Penerapan PP 50 2012 Utk SMK3 RS&FASKES
Penerapan PP 50 2012 Utk SMK3 RS&FASKES
com
MUNAS I Komunitas Ah;li K3 Rumah Sakit (KAK3RS), Semarang, 24-25 Maret 2018
K3 PENDAHULUAN
Mengapa K3 Penting ?
Merupakan hak pekerja dan kewajiban
1
3 pengusaha/pemberi kerja yg berkaitan
dangan HAM
5
Peraturan Pelaksanaan Penerapan SMK3
6
PP NO. 50 TAHUN 2012
Tentang PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Terdiri dari :
22 Pasal
Lampiran 1 : Pedoman Penerapan SMK3
Lampiran 2 : Pedoman Penilaian
Penerapan SMK3
Lampiran 3 : Laporan audit SMK3
7
Pengertian
Pasal 1
SMK3
bagian dari sistem manajemen
perusahaan secara keseluruhan dalam
rangka pengendalian risiko yang
berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien dan produktif.
8
Pengertian
Pasal 1
K3
segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja melalui upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja
9
Pengertian
Pasal 1
Audit SMK3
pemeriksaan secara sistematis dan
independen terhadap pemenuhan
kriteria yang telah ditetapkan untuk
mengukur suatu hasil kegiatan yang
telah direncanakan dan dilaksanakan
dalam penerapan SMK3 di
perusahaan.
10
TUJUAN PENERAPAN SMK3
Pasal 2
11
Ketentuan Umum
Pasal 3
12
Ketentuan Umum
Pasal 4
13
Pasal 5
14
5 PRINSIP DASAR PENERAPAN SMK3
(Ps 6 PP 50 Tahun 2012)
Peningkatan
Peninjauan & Berkelanjutan Penetapan
Kebijakan K3
Peningkatan
Kinerja SMK3
Pemantauan Perencanaan
dan Evaluasi K3
Kinerja
Pelaksanaan
Rencana K3
1. Penetapan kebijakan K3
16
Penjelasan :
Yang dimaksud dengan “penelaahan awal” adalah
kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui
posisi/kondisi/tingkat pelaksanaan K3 terhadap
penerapan PerUUan K3.
Kegiatan tersebut juga mencakup :
evaluasi terhadap kebijakan K3 yang ada,
partisipasi pekerja/buruh dan/atau SP/SB,
tanggung jawab pimpinan unit kerja,
analisa dan statistik kecelakaan, dan PAK,
upaya-upaya pengendalian yang sudah dilakukan.
17
Kebijakan K3 paling sedikit memuat :
a. visi;
b. tujuan perusahaan;
c. komitmen dan tekad melaksanakan
kebijakan; dan
d. kerangka dan program kerja yang
mencakup kegiatan secara menyeluruh
yang bersifat umum dan/atau operasional.
18
Pengusaha harus menyebarluaskan
kebijakan K3 yang telah ditetapkan kepada :
seluruh pekerja/buruh,
orang lain selain pekerja/buruh yang berada
di perusahaan pasien, tamu, pengunjung
mahasiswa, dll.
pihak lain yang terkait share holder &
takeholder
19
2. Perencanaan K3
Disusun & ditetapkan untuk menghasilkan rencana K3
mengacu pada kebijakan K3 yg telah ditetapkan
Mempertimbangkan :
a) hasil penelaahan awal;
b) identifikasi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko;
c) peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya; dan
d) sumber daya yang dimiliki.
Melibatkan :
a) Ahli K3
b) Panitia Pembina K3 (P2K3)
c) Wakil pekerja/buruh dan
d) Pihak terkait lainnya di perusahaan
20
2. Perencanaan K3
Rencana K3
Paling sedikit memuat :
a) tujuan dan sasaran;
b) skala prioritas;
c) upaya pengendalian bahaya;
d) penetapan sumber daya;
e) jangka waktu pelaksanaan;
f) indikator pencapaian; dan
g) sistem pertanggungjawaban.
21
3. Pelaksanaan Rencana K3
Di dukung oleh SDM K3, prasarana dan sarana.
SDM K3 harus memiliki:
kompetensi kerja yang dibuktikan dengan sertifikat; dan
kewenangan di bidang K3 yang dibuktikan dengan surat
izin kerja/operasi dan/atau surat penunjukkan dari instansi
yang berwenang.
Prasarana dan sarana paling sedikit terdiri dari:
organisasi/unit yang bertanggung jawab di bidang K3;
anggaran yang memadai;
prosedur operasi/kerja, informasi, dan pelaporan serta
pendokumentasian; dan
instruksi kerja.
22
3. Pelaksanaan Rencana K3
Kegiatan dlm rangka pemenuhan persyaratan perUU.
Kegiatan K3 paling sedikit meliputi :
a. Tindakan pengendalian
dilaksanakan bdskan :
b. perancangan (design) dan rekayasa;
c. prosedur dan instruksi kerja; identifikasi bahaya,
d. penyerahan sebagian pelaksanaan penilaian risiko
pekerjaan; pengendalian risiko.
e. pembelian/pengadaan barang dan jasa;
f. produk akhir;
g. upaya menghadapi keadaan darurat dilaksanakan bdskan :
kecelakaan dan bencana industri; dan; potensi bahaya,
h. rencana dan pemulihan keadaan investigasi kecelakaan
darurat
analisa kecelakaan
23
3. Pelaksanaan Rencana K3
24
Prosedur Informasi
25
Prosedur Pelaporan
Prosedur pelaporan terdiri atas pelaporan-2:
a) terjadinya kecelakaan di tempat kerja;
b) ketidaksesuaian terhadap peraturan perundang-
undangan dan/atau standar;
c) kinerja K3;
d) identifikasi sumber bahaya; dan
e) yang diwajibkan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
26
Pendokumentasian kegiatan
Paling sedikit dilakukan terhadap:
a. peraturan perundang-undangan dan standar bidang K3;
b. indikator kinerja K3;
c. izin kerja;
d. hasil identifikasi, penilaian, dan pengendalian risiko;
e. kegiatan pelatihan K3;
f. kegiatan inspeksi, kalibrasi dan pemeliharaan;
g. catatan pemantauan data;
h. hasil pengkajian kecelakaan di tempat kerja dan tindak
lanjut;
i. identifikasi produk termasuk komposisinya;
j. informasi mengenai pemasok dan kontraktor; dan
k. audit dan peninjauan ulang SMK3.
27
4. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja
Dilakukan melalui :
pemeriksaan, dilakukan oleh SDM yang
pengujian, kompeten bisa
menggunakan pihak lain
pengukuran dan
audit internal SMK3
Hasilnya
dilaporkan kpd pengusaha
Pelaksanaan pemantauan &
digunakan u/ melakukan
Evaluasi dilakukan berdasarkan
tindakan pengendalian
peraturan PerUU
28
5. Peninjauan dan Peningkatan
Kinerja SMK3
1) dilakukan untuk menjamin kesesuaian dan efektifitas
penerapan SMK3,
2) dilakukan terhadap :
kebijakan,
perencanaan,
pelaksanaan,
pemantauan dan
evaluasi
3) Hasilnya digunakan untuk perbaikan & peningkatan
kinerja secara berkelanjutan
29
4) Perbaikan dan peningkatan kinerja dilaksanakan dalam
hal :
terjadi perubahan peraturan perundang-undangan;
ada tuntutan dari pihak yang terkait dan pasar;
ada perubahan produk dan kegiatan perusahaan;
jenis layanan RS/Faskes
terjadi perubahan struktur organisasi perusahaan;
ada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
termasuk epidemiologi; metode baru yankes
ada hasil kajian kecelakaan &PAK di tempat kerja;
Ada pelaporan; dan/atau
ada masukan dari pekerja/buruh.
30
Penilaian Penerapan SMK3 melalui Audit SMK3
Sesuai Pedoman (Lampiran II PP 50/2012)
Dilakukan oleh lembaga audit independen yg ditunjuk Menteri
atas permohonan perusahaan.
31
PEDOMAN PENILAIAN PENERAPAN SMK3
Meliputi :
33
B. Penerapan Kriteria Audit Tiap Tingkatan
Pencapaian Penerapan SMK3
Pelaksanaan penilaian dilakukan berdasarkan tingkatan
penerapan SMK3 yang terdiri dari 3 (tiga) tingkatan yaitu:
2 Strategi pendokumentasian 2.1.1, 2.4.1 2.1.2, 2.1.3, 2.1.4, 2.2.1, 2.1.5, 2.1.6, 2.2.2, 2.2.3, 2.3.3
2.3.1, 2.3.2, 2.3.4
3 Peninjauan ulang desain dan kontrak 3.1.1, 3.2.2 3.1.2, 3.1.3, 3.1.4, 3.2.1 3.2.3, 3.2.4
4 Pengendalian dokumen 4.1.1 4.1.2, 4.2.1 4.1.3, 4.1.4, 4.2.2, 4.2.3
5 Pembelian 5.1.1, 5.1.2, 5..2.1 5.1.3 5.1.4, 5.1.5, 5.3.1, 5.4.1, 5.4.2
6 Keamanan bekerja berdasarkan 6.1.1, 6.1.5, 6.1.6, 6.1.7, 6.1.2, 6.1.3, 6.1.4, 6.2.2, 6.1.8, 6.6.1, 6.6.2, 6.9.1
6.2.1, 6.3.1, 6.3.2, 6.4.1, 6.2.3, 6.2.4, 6.2.5, 6.5.1,
SMK3
6.4.2, 6.4.3, 6.4.4, 6.5.2, 6.5.5, 6.5.6, 6.5.10, 6.7.1,
6.5.3, 6.5.4, 6.5.7, 6.5.8, 6.7.2, 6.7.3, 6.7.5, 6.7.7
6.5.9, 6.7.4, 6.7.6, 6.8.1,
6.8.2
7 Standar pemantauan 7.1.1, 7.2.1, 7.2.2, 7.2.3, 7.4.1, 7.1.2, 7.1.3, 7.1.4, 7.1.5, 7.3.1, 7.3.2
7.4.3, 7.4.4, 7.4.5 7.1.6, 7.1.7, 7.4.2
8 Pelaporan dan perbaikan 8.3.1 8.1.1, 8.2.1, 8.3.2 8.3.3, 8.3.4, 8.3.5, 8.3.6, 8.4.1
9 Pengelolaan material dan perpindahannya 9.1.1, 9.1.2, 9.2.1, 9.2.3, 9.1.3, 9.1.4, 9.3.5 9.2.2, 9.3.2
9.3.1, 9.3.3, 9.3.4
10 Pengumpulan dan penggunaan jasa 10.1.1, 10.1.2, 10.2.1, 10.1.3, 10.1.4
10.2.2
11 Audit SMK3 11.1.1, 11.1.2, 11.1.3
12 Pengembangan keterampilan dan 12.2.1, 12.2.2, 12.3.1, 12.5.1 12.1.2, 12.1.4, 12.1.5, 12.1.1, 12.1.3, 12.1.7, 12.3.3
kemampuan 12.1.6, 12.3.2, 12.4.1
C. Ketentuan penilaian hasil Audit SMK3.
Penilaian hasil Audit SMK3 terdiri dari 3 kategori yaitu:
1. Kategori Tingkat awal
Perusahaan yang memenuhi 64 kriteria sebagaimana
tercantum dalam kolom 3 pada Tabel 1.
2. Kategori Tingkat Transisi
Perusahaan yang memenuhi 122 kriteria sebagaimana
tercantum dalam kolom 3 dan 4 pada Tabel 1.
3. Kategori Tingkat Lanjutan
Perusahaan yang memenuhi 166 kriteria sebagaimana
tercantum dalam kolom 3, 4, dan 5 pada Tabel 1.
36
Tingkat Penilaian Penerapan SMK3 ditetapkan
sebagai berikut:
1. Untuk tingkat pencapaian penerapan 0-59%
termasuk tingkat penilaian penerapan kurang.
2. Untuk tingkat pencapaian penerapan 60-84%
termasuk tingkat penilaian penerapan baik.
3. Untuk tingkat pencapaian penerapan 85-100%
termasuk tingkat penilaian penerapan
memuaskan
(Lihat Tabel 2)
Tabel 2. Penilaian Tingkat Penerapan SMK3
40
Perusahaan yang memiliki potensi bahaya tinggi wajib
melakukan penilaian penerapan SMK3 sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Penjelasan :
Yang dimaksud dengan perusahaan yang memiliki potensi
bahaya tinggi antara lain perusahaan yang bergerak di bidang
pertambangan, minyak dan gas bumi.
RS&FASKES dapat dikategorikan tingkat bahaya tinggi al. infeksi
nosokomial, penggunaan Xray, dll.
43
SKEMA PELAKSANAAN SMK3
MENAKERTRANS
- Internasional (konvensi KEBIJAKAN
ILO)
- Nasional (UU. 1/70, UU. NASIONAL K3
13/2003, PP 50/2012)
- ILO’s OSHMS Guideline
PENERAPAN SMK3
5 Prinsip SMK3
1. Kebijakan K3
SEKTORAL PEDOMAN 2. Perencanaan K3
TEKNIS 3. Pelaksanaan K3
4. Pemantauan & Evaluasi
5. Peninjauan Ulang
PENILAIAN TINGKAT
AUDIT SMK3 PENERAPAN
Oleh Badan Audit
Independen
HASIL AUDIT
PEMBINAAN PENGHARGAAN
- Pengawas Ketenagakerjaan (-) (+) - Sertifikat dan Bendera
- Ahli K3 (Sektoral) SMK3
Sertifikasi SMK3
Dikeluarkan oleh Menteri
Tenaga Kerja dan
Transmigrasi setelah tim
Evaluasi melakukan
penilaian terhadap hasil
audit eksternal yang lakukan
secara independen oleh
Lembaga Audit SMK3.
Sanksi Administratif
Pasal 190 UU No 13 Tahun 2003
(1) Pelanggaran pasal 87 dikenakan sanksi
administratif
(2) Sanksi administratif berupa :
a) teguran;
b) peringatan tertulis;
c) pembatasan kegiatan usaha;
d) pembekuan kegiatan usaha;
e) pembatalan persetujuan;
f) pembatalan pendaftaran;
g) penghentian sementara sebagian atau seluruh alat
produksi;
h) pencabutan ijin.
46
MANFAAT penerapan SMK3
Bagi Perusahaan:
1. Mengetahui pemenuhan perusahaan terhadap
peraturan perundangan dibidang K3
2. Mendapatkan bahan umpan balik bagi tinjauan
manajemen dalam rangka meningkatkan kinerja
SMK3
3. Mengetahui efektifitas, efisiensi dan kesesuaian serta
kekurangan dari penerapan SMK3
4. Mengetahui kinerja K3 di perusahaan
5. Meningkatkan image perusahaan yang pada akhirnya
akan meningkatkan daya saing perusahaan
47
MANFAAT
48
MANFAAT
Pemerintah:
49
Bio Data
Nama : Dr. Sudi Astono, MS.
Tempat & Tanggal Lahir : Cilacap, 18 Juni 1966
Alamat Rumah : Bumi Pancoran Mas Blok A/4 Depok – Jawa Barat
Email : sudiastono2030@gmail.com
Alamat Kantor : Direktorat Bina Penegakan Hukum Ketenagakerjaan, Ditjen
Binwasnaker & K3, Kemenaker RI., Jl Gatot Subroto Kav. 51 Jakarta
Mobile/WA : 081317705634
Jabatan : - Kasubdit Lembaga & Sarana Pengawasan Ketenagakerjaan
- Dokter Penasihat Ketenagakerjaan Pusat
Pendidikan & Pelatihan :
Dokter Umum, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta (1985 - 1992)
Pelatihan Dokter Hiperkes (1998)
Pasca Sarjana (S2) Kedokteran Kerja, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (2000 - 2003)
Diklat Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan Depnakertrans (June – Oktober 200
Training of Trainers (TOT) Higiene Industri, oleh IDKI, Jakarta (2004)
Ergonomics Training Course, JICA, Japan (2004)
Training of Integration of Manajemen System (ISO 14001, ISO 9001, OHSAS 18001) 2007
Pengalaman Kerja :
Kepala Puskesmas Adiluwih, Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan (1993 – 1996)
Pengawasan K3, Kanwil Depnaker Propinsi Kalimantan Selatan (1997 – 2000)
Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja, Balai Hiperkes Prop Kalimantan Selatan (1997 – 2000)
Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja Depnakertraans (mulai 2001)
Organisasi :
Anggota Ikatan Dokter Indonesia sejak 1993.
Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Kesehatan Kerja Indonesia (PP-IDKI) sejak 2001.
Motto :
Bangsa yang maju adalah bangsa
yang peduli K3