Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KASUS TB PARU

OLEH:
ADELA FIRDZA YAMIN
11120182103

PEMBIMBING
DR.RUDIANTO JOTO, M.kES
IDENTITAS PASIEN
◦ Nama : Tn. M
◦ Umur : 22 Tahun
◦ Jenis kelamin : Laki-laki
◦ Agama : Islam
◦ Pekerjaan : Mahasiswa
◦ Alamat : Jl.Sabutung RW 3 RT 2
◦ Nama PKM : PKM Tabaringan
◦No. RM : 0623
◦Tgl. Periksa : 10 April 2019
ANAMNESIS
Keluhan Utama: Batuk

Anamnesis Terpimpin:
◦ Pasien datang ke puskesmas dengan keluhan batuk yang dialami sejak 1
bulan yang lalu. Pasien sudah minum obat batuk namun tidak sembuh. Batuk
berdahak dengan lendir berwarna kuning kehijauan, tidak ada darah, nyeri dada
ada bila batuk sangat keras saja Ada demam, sejak dua minggu terakhir, terus
menerus dan berkurang bila minum obat penurun demam (paracetamol),
menggigil ada dan berkeringat banyak terutama pada malam hari. Nyeri kepala
tidak ada, pusing tidak ada, nyeri menelan tidak ada, Mual tidak ada, muntah
tidak ada, nyeri ulu hati tidak ada, nyeri perut tidak ada. Lemas ada, nafsu
makan menurun, ada penurunan berat badan sekitar 5kg dalam 2 bulan terakhir
tanpa penyebab yang jelas.BAB: biasa BAK: kesan lancar warna kuning
◦ Sebelumnya pasien telah datang ke puskesmas dengan keluhan yang sama
berulang kali, sehingga pasien dirujuk oleh puskesmas ke balai kesehatan paru
dan hasil pemeriksaan sputum BTA (+).
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Kebiasaan

Riwayat penyakit yang sama : tidak ada


Riwayat Merokok : Tidak ada
Riwayat stroke : tidak ada
Riwayat Konsumsi alkohol : Tidak ada
Riwayat hipertensi : tidak ada
Riwayat diabetes melitus : tidak ada Riwayat penyakit yang sama pada
Riwayat penyakit jantung : tidak ada keluarga :
Riwayat penyakit hati : tidak ada Tidak ada
Riwayat batuk lama : tidak ada
Riwayat trauma : tidak ada Riwayat pengobatan :
Riwayat penyakit atopi : tidak ada Acetyl Cistein 3x1
Riwayat Alergi : tidak ada

Riwayat sosial ekonomi :


Biaya pengobatan ditanggung oleh BPJS.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum :Compos Mentis / Gizi Kurang / Sakit Ringan
Status Kesadaran : Kuantitatif : GCS 15 (E4M6V5)
Kualitatif : compos mentis
BB : 41kg
TB : 162cm
IMT : 15,64kg/m2 (Underweight)
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit, reguler, kuat angkat
Pernapasan : 24x/menit, reguler, tipe thoracoabdominal
Suhu : 37,5 0C (Axilla),
Kepala
PEMERIKSAAN FISIK
• Bentuk : normocephal
• Ekspresi wajah : lemas THT
• Simetris wajah : simetris • Telinga : bentuk normal, simetris, lubang
• Rambut : rambut tidak mudah di cabut. lapang, serumen (-/-)
• Deformitas : tidak ada • Hidung : bentuk normal, sekret (-/-)
• Bibir : kering (-), sianosis (-), pucat (-)
Mata • Tonsil : T1-T1 hiperemis (-)
• Eksoptalmus/enoptalmus : (-) • Faring : hiperemis (-)
• Gerakan : segala arah baik • Lidah : kotor (-), tidak ada bercak putih,
• Tekanan bola mata : tdk diperiksa candidiasis (-), tremor (-)
• Kelopak mata : edema palpebra (-) • Leher : simetris, pembesaran KGB tidak ada
• Konjungtiva : anemis (-/-)
• Sklera : ikterus (-/-)
• Kornea : jernih
• Pupil : bulat, isokor 2,5 mm/2,5 mm
PEMERIKSAAN FISIK
Thoraks Auskultasi
 Inspeksi •Bunyi nafas : Vesikuler
• Bentuk : simetris kiri dan kanan •Bunyi tambahan :
Ronchi +/+ wheezing -/-
• Sela iga dalam batas normal, retraksi (-)
• Penggunaan otot-otot bantu pernapasan (-)
• Pembuluh darah tidak ada kelainan
 Palpasi Jantung
• Nyeri tekan (-)
• Fremitus raba pada hemithoraks dextra dan sinistra • Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak,
normal
• Palpasi : Iktus cordis tidak teraba.
 Perkusi
 Paru kanan : sonor • Perkusi : batas jantung kanan ICS IV line
 Paru kiri : sonor parasternalis dekstra, batas kiri jantung ICS V
 Batas paru-hepar : ICS V-VI
linea midclavicularis sinistra
 Batas paru-lambung: ICS VII-VIII
• Auskultasi : S1/S2 murni reguler, murmur tidak
ada.
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen

• Inspeksi : distensi abdomen (-)

• Auskultasi : peristaltik (+) kesan normal

• Palpasi : nyeri tekan (-) , Hepar dan lien tidak teraba

• Perkusi : Timpani

• Lain–lain : ascites (-)

Ektremitas

• Inspeksi : Tidak ada deformitas, edema (-)

• Palpasi : Akral teraba hangat.


