Anda di halaman 1dari 35

Bagian 3

Perencanaan promosi keshatan


Suatu proses diagnosis penyebab masalah , penetapan
prioritas masalah dan alokasi sumberdaya yang ada untuk
mencapai tujuan.

Perencanaan sebagai bagian dari siklus administrasi

Perencanaan Implementasi Evaluasi


Langkah – langkah dalam Perencanaan
promosi keshatan
I. Menentukan kebutuhan promosi kesehatan
1. Diagnosis masalah
2. Menetapkan Prioritas Masalah
II. Mengembangkan komponen promosi kesehatan
1. Menentukan tujuan promosi kesehatan
2. Menentukan sasaran promosi kesehatan
3. Menentukan isi promosi kesehatan
4. Menentukan metode
5. Menentukan media
6. Menyusun rencana evaluasi
7. Menyusun jadwal perencanaan
16
Evaluasi promosi kesehatan
Secara harfiah
Evaluasi berasal dari kata to evaluate, yang
diberi awalan (prefix) e- dan akhiran (suffix)-
tion. Evaluasi berarti MENILAI ATAU MEMBERI
NILAI.
PROSES EVALUASI
Menentukan apa yang akan dievaluasi.

Mengembangkan kerangka dan batasan.

Merancang desain (metode).

mengembangkan instrumen pengamatan atau peng- ukuran serta


rencana analisis dan membuat rencana pelaksanaan evaluasi.

Melakukan pengamatan, pengukuran dan analisis.

membuat kesimpulan dan pelaporan.

cara menentukan fokus evaluasi dengan cara Delphi.

Cara yang dianggap paling teliti ialah dengan mengkaji secara sistem
EVALUASI PROMOSI KESEHATAN
• Karakteristiknya ialah dalam indikator epidemiologik sebagai indikator
dampak seperti upaya kesehatan lainya, dan untuk mengukur efek
menggunakan indikator perilaku.

• Indikator,
berasal kata to indicate yang mempunyai arti
(menunujuk/menunjukkan). Yang ditunjukkan dapat berupa keadaan,
perubahan atau kegiatan yang meyebabkan perubahan, atau
mengakibatkan terjadinya suatu keadaan.

• Indikator ini merupakan bahasa/media komunikasi universal untuk


menciptakan persamaan persepsi tentang suatu hal.

• Indikator kesehatan (secara sistem) mencakup input, proses keluaran,


efek dan dampak, pada tahap perencanaan, implemetasi maupun
evaluasi suatu upaya kesehatan
INDIKATOR KESEHATAN DAPAT MENJADI:

Penunjuk Penunjuk
masalah keadaan sumber
kesehatan, daya kesehatan

Penunjuk Keadaan
kesehatan Kebijakan
lingkungan Kesehatan
PROMOSI KESEHATAN MELALUI
PENGORGANISASIAN DAN PENGEMBANGAN
MASYARAKAT
A. PPM dalam masyarakat
Tujuan kesehatan masyarakat yang dicapai melaui kegiatan kelompok masyarakat
yang terorganisasi

B. PPM dalam “disiplin ke ilmuan “ Pendidikan dan Promosi


Kesehatan
minat pokok “disiplin keilmuan”Pendidika dan Promosi Kesehatan masyarakat
adalah masalah perubahan perilaku kesehatan.
1. Disiplin keilmuan Epidemiologi : minat pokok pada hal- hal yang berkaitan dengan
pola distribusi penyebaran penyakit.
2. Disiplin keilmuan Kesehatan Lingkungan : minat pokok pada hal - hal yang
berkaitan dengan lingkungan/ekologi
3. Disiplin keilmuan Administrasi kesehatan

Dengan titik tolak minat pokok pada hal - hal yang berkaitan dengan proses
perubahan perilaku. Dengan teknologi PPM dilakukan pengorganisasian dan
pengembangan sumber daya yang ada pada masyarakat sehingga mampu mandiri
untuk meningkatkan derajat kesehatannya.
Pendekatan Direktif dan Non Direktif
• Pendekatan direktif
Petugas tahu apa yang dibutuhkan dan apa
yang baik untuk masyarakat. Peranan petugas lebih
dominan. Interaksi yang muncul bersifat Instruktif
dan masyarakat sebagai objek.
• Pendekatan Non Direktif
masyarakat tahu apa sebenarnya mereka
butuhkan dan apa yang baik untuk mereka. Peranan
pokok ada pada masyarakat, sedangkan petugas
lebih bersifat menggali dan mengembangkan
potensi masyarakat.
E. KONDISI UNTUK TUMBUHNYA
SELF-DIRECTED AC TION
Untuk tumbuhnya suatu self directed ction sebagai hasil dari
pendekatan dibutuhkan beberapa kondisi, yaitu:
 Adanya sejumlah orang yang tidak puas terhadap keadaan mereka
dan sepakat tentang apa sebenarnya yang menjadi kebutuhan
khusus mereka.
 Orang-orang ini menyadari bahwa kebutuhan tersebut, hanya akan
terpenuhi jika mereka sendiri berusaha untuk meme- nuhi
kebutühan tersebut.
 Mereka memiliki, atau dapat dihubungkan dengan sumber- sumber
yang memadai untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Yang
dimaksud dengan sumber-sumber di sini meliputi tahuan,
keterampilan atau sarana dan kemauan yang kuat untuk
melaksanakan keputusan yang telah ditetapkan bersama - sama
E. PERAN PETUGAS UNTUR MENDORONG
TERJADINYA SELF DIRECTED ACTION
1. Menumbuhkan keinginan untuk bertindak dengan
merangsan munculnya diskusi tentang apa yang menjadi
masalah dalam masyarakat.
2. Memberikan kan informasi, jika dibutuhkan tentang
kelompok lain dalam mengorganisasi diri untuk
menghadapi hal yang serupa
3. Membantu diperolehnya kemampuan masyarakat untuk
membuat analisis situasi secara sistematis tentang hakikat
dan penyebab dari masalah yang dihadapi masyarakat
4. Menghubungkan masyarakat dengan sumber-sumber yan
dapat dimanfaatkan untuk membantu mengatasi masalah
yang sedang dihadapi mereka, sebagai tambahan dari
sumber sumber yang memang sudah dimiliki masyarakat.
G. KEUNTUNGAN PENDEKATAN NON-
DIREKTIF
Memungkinkan
diperolehnya hasil Membantu
yang lebih baik perkembangan
dalam keterbatasan masyarakat
sumber yang ada

Menumbuhkan rasa
kebersamaan (we
feeling)
H. KETERBATASAN PENDEKATAN NON-
DIREKTIF

2. Masyarakat yang sudah


terbiasa dengan pendekatan
1. Petugas tidak dapat
direktif cenderung tidak
sepenuhnya
menyukai pendekatan yang
menetapkan isi dan
non-direktif karena dengan
proses kegiatan serta
pendekatan ini masyarakat
tidak dapat menjamin
"dipaksa" untuk terlibat
bahwa hasil akhir akan
secara aktif dan ikut
sesuai dengan
bertanggung jawab
keinginannya .
sepenuhnya atas keputusan
yang ditetapkan
I. KONSEP PIRING TERBANG
konsep piring terbang. u piringan y Sesuai dengan hukum
mekanika, Berputar akan bergerak naik jika mengalami peningkatan
dalam kecepatan berputarnya dan akan bergerak turun jika
mengalami penurunan dalam kecepatan berputarnya. Potensi
masyarakat apat digambarkan sebagai energi yang ada dalam
sebuah pringan yang berputar. Kecepatan berputar ini berbeda-
heda taa satu kelompok masyarakat dibandingkan dengan
kelompok Perbedaan inilah yang menyebabkan adanya perbedaan
ketinggian dari masing-masing piring tersebut. Pada kelompok yang
sudah berkembang, maka energi yang ada sudah dikembangkan
secara optimal sehingga tingkat perkembangannya lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok masyarakat lain yang belum
berkembang.
J. PENTAHAPAN PPM
Pentahapan dalam PPM dilandasi pada pemikiran bahwa oses
belajar berlangsung secara bertahap yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi kelompok sasaran. Pentahapan ini
sekaligus menggambarkan proses pendelegasian wewenang
dari petugas kepada kelompok sasaran. Dalam proses
pendelegasian wewenang ini secara bertahap kelompok
sasaran disiapkan agar mampu mandiri. Pentahapan juga bisa
dilihat dari segi keterlibatan kelompok sasaran dalam daur
pemecahan masalah. Keterlibatan yang semula lebih banyak
pada kegiatan yang bersifat pelaksanaan, secara bertahap
ditingkatkan untuk terlibat pada kegiatan yang lebih canggih
seperti misalnya pemantauan kegiatan, perencanaan, dan
penilaian.
M. KONSEP GOTONG ROYONG
• Pembahasan masalah gotong royong ini terutama merujuk
pada tulisan Koentjaraningrat yang membahas konsep
gotong royong dikaitkan dengan kegiatan pembangunan
dengan konsep kelompok primer dan sekunder.
• Hal ini dikaitkan dengan masalah penerapan gotong royong
di pedesaan dan perkotaan. Posisi yang diambil dalam
bahasan ini adalah dikaitkan dengan sifat kelompok seperti
disebutkan di atas bahwa penerapan gotong royong lebih
dikaitkan dengan sifat kelompok.
• Oleh karena itu, di perkotaan pun bisa diterapkan gotong
royong dengan bentuk yang berbeda dengan p pannya di
pedesaan.. Bahasan ini memperlihatkan bahwa konsep
gotong royong erat
K. KEGIATAN PPM SEBAGAI SEBUAH
PENGALAMAN

Required outcome situation


(situasi belajar yang
diwajibkan):

Recomended outcome
situation (situasi belajar
yang disarankan

Self directed outcome


situation (situasi belajar
yang ditetapkan sendiri)
L. PARTISIPASI MASYARAKAT
Upaya pembangunan pada dasarnya ditujukan untuk meningkatkan
kemandirian masyarakat, dan untuk tercapainya kemandirianan tersebut maka
partisipasi masyarakat merupakan hal yang mutlak diperlukan. Dalam
pengertian partisipasi di dalamnya terkandung 3 komponen yaitu :
• interaksi,
• pengambilan keputusan, dan
• kesederajat kekuasaan
Interaksi terjadi antara yang mengajak berpartisipasi dan yang diajak
berpartisipasi, dalam suatu proses penambilan keputusan komponen, yai
derajatan kekuasa berpartisipasi dan y lan keputusan yang mempunyai akibat
bagi kedua belah pihak. dalan proses interaksi ini, kedua belah pihak berada
dalam kedudukan yang sederajat. bertitik tolak dari pengertian ini, maka
partisipasi mengandung konsekuensi kesediaan berbagai kekhasaan antara
yang mengajak berpartisipasi dan yabg dia ajak berpartisipasi.
18. PROMOSI KESEHATAN DITEMPAT
KERJA
A. URGENSI PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT KERJA (PKDTK)
Pada abad ke-18, Bernardino Ramazzini membuktikan secara
ilmiah bahwa penyakit yang diderita pekerja tambang disebabkan
karena pekerjaan mereka di penambangan. Kesimpulan yang
dibuatnya yaitu ada kaitan antara penyakit kerja d penanganan bahan-
bahan berbahaya dan gerakan-gerakan tidak sia tetap relevan hingga
saat ini (Goetsch, 1996). Melalui berbagai penelitian lainnya, semakin
diyakini bahwa terdapat kaitan yang erat antara pekerjaan dengan
kesehatan pekerja. Kemudian lahirlah berbagai kebijakan yang
dituiukan untuk melindungi pekerja dari bahaya kerja. Pada akhirnya
upaya-upaya tersebut dilakukan untuk meningkatkan produktivitas
pekerja yang dikemas dalam disiplin ilmu kesehatan dan keselamatan
kerja atau K3 (Occupational Health and Safety). meningkatkan kualitas
dan kesehatan pekerja dengan mendoron untuk berperilaku sehat.
• B. PENGERTIAN
Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization )
menjelaskan, promosi kesehatan di tempat kerja adalah
berbagai kebijakan dan aktivitas di tempat kerja yang
dirancang untuk membantu pekerja (employee) dan
perusahaan (employer) di semua level untuk memperbaiki
dan meningkatkan kesehatan mereka dengan melibatkan
partisipasi pekerja, manajemen dan stakeholder lainnya.
Depkes berfokus pada pemberdayaan masyarakat di
tempat kerja dalam upaya peningkatan derajat kesehatan
mereka. Sebagai

contoh, masalah anemia merupakan masalah pada buruh-


buruh wanita di pelbagai pabrik. Namun, tidak banyak yang
mengenali masalah tersebut. Tidak banyak pula yang
menyadari kalau mereka berisiko terkena anemia. Sedikit
sekali dari mereka yang tahu cara mengatasinya .
C. KARAKTERISTIK PROGRAM PKDTK
Li dan Cox (1986)
1. Kebijkan penyelenggaran
• Pasal 23 UU NO. 23 Thun 1992 tentang kesehatan
• PERMEN No. 03/Men/1982 tentang pelayanan kesehatan kerja
2. Sasaran
• Primer
• Sekunder adalah keluarga pekerja dan masyarakat di sekitar pabrik
• Tersier adalah mereka yang tidak terlibat langsung dengan pekerja
namun mempunyai peran yang penting dalam sta tus kesehatan
pekerja.
3. Tujuan
• Depkes RI menyatakan tujuan program PKDTK sebagai
a. Menumbuhkan perilaku hidup bersih dan sehat di dalam tempat kerja
b. Membantu menurunkan angka penyakit akibat pekerjaan dan lingkungan
kerja.
c. Mengurangi angka kemangkiran (abseinteism) karyawan
d. Membantu tumbuhnya kebiasaan kerja dan gaya hidup yang sehat.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang sehat,kondusif,dan aman.
4. Tema kegiatan
5. Kegiatan
6. Waktu dan durasi
7.Lokasi
 Didalam tempat kerja dan Diluar tempat kerja
• Manfaat PKDTK
 Bagi pekerja
1. Mereka akan lebih memahami dan mau berperilaku sehat, baik di dalam tempat kerja
maupun di luar tempat kerja.Kepuasan kerja akan meningkat ketika mereka menyadari
bahwa perusahaan peduli dengan kesehatan mereka. Pekerja sehat tentu akan mengurangi
angka abseinteism. Pada akhirnya pekerja sehat tentu akan lebih optimal dalam
produktivitas kerja.
 Bagi Perusahaan
Perusahaan yang menyelenggarakan program PKDTK tentu lebih memperlihatkan kepada
karyawannya bahwa mereka peduli terhadap kesehatan pekerja. Hal ini dapat meningkatkan
kepuasan kerja karyawan. Pekerja yang puas dengan iklim kerja mereka tentu akan lebih loyal
kepada perusahaan. Dengan demikian, angka turn-over pekerja akan semakin rendah. Akibatnya
biaya untuk proses rekruitmen dan pelatihan karyawan baru, akan berkurang. Pekerja sehat
tentu akan lebih produktif yang akan meningkatkan produktivitas perusahaan pada akhirnya.
Selain itu, pekerja sehat juga akan mengurangi biaya kompensasi perusahaan untuk mengobati
karyawan yang sakit
19. PROMOSI KESEHATAN DI SEKOLAH
Sekolah adalah sebagai perpajangan tangan keluarga
dalam meletakkan dasar perilaku untuk kehidupan anak
selanjutnya rmasuk perilaku kesehatan. Sementara itu
populasi anak sekolah di dalam suatu komunitas cukup besar ,
antara 20 % -30 % .

Di Indonesia, bentuk promosi kesehatan di sckolah


adalah Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dan sekaligus UKS
merupakan salah satu upaya kesehatan masyarakat di sekolah.
Komunitas sekolah yang terdiri dari murid, guru dan karyawan
sekolah, baik ditingkat sekolah dasar (SD), sekolah lanjutan
pertama (SLP), dan sekolah lanjutan atas (SLA) adalah
merupakan sasaran dari promosi kesehatan di sekolah.
Promosi kesehatan di sekolah merupakan langkah yang upaya
peningkatan kesehatan masyarakat, karena hal ini didasarkan
pada pemikiran bahwa :
1. Sekolah merupakan lembaga yang dengan sengaja didirikan untuk
membina dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik fisik,
mental, moral, maupun intelektual
2. Promosi kesehatan melalui komunitas sekolah ternyata pa ling efektif di
antara upaya kesehatan masyarakat yang lain, khususnya dalam
pengembangan perilaku hidup sehat, karena:
a) Anak usia sekolah (6 tahun 18 tahun) mempunyai persentase yang
paling tinggi dibandingkan dengan kelompolk umur yang lain.
b) Sekolah merupakan komunitas yang telah tero sehingga mudah
dijangkau dalam rangka pela usaha kesehatan masyarakat.
c) Anak sekolah merupakan kelompok yang sangat peka untuk
menerima perubahan atau pembaruan, karena kelompok anak
sekolah sedang berada dalam taraf pertumbuhan dan
perkembangan. Pada taraf ini ana dalam kondisi peka terhadap
stimulus sehingga mudah dibimbing, diarahkan dan ditanamkan
kebiasaan-kebia saan yang baik, termasuk kebiasaan hidup sehat.
tujuan Promosi Kesehatan di sekolah sekurang-kurangnya
sebagai berikut:
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya
2. Mencegah dan memberantas penyakit menular di kalangan
3. Memperbaiki dan memulihkan kesehatan masyarakat sekolah
Mengikutsertakan secara aktif guru, murid, dan orang tua
– memberikan pendidikan kesehatan dalam rangka masyarakat
sekolah. masyarakat sekolah dan masyarakat umum. melalui usaha-
usaha: murid dalam usaha: menanamkan kebiasaan hidup sehat
sehari-hari.
– mengawasi kesehatan murid serta mengenal kelainan kesehatan
sedini mungkin.
– melakukan pertolongan pertama pada kecelalkaan da pengobatan
sederhana
4. Imunisasi.
5. Usaha-usaha pengobatan gigi dan pencegahannya
6. Usaha perbaikan gizi anak
7. Mengusahakan kehidupan lingkungan sekolah yang sehat
PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI
SEKOLAH
• sekurang-kurangnya mencakup 3 usaha pokok, yakni:
A. Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat (healthful school living):
• Lingkungan sekolah yang sehat, mencakup 2 aspek, yakni sosial
(non-fisik) dan fisik.
B. Pendidikan Kesehatan (Health Education)
Pendidikan kesehatan, khususnya bagi murid utamanya untuk
menanamkan kebiasaan hidup sehat agar dapat bertanggung jawab
terhadap kesehatan diri sendiri serta lingkungannya serta ikut aktif di
dalam usaha-usaha kesehatan
A. Pemeliharaan dan pelayanan kesehatan di sekolah (health services
in school):
Karena sekolah adalah sebuah komunitas, meskipun interaksi efektif di
antara anggota komunitas hanya sekitar 6-8 jam, 3. namun perlu adanya
pemeliharaan kesehatan, Ikhususnya basi murid-murid sekolah.
C. KEMITRAAN DAN PROMOSI
KESAHATAN DISEKOLAH
• Penyelenggaraan Promosi Kesehatan di sekolah
bukan mata-mata dilakukan oleh masyarakat sekolah
itu sendiri namun merupakan perwujudan kemitraan
(partnership) dari berbagai pihak. Pilar utama
kemitraan Promosi Kesehatan di sekolah terdiri dari
pihak-pihak guru, petugas kesehatan, oran tua
murid, dan badan atau organisasi lain yang ada di
lingkungan sekolah
KOMPONEN PROMOSI KESEHATAN
SEKOLAH
Komponen promosi kesehatan di sekolah versi WHO ini lebih luas
dibandingkarn dengan ruang lingkup Usaha Kesehatan Sekolah atau
yang disebut Trias UKS" versi Departemen Kesehatan, seperti yang
telah diuraikan di atas. Komponen-komponen Promosi Kesehatan
menurut WHO dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Penerapan kebijakan kesehatan (implement healthy policy)
2. Tersedianya sarana dan prasarana pencegahan dan peng- obatan
sederhana di sekolah (provide access preventive and curative
health services)
3. Tersedianya lingkungan yang sehat (provide a safety an healthy
enuironment)
4. Adanya program penyuluhan kesehatan (protide skill based health
education)
5. partisipasi orang tua murid dan masyarakat (improved com
munity health through parent and community participation)
PROMOSI KESEHATAN DI RUMAH
SAKIT
A. PRINSIP DASAR
pelayanan preventif dan promotif saja, melainkan juga
diperlukan (RS) adalah sama dengan promosi kesehatan pada
pelayanan Promosi kesehatan bukan hanya pada pelayanan
kuratif dan rehabilitatif atau pelayanan rumah sakit. Memang
secara konsep, promosi kesehatan di rumah sakit preventif
atau promotif atau yang disebut pelayanan kesehatan
masyarakat.
Perbedaannya hanya terletak pada sasarannya saja
Sasaran promosi kesehatan pada pelayanan kesehatan
masyarakat adalah kelompok orang yang sehat, sedangkan
sasaran promosi kesehatan di rumah sakit utamanya adalah
orang yang sakit (pasien) dan juga orang yang sehat atau
keluarga pasien
TUJUAN PROMOSI KESEHATAN
DIRUMAH SAKIT
1. Bagi Pasien:
– Mengembangkan perilaku kesehatan (healthy behavior
– Mengembangkan perilaku pemanfaatan fasilitae Pengetahuan,
sikap, dan praktik (perilaku) pemanfa tentang penyakit yang
diderita, kadang-kadang menc an (health seeking behavior): cara
tepat oleh pasien akan mempercepat proses penyembuhan.
2. Bagi Keluarga Keluarga
– Membantu mempercepat proses penyembuhan pasien
– Keluarga tidak terserang atau tertular penyakit

3. Bagi Rumah sakit


• Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
• Meningkatkan citra rumah sakit
C. SASARAN PROMOSI KESEHATAN DI
RUMAH SAKIT
• masyarakat rumah sakit, yang dikelompokkan
menjadi
kelompok orang yang sakit (pasien)
kelompok orang yang sehat (keluarga
pasien dan pengunjung rumah sakit),
dan petugas rumah sakit.
D. TEMPAT DAN KESEMPATAN
PROMOSI KESEHA DI RUMAH SAKIT
1. Pendaftaran
2. Masuk ke ruang tunggu
3. Masuk ke ruang pemeriksaan.
4. Apotek atau tempat pengambilan obat
5. Pembayaran di kasir
. E. MATERI PROMOSI KESEHATAN DI
RUMAH SAKIT
A. Makan dengan menu atau susunan makanan dengan gizi seimbang, yakni
keseimbangan jumlah dan susunan gizi makanan sehari-hari.
B. Aktivitas fisik secara rutin, termasuk olahraga
C. Tidak merokok atau minum minuman keras seperti alkohol.
D. Stres
E. Istirahat cukup
F. Pesan-pesan keseh penyembuhan dan pemulihan Pasien yang datang ke rumah
sakit, baik untuk rawat jalan akhirnya adalah agar sembuh dari sakit
G. Pesan-pesan kesehatan yang terkait dengan pencegahan serangan penyakit:
Pasien yang sudah sembuh dari suatu penyakit, bisa saja terumah sakiterang
penyakit yang sama (kambuh). mencakup
a. Gejala atau tanda-tanda penyakit.
b. Penyebab penyakit.
c. Cara penularan penyakit
d. Cara pencegahan penyakit atan yang terkait dengan proses
BENTUK METODE PROMOSI KESEH
SAKIT

Pemberian Penggunaan
contoh media

Promosi atau
penyuluhan
langsung
BENTUK METODE PROMOSI KESEH
SAKIT

Pemberian Penggunaan
contoh media

Promosi atau
penyuluhan
langsung
BENTUK METODE PROMOSI KESEH
SAKIT

Pemberian Penggunaan
contoh media

Promosi atau
penyuluhan
langsung

Anda mungkin juga menyukai