Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Morfologi/Bioekologi
Prays citri mempunyai telur dengan ukuran 0,1 - 0,2 mm,
berwarna transparan, kuning muda atau kuning tua sesuai
dengan umurnya.
Telur-telur ini diletakkan oleh induk betina pada malam hari
secara terpisah pada kuncup bunga dan kadang-kadang pada
buah muda.
Larva yang baru menetas berupa ulat masuk ke dalam bunga
dan menggerek bunga dari bagian dalam. Kadang-kadang
ulat juga masuk ke dalam kulit buah dan tetap tinggal dalam
endokarpa sampai stadium pupa.
Ulat berwarna hijau muda dengan kepala coklat, panjang 5
mm. Stadium ulat berlangsung 3 minggu.
Gejala serangan
• Prays citri terutama menyerang kuncup bunga yang belum mekar sehingga
apabila buah berkembang, akan meninggalkan bekas lubang-lubang bergaris
tengah 0,3 - 0,5 cm. Bunga-bunga yang terserang parah mudah rontok atau
gugur. Infeksi sekunder sering terjadi melalui luka, menyebabkan buah muda
gugur sebelum tua.
• Prays endocarpa menyerang buah-buah muda dan meninggalkan bekas
berupa puru-puru. Seiring dengan perkembangan buah, pada puru-puru
tersebut terjadi lubang, menyebabkan buah berkualitas rendah.
Cara pengendalian
• Pengendalian secara bercocok tanam/kultur teknis, meliputi cara-cara yang
mengarah pada budidaya tanaman sehat yaitu: terpenuhinya persyaratan
tumbuh (suhu, curah hujan, angin, ketinggian tempat, tanah), pengaturan
jarak tanam, pemupukuan, dan pengamatan secara teratur setiap 2 minggu.
• Pengendalian mekanis dan fisik, dilakukan dengan mengumpulkan buah-buah
muda yang menunjukkan puru dan memusnahkannya agar populasi tidak
berkembang. Bunga-bunga yang terserang dan gugur dikumpulkan serta
dimusnahkan.
• Pengendalian kimiawi, dengan menggunakan insektisida selektif dan efektif
sesuai rekomendasi, dilakukan secara spot spray pada bagian tanaman yang
terserang.
3. Hama Penggerek Batang Batocera Naminator)
Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Ordo: Coleoptera
Famili: Cerambycidae
Subfamili: Lamiinae
Bangsa: Batocerini
Genus: Batocera
Adapun gejala serangannya :
Ciri-ciri serangan penggerek tersebut ditandai dengan adanya lubang yang
disertai kotoran dan cairan berwana merah dari bekas kayu yang diserang
penggerek, akibat serangan tersebut tanaman menjadi layu, daun – daun
kering dan rontok akhirnya tanamanpun mengalami kematian.
• Morfologi/Bioekologi
Kutu berbentuk oval dan pada bagian punggung terdapat garis-garis yang diselimuti lapisan lilin
tipis. Nimfa muda sangat aktif bergerak dan bergerombol selama 4 minggu pertama (Gambar 2 A
dan B). Nimfa menjadi dewasa setelah 37--50 hari. Sebanyak 270 embrio berkembang dalam
tubuh induknya, tetapi yang berhasil menjadi dewasa hanya 30 ekor. Kutu jantan sangat jarang
dijumpai. Kutu berkembang biak secara parthenogenesis (tanpa kawin). Masa peletakan telur
selama 4--5 minggu.
• Pengendalian
Cara kultur teknis
- Sanitasi kebun dari gulma dan tanaman inang lainnya
Cara biologi
- Pemanfaatan musuh alami seperti semut hitam, dan cendawan parasit Empusa fresenii,
predator Cryptolaemus montrouzieri (Coccinellidae) dan Leptomastidae abnormis (Encyrtidae).
- Pemanfaatan insektisida botani seperti larutan (ekstrak) umbi bawang putih dicampur cabai.
6. Lalat buah (dacus dorsalis)
Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Ordo: Diptera
Famili: Tephritidae
Spesies: Bactrocera
dorsalis
Gejala Serangannya :
Gejala tanaman durian yang terserang hama ini adalah buahnya menjadi
busuk, berulat, dan akhirnya rontok. Lalat betina berujung perut runcing mirip
lebah menaruh telur dengan cara menyuntikkan ke bagian dalam buah, dan
saat telur menetas, ia berubah menjadi ulat yang menyantap daging buah.
Pengendalian Hama :
• bisa menggunakan cara kultur teknis yaitu sanitasi lingkungan dengan
pengumpulan buah yang terserang, baik yang terjatuh maupun yang
masih di pohon untuk kemudian dimusnahkan.
• Pengendalian dengan tanaman perangkap juga bisa dilakukan yaitu
dengan menanam selasih di sekeliling kebun. Bisa juga dilakukan dengan
pengasapan tidak sampai terbakar ke seluruh bagian tanaman.
• Bila menggunakan pengendalian mekanik dilakukan dengan perangkap
atraktan (metil eugenol, protein hidrolisa, atau selasih) dalam alat
perangkap yang terbuat dari botol bekas air minum yang diberi lubang
untuk masuknya lalat buah.