Anda di halaman 1dari 17

PENGERTIAN

Demam typhoid merupakan suatu penyakit


infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan oleh
Salmonella typhi. Penyakit ini ditandai oleh panas
berkepanjangan, ditopang dengan bakteremia tanpa
keterlibatan struktur edhothelia atau endokardial
dan invasi bakteri sekaligus multiplikasi kedalam
sel fagosit monocular dari hati, limpa, kelenjar
limfe, usus dan dapat menular pada orang lain
melalui makanan atau air yang terkontaminasi
Menurut WHO penyakit menular ini masih
merupakan masalah kesehatan masyarakat dengan
jumlah kasus sebanyak 22 juta per tahun di dunia
dan menyebabkan 216.000-600.000 kematian.

Kasus Demam Typhoid di Propinsi Sulawesi


Selatan pada tahun 2017 tercatat
penderita sebanyak 20.088 jiwa.

.
 Data yang di peroleh Dinas Kesehatan
kabupaten Tanah Toraja, Propinsi Sulawesi
Selatan pada tahun 2015 sebanyak 88 jiwa
sedangkan pada tahun 2016 mengalami
peningkatan sebanyak 194 jiwa dan pada
tahun 2017 mengalami penurunan jumlah
penderita sebanyak 163 jiwa

Data yang diperoleh dari catatan rekam


medis Rumah Sakit Sinar Kasih Toraja
tercatat 460 jiwa penderita Demam
Thypoid pada tahun 2018.
Rumusan Masalah

Berdasarkan data dan latar belakang di


atas maka rumusan masalah adalah
bagaimana gambaran asuhan keperawatan
pada An “B” dengan gangguan sistem
pencernaan “Demam Thypoid”
khususnya penanganan hipertermi?
Tujuan Penulisan Studi Kasus yaitu :

1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui penatalaksanaan
asuhan keperawatan pada Anak “B” dengan
gangguan sistem pencernaan “Demam
Thypoid” khususnya pada penanganan
hipertermi.
2. Tujuan khusus
 Mampu melakukan pengkajian keperawatan
pada anak dengan kasus demam thypoid di
ruangan perawatan anak Rumah Sakit Sinar
Kasih Toraja tahun 2019.
 Mampu menegakkan diagnosa keperawatan
pada anak dengan kasus demam thypoid di
ruangan perawatan anak Rumah Sakit Sinar
Kasih Toraja tahun 2019.
 Mampu menyusun rencana asuhan
keperawatan pada anak dengan kasus
demam typhoid di ruangan perawatan anak
Rumah Sakit Sinar Kasih Toraja tahun 2019.
ETIOLOGI

Salmonella typhi sama dengan


Salmonella yang lain adalah bakteri
Gram-negatif, mempunyai flagella, tidak
berkapsul, tidak membentuk spora,
fakultatif anaerob.
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN

Sistem pencernaan atau sistem


gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai
anus) adalah sistem organ dalam manusia
yang berfungsi untuk menerima makanan,
mencernanya menjadi zat-zat gizi dan
energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam
aliran darah serta membuang bagian
makanan yang tidak dapat dicerna atau
merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
PATOFISIOLOGI

Penularan salmonella thypi


dapat ditularkan melalui berbagai
cara, yang dikenal dengan 5F yaitu
Food (makanan), Fingers(jari
tangan/kuku), Fomitus (muntah),
Fly (lalat), dan melalui Feses.
MANIFESTASI KLINIS
Masa inkubasi biasanya 7-14 hari, tetapi
dapat berkisar antara 3-30 hari tergantung
pada besar inokulum yang tertelan. Tanda dan
gejala yang dapat muncul pada demam tifoid
antara lain:
a. Anak Usia Sekolah dan Remaja
b. Bayi dan balita
c. Neonatus
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

a. Pemeriksaan leukosit
b. Pemeriksaan SGOT Dan SGPT
c. Biakan darah
KLASIFIKASI DATA
Data Objektif

Data Subjektif  Klien tampak menangis


kesakitan
 Orang tua Klien  Klien tampak memegang
mengatakan anaknya kepalanya
panas tinggi pada waktu  Klien tampak lemas
sore hari  Akral teraba hangat
 Orang tua Klien bertanya
 Orang tua Klien tanya tentang penyakit
mengatakan tidak anaknya
tahu tentang penyakit  Orang tua klien tampak
anakanya kebingunan
 Mukosa bibir kering
 Klien tampak hanya mampu
mengabiskan ¼ porsi makan
 Orang tua Klien  TTV:
mengatakan anaknya  Nadi :102x/menit
tidak ada nafsu  Respirasi : 30x/menit
makan,porsi makan tidak di  Suhu : 36,8ºc
habiskan  TD : 100/50mmhg
 Orang tua Klien  Terpasang infus RL 40 tpm
mengatakan anaknya lemas
 Hasil laboratorium widal
 Orang tua klien
 -salmonella typhi O+ : 1/320
mengatakan anaknya
pusing.  -salmonella typhi A+ : 1/320
DIAGNOSA
 Hipertermi berhubungan dengan inflamasi
penyakit
 Nyeri berhubungan dengan peningkatan suhu
tubuh
 Kurang pengetahuan tentang penyakit
berhubungan dengan kurangnya informasi
 Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kehilangan nafsu makan
KETERBATASAN STUDI KASUS

Studi kasus ini dilakukan dengan cara


melakukan pendekatan langsung terhadap
keluarga dan pasien yang menjadi subjek
studi kasus. Dalam studi kasus ini terdapat
beberapa kesenjangan antara teori dan
praktik.
Bab 3

Anda mungkin juga menyukai