walaupun umumnya mantap dan konsisten,
berubah dalam situasi berbeda. Oleh karena itu hendaknya pola kepribadian
seseorang tidak diihat secara terpisah.
2. Kepribadian dan budaya nasional
• Terdapat kepastian bahwa tidak ada jenis kepribadian umum untuk satu negara
tertentu. Misalnya anda dapat mnemukan tinggi dan rendahnya resikoyang hampir
diambil dalam setiap budaya. Namun budaya negara harus mempengaruhi
karakteristik kepribadian yang dominan dari populasinya.Setiap orang memiliki
karakteristik kepribadian, tetapi karakteristik kepribadian itu sering kita campur
adukkan dengan sikap emosi kita.
8. EMOSI
Emosi adalah perasan intens yang diarahkan pada seseorang atau sesuatu. Emosi berbeda
dari suasana hati (mood) yaitu merasakan kecenderungan yang kurang intens dibandingkan
emosi dan kekurangan satu rangsangan kontekstual. Emosi merupakan reaksi terhadap satu
objek, dan akhinya sidak bertahan pada ciri kepribadian.
• 1. Emosi tenaga kerja
Emosi tenaga kerja mengacu pada kebutuhan bahwa karyawan mengungkapkan emosi
tertentu di tempat kerja (sebagai contoh, gairah atau kegembiraan) guna memaksimalkan
produktivitas organisasi
• 2. Kenapa seharusnya kita perduli dengan emosi di tempat kerja
Terdapat sejumlah alasan terkait dengan pemahaman emosi di tempat kerja. Orang-orang
yang mengetahui emosi mereka sendiri dan ahli membaca emosi orang lain mungkin lebih
cfektif dalam pekerjaan mereka. Oleh karena itu, hal ini menjadi tema yang mendasar
penelitian terbaru berdasarkan inteligensi emosional
• 3. Intelegensi Emosional
Inteligensi Emosional (emotional intelligence) mengacu pada berbagai keterampilan non -
kognitif, kemampuan, serta kompetensi yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk
berhasil dalam tuntutan lingkungan dan tekanan.
• 4. Emosi Negatif di Tempat Kerja
Emosi negatif dapat mengarah pada sejumlah penyimpangan perilaku di tempat kerja Supa
pan yang menghabiskan banyak waktu dalam suatu organisasi akan menyadari orang orang
sering terlibat dalam tindakan sukarela yang melanggar norma yang telah ditetapkan serta
mengancam organisasi, anggota, atau keduanya. Tindakan-tindakan in disebut penyimpangan
karyawan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai