Anda di halaman 1dari 17

ANTICIPATORY GUIDANCE

(BIMBINGAN ANTISIPASI)
KELOMPOK 5

Disusun Oleh :
Dian
Maretha Athursina
Neng Tari
Nelly Rahmawati
Nurani
Rendi Hermawan
A.PENGERTIAN
Bimbingan antisipasi atau anticipatory guidance
adalahbantuan perawat terhadap orang tua dalam
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan melalui
upaya pertahanan nutrisi yang adekuat, pencegahan
kecelakaan, dan supervisi kesehatan. Anak mempunyai
karakteristik yang khas yang memerlukan kecermatan
orang tua untuk mengenalinya sehingga dapat mencegah
terjadinya kecelakaan yang potensial dialami anak (Yupi,
2004).
B.FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN
KECELAKAAN

Fakor pertama yang menyebabkan kecelakaan pada anak


adalah jenis kelamin, biasanya lebih banyak pada laki-
laki karena lebih aktif di rumah. Faktor kedua yaitu usia,
pada kemampuan fisik dan kognitif, semakin besar akan
semakin tahu mana yang berbahaya. Faktor ketiga adalah
lingkungan, adanya penjaga atau pengasuh cenderung
dapat mengurangi angka kejadian kecelakaan pada anak
(Yupi, 2004).
C.PANDUAN ANTISIPASI

1.Bayi (Nursalam dkk, 2008)


Jenis kecelakaan: Aspirasi benda, jatuh, luka bakar, keracunan, kurang
oksigen.
Pencegahan
Aspirasi: posisikan kepala bayi lebih tinggi saat menyusui
Kurang oksigen: ibu jangan menyusui bayi dengan posisi tidur,
sebaiknya saat menyusui posisi ibu duduk
Jatuh: tempat tidur ditutup, pengaman (restrain), jangan meletakkan
bayi di kursi atau tempat yang terlalu tinggi
Luka bakar: cek air mandi sebelum dipakai
Keracunan: simpan bahan beracun dilemari atau jauh dari jangkauan.
Antisipasi 6 Bulan Pertama :
1. Menganjurkan orang tua untuk membuat jadwal dalam
memenuhi kebutuhan bayi
2. Membantu orang tua untuk memahami kebutuhan bayi
terhadap stimulasi dari lingkungan
3. Support kesenangan orang tua dalam melihat
pertumbuhan dan perkembangan bayinya misalnya
respon tertawa
4. Menyiapkan orang tua untuk kebutuhan keamanan bayi
5. Menyiapkan orang tua untuk imunisasi bayi
6. Menyiapkan orang tua untuk mulai memberi makanan
padat pada bayi.
Antisipasi 6 Bulan Kedua :
1. Menyiapkan orang tua akan adanya “Stranger Anxiety”
2. Menganjurkan orang tua agar anak dekat kepadanya hindari
perpisahan yang lama
3. Membimbing orang tua agar menerapkan disiplin sehubungan
dengan meningkatnya mobilitas bayi
4. Menganjurkan orang tua menggunakan “kontak mata” dari
pada hukuman badan sebagai suatu disiplin
5. Menganjurkan orang tua untuk lebih banyak memberikan
perhatian ketika bayi berkelakuan baik daripada ketika ia
menangis.
2. Balita (1-3 Tahun)
Pada usia balita atau masa prasekolah awal, ada dua masalah
penting yang terjadi yaitu “latihan pipis dan buang air besar
(toilet training)” dan “persaingan dengan saudara kandung
(sibling rivalry)”.
a.Toilet Training
Toilet Training adalah latihan atau upaya yang harus dicapai
oleh anak dalam mengenali dorongan untuk melepaskan atau
menahan BAB dan BAK, serta mampu mengkomunikasikan
kepada ibunya. Pada waktu ini, anak sudah menguasai
kemampuan motorik utama yaitu berkomunikasi dengan jelas,
memiliki lebih sedikit konflik antara tuntutan diri sendiri
dengan negativisik, dan menyadari kemampuannya untuk
mengendalikan diri (Nursalam dkk, 2008).
CARA TOILET TRAINING PADA ANAK:

Teknik lisan
1. Cara:pemberian instruksi pada anak dengan kata-kata
sebelum & setelah BAK/BAB
2. ini mempunyai nilai yang cukup besar dalam memberikan
rangsangan untuk BAK/BAB. Mengapa?? Karena
persiapan psikologis anak semakin matang mampu
dengan baik BAB/BAK
3. Teknik modeling
4. Cara: meniru untuk buang air besar atau memberikan
contoh
5. Dampak jelek cara ini apabila contoh yang diberikan
salah kebiasaan yang salah pada anak
INDIKASI KESIAPAN ORANG TUA UNTUK “TOILET
TRAINING”
1. Mengenal tingkat kesiapan anak untuk berkemih/defekas
2. Ada keinginan untuk meluangkan waktu yang diperlukan untuk
latihan berkemih atau defekasi
3. Tidak mengalami konflik atau stres kluarga yang berarti
KESIAPAN ANAK :
- Fisik

1. Usia 18 – 24 bulan, Pengontrolan saraf volunter spinkter ani dan


uretra
2. Mampu untuk tetap kering (menahan BAK) selama 2 jam.
3. Perkembangan ketrampilan motorik kasar : duduk, jongkok, berjalan.
4. Perkembangan ketrampilan motorik halus : mampu membuka celana
dan berpakaian.
-Psikologis
1. Mengenai adanya dorongan untuk miksi dan defikasi.
2. Kemampuan berkomunikasi : verbal dan non verbal mengindikasikan
dorongan untuk miksi atau defikasi.
3. Kemampuan kognitif : meniru dengan tepat tingkah laku dan mengikuti
pengarahan.
4. Mengekspresikan keinginan untuk menyenangkan orang tua.
5. Mampu duduk atau jongkok diatas toilet 5 – 10 menit tanpa cerewet atau
turun.
6. Mengikuti tingkat kesiapan anak.
7. Keinginan untuk meluangkan waktu : perlu kesabaran dan pengertian.
8. Tidak ada stress keluarga atau perubahan seperti : perceraian, pindah
rumah, mendapat adik baru atau akan berlibur.
9. Memberi pujian jika anak berhasil.
-Kesiapan mental
1. Mengenal rasa yang dating
2. Komunikasi secara verbal dan nonverbal
3. Ketrampilan kognitif untuk mengikuti perintah atau
mengikuti orang lain
b.Sibling Rivalry
Sibling Rivalry atau persaingan dengan saudara kandung
adalah perasaan cemburu yang biasanya dialami oleh seorang
anak terhadap kehadiran saudara kandungnya. Perasaan
tersebut timbul bukan karena benci terhadap saudara barunya,
akan tetapi lebih pada perubahan situasi dan kondisi. Anak
harus berpisah dengan ibu semenjak masa kehamilan ibu, oleh
karena itu orang tua harus menjelaskan kepada anak tentang
hadirnya saudara baru serta mengikutsertakan anak dalam
memenuhi keperluan saudaranya yang akan segera lahir
(Nursalam dkk, 2008).
BIMBINGAN KEPADA ORANG TUA SELAMA BALITA
DIKELOMPOKKAN BERDASARKAN KELOMPOK USIA
SEBAGAI BERIKUT (NURSALAM DKK, 2008):

a.Umur 12-18 Bulan (1-1,5 Tahun)


1. Mengkaji kebiasaan makan serta meningkatkan pemasukan
makanan padat
2. Menyediakan makanan kecil antara 2 waktu makan dengan
rasa yang disukai, serta adanya jadwal makan yang rutin
3. Mengkaji pola tidur malam, terutama kebiasaan minum
malam memakai botol yang merupakan penyebab utama gigi
berlubang
4. Menyiapkan orang tua untuk mencegah bahaya potensial
yang terjadi dirumah seperti jatuh
5. Mendiskusikan mainan baru yang dapat mengembangkan
motorik halus, motorik kasar, bahasa, pengetahuan, dan
keterampilan sosial
b.Umur 18-24 Bulan (1,5 - 2 Tahun)
1. Menggali kebutuhan untuk menyiapkan saudara kandung
dan menekankan pentingnya persiapan anak terhadap
kehadiran bayi baru
2. Menekankan kebutuhan akan pengawasan terhadap gigi,
serta kebiasaan makan yang menyebabkan gigi berlubang
3. Mendiskusikan tanda-tanda kesiapan toilet training
4. Mendiskusikan berkembangnya rasa takut, seperti saat gelap
dan saat timbul suara keras
5. Mengkaji kemampuan anak untuk berpisah sesaat dengan
mudah dari orang tuanya di bawah asuhan keluarga
c.Umur 24-36 Bulan (2-3 Tahun)
1. Mendiskusikan pentingnya kebutuhan anak dalam meniru dan
dilibatkan dalam kegiatan
2. Mendiskusikan kegiatan yang dilakukan dalam toilet training,
dan sikap orang tua dalam menghadapi keadaan-keadaan
seperti mengompol atau buang air besar di celana
3. Menekankan keunikan proses berpikir balita, terutama bahasa
yang digunakan, serta pemahaman terhadap waktu
4. Menekankan disiplin dengn tetap terstruktur secara benar dan
nyata, ajukan alasan yang rasional, serta hindari kebingungan
dan salah pengertian
5. Mendiskusikan adanya taman kanak-kanak atau pusat
penitipan anak pada siang hari (play group)

Anda mungkin juga menyukai