Anda di halaman 1dari 22

SIMULASI TENTANG PENGAMBILAN

KEPUTUSAN DAN ADVOKASI PASIEN


DENGAN KASUS PENYAKIT KRONIS
SISTEM RESPIRASI PADA ANAK (TB
PARU)
Anggota Kelompok 5 A2-2017:

1. Esa Nur Ramadhani 131711133010


2. Shella Panca Oktaviana 131711133013
3. Meirina Nur Asih 131711133054
4. Lathifath’ul Rahayuningrum 131711133055
5. Karunisa Ziyadatul Ilmi 131711133068
6. Indah Putri Pinanti 131711133108
7. Joanka Delaneira 131711133147
Hak dan Kewajiban Anak dan
Orang Tua
Hak dan Kewajiban Anak

 Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh
orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan negara.

 Penyelenggaraan perlindungan anak berasaskan Pancasila dan berlandaskan Undang-Undang


Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta prinsip-prinsip dasar Konvensi Hak-Hak Anak
meliputi:

1. Non diskriminasi

2. Kepentingan yang terbaik bagi anak

3. Hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan;

4. Penghargaan terhadap pendapat anak.


Kewajiban dan Tanggung Jawab
Orang Tua
 Kewajiban dan tanggung jawab orang tua tercantum dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2002 Tentang Perlindungan Anak, antara lain :
1. Mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi Anak
2. Menumbuhkembangkan Anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya
3. Mencegah terjadinya perkawinan pada usia Anak
4. Memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak dalam hal
Orang Tua tidak ada, atau tidak diketahui keberadaannya, atau karena suatu sebab tidak
dapat melaksanakan kewajiban dan tanggung jawabnya, kewajiban dan tanggung jawab
dapat beralih kepada Keluarga, yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
5. Orang Tua dan Keluarga bertanggung jawab menjaga kesehatan Anak dan merawat Anak
sejak dalam kandungan.
Konsep Pengambilan Keputusan
Konsep Pengambilan Keputusan

 Pengambilan Keputusan adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi dan memilih suatu
tindakan dari beberapa alternatif pilihan yang tersedia, terutama yang dilakukan oleh tenaga
paramedis, saat gawat darurat.
 Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan :
1. Dalam proses pengambilan keputusan tidak terjadi secara kebetulan.
2. Pengambilan keputusan tidak dilakukan secara sembarangan tetapi harus berdasarkan pada
sistematika tertentu.
3. Masalah harus diketahui dengan jelas.
4. Pemecahan masalah harus didasarkan pada fakta-fakta yang terkumpul dengan sistematis.
5. Keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai alternatif yang telah
dianalisa secara matang.
Tahap Pengambilan Keputusan

 Cooke & Slack (1991) menjelaskan 9 tahap yang dilalui individu dalam mengambil ke
putusan (Moordiningsih & Faturochman, 2004) yaitu:
1. Observasi
2. Mengenali masalah
3. Menetapkan tujuan
4. Memahami masalah
5. Menemtukan pilihan
6. Mengevaluasi pilihan
7. Memilih
8. Menerapkan
9. Memonitor
Undang-undang Tentang Pasien

 Dalam UU no 29 tahun 2004 tentak Praktik Kedokteran, dijelaskan bahwa hak dan kewajiban
pasien adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis
2. Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain
3. Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis
4. Menolak tindakan medis
5. Mendapatkan isi rekam medis.
 Hak pasien juga dijelaskan dalam UU no 38 tahun 2014 tentang Keperawatan, yaitu sebagai
berikut:
1. Mendapatkan informasi secara, benar, jelas, dan jujur tentang tindakan Keperawatan yang
akan dilakukan
2. Meminta pendapat Perawat lain dan/atau tenaga kesehatan lainnya
3. Mendapatkan Pelayanan Keperawatan sesuai dengan kode etik, standar Pelayanan
Keperawatan, standar profesi, standar prosedur operasional, dan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan
4. Memberi persetujuan atau penolakan tindakan Keperawatan yang akan diterimanya; dan
5. Memperoleh keterjagaan kerahasiaan kondisi kesehatannya.
Kode Etik Keperawatan
Pengertian Kode Etik Keperawatan

 Kode etik perawat adalah pernyataan standar profesional yang digunakan sebagai pedoman
perilaku dan menjadi kerangka kerja untuk membuat keputusan. Aturan yang berlaku untuk
seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan tugas serta fungsi perawat adalah kode etik
perawat nasional Indonesia, dimana seorang perawat selalu berpegang teguh terhadap kode
etik sehingga kejadian akan pelanggaran etik dapat dihindarkan dan diminimalisasi.
Fungsi Kode Etik Keperawatan

1. Kode etik perawat menunjukkan kepada masyarakat bahwa perawat diharuskan memahami
dan menerima kepercayaan dan tanggungjawab yang diberikan kepada perawat oleh
masyarakat.
2. Kode etik menjadi pedoman bagi perawat untuk berperilaku dan menjalin hubungan
keprofesian sebagai landasan dalam penerapan praktek etika.
3. Kode etik perawat menetapkan hubungan-hubungan profesional yang harus dipatuhi yaitu
hubungan perawat dengan pasien/klien sebagai advokator, perawat dengan tenaga
profesional kesehatan lain sebagai teman sejawat, dengan profesi keperawatan sebagai
seorang kontributor dan dengan masyarakat sebagai perwakilan dari asuhan kesehatan.
4. Kode etik perawat memberikan sarana pengaturan diri sebagai profesi.
Tujuan Kode Etik Keperawatan

Tujuan kode etik keperawatan menurut PPNI adalah sebagai berikut:


1. Merupakan dasar dalam mengatur hubungan antar perawat, klien atau pasien, teman
sebaya, masyarakat, dan unsur profesi, baik dalam profesi keperawatan maupun dengan
profesi lain di luar profesi keperawatan.
2. Merupakan standar untuk mengatasi masalah yang silakukan oleh praktisi keperawatan
yang tidak mengindahkan dedikasi moral dalam pelaksanaan tugasnya.
3. Untuk mempertahankan bila praktisi yang dalam menjalankan tugasnya diperlakukan secara
tidak adil oleh institusi maupun masyarakat.
4. Merupakan dasar dalam menyusun kurikulum pendidikan kepoerawatan agar dapat
menghasilkan lulusan yang berorientasi pada sikap profesional keperawatan.
5. Memberikan pemahaman kepada masyarakat pemakai/pengguna tenaga keperawatan
akan pentingnya sikap profesional dalam melaksanakan tugas praktek keperawatan.
Dilema Etik Keperawatan
Pengertian Dilema Etik

 Dilema etik adalah suatu masalah yang melibatkan dua atau lebih landasan moral suatu
tindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya.

 Pada dilema etik ini, sukar untuk menentukan mana yang benar atau salah serta dapat
menimbulkan stress pada perawat karena perawat tahu apa yang harus dilakukan, tetapi
banyak rintangan untuk melakukannya.
Dilema Etik yang Terjadi di Keperawatan

 Agama/ kepercayaan.
 Hubungan perawat dengan klien
 Hubungan perawat dengan dokter
 Pengambilan keputusan
Prinsip Moral dalam Menyelesaiakan
Dilema Etik Keperawatan

 Otonomi (autonomi)
 Beneficence (berbuat baik)
 Justice (keadilan)
 Non-maleficence (tidak merugikan)
 Veracity (kejujuran)
 Fidelity (menepati janji)
 Confidentiality (kerahasiaan)
Kerangka Pemecahan Masalah
Dilema Etik

Kerangka pemecahan dilema etik banyak diutarakan oleh para ahli dan pada dasarnya
menggunakan kerangka proses keperawatan/Pemecahan masalah secara ilmiah, antara lain:
Kerangka pemecahan dilema etik (kozier & erb, 2004)
 Mengembangkan data dasar. Untuk melakukan ini perawat memerukan pengumpulan informasi
sebanyak mungkin meliputi:
 Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut.
 Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan
mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi tindakan tersebut.
 Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut dan siapa pengambil keputusan yang
tepat.
 Mengidentifikasi kewajiban perawat f. Membuat keputusan.
Langkah-Langkah Penyelesaian
Dilema Etik

Dalam menentukan dilema etik ada langkah-langkah yang perlu dilakukan. Langkah
penyelesaian dilema etik menurut Tappen (2005) adalah:
 Pengakajian
Target tahap ini adalah terkumpulnya data dari seluruh pengambil keputusan, dengan bantuan
pertanyaan.
 Perencanaan
 Implementasi
 Evaluasi
URAIAN KASUS

 C:\Users\hp\Documents\kel5\REVISI ROLEPLAY.docx
STRATEGI PENYELESAIAN

 C:\Users\hp\Documents\kel5\REVISI ROLEPLAY.docx

Anda mungkin juga menyukai