TOR KEJIWAAN
Disusun Oleh:
Hanan Maulud P (17108241062)
Diah Nirmala Sari (17108241062)
Ayu Yuliana (17108241077)
Amilia Vivi Z (17108241080)
Latar Belalang
Keberadaan anak berkesulitan belajar seperti learning disability, slow le
arner, learning disorder hampir dijumpai di setiap sekolah. Namun mereka serin
g dianggap sebagai anak yang bodoh oleh guru, orang tua maupun teman – te
manya. Kesulitan belajar adalah suatu keadaan pada seorang anak yang meng
alami ketidakmampuan dalam belajar, keadaan ini disebabkan gangguan prose
s belajar di dalam otak, yang dapat berupa gangguan persepsi (visual atau audi
toris), gangguan dalam proses integratif atau ekspresif (Suharmini, 2009: 57), s
ehingga dengan adanya ketidakmampuan belajar tersebut menyebabkan prest
asi belajar mereka rendah. Prestasi yang rendah ini bukan disebabkan karena i
ntegensi mereka yang rendah, tetapi karena adanya hambatan – hambatan tert
entu untuk mencapai hasil belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis atau
pun fisiologis (Agustin, Mubair, 2011). Hambatan Psikologis yang dialami anak
berkesulitan belajar spesifik berkaitan dengan perilaku dalam kebutuhan belaja
r. Hambatan Sosiologis biasanya ditandai dengan sulitnya berinteraksi dengan l
ingkungannya dan hambatan fisiologis berkaitan dengan faktor fisik pada anak i
tu sendiri.
Anak Kesulitan Belajar
Spesifik
Kesulitan berkesulitan belajar spesifik adalah ana
k yang mengalami gangguan dalam proses belajarnya, bu
kan dikarenakan intelegensinya rendah melainkan karena
adanya gangguan dalam proses psikologi dasar pada ota
k seperti gangguan memori, gangguan berpikir dan gangg
uan persepsi. Purwandari (2001) berpendapat bahwa ana
k berkesulitan belajar spesifik adalah anak yang mengala
mi kesulitan atau hambatan dalam perseptual, konseptual
, memori dan ekpresi sehingga mengalami gangguan bela
jar. Gangguan perseptual tersebut menyebabkan anak ak
an kesulitan dalam membedakan ukuran, bentuk dan arah
yang menyebabkan anak mengalami kesalahan dalam be
lajar membaca, menulis dan berhitung.
Anak dengan kesulitan belajar biasanya juga mengalami
01 Disfungsi minimal otak
.
kesenjangan antara potensi atau kemampuan dengan
02 prestasi akademik
03
04
04
05
Faktor Kondisi
Psikologi Dalam
Belajar
Faktor kejiwaan berkaitan dengan emosionalisasi
siswa. Siswa kurang mampu untuk mengontrol kondisi em
osionalnya sehingga berpengaruh terhadap kinerjanya. K
etika kondisi emosional/kejiwaan siswa mengalami masa l
abil, kecenderungan siswa akan bertindak gegabah, cero
boh, acuh dan cenderung mudah terpancing untuk marah.
Emosional dapat dipengaruhi dari lingkungan luar, misaln
ya suatu tindakan orang lain kepadanya (kekerasan, huku
man, dan sebagainya). Orang tua dan guru harus mampu
memahami kondisi kejiawaan siswa dan mampu memban
gun kondisi lingkungan yang baik sehingga mampu mend
ukung dan merubah kondisi siswa menjadi lebih baik. Fak
tor kejiwaan/emosional dapat berubah ke arah yang lebih
baik, yaitu dewasa, sabar, bijak dengan adanya dukungan
dan upaya dari siswa.
Faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar s
iswa ini berkait dengan kurang mendukungnya perasaan
hati (emosi) siswa unutuk belajar secara sungguh-sungg
uh. Sebagai contoh, ada siswa yang tidak suka mata pelaj
aran tertentu karena ia selalu gagal mempelajari mata pel
ajaran itu. Jika hal ini terjadi, siswa tersebut akan mengal
ami kesulitan belajar yang sangat berat. Contoh lain adal
ah siswa yang rendah diri, siswa yang ditinggalkan orang
yang paling disayangi dan menjadikannya sedih berkepan
jangan akan mempengaruhi proses belajar dan dapat me
njadi faktor penyebab kesulitan belajarnya. Hasil penelitia
n menunjukkan bahwa anak yang dapat mempelajari suat
u mata pelajaran dengan baik akan menyenangi mata pel
ajaran tersebut (Shadiq,2007).
Permasalahan
Psikologis Anak
Berkesulitan Belajar
gangguan kecemasan
Kecemasan yang sering dialami anak berkesulitan belajar yaitu adanya perasaan gelisah d
an takut dimarahi guru karena tugasnya tidak terselesaikan dengan baik, takut dimarahi or
ang tua karena nilai – nilai pelajarannya rendah. Kecemasan yang sering dialami anak ber
kesulitan belajar yaitu adanya perasaan gelisah dan takut dimarahi guru karena tugasnya ti
dak terselesaikan dengan baik, takut dimarahi orang tua karena nilai – nilai pelajarannya re
ndah.
Depresi atau gangguan suasana perasaan.
Pada anak dengan kesulitan belajar spesifik kegagalan yang berulang-ulang dalam b
elajar bisa menyebabkan depresi. Ketika depresi anak akan merasa sedih, sering mel
amun, sulit berkonsentrasi dan mudah putus asa.
2 4
Bakat Motivasi da Minat
1 3 4
Pendekatan Psikologis Untuk Penanganan
Permasalahan Anak Berkesulitan Belajar S
pesifik
Pendekatan psikologis untuk mengatasi permasal
ahan kecemasan, depresi maupun konsep diri yaitu Pend
ekatan kognitif-behavioral.
Penanganan permasalahan psikologis pada anak
dengan kesulitan belajar spesifik melalui pendekatan kog
nitif-behavioral pada anak dapat dilakukan dengan mengo
reksi kesalahan – kesalahan berpikir negatif baik yang dis
ebabkan oleh dirinya sendiri maupun lingkungan dan mer
ubah atau memodifikasi perilakunya, misalnya perilaku m
alas belajar, cemas, depresi kemudian orang tua maupun
lingkungan memberikan dorongan atau motivasi yang pos
itif sehingga dapat meningkatkan rasa kepercayaan diri se
hingga anak menjadi semangat belajar.
Untuk mengembangkan konsep diri pada anak be
rkesulitan belajar spesifik bisa dilakukan dengan menemu
kan unsur – unsur positif yang dimiliki anak, mengenalkan
hal-hal dengan apa adanya, menanamkan konsep bahwa
setiap manusia pasti memiliki kekurangan dan kelebihan,
memberi dorongan agar mampu menjalani hidup dengan t
ujuan dan cita-cita yang dimiliki anak. Tentunya dalam me
ngembangkan konsep diri ini perlu adanya dukungan dari
lingkungan, terutama adalah keluarga. Peranan orang tu
a disini sangat penting untuk memberi pemahaman tenta
ng segala kekurangan pada anak berkesulitan belajar seh
ingga ada dorongan untuk menjadi lebih baik.
•
Kesimpulan
Anak Berkesulitan belajar spesifik adalah anak yang
mengalami gangguan proses belajar berupa ganguan persep
si, pemahaman konsep dan memori. Sehingga anak akan me
ngalami prestasi belajar yang rendah. Prestasi belajar yang re
ndah ini akan mempengaruhi kondisi psikologis anak. Anak a
kan mengalami gangguan kecemasan, depresi dan kurang pe
rcaya diri. Permasalah psikologis tersebut dapat ditangani de
ngan melakukan pendekatan Kognitif- behavioristik, yaitu de
ngan mengubah penilaian dalam diri anak dari hal – hal yang
bersifat negatif menjadi pemikiran yang positif serta pemaha
nan terhadap kekurangan dan kelebihan anak sehingga anak
akan merasakan adanya dorongan atau motivasi untuk menj
adi lebih baik.
Thank you