Anda di halaman 1dari 19

Statistika Non Parametrik

(Uji Wilcoxon)

Kelompok IV:
Ide Nabila A (19177032)
Mila Nanda P(19177033)
Reza Imellia (19177041)
Uji wilcoxon digunakan untuk
menguji hipotesis bahwa dua
variabel yang merupakan dua
sampel berkaitan mempunyai
distribusi yang sama bila datanya
berbentuk ordinal. Uji ini
merupakan penyempurnaan dari
uji tanda (sign test).

Seperti yang sudah


dijelaskan sebelumya, uji tanda
hanya memperhatikan tanda positif
dan negatif dan tidak
memperhatikan besarnya
perbedaan. Seangkan uji wilcoxon
memperhatikan besarnya
perbedaan.
Uji Wilcoxon
Asumsi-asumsi Uji Wilcoxon

1. Menggunakan data berpasangan dan berasal dari populasi yang


sama, hal ini sama dengan tujuan dari uji t berpasangan.
2. Setiap pasangan dipilih secara acak dan independent. Maksudnya
ini dalam pengambilan sampel tidak subjektif atau asal ambil, tapi
pengambilan sampelnya secara acak.
3. Skala pengukurannya minimal ordinal dan tidak butuh asumsi
normalitas. Inilah yang membedakan dengan uji t berpasangan
disini ada dua keadaan dalam menggunakan wilcoxon.
Kaidah pengambilan keputusan atau kesimpulan

Untuk Uji 1 Arah (one-tailed) menggunakan signifikasi (α)


Z hitung ≤ Z tabel Tolak H0
Z hitung ≤ Z tabel Tolak H0

Untuk Uji 2 Arah (two-tailed) menggunakan signifikasi (α/2)


Z hitung ≤ Z tabel Tolak H0
Z hitung ≤ Z tabel Tolak H0
Langkah-langkah Uji Wilcoxon

Step 1 Step 2 Step 3 Step 4

Merumuskan Menentukkan Membuat


Statistik uji
hipotesis titik kritis kesimpulan
CONTOH SOAL
1. Terdapat sebuah eksperimen untuk Tabel 1.1 Perbandingan
mengetahui pengaruh pembelajaran dengan
menggunakan power point pada materi
Ekologi Hewan terhadap hasil belajar
mahasiswa. Untuk itu dipilih kelas MIPA A
dan kelas MIPA B. Sebelum memberi
perlakuan, peneliti ingin memastikan apakah
kelas MIPA A dan kelas MIPA B memiliki
perbedaan atau tidak. Untuk itu dilakukan
pre-test dan diperoleh hasil data di bawah ini.
Dengan taraf signifikasi α= 5% apakah
terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas
MIPA A dan kelas MIPA B sebelum perlakuan?
LANGKAH
PENYELESAIAN
Step
1 Membuat uji hipotesis

H0 : Tidak terdapat perbedaan antara kelas


MIPA A dan MIPA B saat pre-test.
H1 : Terdapat perbedaan antara kelas MIPA
A dan MIPA B saat pre-test.
Step
Uji Statistika
2

2+3= 5
5/2= 2,5

2
Note
Apabila Jumlah Sampel

N ≤ 15 N ≥ 15
Membandingkan dengan Rumus Non-Ties:
nilai nya dengan tabel Digunakan apabila tidak terdapat rangking
Critical Value Of T in The yang sama
Wilcoxon test.

KETERANGAN:

N : Banyaknya pasangan yang tidak


Rumus Ties:
Digunakan apabila terdapat rangking yang
sama nilainya.
sama.
T :Jumlah rangking (+) atau
rangking (–) terkecil

Tj : Banyak nya rangking yang sama


Tabel faktor koreksi
Keterangan:
Rangking tj tj-1 Tj+1 tj(tj-1)(tj+1)
N = 20

T = 86,5
2,5 2 1 3 6

8,5 2 1 3 6

12,5 2 1 3 6

Total 18
Step Menentukkan
3 titik kritis

α = 0,05
H0 ditolak jika p < 0,05
z = -0,69

Tentukan nilai p-value


melaluitabel probabilities
with z values in normal
distribution (tabel z).
P- Value dari z = -0,69 adalah 0,24510 x 2= 0,49
P > 0.05, maka H0 diterima
Step
3

Jika menggunakan grafik α = 0,05 maka titik kritisnya


adalah ± 1,96 dengan z yang kita punya yaitu -0,69 tidak jatud
didaerah kritis, sehingga H0 dapat diterima.
Step
4 kesimpulan

Kesimpulannya :
• Tidak terdapat perbedaan dari kelas A dan B saat
pre-test dilakukan.
Pertanyaan :

– Fira (011) : Uji one tiled, Cara mendapatkan selisih, Bagaimana jika kelas mipa B
lebih tinggi dibanding Mipa A, Apakah mengurutkannya sesuai dengan
kedudukannya?
– Arif (026) : Kapan uji wicoxon ini digunakan dalam penelitian dan apakah
mungkin uji ini tidak digunakan
– Fadlan (029) : Apakah fungsi mencari selisih pada uji wilcoxon
– Ayu (044) : Bagaimana cara mencari rangking?
– Maya (008) : Jika menggunakan uji wilcoxon apakah nilainya lebih akurat?
– Melda (010) : Pada selisih, kenapa + dan – disamakan?
Penambahan :

– Rio (043) :
– Melda (010) :
– Ayu (044) :
– Fadlan (029) :

Anda mungkin juga menyukai