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Laboratorium (Balai Besar Kesehatan
Paru Masyarakat)
Pemeriksaan sputum sewaktu pagi sewaktu :

Tanggal Pemeriksaan Spesimen Dahak Hasil


08-04-2019 Sewaktu +
09-04-2019 Pagi +
09-04-2019 Sewaktu +

Hasil Foto Thorax (8-4-2019)

TB Paru Aktif
DIAGNOSIS KERJA:
◦ TB Paru Kasus Baru (BTA positif)

PENATALAKSANAAN:
OAT Kategori I (3 tablet 4FDC)

PROGNOSIS :
Dubia at Bonam
PEMBAHASAN
TB Paru
Definisi
• Tuberkulosis adalah suatu penyakit akibat infeksi
yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis, Penyakit ini bersifat sistemik
sehingga dapat mengenai hampir semua
organ tubuh dengan lokasi terbanyak di paru
yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer
Epidemiologi

1. China
2. India 1.828.000 kasus
1.414.000 kasus
3. Indonesia
591.000 kasus
Klasifikasi
◦ Sputum BTA
◦ TB BTA (+)
◦ TB BTA (-)
◦ Tipe Pasien
◦ Kasus baru
◦ Kasus kambuh (relaps)
◦ Kasus defaulted atau drop out
◦ Kasus gagal
◦ Kasus kronik
◦ Kasus bekas TB
◦ TB ekstra paru
◦ Patologi
◦ TB paru primer
◦ TB paru post primer
Cara
Penularan
Tidak
tertula OS
r dengan
BTA (+)

Respon
tubuh Batuk

Mengelu
Terhisap arkan
oleh orang
yang sehat droplet
nuclei

Bertahan
di udara
Gejala Klinis Pemeriksaan Fisik

Demam keadaan umum: konjungtiva mata


atau kulit yang pucat, suhu demam
Batuk/batuk darah (subfebris), badan kurus atau berat
badan menurun.
Sesak napas Perkusi : jika terdapa cavitas yg besar
 hipersonor
Nyeri dada
 Jika infiltrat luas  redup
Malaise Auskultasi : Rhonki basah kasar
Berkeringat Malam (Apeks)

Nafsu makan
berkurang
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiologik
 Lokasi lesi tuberkulosis umumnya di daerah apeks paru
 Bercak-bercak seperti awan dan dengan batas-batas yang tidak tegas
 Kavitas bayangannya berupa cincin yang mula-mula berdinding
tipissklerotik dan terlihat menebal
 Kalsifikasi bercak-bercak padat dengan densitas tinggi

Pemeriksaan sputum : diagnosis pasti  BTA (+)

 Sputum Sewaktu-Pagi-Sewaktu (SPS)


 kriteria sputum BTA positif adalah bila sekurang-kurangnya ditemukan 3
batang kuman BTA pada satu sediaan

Pemeriksaan uji Tuberkulin (mantoux tes)


 Apabila diameter indurasi 10-15mm  uji tuberculin positif kuat
 Apabila diameter indurasi 5-9 mm  uji tuberculin positif meragukan
 Apabila diameter indurasi 0-4mm  uji tuberculin negative
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
Kategori -2
◦ Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati sebelumnya:
◦ Pasien kambuh
◦ Pasien gagal
◦ Pasien dengan pengobatan setelah putus berobat
Dosis paduan OAT KDT Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/ 5(HR)3E3
Tahap Lanjutan
Tahap Intensif tiap hari
3 kali seminggu
Berat Badan RHZE (150/75/400/275) + S RH (150/150) + E(400)

Selama 56 hari Selama 28 hari selama 20 minggu

30-37 kg 2 tab 4KDT 2 tab 4KDT 2 tab 2KDT

+ 500 mg Streptomisin + 2 tab Etambutol

inj.
38-54 kg 3 tab 4KDT 3 tab 4KDT 3 tab 2KDT

+ 750 mg Streptomisin + 3 tab Etambutol

inj.
55-70 kg 4 tab 4KDT 4 tab 4KDT 4 tab 2KDT

+ 1000 mg Streptomisin + 4 tab Etambutol


Penatalaksanaan
OAT Sisipan (HRZE)
◦ Paduan OAT ini diberikan kepada pasien BTA positif yang pada akhir
pengobatan intensif masih tetap BTA positif.
◦ Paket sisipan KDT adalah sama seperti paduan paket untuk tahap intensif
kategori 1 yang diberikan selama sebulan (28 hari)
Dosis KDT Sisipan : (HRZE)

Tahap Intensif tiap hari selama 28 hari


Berat Badan
RHZE (150/75/400/275)
30 – 37 kg 2 tablet 4KDT
38 – 54 kg 3 tablet 4KDT
55 – 70 kg 4 tablet 4KDT
≥ 71 kg 5 tablet 4KDT
TB Keadaan Khusus
4. TB dengan Hepatitis Akut
1. TB pada kehamilan
Pengobatan TB ditunda sampai hepatitis akut
OAT diberikan kecuali streptomisin
mengalami penyembuhan. Jika
2. TB pada ibu menyusui terpaksa maka streptomisin dan etambutol masih
Semua OAT aman pada ibu menyusui. Anak diskoring TB diperbolehkan.
3. TB dengan HIV/AIDS 5. TB dengan Kelainan Hati Kronik
Regimen sama dengan yang tidak disertai HIV. Pengobatan Jika terdapat peningkatan SGPT / SGOT 3 kali
TB didahulukan dibanding pengobatan HIV. Pengobatan dari normal semua obat TB dihentikan, jika
ARV dimulai tergantung jumlah CD4 dan stadium klinis. ARV peningkatan 2 kali nilai normal obat TB
nevirapin diganti dengan Efavirenz. dilanjutkan dengan pengawasan ketat.
Pirazinamid tidak boleh diberikan. Regimen
◦ CD4 < 200 : mulai ARV 2 – 8 minggu dari pengobatan OAT menjadi 2RHES/6RH atau 2SHE/10HE
dimulai
6. TB dengan Gagal Ginjal.
◦ CD4 200 – 350 : ARV dimulai setelah fase intensif selesai
Streptomisin dan etambutol dihindari. Regimen
◦ CD4 >350 : Tunda ARV sampai pengobatan TB selesai 2RHZ/4RH
◦ Stadium klinis 3 + CD4 <350: pertimbangkan mulai ARV 7. TB dengan DM
sebelum CD4 <200 Rifampisin mengurangi efektifitas sulfonilurea
◦ Stadium klinis 3 + kehamilan +CD4 <350: mulai ARV sehinga dosis OHO perlu ditingkatkan.
◦ Stadium klinis 4: mulai ARV 8. TB dengan Meningitis
Perlu ditambahkan kortikosteroid
Efek samping ringan OAT
Efek Samping Penyebab Penatalaksanaan
Tidak ada nafsu makan, Semua OAT diminum
Rifampisin
mual, sakit perut malam sebelum tidur
Nyeri Sendi Pirasinamid Beri Aspirin
Kesemutan s/d rasa ter- Beri vitamin B6 (piridoxin)
INH
bakar di kaki 100mg per hari
Tidak perlu diberi apa-apa,
Warna kemerahan pada air
Rifampisin tapi perlu penjelasan
seni (urine)
kepada pasien.
Efek samping berat OAT
Efek Samping Penyebab Penatalaksanaan
Diberikan anti histamin sambil
Gatal dan kemerahan kulit Semua jenis OAT
meneruskan OAT
Tuli Streptomisin Streptomisin dihentikan.
Streptomisin dihentikan, ganti
Gangguan keseimbangan Streptomisin
Etambutol.
Hentikan semua OAT sampai
Ikterus tanpa penyebab lain Hampir semua OAT
ikterus menghilang.
Bingung dan muntah-muntah
Hentikan semua OAT, segera
(permulaan ikterus karena Hampir semua OAT
lakukan tes fungsi hati.
obat)
Gangguan penglihatan Etambutol Hentikan Etambutol.
Purpura dan renjatan (syok) Rifampisin Hentikan Rifampisin.
Tata laksana TB
◦Non-medikamentosa
1. Lacak sumber penularan
2. Aspek edukasi sosial ekonomi
3. Pencegahan :
a. Imunisasi BCG
b. Kemoprofilaksis
1) Primer : cegah infeksi TB
2) Sekunder : cegah sakit TB (uji tuberkulin (+)
namun tidak ada gejala klinis)
PRIMER
Promosi kesehatan
Vaksinasi BCG

SEKUNDER
Berobat teratur
Kontrol kontak dengan imunisasi TBC negatif dan Chemoprophylaxis pada
TBC positif

TERSIER
Rehabilitasi
• Batuk darah , Pneumotoraks,Gagal
Komplikasi napas,Gagal jantung
paru

• TBC ekstra paru ringan: TBC kelenjar Limphe,Pleuritis


dengan eksudativa unilateral, tulang ( kecuali tulang
Komplikasi belakang ),sendi , dan kelenjar adrenal
ekstra paru • TBC ekstra paru berat : meningtis , millier,perikarditis,
peritionitis, TBC tulang belakang
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai