Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KASUS

STROKE HEMORAGIK

Dokter Pembimbing :
dr. Rita Sibarani, M.Ked (Neu), Sp.S

Disusun Oleh :
Redo Widhio (173307020093)
M. Suharso Pane (173307020072)
Irma Melvia Dhani (173307020029)
Brawa Tama Unsandy (173307020079)
Irhen Christi Situmeang (173307020080)
Kimberly Collins Tambunan (173307020081)

KEPANITRAAN KLINIK SENIOR BAGIAN ILMU SARAF


RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU KESDAM I/BB
MEDAN
2018
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Stroke masih merupakan penyebab utama invaliditas kecacatan sehingga
orang yang mengalaminya memiliki ketergantungan pada orang lain – pada kelompok
usia 45 tahun ke atas dan angka kematian yang diakibatnya cukup tinggi.
Perdarahan intra serebral terhitung sekitar 10 - 15% dari seluruh stroke dan
memiliki tingkat mortalitas lebih tinggi dari infark serebral. Literatur lain
menyatakan hanya 8 – 18% dari stroke keseluruhan yang bersifat
hemoragik. Namun, pengkajian retrospektif terbaru menemukan bahwa 40.9% dari
757 kasus stroke adalah stroke hemoragik. Namun pendapat menyatakan bahwa
peningkatan presentase mungkin dikarenakan karena peningkatan kualitas pemeriksaan
seperti ketersediaan CT scan, ataupun peningkatan penggunaan terapeutik agen
antiplatelet dan warfarin yang dapat menyebabkan perdarahan.
Morbiditas yang lebih parah dan mortalitas yang lebih tinggi terdapat pada
stroke hemoragik dibandingkan stroke iskemik. Resiko terjadinya stroke meningkat
seiring dengan usia dan lebih tinggi pada pria dibandingkan dengan wanita pada usia
berapapun. Faktor resiko mayor meliputi hipertensi arterial, penyakit diabetes mellitus,
penyakit jantung, perilaku merokok, hiperlipoproteinemia, peningkatan fibrinogen
plasma, dan obesitas. Hal lain yang dapat meningkatkan resiko terjadinya stroke adalah
penyalahgunaan obat, pola hidup yang tidak baik, dan status sosial dan ekonomi yang
rendah.
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 ANAMNESIS
2.1.1 IDENTITAS PRIBADI
Nama : Henny
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 46 Tahun
Suku Bangsa : Batak / Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Dusun IV D Kelambir Kec. Tj Morawa
Status : Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal Masuk : 25 Oktober 2018
Tanggal Keluar : 09 November 2018

2.1.2 ANAMNESA
Keluhan Utama : Penurunan kesadaran
Telaah :
Hal ini dialami oleh OS ±5 jam sebelum masuk rumah sakit. Keluhan ini terjadi secara tiba-tiba saat Os
beraktivitas. Riwayat nyeri kepala (+) berdenyut diseluruh lapangan kepala tidak hilang dengan obat pereda
nyeri, Riwayat kejang tidak dijumpai.. Riwayat Muntah menyembur (-)
Riwayat hipertensi dijumpai ± 1,5 tahun yang lalu dengan pengobatan terartur, Riwayat DM tidak dijumpai.
Riwayat penyakit jantung tidak dijumpai. Kemudian OS berobat ke RS Grand Medistra dan didiagnosis
menderita Stroke Hemoragik
Riwayat penyakit terdahulu : Hipertensi
Riwayat penggunaan obat : Amlodipin 5mg.
STATUS PRESENS
Sensorium Somnolen
Tekanan Darah 180/100 mmHg
Heart Rate 72 x/i
Respiratory Rate 16 x/i
Temperatur 37.00c
STATUS NEUROLOGIS
Sensorium Somnolen
Sakit Kepala (+)
Peningkatan TIK Kejang (-)
Muntah (-)
Kaku kuduk (-)
Perangsangan meningeal Kernig sign (-)
Brudzinski i/ii (-/-)
NERVUS KRANIALIS
NI Tidak diperiksa
N II, III RC +/+, pupil isokor ø 3mm
N III, IV, VI Doll’s eye phenomenon (+)
NV Buka tutup mulut (-)
N VII Sudut mulut tertarik ke kiri
N VIII Tidak diperiksa
N IX, X Rangsang muntah (+) , Uvula ke kanan
N XI Tidak Diperiksa
REFLEKS FISIOLOGIS

Kanan Kiri
Biceps / Triceps
+/+ +/+

Kanan Kiri
KPR / APR
+/+ +/+

REFLEKS PATOLOGIS

Kanan Kiri
Babinsky
+ +

Kanan Kiri
Hoffman / Tromner
-/- -/-
2.2 KESIMPULAN PEMERIKSAAN
Seorang perempuan berusia 46 tahun datang ke RUMKIT dengan keluhan
penurunan kesadaran. Hal ini dialami oleh OS ±5 jam sebelum masuk rumah sakit.
Keluhan ini terjadi secara tiba-tiba saat Os beraktivitas. Nyeri kepala (+) berdenyut
diseluruh lapangan kepala tidak hilang dengan obat pereda nyeri. Riwayat kejang tidak
dijumpai. Riwayat muntah menyembur (-)

2.3 DIAGNOSA
Diagnosa Fungsional : Stroke Hemoragik
Diagnosa Etiologik : Perdarahan intraserebral
Diagnosa Anatomik : Hemisfer serebeli sinistra
Diagnosa Kerja : Stroke Hemoragik
e.c. dd/ 1. Stroke hemoragik, 2. Stroke iskemik

2.4 PENATALAKSANAAN
Bedrest+Head Up 30 derajat
Terpasang NGT dan Cateter
O2 2-4 L
RSol 20gtt/i
Inj Citicolin 500 mg /12jam
Konsul Bedah Saraf (Craniotomy)
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Pengertian Stroke dan Stroke Hemoragik


Menurut definisi WHO, stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang secara
cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung
selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain
yang jelas selain vaskular. Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi apabila lesi
vaskular intraserebrum mengalami ruptur sehingga terjadi perdarahan ke dalam ruang
subaraknoid atau langsung ke dalam jaringan otak.

3.2. Epidemiologi Stroke dan Stroke Hemoragik


Stroke merupakan penyebab kematian ketiga dan penyebab utama kecacatan.
Sekitar 0,2% dari populasi barat terkena stroke setiap tahunnya yang sepertiganya akan
meninggal pada tahun berikutnya dan sepertiganya bertahan hidup dengan kecacatan,
dan sepertiga sisanya dapat sembuh kembali seperti semula.
3.3. Etiologi Stroke Hemoragik
Penyebab stroke hemoragik sangat beragam, yaitu:
1. Perdarahan intraserebral primer (hipertensif)
2. Ruptur kantung aneurisma
3. Ruptur malformasi arteri dan vena
4. Trauma (termasuk apopleksi tertunda paska trauma)
5. Perdarahan primer atau sekunder dari tumor otak.
6. Septik embolisme, myotik aneurisma
7. Penyakit inflamasi pada arteri dan vena
8. Amiloidosis arteri
9. Kelainan perdarahan seperti leukemia, anemia aplastik, ITP, gangguan fungsi hati,
komplikasi obat trombolitik atau anti koagulan, hipofibrinogenemia, dan hemofilia.
10. Obat vasopressor, kokain, herpes simpleks ensefalitis, diseksi arteri vertebral, dan acute
necrotizing haemorrhagic encephalitis.

3.4. Faktor Risiko Stroke Hemoragik


Umur, hipertensi, seks, riwayat keluarga, DM, penyakit jantung, karotis bruits, merokok,
peningkatan hematokrit, peningkatan fibrinogen dan sistem pembekuan, hemoglobinopathy,
penyalahgunaan obat, hiperlipidemia, kontrasepsi oral, diet, penyakit pembuluh darah perifer,
infeksi, homosistinemia atau homosistinuria, migrain, suku bangsa, lokasi geografis, sirkadian
dan faktor musim
3.5. Patofisiologi Stroke Hemoragik
3.6. Gejala Klinis Stroke Hemoragik
a. Perdarahan Intraserebral
Beberapa gejala seperti :
- Kelemahan
- Kelumpuhan
- Mati rasa pada sebagian tubuh
- Tidak dapat berbicara/kebingungan
- Mata menunjukkan arah yang berbeda
- Mual muntah kejang
- Penurunan kesadaran
b. Perdarahan Subaraknoid
Beberapa gejala sebagai berikut:
- Sakit kepala, yang mungkin keluar tiba-tiba saja dan parah/sakit kepala halilintar
- Sakit pada mata atau daerah fasial
- Penglihatan ganda
- Kehilangan penglihatan tepi
3.8. Diagnosis dan Pemeriksaan Penunjang Stroke Hemoragik
Pada manifestasi perdarahan intraserebral, terdapat pembagian berdasarkan Luessenhop
yang berguna untuk menentukan prognosis pada pasien stroke antara lain :
Pada manifestasi perdarahan subarakhnoid, sistem grading yang dipakai antara lain :
1. Hunt & Hess Grading of Sub-Arachnoid Hemorrhage :

2. WFNS SAH grade

WFNS grade GCS Score Major facal deficit

0
1 15 -
2 13-14 -
3 13-14 +
4 7-12 + or -
5 3-6 + or -
3. Modified Hijdra score

4. Fisher grade

Dari keempat grading tersebut yang dipakai dalam studi cedera kepala yaitu modified
Hijdra score dan Fisher grade. Sistem skoring pada no 1 dan 2 dipakai pada kasus SAH
primer akibat rupturnya aneurisma.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan diantaranya :
- Hitung darah lengkap
- Profil pembekuan darah
- Kadar elektrolit
- Kadar serum glukosa.
- CT non kontras
- MRI
- EKG
Stroke dapat didiagnosa banding dengan penyakit-penyakit lain seperti: ensefalitis,
meningitis, migrain, neoplasma otak, hipernatremia, stroke iskemik, perdarahan
subaraknoid, hematoma subdural, kedaruratan hipertensif, hipoglikemia, labirinitis, dan
Transient Ischemic Attack (TIA).
3.9. Penatalaksanaan Stroke Hemoragik
A. Penatalaksanaan di Ruang Gawat Darurat
1. Evaluasi cepat dan diagnosis
2. Terapi umum (suportif)
- Stabilisasi jalan napas dan pernapasan
- Stabilisasi hemodinamik/sirkulasi
- Pemeriksaan awal fisik umum
- Pengendalian peninggian TIK
- Penanganan transformasi hemoragik
- Pengendalian kejang
- Pengendalian suhu tubuh
- Pemeriksaan penunjang

B. Penatalaksanaan Stroke Perdarahan Intra Serebral (PIS)


Terapi medik pada PIS akut:
a. Terapi hemostatik
b. Reversal of anticoagulation
c. Tindakan bedah pada PIS berdasarkan EBM
C. Penatalaksanaan Perdarahan Sub Arakhnoid
1. Pedoman Tatalaksana
a. Perdarahan dengan tanda-tanda Grade I atau II
b. Penderita dengan grade III, IV, atau V, perawatan harus lebih intensif
2. Tindakan untuk mencegah perdarahan ulang setelah PSA
3. Operasi pada aneurisma yang rupture
4. Tatalaksana pencegahan vasospasme
5. Antifibrinolitik
6. Antihipertensi
7. Hiponatremi
8. Kejang
9. Hidrosefalus
10. Terapi Tambahan

3.10. Komplikasi dan Prognosis Stroke Hemoragik


- Peningkatan tekanan intrakranial
- Herniasi otak
Prognosis bervariasi bergantung pada tingkap keparahan stroke dan lokasi serta
ukuran dari perdarahan. Skor dari Skala Koma Glasgow yang rendah berhubungan dengan
prognosis yang lebih buruk dan mortalitas yang lebih tinggi. Apabila terdapat volume darah
yang besar dan pertumbuhan dari volume hematoma, prognosis biasanya buruk dan outcome
fungsionalnya juga sangat buruk dengan tingkat mortalitas yang tinggi. Adanya darah dalam
ventrikel bisa meningkatkan resiko kematian dua kali lipat. Pasien yang menggunakan
antikoagulasi oral yang berhubungan dengan perdarahan intraserebral juga memiliki
outcome fungsional yang buruk dan tingkat mortilitas yang tinggi.

3.11. Pencegahan Stroke Hemoragik


Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan adalah:
- Mengatur pola makan yang sehat
- Melakukan olah raga yang teratur
- Menghentikan rokok
- Menhindari minum alkohol dan penyalahgunaan obat
- Memelihara berat badan yang layak
- Perhatikan pemakaian kontrasepsi oral bagi yang beresiko tinggi
- Penanganan stres dan beristirahat yang cukup
- Pemakaian antiplatelet
- Pemeriksaan kesehatan teratur dan taat advis dokter dalam hal diet dan obat
BAB 4
DISKUSI KASUS
Pada kasus ini dirawat seorang perempuan berusia 46 tahun dengan diagnosa
stroke hemoragik perdarahan intraserebral. Berdasarkan anamnesis yang didapatkan,
keluhan utama yakni penurunan kesadaran. Hal ini dialami oleh OS ±5 jam sebelum
masuk rumah sakit. Keluhan ini terjadi secara tiba-tiba saat Os beristirahat Riwayat
nyeri kepala (+) berdenyut diseluruh lapangan kepala tidak hilang dengan obat pereda
nyeri, Riwayat kejang tidak dijumpai.. Riwayat Muntah menyembur (-)
Riwayat hipertensi dijumpai ± 1,5 tahun yang lalu dengan pengobatan terartur,
Riwayat DM tidak dijumpai. Riwayat penyakit jantung tidak dijumpai. Kemudian OS
berobat ke RS Grand Medistra dan didiagnosis menderita Stroke Hemoragik
Berdasarkan pemeriksaan fisik, didapati vital sign, yaitu kesadaran somnolen,
TD 180/100 mmHg, frekuensi nadi 72 kali/menit, frekuensi napas 16 kali/menit,
temperatur 36,0°C. Ditemukan parese nervus VII dekstra tipe UMN.
Pada pemeriksaan refleks dijumpai refleks fisiologis dalam batas normal
(hiporefleks) di ekstremitas atas dan bawah serta dijumpai refleks
patologis.Pemeriksaan kekuatan motorik pada ekstremitas atas dan bawah lateralisasi
ke kanan.
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Definisi stroke berdasarkan WHO adalah suatu tanda klinis yang berkembang secara
cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24
jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain
vaskular. Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi apabila lesi vaskular intraserebrum
mengalami ruptur sehingga terjadi perdarahan ke dalam ruang subaraknoid atau langsung ke
dalam jaringan otak.
Dari keseluruhan kasus stroke, mortalitas dan morbiditas pada stroke hemoragik lebih
berat dari pada stroke iskemik. Dilaporkan hanya sekitar 20% saja pasien yang mendapatkan
kembali kemandirian fungsionalnya. Selain itu, ada sekitar 40-80% yang akhirnya meninggal pada
30 hari pertama setelah serangan dan sekitar 50% meninggal pada 48 jam pertama.
Beberapa gejala/tanda yang mengarah kepada diagnosis stroke antara lain hemiparesis,
gangguan sensorik satu sisi tubuh, hemianopia atau buta mendadak, diplopia. Vertigo, afasia,
disfagia, disartria, ataksia, kejang atau penurunan kesadaran yang keseluruhannya terjadi secara
mendadak. Diagnosis stroke hemoragik dapat ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan neurologis, dan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium, CT scan,
dan MRI.
Penatalaksanaan stroke hemoragik berbeda berdasarkan manifestasi perdarahan yang
terjadi. Pada stroke hemoragik dengan perdarahan intraserebral, penatalaksanaan yang diberikan
berupa terapi hemostatik, penghentian pemberian antikoagulan, dan penatalaksanaan bedah bila
terdapat indikasi. Pada stroke hemoragik dengan perdarahan subarakhnoid, penatalaksanaan yang
diberikan berupa penatalaksanaan dini di ruang gawat darurat, pencegahan perdarahan ulang,
pencegahan vasospasme, pengobatan antifibrinolitik, antihipertensi, hiponatremi, kejang,
hidrosefalus, dan terapi tambahan berupa terapi simtomatik dan terapi suportif.
Thankyou

Mmuuacchh…..

Anda mungkin juga menyukai