Anda di halaman 1dari 11

Hama Pada Tanaman Durian

Nama : Rionaldi Nainggolan


NIM : 05071281722033
Prodi : Agroekoteknologi
1. Hama Penggerek buah (Hypopereqa sp) atau Gala-gala

• Pada hama penggerek buah adalah serangga


yang menyerang tanaman dengan cara
menggerek biji dan daging buah sehingga
seringkali mengakibatkan buah jatuh sebelum
tua. Serangga ini biasanya menyebar dengan
cara terbang dari pohon durian satu ke pohon
durian lainnya dan bertelur pada buah yang
dihinggapinya.
• Hama ini biasanya menyerang pada waktu
kemarau. Hama penggerek buah ini dapat
dikendalikan dengan cara menyemprotkan
insektisida seperti Basudin, Sumithion 50 AC,
Thoidan 35 EC, dengan dosis 2–3 cc/liter air.
2. Hama Penggerek Bunga (Prays Citrys)
• Nama umum : Prays citri Millière
• Klasifikasi : Kingdom : Animalia
• Kelas : Insecta
• Ordo : Lepidoptera
• Famili : Yponomeutidae

Morfologi/Bioekologi
 Prays citri mempunyai telur dengan ukuran 0,1 - 0,2 mm,
berwarna transparan, kuning muda atau kuning tua sesuai
dengan umurnya.
 Telur-telur ini diletakkan oleh induk betina pada malam hari
secara terpisah pada kuncup bunga dan kadang-kadang pada
buah muda.
 Larva yang baru menetas berupa ulat masuk ke dalam bunga
dan menggerek bunga dari bagian dalam. Kadang-kadang
ulat juga masuk ke dalam kulit buah dan tetap tinggal dalam
endokarpa sampai stadium pupa.
 Ulat berwarna hijau muda dengan kepala coklat, panjang 5
mm. Stadium ulat berlangsung 3 minggu.
Gejala serangan
• Prays citri terutama menyerang kuncup bunga yang belum mekar sehingga
apabila buah berkembang, akan meninggalkan bekas lubang-lubang bergaris
tengah 0,3 - 0,5 cm. Bunga-bunga yang terserang parah mudah rontok atau
gugur. Infeksi sekunder sering terjadi melalui luka, menyebabkan buah muda
gugur sebelum tua.
• Prays endocarpa menyerang buah-buah muda dan meninggalkan bekas
berupa puru-puru. Seiring dengan perkembangan buah, pada puru-puru
tersebut terjadi lubang, menyebabkan buah berkualitas rendah.
Cara pengendalian
• Pengendalian secara bercocok tanam/kultur teknis, meliputi cara-cara yang
mengarah pada budidaya tanaman sehat yaitu: terpenuhinya persyaratan
tumbuh (suhu, curah hujan, angin, ketinggian tempat, tanah), pengaturan
jarak tanam, pemupukuan, dan pengamatan secara teratur setiap 2 minggu.
• Pengendalian mekanis dan fisik, dilakukan dengan mengumpulkan buah-buah
muda yang menunjukkan puru dan memusnahkannya agar populasi tidak
berkembang. Bunga-bunga yang terserang dan gugur dikumpulkan serta
dimusnahkan.
• Pengendalian kimiawi, dengan menggunakan insektisida selektif dan efektif
sesuai rekomendasi, dilakukan secara spot spray pada bagian tanaman yang
terserang.
3. Hama Penggerek Batang Batocera Naminator)

Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Animalia

Filum: Arthropoda

Kelas: Insecta
Ordo: Coleoptera

Famili: Cerambycidae

Subfamili: Lamiinae

Bangsa: Batocerini

Genus: Batocera
Adapun gejala serangannya :
Ciri-ciri serangan penggerek tersebut ditandai dengan adanya lubang yang
disertai kotoran dan cairan berwana merah dari bekas kayu yang diserang
penggerek, akibat serangan tersebut tanaman menjadi layu, daun – daun
kering dan rontok akhirnya tanamanpun mengalami kematian.

Adapun cara-cara pengendalian hama yaitu :


a. Menjaga sanitasi kebun dengan cara memusnahkan rumput – rumputan,
gulma, tanaman inang, dan daun – daun durian yang sudah rotok.
b. Memotong dan memusahkan batang dan ranting yang terkena serangan
hebat.
c. Menutup bekas lubang penggerek dengan kapas yang sudah diberi
insektisida sistemik.
d. Menyuntik tanaman dengan menggunakan insektisida sistemik melalui
akar atau daun.
4. Kutu Loncat Durian
Kutu loncat umumnya menyerang daun yang masih
muda dengan cara menghisap cairannya.
Gejala yang ditimbulkanya secara langsung adalah
daun berwarna berbintik – bintik berwarna
kecoklatan. Daun keriting berlubang, dan berukuran
tidak normal / kerdil. Hama ini berukuran kecil,
warnanya cokelat dan diselimuti benang – benang lilin
berwarna putih sebagai hasil sekresinya.
Pengendalian kutu loncat dapat dilakukan dengan
menyemprotkan insektisida sistemik seperti :
Curacron, Dursban, dll dengan konsentrasi 0,2 %.
5. Kutu Putih (Psendococus sp.)

• Kutu putih (Cacao mealybug)


• Planococcus (=Pseudococcus)
sp.
• Ordo: Homoptera,
• Famili: Pseudococcidae
• Gejala Serangan
Hama ini menimbulkan kerusakan secara langsung dengan mengisap cairan tanaman, dan pada
tingkat kerusakan berat dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman serta menim-
bulkan kerontokan buah muda. Kotoran yang dike-luarkan kutu mengandung embun madu
sebagai tempat hidup cendawan jelaga. Akibat serangan kutu putih menyebabkan pertumbuhan
tanaman merana dan bunga maupun buah rontok.

• Morfologi/Bioekologi
Kutu berbentuk oval dan pada bagian punggung terdapat garis-garis yang diselimuti lapisan lilin
tipis. Nimfa muda sangat aktif bergerak dan bergerombol selama 4 minggu pertama (Gambar 2 A
dan B). Nimfa menjadi dewasa setelah 37--50 hari. Sebanyak 270 embrio berkembang dalam
tubuh induknya, tetapi yang berhasil menjadi dewasa hanya 30 ekor. Kutu jantan sangat jarang
dijumpai. Kutu berkembang biak secara parthenogenesis (tanpa kawin). Masa peletakan telur
selama 4--5 minggu.

• Pengendalian
Cara kultur teknis
- Sanitasi kebun dari gulma dan tanaman inang lainnya
Cara biologi
- Pemanfaatan musuh alami seperti semut hitam, dan cendawan parasit Empusa fresenii,
predator Cryptolaemus montrouzieri (Coccinellidae) dan Leptomastidae abnormis (Encyrtidae).
- Pemanfaatan insektisida botani seperti larutan (ekstrak) umbi bawang putih dicampur cabai.
6. Lalat buah (dacus dorsalis)

Klasifikasi ilmiah

Kingdom: Animalia

Filum: Arthropoda

Kelas: Insecta

Ordo: Diptera

Famili: Tephritidae

Spesies: Bactrocera
dorsalis
Gejala Serangannya :
Gejala tanaman durian yang terserang hama ini adalah buahnya menjadi
busuk, berulat, dan akhirnya rontok. Lalat betina berujung perut runcing mirip
lebah menaruh telur dengan cara menyuntikkan ke bagian dalam buah, dan
saat telur menetas, ia berubah menjadi ulat yang menyantap daging buah.

Pengendalian Hama :
• bisa menggunakan cara kultur teknis yaitu sanitasi lingkungan dengan
pengumpulan buah yang terserang, baik yang terjatuh maupun yang
masih di pohon untuk kemudian dimusnahkan.
• Pengendalian dengan tanaman perangkap juga bisa dilakukan yaitu
dengan menanam selasih di sekeliling kebun. Bisa juga dilakukan dengan
pengasapan tidak sampai terbakar ke seluruh bagian tanaman.
• Bila menggunakan pengendalian mekanik dilakukan dengan perangkap
atraktan (metil eugenol, protein hidrolisa, atau selasih) dalam alat
perangkap yang terbuat dari botol bekas air minum yang diberi lubang
untuk masuknya lalat buah.

Anda mungkin juga menyukai