Anda di halaman 1dari 25

WADAH PLASTIK

Kelompok 2
WADAH POLIETILEN
Polietilen kerapatan tinggi dan kerapatan rendah adalah polimer rantai panjang
yang disintesa dibawah kondisi panas dan tekanan terkendali, dengan bantuan
katalis dengan tidak kurang dari 85,0% etilen dan tidak kurang dari 95,0% total
olefin. Bahan olefin lain yang sering digunakan adalah butana, heksana, dan
propilen.
Polietilen kerapatan tinggi mempunyai bobot jenis antara 0,941 dan 0,965 g per
cm3 . Polietilen kerapatan rendah mempunyai bobot jenis antara 0,850 dan 0,940 g
per cm3. Sifat lain yang mempengaruhi mutu polietilen termasuk elastisitas, indeks
leleh, ketahanan retak terhadap tekanan lingkungan dan derajat hablur sesudah
pencetakan.
WADAH POLIPROPILEN
Polimer propilen adalah polimer rantai panjang yang disintesa dari propilen atau propilen
dan olefin lain pada kondisi pemanasan dan tekanan rendah terkendali, dengan bantuan
katalisator. Contoh olefin lain yang umum digunakan adalah etilen dan butena.
Faktor seperti komposisi plastik, prosedur proses dan pencucian, media kontak, tinta,
perekat, penyerapan dan permeabilitas pengawet, dan kondisi penyimpanan dapat juga
mempengaruhi kesesuaian plastik untuk penggunaan khusus
Polipropilen mempunyai spektrum serapan IR yang berbeda dan karakteristik sifat termal.
Polipropilen mempunyai bobot jenis antara 0,880 dan 0,913 g per cm3.
Sifat lain yang dapat mempengaruhi kesesuaian polipropilen yang digunakan sebagai
kemasan sediaan obat adalah permeabilitas terhadap oksigen dan kelembapan, elastisitas,
indeks leleh, ketahanan retak terhadap tekanan lingkungan dan derajat hablur sesudah
pencetakan.
WADAH BOTOL POLIETILEN TEREFTALAT
DAN POLIETILEN TEREFTALAT G
Resin PET adalah polimer hablur rantai panjang yang dibuat dengan kondensasi
etilena glikol dengan dimetil tereftalat atau asam tereftalik.
Resin PETG adalah polimer dengan bobot molekul tinggi yang dibuat dengan
kondensasi etilena glikol dengan dimetil tereftalat atau asam tereftalat dan 1,4-
sikloheksanadimetanol 15 hingga 34 persen mol.
Resin kopolimer PET dan PETG mempunyai bobot jenis antara 1,3 dan 1,4 g per cm
3 dan kekentalan intrinsik minimum 70 ml per g, Resin PET dan PETG tidak boleh
mengandung plastisizer, bahan pembantu proses atau antioksidan. Pewarna, jika
digunakan dalam pembuatan botol PET dan PETG, tidak boleh bermigrasi pada
cairan didalamnya.
METODE UJI
1. Pantulan Ganda Internal
Alat, spektrofotometer inframerah yang mampu mengkoreksi spektrum blangko dan
dilengkapi dengan alat tambahan pantulan ganda internal dan lempeng pantulan internal
KRS-5.
Prosedur,
1. Letakkan contoh yang telah dipasang dalam alat tambahan pantulan ganda internal,
dan letakkan rakitan dalam berkas contoh spektrofotometer inframerah.
2. Atur kedudukan di dalam perlengkapan untuk membiarkan transmisi cahaya
maksimum dan berkas pembanding yang tidak diatenuasi
3. (Untuk instrumen berkas ganda, setelah selesai melakukan penyesuaian dalam
perlengkapan, lemahkan berkas pembanding untuk memberikan defleksi pantulan
skala penuh selama penatahan contoh).
4. Tetapkan spektrum inframerah dari 3500 - 600 cm' untuk polietilen dan polipropilen dan
dari 4000 - 400 cm-1 untuk PET dan PETG
METODE UJI
2. Analisis Termal
Prosedur, Timbang lebih kurang 12 mg potongan contoh dan letakkan dalam piring
contoh uji. [Dekatkan kontak antara piring dan termokopel, untuk hasil yang
reprodusibel.] Tetapkan termogram di bawah aliran nitrogen, gunakan kondisi
pemanasan dan pendinginan seperti yang ditetapkan untuk tipe resin dan gunakan
alat yang mampu melakukan penetapan seperti tertera padaAnalisis Termal <741>.
Untuk polietilen Lakukan penetapan termogram di bawah aliran nitrogen pada
suhu antara 40° dan 200° dengan kecepatan pemanasan antara 2° dan 10° per
menit diikuti pendinginan dengan kecepatan antara 2° dan 10° per menit hingga
suhu 40°.
Untuk polipropilen, Lakukan penetapan termogram di bawah aliran nitrogen pada
rentang suhu antara suhu ruang hingga 30° di atas titik leleh. Pertahankan suhu
selama 10 menit, kemudian dinginkan hingga 50° di bawah suhu penghabluran
puncak pada kecepatan 10°- 20° per menit.

