Anda di halaman 1dari 24

PENDEKATAN ANEMIA

Anemia, Hb berapa?
KLASIFIKASI ANEMIA??
Algoritma Pendekatan Anemia
ANEMIA DEFISIENSI BESI

 DEFINISI

Anemia defisiensi besi (ADB ) adalah anemia yang timbul


akibat berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis,
karena cadangan besi kosong (depleted iron store) yang
pada akhirnya mengakibatkan pembentukan hemoglobin
berkurang
 Besi merupakan trace element vital yang sangat dibutuhkan
oleh tubuh untuk pembentukan hemoglobin, mioglobin
dan berbagai enzim.

 Besi terdapat dalam berbagai jaringan dalam tubuh berupa:

 (1) senyawa besi fungsional, yaitu besi yang membentuk senyawa yang
berfungsi dalam tubuh;

 (2) besi cadangan,senyawa besi yang dipersiapkan bila masukan besi


berkurang; (3)

 besi transport, besi yang berikatan dengan protein tertentu dalam fungsinya
untuk mengangkut besi dari satu kompartemen ke kompartemen lainnya
PENYERAPAN BESI

 Fase Luminal: besi dalam makanan diolah dalam lambung


kemudian siap diserap di duodenum.

 Fase Mukosal: proses penyerapan dalam mukosa usus


yang merupakan suatu proses aktif.

 Fase Korporeal: meliputi proses transportasi besi dalam


sirkulasi, utilisasi besi oleh sel-sel yang memerlukan, dan
penyimpanan besi (storage) oleh tubuh
MEKANISME REGULASI PENYERAPAN BESI

 Regulator dietetik :
Penyerapan besi dipengaruhi oleh jenis diet dimana besi terdapat.

 Regulator simpanan:
Penyerapan besi diatur melalui besarnya cadangan besi dalam tubuh.
Diperkirakan melalui cryptcel/ programming sehubungan dengan respons saturasi
transferin plasma dengan besi.

 Regulator eritropoietik
Besar penyerapan besi b e r h u b u n g a n d e n gan k e c e p a t a n e r i t r o p o e s i s
SIKLUS BESI DALAM TUBUH
KLASIFIKASI DERAJAT DEFISIENSI BESI

Dibagi menjadi 3 tingkatan:


1. Deplesi besi (iron depleted state): cadangan besi menurun tetapi penyediaan
besi untuk eritropoesis belum terganggu
2. Eritropoesis defisiensi besi (iron deficient erythrpoiesis): cadangan besi
kosong, penyediaan besi untuk eritropoesis terganggu, tetapi belum timbul
anemia secara laboratorik.
3.Anemia defisiensi besi: cadangan besi kosong disertai anemia defisiensi besi.
ETOLOGI

 Perdarahan
 Nutrisi
 Kebutuhan meningkat
 Gangguan absorpsi
PERUBAHAN FUNGSIONAL NON-ANEMIA PADA
DEFSIENSI BESI

1. Sistem neuromuskular yang mengakibatkan gangguan


kapasitas kerja
2. Gangguan terhadap proses mental dan kecerdasan
3. Gangguan imunitas dan ketahanan terhadap infeksi
4. Gangguan terhadap ibu hamil dan janin yang
dikandungnya.
GEJALA ANEMIA DEFISIENSI BESI

 Gejala Umum Anemia


 Gejala Khas Defisiensi Besi: koilonychia, atrofi papil lidah, stomatitis
angularis (cheilosis), disfagia, atrofi mukosa gaster dan pica

Sindrom Plummer Vinson /sindrom Paterson Kelly :anemia hipokromik mikrositer,


atrofi papil lidah, dan disfagia

 Gejala Penyakit Dasar


PEMERIKSAAN LABORATORIUM

 Kadar Hemoglobin dan Indeks Eritrosit Menurun :


 MCV < 70 fl hanya didapatkan pada anemia defisiensi besi dan
thalassemia major
 Anemia hipokromik mikrositer, anisositosis, dan poikilositosis.
 peningkatan RDW (red cell distribution
width).

 Konsentrasi Besi Serum Menurun pada Anemia defisiensi besi, dan TBC (total irn binding capacit)
Meningkat.
 Kadar besi serum menurun < 50 µg/di
 Total iron binding capacity (TIBC) meningkat > 350 µg/
di
 Saturasi transferin < 15%
 Feritin Serum Merupakan lndikator Cadangan Besi yang sangat Baik, Kecuali pada Keadaan
Inflamasi dan Keganasan Tertentu:

 Hercberg untuk daerah tropik menganjurkan memakai batas nilai feritin serum
< 20 mg/I sebagai kriteria diagnosis ADB

 P r o t o porfirin merupakan bahan antara pada pembentukan heme :

 Apabila sintesis heme terganggu, misalnya karena defisiensi besi, maka protoporfirin akan
menumpuk dalam eritrosit. Nilai normal kurang dari 30
mg/di. Untuk defisiensi besi protoporfirin bebas adalah lebih dari 100 mg/di Keadaan yang
sama juga didapatkan pada anemia akibat penyakit kronik dan keracunan timah
hitam.

