Anda di halaman 1dari 14

Chasis Electrical System

Ramadhan Wira Dinnata


18-1292/TOB
Chasis Electrical System

 1. ABS (Anti-Lock Braking System)


 2.Traction Control System (kontrol Traksi)
 3.Transmisi Otomatis
1.ABS (Anti-lock Braking System)

 1. Sensor Kecepatan
Sensor ini berfungsi untuk membaca kecepatan putaran roda, terdapat di setiap
roda atapun di diferensial (tergantung dari pabrik).

 2. Katup Pengereman
Di setiap jalur minyak rem terdapat katup, dan katup ini dikendalikan oleh
komputer / kontroler ABS. Secara umum, katup rem memiliki tiga posisi yang
berbeda.
 Katup Posisi Satu: Dalam posisi ini, katup dalam posisi terbuka
penuh, sehingga tekanan minyak rem secara penuh, langsung
diteruskan ke rem.
 Katup Posisi Dua: Dalam posisi ini, katup akan menghalangi
tekanan minyak rem, sehingga tekanan tidak akan diteruskan ke
rem walaupun pengemudi menekan rem.
 Katup Posisi Tiga: Dalam posisi ini, katup akan menghalangi
sebagian dari tekanan minyak rem, sehingga tekanan hanya
setengah yang diteruskan ke rem, walaupun pengemudi menekan
rem secara penuh.

 3. Pompa
 Fungsi dari pompa ini adalah mengembalikan tekanan pada jalur
pengereman yang dilepaskan oleh katup ke rem.

 4. Kontroler / Komputer
 Fungsi dari alat ini adalah otak yang mengendalikan katup dan
mengolah data dari sensor kecepatan.
Cara Kerja Rem ABS Mobil

 Sensor kecepatan akan membaca kecepatan mobil setiap saat, dan


menyampaikan data kecepatan tersebut ke pada kontroler. Untuk mobil
berhenti secara normal di kecepatan 100 kilometer perjam, akan
diperlukan waktu selama 5 detik. Tentunya pada saat anda melakukan
pengereman normal, tidak akan terjadi penguncian roda kendaraan. Lain
ceritanya jika anda melakukan pengereman mendadak, maka roda akan
terkunci. Waktu yang diperlukan untuk roda terkunci kurang lebih 1 detik
Ada beberapa faktor yang dapat mengganggu atau merusak kinerja sistem
ABS :
Kabel sensor rusak atau putus

 Pertama adalah adanya gangguan pada sensor ABS, yang disebabkan oleh faktor eksternal
maupun internal.
 Sensor ABS terletak pada kaliper rem, sehingga harus hati-hati ketika membersihkannya. Sensor
ABS yang rusak pasti akan mengganggu kinerja pengereman mobil.
 Untuk mencegah hal itu, sebaiknya pastikan sistem ABS mobil Anda berfungsi dengan baik
sebelum menggunakan mobil. Caranya adalah dengan memeriksa lampu indikator ABS.
Normalnya, lampu indikator akan mati ketika mobil berjalan.
 Tetapi, jika lampu indikator itu tetap menyala, mungkin terdapat gangguan atau malfunction pada
sistem ABS. Biasanya, saat hal tersebut terjadi, rem akan beralih ke mode failsafe, atau rem
bekerja seperti biasa tanpa bantuan dari sistem ABS.
Menurunnya kualitas minyak rem

 Faktor kedua yang mempengaruhi kinerja ABS adalah kualitas minyak


rem mobil. Seperti yang diketahui, kinerja rem ABS bergantung pada
kualitas minyak rem yang ada. Bila berkurang, segera ganti dengan
yang baru.
 Kemudian, pemilik mobil harus ingat tanggal kadaluarsa dari minyak
rem, agar minyak rem yang digunakan selalu dalam kondisi prima.
Lalu, bersihkan juga tabung minyak rem secara berkala untuk
mengangkat kotoran yang berada di dalamnya.
 Mengganti minyak rem adalah cara mudah untuk mencegah rem ABS
mobil bermasalah. Oleh karena itu, lakukan perawatan dan
penggantian rutin pada komponen-komponen rem mobil, termasuk
minyak rem.
Terlalu sering menekan pedal rem

 Ini yang kadang dilupakan oleh sebagian pengendara, terlebih


saat keadaan jalan sedang padat atau macet. Terlalu sering
menginjak atau mengocok pedal rem beresiko membuat sensor
ABS mengalami keausan sebelum waktunya.
 Hal itu terjadi karena pedal terlalu sering mengirim sinyal yang
tidak dibutuhkan oleh sensor ABS dan berdampak pada daya
tahannya. Bahkan, rem dapat beralih ke posisi mengunci karena
sensor mengirim sinyal yang salah ke sistem komputerisasi
mobil atau biasa disebut kontroler.
Traction Control System (Kontrol Traksi)

 Traction control adalah sistem keamanan pada kendaraan yang fungsinya mencegah
terjadinya slip pada roda ketika sedang berakselerasi. Hal ini berlawanan dengan Anti-
Lock Braking System) yang fungsinya mencegah roda berhenti.
 Cara kerja dari Traction Control adalah apabila sensor menditeksi ada salah satu roda
atau lebih yang berputar lebih cepat, maka sistem akan segera memerintahkan rem untuk
segera aktif sehingga roda tersebut berputar dengan kecepatan yang sama seperti roda
yang lainnya.
 Komponen Kontrol Traksi

 Kontrol traksi terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut:


 Wheel Speed sensor, sensor yang memberikan informasi kepada ABS
untuk ditindak lanjuti.
 ECU (Electronic Control Unit) Input amplifier IC menerima sinyal dari
wheel speed sensor, sinyal frekwensi tersebut memberi perintah
tentang kecepatan roda penggerak. Microcontrollernya akan
memproses sinyal-sinyal percepatan dan kecepatan roda penggerak.
Data data ini akhirnya akan menyiapkan basis perhitungan dalam
menentukan nilai akhir yang dibutuhkan untuk kendali slip.
 Hydraulic Unit
 Electronic throttle control actuator
 Simplified throttle control actuator
 Fuel injection dan ignition control (Pengurangan tekanan pompa mesin
secara perlahan-lahan).
TRANMISI OTOMATIS

 sistem transmisi otomatis dapat dibedakan menjadi dua jenis


berdasarkan sistem perpindahan gigi dan waktu lock up, yaitu:
 Electronic Control Transmision (ECT), waktu perpindahan gigi dan
waktu lock up yang dapat diatur secara elektronik. Tipe sistem
transmisi ini menggunakan data yang tersimpan didalam ECU
sebagai pusat kontrol nya.
 Full Hydraulic, waktu perpindahan gigi dan waktu lock up dapat diatur sepenuhnya
secara hidraulis.
Keuntungan dari menggunakan sistem transmisi otomatis bila di bandingkan dengan
sistem transmisi manual antara lain adalah:
 Akan mengurangi kelelahan pengemudi kendaraan karena meniadakan
pengoperasian pedal kopling serta pemindahan gigi transmisi.
 Perpindahan gigi transmisi dilakukan secara otomatis pada kecepatan yang sesuai
dengan kondisi kendaraan, sehingga dapat membebaskan pengemudi kendaraan
dari teknik mengemudi yang sulit terutama pada pengoperasian kopling. Sehingga
sangat cocok untuk digunakan pengemudi yang masih pemula.
 Dapat mencegah mesin dan perpindahan tenaga dari beban yang berlebih karena
semuanya dihubungkan secara hidraulis dan bukan mekanik.
 Sistem transmisi otomatis memiliki beberapa jenis yang dibuat dengan proses yang
berbeda-beda namun fungsi dasar dan prinsip kerjanya tetap sama.
 Komponen Utama Transmisi Otomatis Yaitu :
1.Torque Converter (konverter torsi)
2.Planetary Gear Unit
3.Hydraulic Control Unit
4.Manual Linkage
5.Automatic Transmission Fluida
 cara kerja transmisi otomatis:

 Pertama, cara kerja transmisi otomatis dimulai dari torque conventer. Torque conventer ini berfungsi
sebagai kopling mekanikal yang mentransferkan torsi dengan mekanisme pompa dan turbin. Pada
saat transmisi otomatis berjalan, baling-baling yang terkopel di mesin berputar agar oli transmisi
dapat terpompa pada ruangan tertutup. Tekanan oli inilah yang dipakai untuk mendorong turbin
sehingga sistem ini menghasilkan peningkatan toris pada turpin pada saat RPM mesin mengalami
peningkatan.
 Cara kerja transmisi otomatos planetary gear memiliki fungsi yang sama seperti pada gigi-gigi rasip
pada transmisi manual. Planetary gear berfungsi untuk untuk merubah rasio putaran turbin pada
roda sehingga mirip dengan tuas persneling yang dipakai untuk menjalankan mobil. Cara kerja
transmisi otomatis planetary gear ini hanya memiliki satu buah roda gigi yang di sekelilingnya
terdapat banyak roda gigi kecil. Pada bagian ruman planetary yang terdapat gigi di bagian
dalamnya. Untuk merubah rasio planetary gear , Anda bisa menggunakan cara hidraulik yang
merupakan kinerja dari valve body.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai