Anda di halaman 1dari 14

Perempuan dengan keadaan luka

dan pendarahan pada bagian kepala


Skenario
Seorang perempuan datang ke IGD RS dalam keadaan luka di kepala dan terjadi pendarahan di
daerah lukanya, akibat pemukulan oleh suaminya yang cemburu.
Psikiatri kedaruratan

Gangguan mental (penasaran, pikiran dan perilaku) yang


memerlukan terapi atau tindakan segera.
Gawat : delirium, status epileptikus, intoksikasi, gaduh
gelisa, kekerasan.
Tidak gawat : putus zat, keadaan krisis.
KDRT (UU no 23 tahun 2004)

Setiap perbuatan terhadap seorang terutama perempuan yang


berakibat timbulnya kesengsaraan dan penderitaan secara seksual,
fisik, psikologi atau penelantaran rumah tangga termasuk juga hal hal
yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya kepercayaan diri,
kehilangan kemampuan yang bertindak, rasa tidak percaya atau
penderitaan psikis berat pada seseorang.
Penyebab

INTERNAL EKSTERNAL

• sakit mental,
• pecandu alkohol, • budaya patriarkhi,
• frustasi, • interpentasi agama
• sumberdaya penyelesaian yang tidak sesuai
masalah, universal agama.
• kurangnya komunikasi.
Pasal 433 KUH Perdata

Setiap orang dewasa yang selalu berada dalam


keadaan dungu, sakit otak atau mata gelap hearus
ditaruh di bawah pengampunan, pun jika ia kadang
kadang cakap mempergunakan pikirannya.
Pasal 44 KUHP

Barang siapa melakukan perbuatan yang tidak dapat


dipertanggung jawabkan kepadanya karena jiwanya cacat
dalam pertumbuhan atau terganggu karena penyakit, tidak
dipidana
Peran Psikiatri dalam Hukum

Membantu lembaga peradilan dalam menentukan kondisi kesehatan mental seseorang.


Membuat visum et repertum psikiatrikum.
Membuat surat keterangan kesehatan jiwa.
Sebagai saksi ahli dala peradilan
Memberikan informasi pada masyrakat luas tentang pentingnya pemeriksaan psikiatrik.
Membantu perlindungan, pengobatan, dan perawatan penderita gangguan jiwa.
Visum et Rerpertum Psychiatricum
Tujuan :

 Menentukan ada tidaknya gangguan


Barang siapa melakukan perbuatan yang jiwa
tidak dapat dipertanggung jawabkan  Ada tidaknya hubungan gangguan jiwa
kepadanya karena jiwanya cacat dalam
terhadap suatu tindakan hukum yang
pertumbuhan atau terganggu karena
penyakit, tidak dipidana melipatkan tersangka atau terdakwa

 Menentukan kemampuan tanggung

jawab terperiksa atau tersangka


Kesimpulan VeRP
1. Menderita G jiwa aat peristiwa pidana ?
2. Menjalani kompetensi menjalani sidang pengadilan
3. Unsur unsur kemampuan bertanggung jawab
◦ Mampu memahami nilai & resiko tidakan ?
◦ Mampu mengarahkan kemauan/ tujuan tindakannya ?
◦ Mampu memaksudkan suatu tujuan sadar ?
VeRP ini biasa dimintakan untuk kasus pidana:
Kasus pidana: Bila pelaku tindak pidana diperkirakan menderita suatu gangguan jiwa pada saat
melakukan tindakannya
Lingkup sasaran: VeRP diperuntukan bagi tersangka atau terdawa pelaku tindak pidana atau
korban tindak pidana
Tempat observasi dan pemeriksaan psikiatrik: dilakukan di instansi kesehatan jiwa yaitu RSJ di
instansi kesehatan jiwa yaitu RSJ pemerintah dan RSU pemerintah/TNI/POLRI bagiam
kedokteran jiwa
Pelaku / korban tindak pidana

BAP polisi

Diduga menderita gangguan jiwa

Surat permohonan VeRP

Institusi pelayanan kesehatan

Observasi selama 2 minggu

Psikiater (dr,SpKJ)

Penyusunan VeRP
Visum et repertum fisik

Keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter dalam ilmu kedokteran


forensik atas permintaan penyidik yang berwenang mengenai hasil
pemeriksaan medik terhadap manusia, baik hidup aau mati ataupun
bagian atau diduga bagian tubuh manusi, berdasarkan keilmuannya
dan dibawah sumpah.
Kesimpulan
Perempuan tersebut mengalami KDRT ytang di mana terdapat luka pada kepala dan
darah yang keluar dari luka tersebut, luka tersebut disebabkan oleh pemukulan oleh
suaminya, diduga pada terdakwa mengalami ganguan kejiwaaan sehingga tidak dapat
mendapat hukuman seusai pasal 433 KUH perdata, pasal 44 KUHP. Pada dokter spesialis
kejiwaan dapat membuat VeRP untuk menentukan ada tidaknya gangguan kejiwaan,
ada tidaknya hubungan gangguan kejiwaan dengan perilaku yang melibatkan peristiwa
hukum, menentukan kemampuan tanggung jawab tersangka. Pada pasien korban di
lakukan pengobatan emergensi dengan balut dan perhentian luka. Sedangkan terdakwa
dilakukan psikoterapi dan pemberian obat antipsikotik

Anda mungkin juga menyukai