Prognosis
Angka kematian ibu mencapai 7,9 %
(Mochtar. R), dan menurut Wignyosastro angka
kematian ibu mencapai 1,8-4,5% dari kasus yang
ada.
Secara umum untuk kasus perdarahan adalah:
1. Hentikan perdarahan.
2. Cegah terjadinya syock.
3. Ganti darah yang hilang.
Penatalaksanaan khusus:
A. Pengkajian
1. Identitas :
Sering terjadi pada ibu usia dibawah 20
tahun dan diatas 35 tahun
2. Keluhan utama :
Perdarahan dari jalan lahir, badan
lemah, limbung, keluar keringat dingin,
kesulitan nafas, pusing, pandangan
berkunang-kunang.
3. Riwayat kehamilan dan persalinan :
Riwayat hipertensi dalam kehamilan,
preeklamsi / eklamsia, bayi besar, gamelli,
hidroamnion, grandmulti gravida, primimuda, anemia,
perdarahan saat hamil. Persalinan dengan tindakan,
robekan jalan lahir, partus precipitatus, partus
lama/kasep, chorioamnionitis, induksi persalinan,
manipulasi kala II dan III.
4. Riwayat kesehatan :
Kelainan darah dan hipertensi
5. Pengkajian fisik :
Tanda vital :
• Tekanan darah : Normal/turun ( kurang dari 90-100
mmHg)
• Nadi : Normal/meningkat ( 100-120 x/menit)
• Pernafasan : Normal/ meningkat ( 28- 34x/menit )
• Suhu : Normal/ meningkat
• Kesadaran : Normal / turun
Fundus uteri/abdomen : lembek/keras, subinvolusi
Kulit : Dingin, berkeringat, kering, hangat, pucat,
capilary refil memanjang
Pervaginam : Keluar darah, robekan, lochea ( jumlah
dan jenis )
Kandung kemih : distensi, produksi urin
menurun/berkurang
B. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan b/d perdarahan
pervaginam
2. Gangguan perfusi jaringan b/d perdarahan
pervaginam
3. Cemas/ketakutan b/d perubahan keadaan atau
ancaman kematian
4. Resiko infeksi b/d perdarahan
5. Resiko shock hipovolemik b/d perdarahan
C. Rencana tindakan keperawatan
1. Kekurangan volume cairan b/d perdarahan
pervaginam
Tujuan : Mencegah disfungsional bleeding dan
memperbaiki volume cairan
Rencana tindakan :
1. Tidurkan pasien dengan posisi kaki lebih
tinggi sedangkan badannya tetap terlentang
R/ Dengan kaki lebih tinggi akan meningkatkan
venous return dan memungkinkan darah
keotak dan organ lain.
2. Monitor tanda vital
R/ Perubahan tanda vital terjadi bila perdarahan
semakin hebat
3. Monitor intake dan output setiap 5-10 menit
R/ Perubahan output merupakan tanda adanya
gangguan fungsi ginjal
4. Tindakan kolaborasi :
Monitor kadar gas darah dan PH ( perubahan
kadar gas darah dan PH merupakan tanda
hipoksia jaringan )
Berikan terapi oksigen ( Oksigen diperlukan
untuk memaksimalkan transportasi sirkulasi
jaringan ).
3. Cemas/ketakutan berhubungan dengan
perubahan keadaan atau ancaman kematian
Tujuan : Klien dapat mengungkapkan secara
verbal rasa cemasnya dan
mengatakan perasaan cemas
berkurang atau hilang.
Rencana tindakan :
1. Kaji respon psikologis klien terhadap
perdarahan paska persalinan
R/ Persepsi klien mempengaruhi intensitas
cemasnya
2. Kaji respon fisiologis klien ( takikardia,
takipnea, gemetar )
R/ Perubahan tanda vital menimbulkan
perubahan pada respon fisiologis
3. Perlakukan pasien secara kalem, empati, serta sikap
mendukung
R/ Memberikan dukungan emosi