LANJUT ->
Untuk polietilen tereftalat Lakukan pemanasan contoh dari suhu ruang hingga
280° pada kecepatan pemanasan lebih kurang 20° per menit. Pertahankan suhu
contoh pada 280° selama 1 menit. Secara cepat dinginkan contoh sampai suhu
ruang, dan panaskan kembali hingga suhu 280° dengan kecepatan pemanasan lebih
kurang 5° per menit.
Untuk polietilen tereftalat G Lakukan pemanasan contoh dari suhu ruang hingga
120° pada kecepatan pemanasan lebih kurang 20° per menit. Pertahankan suhu
contoh pada 120° selama 1 menit, dinginkan dengan cepat hingga suhu ruang dan
panaskan kembali hingga 120° pada kecepatan pemanasan lebih kurang 10 ° per
menit.
METODE UJI
3. Uji Fisikokimia
Uji berikut, dirancang untuk menetapkan sifat fisika dan kimia plastik dan
ekstraknya, berdasarkan pada ekstraksi bahan plastik, perlu ditetapkan jumlah
plastik yang akan digunakan. Juga luas permukaan plastik harus cukup untuk
diekstraksi pada suhu yang ditentukan.
Parameter Uji
Media ekstraksi Kecuali dinyatakan lain gunakan Air murni (seperti tertera pada
monografi) sebagai Media Ekstraksi, pertahankan pada suhu 70° selama ekstraksi
Larutan uji. Blangko Gunakan Air murni. Alat Gunakan tangas air dan Wadah
Ekstraksi seperti tertera pada Uji Reaktivitas secara Biologi, In Vivo <251>. [Wadah
dan peralatan tidak perlu steril.]

LANJUT ->
Larutan uji Dari contoh plastik homgen jumlah luas permukaan setara dengan 120
cm2 (kedua sisi permukaan digabungkan), gunakan untuk tiap 20,0 ml Media
Ekstraksi, dan dipotong menjadi bentuk pita dengan lebar Iebih kurang 3 mm dan
panjang lebih kurang 5 cm. Masukkan ke dalam gelas ukur 250 ml terbuat dari kaca
Tipe I, bersumbat kaca dan tambahkan Iebih kurang 150 ml Air murni. Kocok lebih
kurang 30 detik, buang cairan dan ulangi pencucian.
Ekstrak Larutan Uji Masukkan Larutan uji ke dalam labu yang sesuai, dan tambahkan
sejumlah Media ekstraksi yang dibutuhkan. Ekstraksi dengan pemanasan dalam
tangas air pada suhu yang ditetapkan untuk Media ekstraksi selama 24 jam.
Dinginkan, tetapi tidak di bawah 20°. Pipet 20 ml ekstrak ke dalam wadah yang
sesuai. [Catatan Gunakan bagian mi dalam uji untuk Kapasitas Dapar.]
Enaptuangkan dengan segera sisa ekstrak ke dalam labu yang sesuai dan segel.

LANJUT ->
METODE UJI
3. Uji Fisikokimia
Residu tidak menguap, Pipet 50 ml Ekstrak Larutan Uji ke dalam krus yang sudah
ditara (lebih baik krus leburan silika yang sudah dicuci dengan asam), dan uapkan
bahan mudah menguap di atas tangas uap. Dengan cara yang sama uapkan 50,0 ml
Blangko dalam krus ke dua. [Catatan Jika diperkirakan residu berminyak, amati krus
secara berulang selama periode penguapan dan pengeringan, dan kurangi pernanasan
jika minyak cenderung merambat sepanjang dinding krus.] Keringkan pada suhu 105°
selama 1 jam: perbedaan antara jumlah yang diperoleh dari Ekstrak Larutan Uji dan
Blangko tidak lebih dari 15 mg.
Sisa pemijaran, <301> [Catatan Uji mi tidak diperlukan jika Residu Tidak Menguap
tidak lebih dan 5 mg]. Lakukan penetapan terhadap residu yang diperoleh dari
Ekstrak Larutan Uji dan Blangko pada Residu Tidak Menguap. Jika perlu, tambahkan
asam sulfat P volume sama ke dalam masing-masing krus: perbedaan antara jumlah
residu pada pemijaran yang diperoleh dari Ekstrak Larutan Uji dan Blangko tidak
lebih dari 5 mg.

LANJUT ->
METODE UJI
3. Uji Fisikokimia
Logam Berat Tidak lebih dari 1 bpj dalam ekstrak. Pipet 20 ml Ekstrak Larutan Uji,
saring jika perlu, ke dalam satu dari dua tabung pembanding warna 50 ml yang
sesuai. Atur pH hingga antara 3,0 dan 4,0 dengan penambahan asam asetat 1 N atau
amonium hidroksida 6 N, gunakan kertas pH, encerkan dengan air hingga lebih
kurang 35 ml, dan campur.
Pipet 2 ml Larutan timbal baku seperti tertera pada Logam berat <371> ke dalam
tabung pembanding warna kedua, dan tambahkan 20 ml Blangko. Atur pH hingga
antara 3,0 clan 4,0 dengan penambahan asam asetat glasial 1 N atau amonium
hidroksida 6 N, gunakan kertas pH, encerkan dengan air hingga lebih kurang 35 ml,
dan campur. Ke dalam masing-masing tabung tambahkan 1,2 ml tiosetamida LP
dan 2 ml dapar asetat pH 3,5 seperti tertera pada Logam berat <371>, encerkan
dengan air hingga 50 ml, dan campur: warna coklat yang dihasilkan dalam waktu 10
menit dalam tabung yang berisi Ekstrak Larutan Uji tidak melebihi dari tabung yang
berisi Larutan timbal baku diamati vertikal pada permukaan putih.

LANJUT ->
METODE UJI
3. Uji Fisikokimia
Kapasitas Dapar, Kumpulkan 20 ml Ekstrak Larutan Uji, titrasi dengan asam klonida
0,010 N LV atau natrium hidroksida 0,010 N LV tergantung keperluan. Titik akhir
diamati secara potensiometnik hingga pH 7,0. Lakukan penetapan 20,0 ml Blangko
dengan cara yang sama: jika diperlukan pentiter yang sama untuk uji dan blangko,
maka perbedaan antara dua volume tidak lebih dan 10,0 ml dan jika asam
diperlukan untuk uji atau untuk blangko diperlukan alkali, jumlah kedua volume
yang dibutuhkan tidak lebih dari 10,0 ml.
UJI KINERJA WADAH
Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan permeabilitas kelembaban dan transmisi
cahaya melalui wadah plastik yang digunakan.
Suatu wadah yang dimaksudkan untuk memberikan perlindungan dari cahaya atau
sebagai wadah yang resisten terhadap cahaya, memenuhi persyaratan untuk
Transmisi Cahaya, seperti perlindungan atau resistensi yang merupakan sifat
spesifik dari bahan wadah, termasuk bahan pelapis yang digunakan. Suatu wadah
yang jernih, tidak berwarna atau tembus cahaya yang dibuat resisten cahaya
dengan menggunakan pelapis yang tidak tembus cahaya seperti tertera pada
Ketentuan Umum dibebaskan dari persyaratan untuk Transmisi Cahaya. Dalam hal
ini, yang dimaksud dengan "wadah“ adalah seluruh sistem yang biasanya terdiri dari
wadah itu sendiri, pelapis (jika digunakan), penutup pada wadah satuan ganda dan
penutup/blister pada wadah dosis satuan.
PERMEASI KELEMBAPAN
Wadah Satuan Ganda Untuk Kapsul dan Tablet
Prosedur, Pilih 12 wadah dengan ukuran dan tipe seragam, bersihkan permukaan segel
dengan kain bebas senat, tutup dan buka setiap wadah 30 kali. Tutup rapat dengan cara
sama setiap kali wadah ditutup. Tutup penutup sekrup wadah dengan tenaga putaran dalam
rentang kerapatan yang tertera pada Tabel 1. Tambahkan Desikan ke dalam 10 wadah uji. Isi
setiap wadah hingga mencapai 13 mm dari tutup jika volume wadah 20 ml atau lebih; atau isi
setiap wadah hingga 2/3 kapasitas jika volume wadah kurang dari 20 ml. Jika kedalaman
wadah lebih dari 63 mm, tempatkan pengisi atau pengatur jarak inert pada dasar wadah
untuk memperkecil bobot total wadah dan Desikan; tebal lapisan Desikan dalam wadah
tidak kurang dari 5 cm. Tutup wadah segera setelah penambahan Desikan dengan tenaga
putaran yang tentena dalam Tabel 1, pada waktu menutup sekrup wadah. Pada masing-
masing dari 2 wadah sisa yang diperlakukan sebagai kontrol, tambahkan sejumlah manik
kaca secukupnya, untuk memperoleh bobot lebih kurang setara dengan setiap wadah uji,
tutup dengan tenaga putaran yang tertera dalam Tabel 1, catat waktu menutup sekrup
wadah. Catat bobot masing-masing wadah yang telah disiapkan dengan ketelitian
mendekati 0,1 mg, jika volume wadah kurang dari 20 ml; ketelitian mendekati 1 mg,

LANJUT ->
jika volume wadah 20 ml atau lebih tetapi kurang dan 200 ml; atau ketelitian
mendekati 10 mg, jika volume wadah 200 ml atau lebih; dan simpan pada
kelembapan relatif 75±3% dan pada suhu 23°±2°. [Catatan Larutan jenuh dari 35 g
natrium kiorida P untuk setiap 100 ml air diletakkan pada dasar desikator; dapat
mempertahankan kelembapan yang telah ditentukan: untuk mempertahankan kondisi
ini dapat digunakan cara lain.] Setelah 336±1 jam (14 hari), catat bobot setiap wadah
dengan cara yang sama. Isi penuh 5 wadah kosong, dengan ukuran dan tipe yang
sama seperti wadah yang akan diuji, dengan air atau padatan yang bersifat mengalir
bebas, tidak dapat dikempa seperti manik kaca yang halus dan padat, hingga tinggi
yang ditunjukkan oleh permukaan penutup jika penutup ada pada tempatnya.
Pindahkan setiap isi ke dalam gelas ukur; tentukan volume wadah rata-rata dalam
ml. Hitung laju permeabilitas kelembaban dalam mg per hari per liter, dengan
rumus:

LANJUT ->
Pada wadah yang digunakan untuk obat yang dibenikan berdasarkan resep, wadah
yang diuji dinyatakan tertutup rapat jika tidak lebih 1 dari 10 wadah uji mempunyai
permeabilitas kelembapan melebihi 100 mg per hari per liter dan tidak satupun
melebihi 200 mg per hari per liter.
Pada wadah yang digunakan untuk obat yang diberikan berdasarkan resep, wadah
yang diuji dinyatakan tertutup baik jika tidak lebih 1 dari 10 wadah uji mempunyai
permeabilitas kelembapan melebihi 2000 mg per hari per liter, dan tidak satupun
melebihi 3000 mg per hari per liter.
Wadah Satuan Ganda Untuk Kapsul dan Tablet
(Tanpa Penutup)
Wadah Polietilen Pastikan wadah dengan segel kedap air yang diperoleh dari botol
bersegel panas dengan lembar alumunium berlapis polietilen atau segel yang
sesuai. Uji wadah seperti yang dinyatakan dalam Wadah Satuan Ganda untuk
Kapsul dan Tablet: Wadah polietilen berat jenis tinggi yang diuji memenuhi
persyaratan jika tidak lebih I dari 10 wadah uji mempunyai permeabilitas
kelembaban melebihi 10 mg per hari per liter, dan tidak satupun melebihi 25 mg per
hari per liter. Wadah polietilen berat jenis rendah yang diuji memenuhi persyaratan
jika tidak lebih 1 dari 10 wadah uji mempunyai permeabilitas kelembaban melebihi
20 mg per hari per liter dan tidak satupun melebihi 30 mg per hari per liter.
Wadah Polipropilen Pastikan wadah dengan segel kedap air yang diperoleh dari
botol bersegel panas dengan lembar alumunium berlapis polietilen atau segel yang
sesuai. Uji wadah seperti yang dinyatakan dalam Wadah Satuan Ganda untuk
Kapsul dan Tablet: Wadah memenuhi persyaratan jika tidak lebih I dari 10 wadah uji
mempunyai permeabilitas kelembaban melebihi 15 mg per hari per liter, dan tidak
satupun melebihi 25 mg per hari per liter.
Wadah Satuan Tunggal dan Wadah Dosis
Satuan untuk Kapsul dan Tablet
Metode 1 Segel tidak kurang dari 10 wadah dosis satuan yang berisi 1 pelet per
wadah dan segel 10 wadah dosis-satuan kosong sebagai kontrol. Gunakan pinset
atau tang untuk memegang wadah tersegel. Beri nomor wadah dan catat bobot
masing-masing hingga mg yang terdekat. Timbang wadah kontrol sebagai satu
satuan dan bagi bobot total dengan jumlah wadah kontrol untuk memperoleh
bobot rata-rata wadah kosong. Simpan semua wadah pada kelembaban relatif
75±3% dan suhu 23°±2°. [Catatan Larutan jenuh dari 35 g natrium klorida P untuk
setiap 100 ml air diletakkan pada dasar desikator; dapat mempertahankan
kelembapan yang telah ditentukan: untuk mempertahankan kondisi ini dapat
digunakan cara lain.] Setelah interval 24 jam atau kelipatannya (seperti tertera pada
Hasil), pindahkan wadah dari bejana dan biarkan terjadi kesetimbangan selama 15 -
60 menit di ruang penimbangan. Catat kembali bobot setiap wadah dan gabungan
kontrol dengan cara sama.
LANJUT ->
[Catatan Jika pelet menunjukkan perubahan warna menjadi merah muda selama
pengerjaan atau jika bobot pelet naik melebihi 10%, henlikan pengujian dan anggap
penetapan terdahulu sebagai hasil yang valid.] Kembalikan wadah ke dalam bejana
lembab. Hitung laju permeasi kelembaban dalam mg per hari dari tiap wadah yang
digunakan dengan rumus:

