Anda di halaman 1dari 41

Fotometri Nyala (Flame Photometry)

Dan
Spektrofotometri Serapan Atom
(Atomic Absorption Spectrophotometry)

Kelompok 1 :
Dini Safitri ( 0 6 2 11 7 0 1 5 )
Farhan Fatur R ( 0 6 2 11 7 0 4 6 )
Nida Hadzani ( 0 6 2 11 7 0 0 7 )
Siti Ropiah ( 0 6 2 11 7 0 7 2 )
Te g u h M u h a r o m ( 0 6 2 11 7 0 1 8 )
Yo b i S u k r e s n a ( 0 6 2 11 7 0 1 3 )
Alfi Nur Utami ( 0 6 2 11 7 0 7 2 )
Ujang Hermawan ( 0 6 2 11 7 0 5 8 )
PENGANTAR
Spektroskopi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu
tentang interaksi antara materi dengan radiasi
elektromagnetik.

Metode pengukuran yang didasarkan pada pengetahuan


tentang spektroskopi disebut spektrometri.

Berdasarkan pada perbedaan keadaan materi,


dibedakan:
• Spektroskopi molekuler (molecular spectroscopy)
• Spektroskopi atom (atomic spectroscopy)
Klasifikasi Spektroskopi Atom
Berdasarkan pada sifat radiasinya, spektroskopi atom
dapat diklasifikasikan ke dalam
• spektroskopi absorpsi atom,

• spektroskopi emisi atom atau nyala atom, dan

• spektroskopi fluoresensi atom.


KONSEP-KONSEP DASAR

•Suatu larutan yang mengandung garam-garam logam


jika dibakar pada pembakar udara asetilen atau yang
sejenisnya akan terbentuk uap yang mengandung
atom-atom logam.
•Uap atom-atom logam ini dapat memancarkan atau
menyerap energi dengan mengalami transisi elektronik
(melepas atau menangkap elektron)
•Besarnya energi yang diserap atau dipancarkan sangat
tertentu dan karakteristik pada masing-masing unsur.
• Pada spektroskopi emisi radiasi dipancarkan oleh
atom-atom yang terdapat dalam keadaan tereksitasi.
• Pada spektroskopi serapan atom, atom-atom dalam
keadaan dasar (groundstate) dapat menyerap radiasi
PROSES SERAPAN ATOM
Spektroskopi atom berkaitan dengan
pembahasan mengenai serapan dan emisi
cahaya oleh atom.

absorpsi
+ hv

emisi

+ hv
ASPEK KUALITATIF
Radiasi elektromaknetik/foton/cahaya/sinar yang terlibat
dalam transisi elektronik (absorsi maupun emisi) adalah
spesifik untuk setiap jenis transisi dan karenanya unik untuk
setiap atom.
E1
Absorpsi hv
E0 E = E1-E2
= hv
= hc/
E1
Emisi hv
E0
Contoh beberapa unsur dan panjang gelombang spesifiknya

Elemen Panjang
Gelombang
(nm)
Ag (perak) 328,1
Cd (kadmium) 228,8
Cr (kromium) 357,9
Cu (tembaga) 324,8
Fe (besi) 248,3
ASPEK KUANTITATIF
Jumlah unit sinar ( tertentu) yang diabsorpsi (A) berbanding lurus
dengan koefisien absorptifitas (), jarak tempuh sinar di dalam
daerah populasi atom (b), dan jumlah atom (konsentrasi, C).

p0 p

Transmitan (T) = P/P0 x 100%

A = log 1/T = -log T

A = .b.C (Lambert-Beer)
INSTRUMENTASI
•Pengukuran pada fotometri nyala dan serapan atom
pada umumnya dilakukan di bawah 3000 oC agar
sebagian atom-atom terdapat dalam keadaan
groundstate.
•Jumlah atom-atom yang terjadi pada serapan tidak
tergantung oleh temperatur tetapi pada emisi
tergantung oleh temperatur.
•Pada prinsipnya alat yang sama dapat digunakan
untuk fotometri nyala maupun serapan atom tetapi
untuk pengukuran serapan diperlukan sumber radiasi
terpisah.
SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
Instrumentasi dalam Metoda Spetrometri Nyala

Skema alat
instrumen
atomic-absorption

Skema alat instrument


Atomic Emission
Picture of a flame atomic-absorption spectrometer
Picture of a graphite-furnace atomic-absorption spectrometer
INSTUMENTASI
• Hollow Cathode Lamp sebagai sumber energi
• flame untuk menguapkan sampel menjadi atom
• Monokromator sebagai filter garis absorbansi
• detektor dan amplifier sebagai pencatatpengukuran.

AAS bekerja berdasar pada penguapan larutan sampel, kemudian logamyang


terkandung di dalamnya diubah menjadi atom bebas. Atom tersebut
mengabsorbsiradiasi dari sumber cahaya yang dipancarkan oleh lampu katoda
(Hollow Cathode Lamp)yang mengandung energi radiasi yang sesuai dengan
energi yang diperlukan untuktransisi elektron atom. Hollow Cathode Lamp
sebagai sumber sinar pada AAS akanmenghilangkan kelemahan yang
disebabkan oleh self absorbsi yaitu kecenderunganatom-atom pada ground
state untuk menyerap energi yang dipancarkan oleh atomtereksitasi ketika
kembali ke keadaan ground state
SUMBER SINAR
MEKANISME HCL
•Apabila pada HCL diberi aliran listrik dengan kuat arus
tertentu (5-20 mA) maka akan terjadi perbedaan
tegangan.
•Perbedaan tegangan mengakibatkan loncatan bunga
api listrik antara katoda dan anoda
•Loncatan bunga api listrik akan mengionkan gas
pengisi.
•Karena terionkan maka mempunyai energi yang cukup
untuk eksitasi.
•Adanya energi maka akan terbentuk lapisan metal
katoda yang berada pada keadaan ground state (Mo)
•Energi yang dihasilkan cukup untuk eksitasi dan atom
pada katoda berubah menjadi M*.MoM*
•Atom yang tereksitasi tidak stabil maka akan segera
kembali ke kondisi ground state dengan melepas energi
berupa sinar
PROSES PENGATOMAN
Nebulization: pembentukan kabut halus menjadi
aerosol
Desolvation: penghilangan solvent menjadi garam
padat (MX)
Liquifaction: pencairan kembali dari garam padat
menjadi garam cair.
Vaporization: penguapan dari garam cair menjadi
garam berbentuk gas.
Atomization: garam berbentuk gas terkena energi
sampai terlepas dari senyawanya membentuk atom
pada ground state. Jika energi berlebihan sehingga
cukup dan sesuai maka terjadi eksitasi.
INSTRUMENTASI PENGATOMAN
Untuk mengubah sampel dalam bentuk teratomkan. Ada 2 cara
sistem pengatoman: Sistem pengatoman dengan nyala api dan
sistem pengatoman tanpa nyala api.

Sistem pengatoman dengan nyala api:


a. Total Consumption Burner
b. Premix Burner (sistem pembakar yang menggunakan
pencampuran awal)

Sistem Pengatoman tanpa nyala api:


a. Tanur grafit (GF-AAS)
b. Pembentukan hidrida
NYALA API
Nyala api dihasilkan oleh alat burner
•Untuk memperoleh nyala api diperlukan bahan bakar
dan oksidan dan oksidator tertentu
•Pemilihan bahan bakar tergantung pada temperatur
nyala api yang diperlukan untuk atomisasi.
•Nyala api asetilen nitrous oksida biasanya dipakai untuk
emisi nyala
•Untuk serapan atom biasanya menggunakan asetilen
udara dan asetilen nitrous oksida
ATOMISASI NYALA
Total consumption burner:
• Sejumlah saluran berbeda membawa
sampel, bahan bakar, dan oksidan ke
area pembakaran. Semua sampel
yang dibawa ke daerah pembakaran
ini dibakar;
• Sensitifitas lebih tinggi pada daerah
dalam nyala dibanding daerah
dimana sampel tidak terbakar
sempurna. Undergraduate Instrumental Analysis,
Robinson, p. 267.

• Terdapat gangguan (turbulence) di


dalam nyala dari variasi ukuran droplet
dapat meningkatkan noise.
Total comsumption nebulizer burner
PREMIX (LAMINAR FLOW)
BURNER
• Sampel, bahan bakar, dan oksidan dicampur sebelum
memasuki nyala
• Turbulence secara signifikan dapat dikurangi dengan
menghilangkan ukuran droplet yang lebih besar.
• Mixing baffles dapat menjamin hanya kabut yang halus saja
yang dilewatkan masuk ke daerah pembakar.

Instrumental Methods of Chemical Analysis, Ewing, p. 110.


Outer cone
Secondary reaction
(combustion zone) Interconal layer (faint)
Region D

Blue cone
Light path
Primary reaction zone
Region C

Preheating
Region B

Premixed C2H2 + O2
Fine droplets of solution
Region A
Return to Slide 10
SISTEM PENGATOMAN
PEMBENTUKAN HIDRIDA
•Tujuan: mendapatkan atom pada keadaan ground state.
•Syarat : hanya dapat digunakan untuk atom yang dapat
membentuk senyawa hidrida yang volatil.
•Contoh: LiAlH4, AsH3
•Mekanisme: M+A-Hn M0 pada populasi M0 dilewatkan
Hollow Cathode Lamp
•Senyawa yang dapat diatomkan secara pembentukan
hidrida adalah senyawa dari Bi, Sn, Ge dan As
•Prosesnya: M+A-MHn (g) digunakan garam yang dapat
mereduksi M+A-yaitu Hn. Dapat juga menggunakan NaBH4
dengan As akan terbentuk AsH3 (g). Agar terbentuk atom As
maka perlu dipanaskan sampai suhu
700-800 oC
•Bentuk alat secara umum : letak sistem pengatoman
pembentukan hidrida terletak di luar sistem.
•Cara I :
AsH3 (g) dilairkan langsung ke silinder yang diletakkan tepat
mengenai sinar dari HCL (di atas pembakar). Silinder dililit filamen
sehingga diperoleh arus, tegangan dan suhu tertentu.

•Cara II :
Hidrida (AsH3) dialirkan ke gas pembakar dan oksidan yang
mempunyai suhu rendah. Contoh: propana-udara, kemudian masuk
bersama gas pembakar dan oksidan dan dibakar bersama-sama
dengan nyala api (tanpa menggunakan silinder)
Cara pengaliran hidrida: dengan menggunakan gas inert(Ar, He)
untukmendorong hidrida masuk ke sistem AAS. Hidrida yang sudah
digunakan tidak dibuang tetapi ditampung.
MONOKROMATOR
•Fungsi: mengubah sinar polikromatis menjadi sinar
monokromatis.

•Bagian-bagian pada monokromator : lensa untuk


masuknya sinar, prisma, cermin dan lensa untuk keluarnya
sinar.

•Mekanisme: sinar yang masuk berupa sinar polikromatis


(sinar yang dapat diuraikan menjadi sinar-sinar dengan
panjang gelombang berbeda), sinar yang keluar berupa
sinar monokromatis dengan panjang gelombang tertentu.
DETEKTOR
•Fungsi : mengubah energi sinar menjadi energi
listrik.
•Mekanisme : energi sinar yang telah diubah
menjadi energi listrik yang dilanjutkan pada sistem
pembacaan untuk menggerakkan penyimpangan
jarum, untuk menggerakkan per membentuk grafik
atau mengubah energi sinar menjadi listrik berupa
angka digital
•Bagian alat yang terdapat pada detektor : Foto
Multiplayer Tube (tabung pelipatganda foton)
PERBEDAAN FLAMEFOTOMETRI DENGAN
SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

*flamefotometri* *AAS*
- menggunakan emisi - menggunakan lampu
nyala katoda berongga
- ada analisa pendahuluan - tidak ada analisa
- mengalami emisi pendahuluan
-cara kerja manual - mengalami eksitasi
- menganalisa logam alkali -cara kerja otomatis
dan alkali tanah - menganalisa <70 unsur
-garis spektrum resonansi -garis spektrum resonansi
400-800 nm 200-300 nm
GANGGUAN PADA AAS
Beberapa gangguan kimia antara lain:
a. Pembentukan senyawa stabil menyebabkan disosiasi analit tidak
bercampur. Gangguan kimia ini dapat diatasi dengan
menaikkan suhu nyala, menggunakan zat pembebas(releasing
agent) dan ekstrasi analit atau unsur pengganggu.
b. Ionisasi dapat dicegah dengan menambahkan ion yang lebih
mudah terionisasi untukmenahan ionisasi analit. Unsur-unsur yang
dapat ditentukan dengan AAS lebih dari 60 unsur logam atau
metalloid dengan konsentrasi antara 1 ppm sampai 10 ppm.
Setiap unsur logam yang dideteksi menggunakan AAS
mempunyai kondisi optimum yang berbeda-beda.
c. berkurangnya penyerapan loncatan atom dalam kombinasi
molekul dalam flame. Hal initerjadi karena flame tidak cukup
panas untuk memecah molekul atau pada saatpemecahan
atom, dioksidasi segera menjadi senyawa yang tidak terpecah
segera pada temperatur flame
GANGGUAN PADA
FLAMEFOTOMETRI
- gangguan spektrum : karena tumpang tindih spektrum unsur
yang ditentukan dengan unsur lain
- gangguan ionisasi : karena analit yang berada dalam nyala
tidak tereksitasi dengan baik sehingga sensitifitas pengukuran
terhadap analit menurun
- gangguan fisika : aerosol yang sangat kecil yang akan
mencapai nyala proporsi sampel sehingga menyebabkan
perbedaan dalam nebulizer
- gangguan kimia : karena di dalam sampel terdapat bahan
yang dapat bereaksi dengan analit membentuk senyawa
yang stabil
KELEMAHAN DAN KEUNTUNGAN SPEKTROSKOPI
NYALA ATOM
Kelemahan
• Hanya larutan yang dpat dianalisis
• Memerlukan sampel relatif besar (1 – 2 mL)
• Kurang sensitif (dibanding tungku grafit)
• Ada masalah dengan refractory elements

Keuntungan
• Tidak mahal (peralatan dan pelaksanaannya)
• Bisa utuk jumlah sampel banyak sekaligus
• Mudah penggunaannya
• Presisi tinggi
Aplikasi SSA
• Analisis air (misal kandungan Ca, Mg, Fe, Si, Al, Ba)
• Analisis makanan
• Analisis bahan makanan ternak (mis. elemen logam: Mn,
Fe, Cu, Cr, Se,Zn)
• Analisis zat additive dlm minyak pelumas and greases
(Ba,Ca, Na, Li, Zn, Mg)
• Analisis tanah (elemen logam)
• Analisis klinik (sample darah: total,plasma,serum; Ca, Mg,
Li, Na, K, Fe), Obat dan Kosmetik.
Aplikasi flamefotometri
• untuk menentukan kalsium pada tulang
• untuk menentukan Mg dalam garam inggris

Anda mungkin juga menyukai