Anda di halaman 1dari 32

Kayla Annisa Devara Hidayat D051191033

Nabila Iloe Sioko D051191046


Muh Yasir D051191041
Rezky Nugraha Loanardo D051191050
Muflinur La Teke D051191070
POKOK PEMBAHASAN :
 Definisi Vektor
 Vektor Dalam Bidang Dan Ruang
- Proyeksi Vektor :
1. Penjumlahan Vektor
2. Pengurangan Vektor
3. Perkalian Vektor
4. Pembagian Vektor
 Proyeki Ortoghonal Vektor
Penjumlahan Vektor
Pengurangan Vektor
Perkalian Vektor
Vektor dengan Skalar
Secara matematis, perkalian vektor dengan skalar memiliki arti yang sederhana. Misalkan hasil
kali antara skalar k dengan sebuah vektor A menghasilkan vektor B, maka aturan perkalian
tersebut dituliskan sebagai berikut:
B = kA
Dari persamaan tersebut, maka besar vektor B besarnya adalah besar k dikalikan dengan
besar A. Dan arah vektor B searah dengan vektor A jika k positif dan berlawanan arah
dengan A jika k negatif.
Contoh :
Diketahui suatu vektor A digambarkan sebagai berikut

Gambarlah vektor B, jika:


B = 2A; B = -2A; B = ½A; B = -½A

Jawab :
Perkalian Titik (Dot Product) Perkalian titik dua buah vektor
antara A dan B atau dituliskan A .
B didefinisikan sebagai perkalian antara
vektor A dengan komponen vektor B yang
searah vektor A.pada gambar di atas,
komponen vektor B yang searah
vektor A adalah B cos α. Dari definisi
tersebut, secara matematis perkalian titik
antara vektor A dan B dapat dituliskan
dengan rumus atau persamaan sebagai
Keterangan: berikut:
α= sudut yang dibentuk oleh
A . B = AB cos α = |A||B| cos α
vektor A dan B dengan 0o ≤ α ≤ 180o
A= |A| besar vektor A
B= |B| besar vektor B
Perkalian Titik Pada Vektor Satuan
Perhatikan gambar di bawah, vektor satuan i, j, dan k merupakan vektor yang
saling tegak lurus satu sama lain dengan kata lain besar α = 90o dan nilai ketiga
vektor tersebut adalah 1. Maka hasil perkalian titik pada vektor satuan tersebut
adalah sebagai berikut:
i . i = j . j = k . k = 1.1 cos 0o = 1 (berhimpit)
. j = i . k = j . k = 1.1 cos 90o = 0 (tegak lurus)
Dengan menggunakan hasil perkalian titik pada vektor satuan di atas, kita dapat mencari hasil
perkalian titik suatu vektor yang dinyatakan dalam vektor satuan. misalkan terdapat dua vektor berikut
ini:
A = Axi + Ayj + Azk
B = Bxi + Byj + Bzk

Hasil perkalian titik antara vektor A dan B adalah sebagai berikut:


A . B = (Axi + Ayj + Azk) . (Bxi + Byj + Bzk)
A . B= Axi . Bxi + Axi .Byj + Axi . Bzk + Ayj . Bxi + Ayj .Byj + Ayj . Bzk + Azk . Bxi + Azk .Byj
+ Azk . Bzk
karena i . j = i . k = j . k = 1.1 cos 90o = 0 maka
A . B = Axi . Bxi + 0 + 0 + 0 + Ayj .Byj + 0 + 0 + 0 + Azk . Bzk
A . B = xi . Bxi + Ayj . Byj + Azk . Bzk
karena i . i = j . j = k . k = 1.1 cos 0o = 1 maka
A . B = AxBx + AyBy + AzBz
Perkalian Silang (Cross Product)

Perkalian silang dua buah vektor antara A dan B atau dituliskan A x B didefinisikan sebagai
perkalian antara vektor A dengan komponen vektor B yang tegak lurus vektor A. pada gambar di
atas, komponen vektor B yang tegak lurus vektor A adalah B sin α. Dari definisi tersebut, secara
matematis perkalian silang antara vektor A dan B dapat dituliskan dengan rumus atau
persamaan sebagai berikut:
AxB=C
|A x B| = AB sin α
Keterangan:
α = sudut yang dibentuk oleh vektor A dan B dengan 0o ≤ α ≤ 180o
C = vektor lain hasil perkalian silang antara vektor A dan B
|A x B|= besar vektor hasil perkalian silang antara vektor A dan B
Untuk lebih memahami tentang arah vektor hasil perkalian silang perhatikan tabel
penjelasan di bawah ini

Arah Hasil Perkalian Silang A x B


Arah dari vektor C tegak lurus dengan
bidang yang dibentuk oleh
vektor A dan B. Untuk menunjukkan
arah vektor C, kita gunakan kaidah
tangan kanan dimana ujung
vektor A menuju ujung
vektor B searah dengan lipatan empat
jari sedangkan jempol menunjukkan
arah vektor C. Pada gambar di atas,
vektor C hasil perkalian
silang A x B arahnya menuju ke atas
tidak menembus bidang
Arah Hasil Perkalian Silang B x A
Sama halnya dengan arah hasil perkalian
silang A x B. Kita juga bisa menggunakan
kaidah tangan kanan, namun bedanya
genggaman tangan dibalik, dimana ujung
vektor B menuju ujung vektor A searah
dengan lipatan empat jari sedangkan jempol
menunjukkan arah vektor C. Pada gambar di
atas, vektor C hasil perkalian
silang B x A arahnya menuju ke bawah
menembus bidang
Selain menggunakan siklus perkalian silang di atas, untuk mempermudah mengingat rumus
kita dapat menggunakan metode determinan seperti berikut ini:
A x B = i AyBz + j AzBx + k AxBy – k AyBx – i AzBy – j AxBz
A x B = AyBz - AzBy)i + (AzBx - AxBz)j + (AxBy - AyBx)k
Pembagian Vektor
Diketahui ruas garis AB. Titik P terletak pada ruas garis tersebut sedemikian hingga
AP : PB = m : n . Maka
Pada perbandingan AP : PB = m : n ,
Jika P terletak di antara A dan B , maka m > 0 dan n > 0 .
Jika P terletak pada perpanjangan AB , maka m < 0 dan n > 0 .
Jika P terletak pada perpanjangan BA , maka m > 0 dan n < 0 .
Contoh Soal Pembagian Vektor
Proyeki Ortagonal Vektor

Vektor v = (3,5) akan diproyeksikan terhadap vektor u = (6,1). Hasil dari proyeksi vektor tersebut adalah
sebuah vektor baru yang berhimpit di vektor u, misalnya dinamakan vektor w. Berdasarkan perhitungan
manual, maka vektor w = (138/37, 23/37). Jika digambarkan akan terlihat seperti gambar berikut :
Selanjutnya bagaimana jika vektor u tersebut diproyeksikan terhadap vektor v. Perhatikan gambar
hasil proyeksinya berikut:

Berdasarkan gambar, definisi dan uraian di atas dapat kita ketahui bahwa ruas garis berarah BC dan AD
dapat disebut sebagai vektor juga, sehingga vektor tersebut tegak lurus dengan masing-masing tempat
vektor semula akan diproyeksikan, maka dapat dikatakan vektor-vektor tersebut adalah vektor yang
orthogonal.
Proyeksi orthogonal vektor
Proyeksi vektor ortogonal a pada vektor b hasilnya adalah
vektor ‘bayangan’ nya , yaitu vektor c , dengan :
Proyeksi skalar ortogonal
Proyeksi skalar ortogonal a pada vektor b hasilnya adalah panjang (
modulus ) dari vektor ‘bayangan’ nya yaitu c , dengan :
PENGAPLIKASIAN VEKTOR PADA BANGUNAN

Anda mungkin juga menyukai