 Kadar reseptor transferin dalam serum meningkat pada defisiensi besi

 Kadar normal dengan pemeriksaan imunologi adalah 4-9µg/  untuk membedakan ADB dengan
anemia
akibat penyakit kronik Akan lebih baik lagi apabila dipakai rasio reseptor transferin dengan log
feritin serum. Rasio > 1,5 menunjukkan ADB dan rasio < 1,5 sangat mungkin karena anemia
akibat penyakit kronik.
DIAGNOSIS

 Tahap pertama adalah menentukan adanya anemia dengan mengukur


kadar hemoglobin atau hematokrit.
 Tahap kedua adalah memastikan adanya defisiensi besi
 Tahap ketiga adalah menentukan penyebab defisiensi besi yang terjadi
DIAGNOSIS
(Kriteria diagnosis anemia defisiensi besi (modifikasi
dari kriteria Kerlin et al) sebagai berikut: )

 Anemia hipokromik mikrositer pada hapusan darah tepi, atau MCV <80 fl dan MCHC
<31% dengan salah satu dari a, b, c, atau d:
 a. Dua dari tiga parameter di bawah ini:
 Besi serum <50 mg/di
 TIBC >350 mg/di
 Saturasi transferin: <15%, atau
 b. Feritin serum <20 mg/I
 c. Pengecatan sumsum tulang dengan biru prusia (Perl' stain) menunjukkan
cadangan besi (butir-butir hemosiderin) negatif,
 d. Dengan pemberian sulfas ferosus 3 x 200 mg/hari (atau preparat besi lain yang
setara) selama 4 minggu disertai kenaikan kadar hemoglobin lebih dari 2 g/dl
DIAGNOSIS BANDING
TERAPI
 Terapi kausal

 Terapi Besi Oral

 ferrous sulphat (sulfas ferosus) yang merupakan preparat pilihan pertama karena paling murah
tetapi efektif. Dosis anjuran adalah 3 x 200 mg. Setiap 200 mg sulfas ferosus mengandung 66
mg besi elemental. Pemberian sulfas ferosus 3 x 200 mg memberikan absorpsi besi SO mg per
hari yang dapat meningkatkan eritropoesis
dua sampai tiga kali normal

 Preparat lain yang tersedia adalah: ferous gluconate, ferrous fumarat, ferrous lactate dan
ferrous succinate

 Pengobatan besi diberikan 3 sampai 6 bulan, ada juga yang menganjurkan sampai 12 bulan,
setelah kadar hemoglobin normal untuk mengisi cadangan besi tubuh. Dosis pemeliharaan yang
diberikan adalah 100 sampai 200 mg. Jika tidak diberi

 Untuk meningkatkan penyerapan besi dapat diberikan preparat vitamin C, tetapi dapat
meningkatkan efek samping terapi.

 Diet: Dianjurkan pemberian diet yang banyak mengandung hati dan daging yang banyak
mengandung besi
 Terapi besi parenteral:
 Indikasi pemberian
 (1) intoleransi terhadap pemberian besi oral;
 (2) kepatuhan terhadap obat yang rendah;
 (3) gangguan pencernaan seperti kolitis ulseratif yang dapat kambuh jika
diberikan besi;
 (4) penyerapan besi terganggu, seperti misalnya pada gastrektomi;
 (S) keadaan di mana kehilangan darah yang banyak sehingga tidak cukup
dikompensasi oleh pemberian besi oral, seperti misalnya pada hereditary
hemorrhagic teleangiectasia;
 (6)kebutuhan besi yang besar dalam waktu pendek, seperti pada kehamilan
trimester tiga atau sebelum operasi;
 (7) defisiensi besi fungsional relatif akibat pemberian eritropoetin pada
anemia gagal ginjal kronik atau anemia akibat penyakit kronik
 Preparat yang tersedia ialah iron dextran complex (mengandung SO mg besi/ml),
iron sorbitol citric acid complex dan yang terbaru adalah iron ferric gluconate dan
iron sucrose yang lebih aman.
 Besi parenteral dapat diberikan secara intramuskular dalam atau intravena pelan.
 Pemberian secara intramuskular memberikan rasa nyeri dan memberikan warna
hitam pada kulit.
 Efek samping yang dapat timbul adalah reaksi anafilaksis, meskipun
jarang (0,6%). Efek samping lain adalah flebitis, sakit kepala, flushing, mual,
muntah, nyeri perut dan sinkop.
 Terapi besi parenteral bertujuan untuk mengembalikan kadar hemoglobin dan
mengisi besi sebesar SOO sampai
1000 mg
Respons Terhadap Terapi
 Dalam pengobatan dengan preparat besi, seorang pasien dinyatakan memberikan respons baik bila retikulosit naik
pada minggu pertama, mencapai puncak pada hari ke-10 dan normal lagi setelah hari ke-14, diikuti kenaikan Hb 0,15
g/hari atau 2 g/dl setelah 3-4 minggu. Hemoglobin menjadi normal setelah 4-10 minggu.

 Jika respons terhadap terapi tidak baik, maka perlu


dipikirkan:

 Pasien tidak patuh sehingga obat tidak diminum.

 Dosis besi kurang

 Masih ada perdarahan cukup banyak

 Ada penyakit lain seperti misalnya penyakit kronik, peradangan menahun atau pada saat yang sama ada
defisiensi asam folat

 Diagnosis defisiensi besi salah. Jika diumpai keadaan di atas, lakukan evaluasi kembali
dan ambil tindakan yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai