Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
4. Hakikat Nilai
2. Hakikat Agama
FILSAFAT, AGAMA,
ETIKA, DAN
HUKUM
7. Paradigma
5. Hubungan Agama, Manusia utuh
Etika, dan Nilai
8. Kasus
6. Hukum, Etika,
dan Etiket
1. Hakikat Filsafat
Menurut Fuad Farid Ismail dan Abdul
Hamid Mutawalli (2003)
Filsafat berasal bahasa Yunani yang terdiri
dari dua kata, yaitu philo dan shopia.
Philo berarti cinta sedangkan shopia
berarti bijaksana. Jadi, philoshopia berarti
cinta terhadap kebijaksanaan.
Menurut Suriasumantri (2000)
Beliau membedakan antara pengetahuan
(ilmu) dengan filsafat. Pengetahuan dimulai
dari rasa ingin tahu, kepastian dimulai dari
rasa ragu-ragu, dan filsafat dimulai dari
keduanya.
Suriasumantri mengutip pernyataan Will
Durant yang mengumpamakan filsafat
sebagai pasukan marinir yang merebut pantai
untuk pendaratan pasukan infanteri sebagai
ilmu pegetahuan. Setelah pantai direbut oleh
pasukan marinir maka pasukan marinir akan
pergi dan selanjutnya pasukan infanteri
menyempurnakan tempat yang telah direbut
tsb.
Karakter utama berpikir filsafat, yaitu :
1. Sifatnya yang menyeluruh
2. Sifatnya yang mendasar
3. Sifatnya yang spekulatif
SOMBONG,
EQ RENDAH GELISAH, BENCI
EQ DAN SQ TIDAK
DIKEMBANGKAN
TIDAK PERCAYA
SQ RENDAH TUHAN
Pada model ini menjelaskan bahwa
manusia lebih berorientasi mengejar
kekayaan materi, kesenangan indriawi, dan
kekuasaan sehingga kurang sekali atau
bahkan lupa untuk mengembangkan
kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan
spiritual (SQ) sehingga manusia akan
bertindak secara tidak etis yang
mengakibatkan terbentuknya karakter
negatif.
Contoh karakter negatif : kejahatan, korupsi,
kesenjangan orang kaya dan orang miskin,
konflik, depresi, kemarahan,dsb.
Model Hakikat Manusia Utuh
KEBAHAGIAAN KARAKTER
POSITIF
PSIKO ETIKA
IPTEK IQ TINGGI Berilmu, sabar, dan
syukur
SOSIO ETIKA
MEDITASI, ZIKIR, Silaturahmi, baik
RETRET
EQ TINGGI
sangka, amanah
TEO ETIKA
AGAMA SQ TINGGI Takwa, ikhlas,
tawakal
Pada model ini menjelaskan bahwa hakikat
manusia seutuhnya terjadi dengan
memadukan dan menyeimbangkan kualitas
kesehatan fisik, pengetahuan intelektual (psiko
etika), kematangan emosional dan kerukuna
sosial (sosio etika), dan kesadaran spiritual
(teo etika). Meditasi, zikir, retret, dan
sejenisnya terbukti dapat melengkapi praktik
keagamaan guna meningkatkan kecerdasan
emosional dan spiritual.
Dengan menyeimbangkan pengembangan
pada lapisaan fisik, intelektual, emosional, dan
spiritual ini akan memunculkan karakter positif
sehingga seseorang dapat mencapai
kebahagian.
8. Kasus
Bapak Petrus Octavianus: Menebar Pelayanan bagi
Sesama Bapak Anak Miskin