[Catatan Jika permeasi kurang dari 5 mg per hari dan jika kontrol diamati mencapai
keadaan setimbang dalam 7 hari, permeasi individu dapat ditentukan lebih seksama
pada hari ke 7 menggunakan bobot wadah uji dan wadah kontrol, berturut-turut
sebagai WI dan C1 dalam perhitungan. Dalam hal ini, suatu interval uji yang sesuai
untuk Kelas A (seperti tertera pada Hasil), tidak akan kurang dari 28 hari mulai hari
ke 7 periode kesetimbangan awal (total 35 hari).]

LANJUT ->
Metode II Gunakan prosedur ini untuk kemasan berbentuk lempeng pipih dengan
menggabungkan sejumlah wadah dosis satuan yang disegel terpisah atau blister.
Segel sejumlah kemasan secukupnya, tidak kurang dari 4 kemasan dan total tidak
kurang dan 10 wadah dosis satuan atau blister, masukkan 1 pelet dalam tiap satuan
wadah uji. Segel sejumlah kemasan kosong, setiap kemasan mengandung wadah
dosis satuan atau blister dengan jumlah sama seperti pada kemasan uji, sebagai
kontrol. Simpan semua wadah pada kelembaban relatif 75±3% dan suhu 23°±2°.
[Catatan Larutan jenuh dari 35 g natrium klorida P untuk setiap 100 ml air diletakkan
pada dasar desikator; dapat mempentahankan kelembapan yang telah ditentukan:
untuk mempertahankan kondisi ini dapat digunakan cara lain.] Setelah interval 24
jam atau kelipatannya (seperti tertera pada Hasil), pindahkan kemasan dan bejana
dan biarkan terjadi kesetimbangan selama lebih kurang 45 menit. Catat bobot
masing-masing kemasan dan kembalikan ke dalam bejana. Timbang kemasan
kontrol sebagai suatu satuan, dan bagi bobot total dengan jumlah kemasan kontrol
untuk memperoleh bobot kemasan kosong rata-rata. [Catatan jika pelet
menunjukkan perubahan warna menjadi merah muda selama pengerjaan atau jika
bobot pelet naik melebihi 10%, hentikan pengujian dan anggap penetapan terdahulu
sebagai hasil yang valid] Hitung laju permeasi kelembaban rata-rata, dalam mg per
hari untuk tiap wadah dosis-satuan atau blister dalam setiap kemasan yang
digunakan dengan rumus:
LANJUT ->
Hasil Wadah dosis satuan tunggal yang diuji menurut Metode I dinyatakan sebagai:
• Kelas A jika tidak lebih 1 dani 10 wadah uji mempunyai laju permeabilitas
kelembaban lebih dari 0,5 mg per hari dan tidak satupun lebih dari 1 mg per hari;
• Kelas B jika tidak lebih 1 dani 10 wadah uji melebihi 5 mg per hari dan tidak
satupun lebih dari 10 mg per hari;
• Kelas C jika tidak lebih 1 dari 10 wadah uji melebihi 20 mg per hari dan tidak
satupun lebih dari 40 mg per han;
• Kelas D jika wadah tidak memenuhi persyaratan laju permeasi kelembaban.
Kemasan yang diuji pada Metode II dinyatakan sebagai
• Kelas A jika tidak satupun kemasan uji mempunyai rata-rata laju permeabilitas
kelembaban blister melebihi 0,5 mg per han;
• Kelas B jika tidak satupun kemasan uji melebihi 5 mg per hari;
• Kelas C jika tidak satupun kemasan uji melebihi 20 mg per hari;
• Kelas D jika kemasan uji tidak memenuhi persyaratan rata-rata laju permeabilitas
kelembaban blister.
Wadah Satuan Ganda dan Wadah Dosis
Satuan untuk Cairan
Prosedur Pilih 12 botol dengan ukuran dan tipe seragam, bersihkan permukaan
segel dengan kain bebas serat. Pastikan setiap botol dengan 1 penutup ulir (jika
digunakan) atau penutup. Beri nomor setiap wadah sistem penutup dan catat bobot
tara.
Buka penutup dan isi 10 botol dengan air sampai penuh dengan menggunakan
pipet. Isi 2 wadah yang lain dengan manik-manik gelas dengan bobot setara dengan
wadah yang diisi air. Pastikan botol dengan segel dan gunakan penutup. Jika
menggunakan penutup sekrup, gunakan tenaga putaran dalam rentang kerapatan
yang tertera pada Tabel 1. Simpan semua wadah bersegel pada suhu 25°±2° dan
kelembaban relatif 40±2%. Setelah 336±1 jam (14 hari), catat bobot masing-masing
wadah. Hitung laju permeasi uap air, dalam persen kehilangan bobot air per tahun
untuk setiap botol yang digunakan dengan rumus:
UJI TRANSMISI CAHAYA
Alat, spektrofotometer dengan sensitivitas dan akurasi yang sesuai untuk pengukuran sejumlah
cahaya yang ditransmisikan oleh kaca atau bahan kaca tembus cahaya yang digunakan untuk
wadah farmasetik. Selain itu, spektrofotometer mampu mengukur dan merekam difusi cahaya
yang ditransmisikan sama baik dengan sinar paralel.
Prosedur, Pilih bagian yang mewakili ketebalan rata-rata. Potong 2 atau lebih secara sirkular
bagian wadah dan buat garis untuk memberikan tanda bagian dan ukuran yang tepat untuk
tempat spesimen dalam spektrofotometer. Cuci dan keringkan setiap spesimen, jaga agar
permukaan tidak tergores. Jika spesimen terlalu kecil untuk menutupi tempat spesimen yang
terbuka, tutup bagian yang tidak tertutup dengan kertas tidak tembus cahaya atau pita penutup,
hat mi memberikan panjang spesimen yang lebih besar dan celah spektrofotometer. Segera
sebelum ditempatkan pada tempat spesimen, usap spesimen dengan kertas lensa. Tempatkan
spesimen dengan bantuan malam atau alat lain yang tepat, jaga agar sidik jar yang tertinggal atau
tanda lain pada permukaan tidak terlewati oleh jalan cahaya. Tempatkan bagian dalam
spektrofotometer dengan aksis silindris yang paralel terhadap bidang celah dan lebih kurang di
pusat celah. Jika ditempatkan dengan baik, berkas cahaya yang sampai ke permukaan, hanya
sedikit (minimum) yang dipantulkan.
Ukur berturut-turut transmitan bagian tersebut dengan pembanding terhadap udara dalam daerah
spektra yang diinginkan dengan pembacaan instrumen atau pada interval lebih kurang 20 nm
dengan instrumen manual dalam rentang antara 290 dan 450 nm.
LANJUT ->
Batas Transmisi cahaya yang diamati tidak lebih dan batas yang tertera pada Tabel
2 untuk wadah penggunaan parenteral.
Transmisi cahaya yang diamati pada wadah plastik untuk pemberian oral dan
topikal, tidak lebih dan 10% pada berbagai panjang gelombang dalam rentang
antara 290dan450nm.

[Catatan Tiap wadah berukuran diantara ukuran yang tertera pada Tabel menunjukkan
transmisi yang tidak lebih besar dari transmisi wadah berukuran lebih besar berikutnya. Untuk
wadah lebih besar dari 50 ml, gunakan batas untuk 50 ml.]
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai