Definisi
FR sistitis akut yang paling sering adalah penggunaan difragma dengan spremisida,
sering berhubungan seksual, dan riwayat ISK. FR lain seperti wanita postmenopause,
DM, dan inkontinensia.
Pada wanita hamil, ASB sering dikaitkan dengan maternal pyelonefritis dan kelahiran
prematur, dengan penggunaan antibioti dapat mengurangi risiko pyelonefritis,
persalinan prematur dan bayi dengan berat badan lahir rendah.
Pada wanita DM, ASB dan ISK meningkat 2-3 kali lipat lebih tinggi dari pada wanita
yang tidak DM, namun belum ada penelitian pasti berhubungan dengan pria DM.
Peningkatan kekambuhan DM dan penggunaan insulin dari pada obat oral dikaitkan
dengan peningkatan risiko ISK. Selain itu fungsi kandung kemih yang buruk, obstruksi
saluran kemih, dan berkemih tidak lengkap adalah faktor tambahan pada pasien DM
yang meningkatkan risiko ISK.
Cont’
Bakteri Gram Negatif : Escherichia coli (75-90%), Proteus sp., Klebsiella sp.,
Enterobacter sp.
Bakteri Gram Positif : Enterococcus sp., Staphylococcus aureus.,
Staphylococcus epidermidis
Lain-lain : Pseudomonas sp. dan Serratia pada pasien yang menjalani
prosedur urologi atau obstruksi saluran kemih, Adenovirus, Enterivirus,
Candida sp., Aspergillus sp.
Patogenesis
Cont’
1. Faktor lingkungan
a. Ekologi vagina
Kolonisasi dari area periurethral dengan adanya E. Coli merupakan awal dari
patogenesis UTI. Berhubungan seksual berhubungan dengan peningkatan resiko
kolonisasi E. Coli dan dengan demikian meningkatkan resiko UTI.
b. Anatomis dan kelainan fungsi
Faktor anatomis, jarak antara urethra dari anus mempertimbangkan alasan
utama bahwa UTI lebih sering pada wanita daripada pria.
c. Sexual intercourse
Pada wanita yang aktif / sering melakukan sex dengan pasangannya akan lebih
mudah terkena ISK. 75 % - 90 % wanita muda yang terkena ISK adalah wanita
yang aktif di dalam hubungan sexual. ( Honeymoon Cystitis ) .
Cont’
2. Faktor individu
a. Genetika
• Pada seseorang yang mempunyai familial disposition terjadi nya ISK dan
pyelonephritis sangat diperhatikan
• Pada seorang wanita yang terkena ISK pada umur 15 tahun dan
mempunyai riwayat penyakit keluarga terkena ISK factor predesposisi
ISK berulang
• Mutasi pada host genes ( coding for Toll-like receptors and the IL-8
receptor ) juga sering dihubungkan dengan ISK yang berulang
Cont’
3. Faktor patogen
a. UTI disebabkan oleh bakteri enterik, terutama E. Coli, yang berkoloni, di
perineum kemudia masuk lewat urethra, bermultiplikasi dan secara
ascendens menginfeksi vesica urinaria. E. Coli menginfeksi dengan adanya
faktor virulensi, meliputi adhesin pada permukaan yang akan bergabung ke
spesifik reseptor pada permukaan sel uroepitelial. Menempelnya E. Coli pada
sel uroepithelial menggunakan P fimbrae dan tipe 1 pilus (fimbria). Tipe 1 pili
menginisiasi adanya infeksi, apoptosis dan pengelupasan sel epitel yang
nantinya akan terbawa ke urin.
Cont’
Gejala Klinik
Pielonefritis
Demam
Menggigil
Low back pain ( Costovertebral angle pain )
Nausea
Vomitus dan loin pain
Bisa disertai atau tanpa gejala cystitits
Urinalisis adanya pyuria dan bakteriuria
Cont’
Prostatitis
Acute Bacterial Prostatitis Chronic Bacterial Prostatitis
Disuria Sering dianggap episode berulang
sistitis
Frequency
Kadang disertai nyeri panggul dan
Nyeri pada daerah perineum atau
perineum
pelvis
Demam
Menggigil
Gejala obstruksi saluran kemih
Diagnosis
Cont’
Cont’
Cont’
ISK
Pemilihan antimikroba, dosis, dan lama terapi tergantung tempat infeksi dan
ada atau tidaknya kondisi yang menyulitkan.
Sistitis Akut Nonkomplikata
Pielonefritis:
Gol. Fluoroquinolones : Ciprofloxacin PO 2x500 mg/hari selama 7 hari
ISK Pada Wanita Hamil :
Nitrofurantoin, ampicilin, cephalosporin relatif aman pada awal kehamilan.
Yang harus dihindari : sulfonamid (karena punya efek teratogenik dan kernikterus)
dan quinolon (karena punya efek buruk dalam perkembangan kartilago janin
ISK Pada Pria :
Gol. Fluoroquinolone atau TMP-SMX selama 7-14 hari, jika dicurigai prostatitis
bakterial akut terapi harus dimulai setelah dilakukan kultur, terapi disesuaikan
dengan kultur urine dan dilanjutkan selama 2-4 minggu. Untuk prostatitis bakterial
kronik antibiotik diberikan selama 4-6 minggu, jika kekambuhan sering terjadi
diberikan selama 12 minggu
Pencegahan