Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh
orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan negara.
1. Non diskriminasi
Pengambilan Keputusan adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi dan memilih suatu
tindakan dari beberapa alternatif pilihan yang tersedia, terutama yang dilakukan oleh tenaga
paramedis, saat gawat darurat.
Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan :
1. Dalam proses pengambilan keputusan tidak terjadi secara kebetulan.
2. Pengambilan keputusan tidak dilakukan secara sembarangan tetapi harus berdasarkan pada
sistematika tertentu.
3. Masalah harus diketahui dengan jelas.
4. Pemecahan masalah harus didasarkan pada fakta-fakta yang terkumpul dengan sistematis.
5. Keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai alternatif yang telah
dianalisa secara matang.
Tahap Pengambilan Keputusan
Cooke & Slack (1991) menjelaskan 9 tahap yang dilalui individu dalam mengambil ke
putusan (Moordiningsih & Faturochman, 2004) yaitu:
1. Observasi
2. Mengenali masalah
3. Menetapkan tujuan
4. Memahami masalah
5. Menemtukan pilihan
6. Mengevaluasi pilihan
7. Memilih
8. Menerapkan
9. Memonitor
Undang-undang Tentang Pasien
Dalam UU no 29 tahun 2004 tentak Praktik Kedokteran, dijelaskan bahwa hak dan kewajiban
pasien adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis
2. Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain
3. Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis
4. Menolak tindakan medis
5. Mendapatkan isi rekam medis.
Hak pasien juga dijelaskan dalam UU no 38 tahun 2014 tentang Keperawatan, yaitu sebagai
berikut:
1. Mendapatkan informasi secara, benar, jelas, dan jujur tentang tindakan Keperawatan yang
akan dilakukan
2. Meminta pendapat Perawat lain dan/atau tenaga kesehatan lainnya
3. Mendapatkan Pelayanan Keperawatan sesuai dengan kode etik, standar Pelayanan
Keperawatan, standar profesi, standar prosedur operasional, dan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan
4. Memberi persetujuan atau penolakan tindakan Keperawatan yang akan diterimanya; dan
5. Memperoleh keterjagaan kerahasiaan kondisi kesehatannya.
Kode Etik Keperawatan
Pengertian Kode Etik Keperawatan
Kode etik perawat adalah pernyataan standar profesional yang digunakan sebagai pedoman
perilaku dan menjadi kerangka kerja untuk membuat keputusan. Aturan yang berlaku untuk
seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan tugas serta fungsi perawat adalah kode etik
perawat nasional Indonesia, dimana seorang perawat selalu berpegang teguh terhadap kode
etik sehingga kejadian akan pelanggaran etik dapat dihindarkan dan diminimalisasi.
Fungsi Kode Etik Keperawatan
1. Kode etik perawat menunjukkan kepada masyarakat bahwa perawat diharuskan memahami
dan menerima kepercayaan dan tanggungjawab yang diberikan kepada perawat oleh
masyarakat.
2. Kode etik menjadi pedoman bagi perawat untuk berperilaku dan menjalin hubungan
keprofesian sebagai landasan dalam penerapan praktek etika.
3. Kode etik perawat menetapkan hubungan-hubungan profesional yang harus dipatuhi yaitu
hubungan perawat dengan pasien/klien sebagai advokator, perawat dengan tenaga
profesional kesehatan lain sebagai teman sejawat, dengan profesi keperawatan sebagai
seorang kontributor dan dengan masyarakat sebagai perwakilan dari asuhan kesehatan.
4. Kode etik perawat memberikan sarana pengaturan diri sebagai profesi.
Tujuan Kode Etik Keperawatan
Dilema etik adalah suatu masalah yang melibatkan dua atau lebih landasan moral suatu
tindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya.
Pada dilema etik ini, sukar untuk menentukan mana yang benar atau salah serta dapat
menimbulkan stress pada perawat karena perawat tahu apa yang harus dilakukan, tetapi
banyak rintangan untuk melakukannya.
Dilema Etik yang Terjadi di Keperawatan
Agama/ kepercayaan.
Hubungan perawat dengan klien
Hubungan perawat dengan dokter
Pengambilan keputusan
Prinsip Moral dalam Menyelesaiakan
Dilema Etik Keperawatan
Otonomi (autonomi)
Beneficence (berbuat baik)
Justice (keadilan)
Non-maleficence (tidak merugikan)
Veracity (kejujuran)
Fidelity (menepati janji)
Confidentiality (kerahasiaan)
Kerangka Pemecahan Masalah
Dilema Etik
Kerangka pemecahan dilema etik banyak diutarakan oleh para ahli dan pada dasarnya
menggunakan kerangka proses keperawatan/Pemecahan masalah secara ilmiah, antara lain:
Kerangka pemecahan dilema etik (kozier & erb, 2004)
Mengembangkan data dasar. Untuk melakukan ini perawat memerukan pengumpulan informasi
sebanyak mungkin meliputi:
Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut.
Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan
mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi tindakan tersebut.
Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut dan siapa pengambil keputusan yang
tepat.
Mengidentifikasi kewajiban perawat f. Membuat keputusan.
Langkah-Langkah Penyelesaian
Dilema Etik
Dalam menentukan dilema etik ada langkah-langkah yang perlu dilakukan. Langkah
penyelesaian dilema etik menurut Tappen (2005) adalah:
Pengakajian
Target tahap ini adalah terkumpulnya data dari seluruh pengambil keputusan, dengan bantuan
pertanyaan.
Perencanaan
Implementasi
Evaluasi
URAIAN KASUS
C:\Users\hp\Documents\kel5\REVISI ROLEPLAY.docx
STRATEGI PENYELESAIAN
C:\Users\hp\Documents\kel5\REVISI ROLEPLAY.docx