Anda di halaman 1dari 35

LOGO

SOSIALISASI
AKREDITASI
SEKOLAH/MADRASAH TAHUN
2018

“Akreditasi Bermutu untuk Pendidikan Bermutu”


LOGO
Dasar Hukum
1. UU No.20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (Pasal 60).
2. PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah diubah dengan PP No. 32 Tahun 2013
3. Permendikbud No.59 Tahun 2012 tentang BAN-S/M.
4. Permendiknas Nomor 2/2011 tentang Rencana Strategis
Kementrian Pendidikan Nasional 2011 – 2014.
5. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2011 tentang pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Surat Edaran Dirjen Pendidikan Islam No.
SE.Dj.I/PP.00/05/2008 tentang Akreditasi Madrasah
7. Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor :
1256/V/Tahun 2017 Tentang Pengangkatan Pengurus BAP-S/M
Tahun 2017 - 2022.
LOGO
“Terwujudnya lembaga akreditasi
sekolah/madrasah yang profesional
dan terpercaya”

5
1. Mengembangkan sistem penyelenggaraan akreditasi yang
efektif dan efisien sebagai bagian dari penjaminan mutu
pendidikan nasional
2. Mengembangkan perangkat akreditasi dan mekanisme yang
tepat dan bermutu.
3. Mengembangkan integritas dan kompetensi pengelola dan
pelaksana akreditasi.
4. Mengembangkan jejaring akreditasi dengan berbagai
pemangku kepentingan.
5. Mengembangkan sistem informasi akreditasi sebagai
bagian dari akuntabilitas publik dan mendukung
pengambilan keputusan.
6. Mengembangkan jejaring dan kemitraan dengan institusi
akreditasi negara lain.
6
MOTO BAN-S/M

“Profesional,
terpercaya, dan
terbuka”

BADAN AKREDITASI PROVINSI SEKOLAH/MADRASAH


TAHUN 2018
LOGO
UU N0. 20/2003 tentang SISDIKNAS

 Akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan program


dan/atau satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal
dan non-formal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.
[Pasal 60 ayat (1)]

 Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan


dilakukan oleh pemerintah dan/atau lembaga mandiri yang
berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.
[Pasal 60 ayat (2)]
 Memberikan informasi tentang kelayakan S/M
sebagai satuan pendidikan atau program
pendidikan berdasarkan Standar Nasional
Pendidikan.
 Memberikan pengakuan peringkat kelayakan.
 Memberikan rekomendasi tentang penjaminan
mutu pendidikan kepada program dan/atau
satuan pendidikan yang diakreditasi dan pihak
terkait (rekomendasi tindak lanjut).
1. Acuan dalam upaya peningkatan mutu S/M dan rencana
pengembangan S/M.
2. Motivator agar S/M terus meningkatkan mutu
pendidikan secara bertahap, terencana, dan kompetitif
baik di tingkat kabupaten/kota, provinsi, nasional
bahkan regional dan internasional.
3. Umpan balik dalam usaha pemberdayaan dan
pengembangan kinerja warga S/M dalam rangka
menerapkan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, dan
program S/M.
4. Membantu mengidentifikasi S/M dan program dalam
rangka pemberian bantuan pemerintah, investasi dana
swasta dan donatur atau bentuk bantuan lainnya.

5. Bahan informasi bagi S/M sebagai masy. belajar untuk


meningkatkan dukungan dari pemerintah, masy,
maupun sektor swasta dalam hal profesionalisme,
moral, tenaga, dan dana.
 Akuntabilitas, yaitu sebagai bentuk pertanggung-jawaban
S/M kepada publik, apakah layanan yang dilakukan dan
diberikan oleh sekolah/ madrasah telah memenuhi harapan
atau keinginan masyarakat.
 Pengetahuan, yaitu sebagai informasi bagi semua pihak
tentang kelayakan S/M dilihat dari berbagai unsur terkait
yang mengacu pada standar minimal beserta indikator-
indikatornya.
 Pembinaan dan pengembangan, yaitu sebagai dasar bagi
S/M, pemerintah, dan masyarakat dalam upaya peningkatan
atau pengembangan mutu S/M.
1. Memiliki Surat Keputusan Pendirian/ Izin
Operasional Sekolah/Madrasah.
2. Memiliki peserta didik pada semua tingkatan
kelas.
3. Memiliki sarana dan prasarana pendidikan.
4. Memiliki pendidik dan tenaga kependidikan.
5. Melaksanakan kurikulum yang berlaku, dan
6. Telah menamatkan peserta didik.
15
LOGO
PERANGKAT AKREDITASI

17
LOGO
Prinsip Akreditasi S/M

1. Objektif
Akreditasi S/M pada hakikatnya merupakan kegiatan penilaian
tentang kelayakan penyelenggaraan pendidikan yang
ditunjukkan oleh suatu S/M.
Dalam pelaksanaan penilaian ini berbagai aspek yang terkait
dengan kelayakan itu diperiksa dengan jelas dan benar untuk
memperoleh informasi tentang kebera-daannya. Agar hasil
penilaian itu dapat menggambarkan kondisi yang sebenarnya
untuk dibandingkan dengan kondisi yang diharapkan maka
dalam prosesnya digunakan indikator-indikator terkait dengan
kriteria-kriteria yang ditetapkan.
Prinsip Akreditasi S/M (Lanjutan)

2. Komprehensif
Dalam pelaksanaan akreditasi S/M, fokus penilaian tidak hanya
terbatas pada aspek-aspek tertentu saja tetapi juga meliputi
berbagai komponen pendidikan yang bersifat menyeluruh. Dengan
demikian hasil yang diperoleh dapat menggambarkan secara utuh
kondisi kelayakan S/M tersebut.
3. Adil
Dalam melaksanakan akreditasi, semua S/M harus diperlakukan sama
dengan tidak membedakan S/M atas dasar kultur, keyakinan, sosial
budaya, dan tidak memandang status S/M baik negeri ataupun
swasta. S/M harus dilayani sesuai dengan kriteria dan mekanisme
kerja secara adil dan/atau tidak diskriminatif.
Prinsip Akreditasi S/M (Lanjutan)

4. Transparan
Data dan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan
akreditasi S/M seperti kriteria, mekanisme kerja, jadwal
serta sistem penilaian akreditasi dan lainnya harus
disampaikan secara terbuka dan dapat diakses oleh
siapa saja yang memerlukannya.
5. Akuntabel
Pelaksanaan akreditasi S/M harus dapat
dipertanggungjawabkan baik dari sisi penilaian maupun
keputusannya sesuai aturan dan prosedur yang telah
ditetapkan.
LOGO
1. Penetapan Hasil Akreditasi
Penetapan hasil akreditasi diatur sebagai berikut.
1. BAN-S/M memberikan wewenang kepada BAP-S/M
untuk atas nama BAN-S/M menetapkan peringkat
akreditasi sekolah/madrasah;
2. penetapan peringkat akreditasi sekolah/madrasah
dilakukan dalam rapat pleno BAP-S/M; dan
3. rapat pleno BAP-S/M yang dimaksud pada butir (b)
dinyatakan sah apabila memenuhi kuorum dan dihadiri
oleh sekurang-kurangnya satu orang anggota BAN-S/M.
2. Kriteria Status Akreditasi dan Pemeringkatan
Hasil Akreditasi

a. Kriteria Status Akreditasi

Sekolah/Madrasah dinyatakan terakreditasi jika memenuhi seluruh


kriteria berikut.
1. Memperoleh nilai akhir akreditasi sekurang-kurangnya 71.
2. Nilai komponen STANDAR SARANA PRASARANA minimal 61
3. Tidak ada nilai komponen ratusan kurang dari 50

Sekolah/Madrasah dinyatakan tidak terakreditasi (TT), jika


tidak memenuhi kriteria di atas.
2. Kriteria Status Akreditasi dan Pemeringkatan
Hasil Akreditasi (lanjutan)
Pemeringkatan Hasil Akreditasi
Sekolah/Madrasah memperoleh peringkat akreditasi sebagai
berikut.
1. Peringkat akreditasi A (Unggul), jika memperoleh nilai
akhir akreditasi (NA) sebesar 91 sampai dengan 100,
atau 91 < NA < 100.
2. Peringkat akreditasi B (baik), jika memperoleh nilai akhir
akreditasi sebesar 81 sampai dengan 90, atau 81 < NA < 90.
3. Peringkat akreditasi C (cukup baik), jika memperoleh nilai
akhir akreditasi sebesar 71 sampai dengan 80,
atau 71 < NA < 80.
3. Seminar Paparan Hasil
Akreditasi
1. BAP-S/M menyelenggarakan seminar paparan hasil
akreditasi.
2. Seminar paparan hasil akreditasi dihadiri oleh
a. Stakeholder meliputi: Kepala Disdik Provinsi, Kepala
Kanwil Depag, Kepala LPMP, Kepala Disdik
Kabupaten/Kota, Kepala Kandepag Kabupaten/Kota
b. Masyarakat pendidikan setempat meliputi: asosiasi
pendidikan, unsur perguruan tinggi, unsur masyarakat
peduli pendidikan, dewan pendidikan, dsb.
4. SIKLUS AKREDITASI

1. Akreditasi sekolah/madrasah berlaku selama lima


tahun terhitung sejak tanggal ditetapkan. Setelah
periode lima tahun sekolah/madrasah harus
diakreditasi ulang.
2. Sekolah/Madrasah diwajibkan mengajukan
permohonan akreditasi ulang paling lambat enam
bulan sebelum masa berlakunya akreditasi
berakhir.
3. Sekolah/Madrasah yang menghendaki akreditasi
ulang untuk memperbaiki peringkat setelah
melakukan perbaikan dapat mengajukan
permohonan sekurang-kurangnya dua tahun
terhitung sejak ditetapkannya peringkat akreditasi.
4. SIKLUS AKREDITASI (Lanjutan)

4. Sekolah/Madrasah yang masa berlaku status


akreditasinya telah berakhir dan menolak untuk
diakreditasi ulang oleh BAP-S/M, maka status
akreditasi sekolah/madrasah yang bersangkutan
dinyatakan tidak berlaku.
5. Sekolah/Madrasah yang masa berlaku status
akreditasinya berakhir dan telah mengajukan
akreditasi ulang tetapi belum dilakukan akreditasi oleh
BAP-S/M, maka status dan peringkat akreditasi
sekolah/madrasah yang bersangkutan tetap berlaku
dengan surat perpanjangan masa berlakunya
akreditasi yang dikeluarkan oleh BAP-S/M.
6. Masa perpanjangan akreditasi berlaku hingga BAP-S/M
melakukan akreditasi terhadap sekolah/madrasah yang
bersangkutan.
5. Tindak Lanjut Hasil Akreditasi
Hasil akreditasi sekolah/madrasah dilaporkan ke berbagai
pihak sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing,
sebagai berikut.
a. BAN-S/M melaporkan kegiatan dan hasil akreditasi
sekolah/madrasah kepada Mendiknas.
b. BAP-S/M melaporkan kegiatan dan hasil akreditasi
sekolah/madrasah kepada Gubernur dan BAN-S/M, dengan
tembusan kepada Dinas Pendidikan Provinsi, Kanwil Depag,
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Kandepag, dan LPMP
disertai bahan rekomendasi tindak lanjut.
Kemetrian Pendidikan dan Kebudayaan, Kemetrian Agama,
Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dan
penyelenggara sekolah/madrasah melakukan pembinaan
kepada satuan pendidikan berdasarkan hasil akreditasi sesuai
dengan kewenangannya.
 Bagi satuan dan program pendidikan yang tidak terakreditasi
akan terkena sanksi sebagaimana diatur dalam Pasal 61 ayat
2 Ijazah diberikan kepada peserta didik sebagai pengakuan
terhadap prestasi belajar dan/atau penyelesaian suatu
jenjang pendidikan setelah lulus ujian yang diselenggarakan
oleh satuan pendidikan yang terakreditasi

 Sekolah/Madrasah atau pihak lain yang merasa tidak puas


terhadap hasil akreditasi dapat menyampaikan keberatan
kepada BAP-S/M dengan tembusan kepada BAN-S/M.
Berdasarkan pengajuan keberatan tersebut. BAP-S/M
melakukan verifikasi dan evaluasi ulang serta menyampaikan
hasilnya kepada BAN-S/M. BAN-S/M membantu penyelesaian
bila BAP-S/M tidak dapat menyelesaikan.
7. SANKSI - SANKSI
UU. No. 20 Tahun 2003 Bab. XVII Pendirian Satuan
Pendidikan
Pasal. 62
1. Setiap Satuan Pendidikan Formal dan Non
Formal yang didirikan wajib memperoleh izin
Pemerintah atau Pemerintah Daerah
2. Syarat untuk memperoleh Izin pendidikan
jumlah dan kualifikasi pendidik dan tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana
pendidikan, pembiayaan pendidikan, sistem
evaluasi dan sertifikasi serta manajemen
pendidikan
3. Pemerintah dan Pemda memberi atau
mencabut izin pendirian satuan pendidikan
sesuai peraturan UU. Yang berlaku.
31
7. SANKSI - SANKSI (lanjutan)
Bab. XX Ketentuan Pidana
Pasal 67.
1. Perseorangan, organisasi, atau
penyelenggaraan pendidikan yang memberikan
ijazah, sertifikat kompetensi, gelar akademik,
profesi dan atau vakai tanpa hak akan dipidana
dengan pidana penjara paling lama 10 tahun
dan/atau pidana denda paling banyak Rp.
1.000.000.000,-
Pasal 68
1. Setiap orang yang membantu memberikan ijazah,
sertifikat kompetensi , gelar akademik, profesi
dan atau vakai dari satuan pendidikan yang
tidak memenuhi persyaratan dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 tahun dan/atau
pidanan denda paling banyak Rp. 500.000.000,-
32
7. SANKSI - SANKSI (lanjutan)

Pasal. 71
Penyelenggara satuan pendidikan yang
didirikan tanpa izin pemerintah atau
pemerintah daerah sebagaimana yang
dimaksud dalam pasal 62 ayat (1) dipidana
dengan pidana paling lama 10 tahun
dan/atau pidana denda paling banyak Rp.
1.000.000.000,-

33
Dokumen Yang Harus Disiapkan
Dalam Pelaksanaan Akreditasi
1. SK Pengangkatan Kepala Sekolah
2. Akte Pendirian Sekolah/Madrasah,
3. Izin Operasional Sekolah/madrasah
4. Sertifikat Tanah, Izin Mendirikan Bangunan Sekolah/Madrasah
5. KTSP terdiri dari : Buku 1 dan Buku 2, RPP dan Silabus
6. Dokumen proses penyusunan KTSP, dokumen penyusunan Mulok,
Daftar hadir dan dokumen lain tentang keterlibatan pihak – pihak lain
dalam penyusunan KTSP
7. Dokumen Supervisi Kepala Sekolah lengkap dengan Instrumennya
8. RAPBS / RAPBM
9. Daftar Inventaris Barang Sekolah/Madrasah
10. File Guru / Pegawai Sekolah/ Madrasah
11. DUK
12. Dan Dokumen Lain – Lain Yang dianggap perlu
34
LOGO

Anda mungkin juga menyukai