Anda di halaman 1dari 16

BAHAN AJAR

PEMBUATAN POLA ROK

FIKI MULKIATI IZZAH


17050404079
S1 PENDIDIKAN TATA BUSANA 2017 B
ALAT DAN BAHAN PEMBUATAN
POLA ROK
 Set Penggaris pola
 Pensil

 Penghapus

 Pensil merah dan biru

 Metelin

 Kertas roti

 Kertas samson

 lem

 Gunting kertas
MENENTUKAN UKURAN POLA ROK
Untuk memperoleh pola busana yang pas maka
diperlukan ukuran bagian tubuh model secara tepat dan
akurat. Sebelum melakukan pengukuran, model yang
hendak diambil ukurannnya harus menggunakan peter
ban yang diikatkan pada bagian-bagian tertentu dalam
tubuh, hal ini dimaksudkan agar ukuran yang diperoleh
akurat, selain itu atribut busana yang membuat tubuh
bertambah besar sebaiknya di tinggalkan.
Adapun ukuran yang diperlukan dalam membuat
pola rok antara lain:
(a) Lingkar pinggang
(b) Lingkar panggul
(c) Tinggi panggul
(d) Panjang Rok
Ukuran pola rok dengan menentukan titik tubuh

Garis-garis dasar tersebut dikelompokkan menjadi 2, yaitu:


a. Garis tegak lurus (vertikal)
1) Garis tengah muka (panjang muka)
2) Garis tengah belakang (panjang punggung)
3) Garis sisi (panjang sisi)
b. Garis mendatar (horizontal)
1) Garis leher
2) Garis bahu
3) Garis dada
4) Garis pinggang
5) Garis panggu
Cara mengambil ukuran rok menurut Widjiningsih,
dkk (1994:11) adalah
sebagai berikut:
(a) Lingkar pinggang
Diukur sekeliling pinggang pas dahulu kemudian
ditambah 1 cm atau
diselakan 1 jari.
(b) Linggar panggul
Diukur sekeliling badan bawah yang terbesar, diukur
pas kemudian ditambah
4-6 cm.
(c) Tinggi panggul
Diukur dari ban peter pinggang sampai batas lingkar
panggul.
(d) Panjang rok
Diukur dari pinggang sampai sepanjang yang
dikendaki.
POLA DASAR PORRIE MULIAWAN
Menurut Muliawan (1997:11), langkah-langkah pembuatan
pola dasar rok adalah sebagai berikut:
(a) Pola bagian depan
A-B = 2 cm
B-C = tinggi panggul
B-D = panjang rok muka
A-E = 1
lingkar pinggang + 1 cm
C-F = 1
lingkar panggul + 1 cm
D-G = C-F
G-H = 5 cm
E-F-I = panjang rok sisi
Gambar garis pinggang datar dahulu separuh jarak
melengkung
Gambar garis bawah sama dengan pinggang datar dahulu
baru melengkung
Garis sisi digambar dari E ke F cembung dibagian tengah 1
cm dan dari F ke I lurus miring dengan mistar tarik.
(b) Pola bagian belakang
A-B = 2 cm
B-C = tinggi panggul
B-D = panjang rok belakang
A-E = 1
lingkar pinggang - 1 cm + 2 cm (lipit kup)
C-F = 1
lingkar panggul - 1 cm
D-G = C-F
G-H = 5 cm
E-F-I = panjang sisi rok
B-J =1
10 lingkar pinggang – 1 cm
J-K = 2 cm, lipit kup
Tarik garis tegak lurus di tengah J-K ke bawah sampai garis panggul.
Titik L letak 5 cm di atas panggul
Tarik garis J-L dan K-L menjadi lipit kup
Garis pinggang, garis bawah dan garis sisi digambar seperti rok
muka.
Beberapa contoh pecah pola rok sesuai desain
1. Desain rok span

Keterangan :
Tarik garis lurus dari panggul ke bawah, pada bagian bawah
rok masukkan 2 sampai 5 cm ke dalam dari batas garis
tersebut lalu hubungkan ke garis panggul. Bagian bawah rok
akan terlihat lebih kecil dari pada garis lingkar panggul.
 Rok semi span

 Keterangan :
Tarik garis lurus dari panggul ke bawah lalu
hubungkan ke garis panggul. Bagian bawah rok
akan terlihat sama besar dengan garis lingkar
panggul.
 Rok lipit hadap

 Keterangan :
a = besar lipit sesuai dengan yang kita inginkan. Biasanya
sekitar 5 - 10 cm. Jika besar lipit yang diinginkan 8 cm
maka untuk seluruh lipit dibutuhkan kain 8 cm x 4 bh = 32
cm. Jadi lipit kanan membutuhkan 16 cm dan lipit kiri
membutuhkan 16 cm juga. Lipit disusun berhadapan.
Tengah muka diletakkan pada lipatan kain dan
tengah belakang pada tepi kain.
 Rok pias

Keterangan :
Rok pias 2 ini sama dengan rok model A yang mana
bagian yang dipecah tidak diputus tetapi hanya
dikembangkan. Besar pengembangan disesuaikan
dengan model yang diinginkan, biasanya 3 – 5 cm. Jika
kup tidak digunakan maka pada bagian sisi pinggang
dikurangi sebesar kup yang dihilangkan tersebut.
 Rok pias 6

 Keterangan :
Rok pias enam merupakan rok yang jumlah piasnya 6 buah
terdiri atas 3 buah pias di bagian muka dan 3 buah pias pada
bagian belakang. Untuk mengembangkan pola terlebih
dahulu tandai bagian yang akan digunting atau dipecah. Pola
depan di bagi menjadi 2 bagian, bagian sisi merupakan 1/3
lebar rok depan. Kemudian gunting bagian pola yang di
tandai tersebut dan dikembangkan. Besar pengembangannya
atau (tanda a pada gambar di atas) disesuaikan dengan
desain, bisa 3 - 7 cm. Begitu juga dengan pola belakang,
caranya sama dengan pecah pola bagian depan rok.
 Lipit sungkup

 Keterangan :
Lipit sungkup merupakan kebalikan dari lipit hadap,
arah lipit dibuat berlawanan sehingga pada bagian
baik bahan terlihat lipitannya. Lipit ini biasanya
dijahit kecil pada bagian tepi lipitan. Jika lipit
sungkup dibuat pada bagian depan atau pada garis
kup depan maka pada bagian kup tersebut digunting
lurus ke bawah, kemudian dilebarkan sebesar lipit
yang diinginkan. Jika besar lipit 6 cm, maka besar
tanda a pada gambar = 2 x 6 = 12 cm. Jadi untuk lipit
sungkup ini dilebarkan 2 x 12 cm atau 24 cm.
 Rok kerut

 Keterangan :
Rok kerut sering dibuat untuk pakaian pesta anak dan remaja,
pakaian sehari-hari dan pakaian santai. Untuk membuat rok kerut
terlebih dahulu pola dibagi menjadi beberapa bagian. Untuk
pedoman mengembangkan pola jangan lupa pindahkan tanda garis
lingkar panggul sebagai pedoman. Besar pengembangan pola
(tanda a pada gambar) disesuaikan dengan model dan lebar kain
yang digunakan. Pola dikembangkan dengan tetap menjaga garis
pedoman (garis lingkar panggul) tetap lurus. Kemudian hubungkan
masing-masing pecah pola tersebut. Adakalanya bagian sisi tidak
diputus, maka dapat disatukan dengan bagian sisi belakang dan
bagian sisi ini diluruskan.
CARA MENENTUKAN RANCANGAN BAHAN
dalam membuat suatu rancangan bahan,
diantaranya adalah: (a) tanda-tanda pola, (b) arah
serat bahan, , (c) motif bahan, dan (d) model pakaian.
Merancang bahan maksudnya adalah
merencanakan atau memperhitungkan secara garis
besar banyaknya bahan yang diperlukan untuk
membuat suatu pakaian. Tujuan dari merancang bahan
ini adalah:
1. Agar kita mengetahui berapa banyaknya
bahan yang diperlukan sehingga baik kelebihan atau
kekurangan bahan yang akan dijahit dapat dihindari.
2. Selain untuk mengetahui ukuran banyaknya
bahan yang diperlukan, kita juga dapat mengetahui
berapa biaya yang harus dikeluarkan/diperlukan
untuk membeli bahan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai