Anda di halaman 1dari 22

DEFISIENSI

IMUN

“AIDS”
Defisiensi imun

 keadaan saat fungsi sistem imun menurun atau


tidak berfungsi dengan baik yang muncul ketika
satu atau lebih komponen sistem imun tidak aktif.

 kemampuan sistem imun untuk merespon


patogen berkurang.
Etiologi HIV-AIDS

 Human Immunodefisiensi virus (HIV) yang


merupakan virus sitopatik yang diklasifikasikan dalam
famili retroviridae, subfamili lentiviridae, genus
lentivirus.
HIV - AIDS

 Disebabkan oleh infeksi HIV (Human Immunodeficiency


Virus).
 Menghilangkan atau menurunkan CD4 (limfosit Thelp).
 Tingkat lanjut dari penyakit HIV, yang belum ditemukan
obatnya.
 Masa inkubasi AIDS lebih kurang 15 tahun.

Sumber :
1. https://id.wikipedia.org/wiki/AIDS
2. OOP Edisi ke-7 Cetakan Pertama, hal. 116-120
Mekanisme transmisi AIDS

 kontak seksual,
 inokulasi parenteral, dan perpindahan
 virus dari ibu yang terinfeksi kepada bayi baru
lahir (breastfeeding)
SIKLUS HIDUP HIV
Viral gp 120 berikatan dengan molekul CD4

CCR5 CXCR4

Virus X4, menginfeksi Limfosit T


Virus R5, menginfeksi monosit
helper

Virus mendekati membran sel host untuk penggabungan ( fusion), RNA masuk
ke dalam sel

Reverse Transkriptase, HIV membentuk DNA copy single strand  degradasi


oleh ribonukleasedi RT

Dibentuk double strand DNA (provirus)  translokasi ke nukleus dan integrasi


ke DNA sel host

Aktifitas sel host untuk proses transkripsi virus  mRNA (untuk mencetak
protein HIV di reticulum endoplasma sel host.

Enzim protease dengan HIV RNA membentuk virus baru  budding untuk
menembak envelope
 Secara klinis digunakan hitung jumlah limfosit CD4
sebagai penanda munculnya infeksi oportunistik ini
pada penderita HIV/AIDS.
 CD4 adalah sebuah marker atau penanda yang
berada di permukaan sel – sel darah putih manusia,
terutama sel – sel limfosit, berfungsi dalam
memerangi infeksi yang masuk ke dalam tubuh.
 HIV menyerang limfosit T helper yang memiliki
reseptor CD4 pada permukaannya.
 Limfosit T helper menghasilkan zat kimia yang
berperan sebagai perangsang pertumbuhan dan
pembentukan sel-sel lain dalam sistem imun dan
pembentukan antibodi sehingga bukan hanya
limfosit T tetapi juga limfosit B, monosit, dan
makrofag.
Mekanisme Penurunan
Imunitas Pada Infeksi HIV
 Infeksi HIV dapat menyebabkan penurunan fungsi
sistem imun secara bertahap, dimana hal itu
terjadi karena Deplesi sel T pada infeksi HIV.
Deplesi sel T CD4+ disebabkan oleh beberapa hal
yaitu :

Aktivasi kronik dari sel yang tidak terinfeksi.


Terjadinya kehilangan immatur precusor sel T CD4+
karena infeksi langsung pada thymic progenitor cells
atau karena infeksi sel asesori yang mensekresikan
sitokin yang penting untuk maturasi sel T CD4+ .
Defek kualitatif sel T CD4+pada individu terinfeksi
HIV asimptomatik.
Lanjutan..

Berbagai proses kematian limfosit T tersebut terjadi


penurunan jumlah limfosit T CD4.

Normal  berkisar 600-1200/mm3 menjadi 200/mm3


atau lebih rendah lagi.

Pertahanan individu terhadap pathogen menjadi


lemah.

Meningkatkan resiko terjadinya infeksi sekunder


(infeksi oportunistik)

Masuk dalam stadium AIDS


INFEKSI OPORTUNISTIK

 Infeksi oportunistik  infeksi baru oleh


mikroorganisme lain (bakteri, fungi dan virus) atau
reaktivasi infeksi laten yang dalam kondisi normal
dapat dikontrol oleh sistem imun sehingga tidak
menimbulkan manifestasi.
 Munculnya infeksi oportunistik mengindikasikan
adanya efek pada imunitas yang dimediasi sel
akibat imunodefisiensi dan berhubungan dengan
jumlah sel T CD4+ dan mekanisme lainnya
(Pohan, 2006)
GEJALA KLINIK

Gejala Gejala Stadium


Minor Mayor Klinis I

Stadium Stadium Stadium


Klinis II Klinis III Klinis IV
Sumber :
1. http://www.suarasurabaya.net/referensikesehatan/read/40-Perjalanan-Klinis-
Penyakit-HIV-atau-AIDS
GEJALA
Gejala Minor KLINIK

 Batuk menetap > 1 bulan


 Dermatitis generalisata yang gatal
 Herpes zoster berulang
 Kandidosis orofaring
 Herpes simpleks konis progresif
 Limfadenopati generalisata
 Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita

Sumber :
1. http://www.suarasurabaya.net/referensikesehatan/read/40-Perjalanan-Klinis-Penyakit-HIV-atau-
AIDS
GEJALA
Gejala Mayor KLINIK

 Berat badan menurun > 10% dalma 1 bulan


 Diare kronik yang berlangsung lebih dari 1 bulan
 Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
 Sakit kepala
 Penurunan kesadaran dan gangguan neurologi
 Demensia / ensefalopati

Sumber :
1. http://www.suarasurabaya.net/referensikesehatan/read/40-Perjalanan-Klinis-Penyakit-HIV-atau-
AIDS
GEJALA
Stadium I KLINIK

 Stadium tanpa gejala yang khas


 Periode tanpa gejala bisa 5 – 10 tahun,
tergantung daya tahan tubuh penderita
 Dapat terjadi pembesaran kelenjar getah bening

Sumber :
1. http://www.suarasurabaya.net/referensikesehatan/read/40-Perjalanan-Klinis-Penyakit-HIV-atau-
AIDS
GEJALA
Stadium II KLINIK

 Gejala ringan (simptomatik)


 Daya tahan tubuh mulai menurun
 Gejalanya :
 Penurunan berat badan
 Infeksi saluran nafas
 Herpes zoster
 Radang mulut
 Infeksi jamur pada kuku dan jari-jari

Sumber :
1. http://www.suarasurabaya.net/referensikesehatan/read/40-Perjalanan-Klinis-Penyakit-HIV-atau-
AIDS
GEJALA
Stadium III KLINIK

 Sudah dapat didiagnosis infeksi HIV/AIDS


 Gejalanya :
 Diare kronis > 1 bulan
 Demam terus-menerus atau hilang timbul
 Infeksi jamur (kandidiasis) di mulut
 Oral hairy leukoplakia
 TBC paru yang terdiagnosis 2 tahun terakhir

Sumber :
1. http://www.suarasurabaya.net/referensikesehatan/read/40-Perjalanan-Klinis-Penyakit-HIV-atau-
AIDS
GEJALA
Stadium IV KLINIK

 Dugaan diagnosis HIV/AIDS


 Gejalanya :
 HIV wasting syndrome
 Pneumonia pneumocystis
 Infeksi bakteri yang berat
 Infeksi herpes simppleks yang kronis
 Penyakit TBC diluar paru
 Sarcoma Kaposi’s
 Toxoplasmosis cerebral
 Ecephalophaty HIV
Sumber :
1. http://www.suarasurabaya.net/referensikesehatan/read/40-Perjalanan-Klinis-Penyakit-HIV-atau-
AIDS
KLASIFIKASI INFEKSI HIV
MENURUT CDC 2009
1) Kategori A adalah infeksi HIV asimtomatik, tanpa adanya
riwayat gejala maupun keadaan AIDS.

2) Kategori B adalah terdapatnya gejala-gejala yang terkait HIV;


termasuk: diare, angiomatosis basiler, kandidiasis orofaring,
kandidiasis vulvovaginal, pelvic inflammatory disease (PID)
termasuk klamidia, GO, atau gardnerella, neoplasma servikal,
leukoplakia oral (EBV), purpura trombosito-penik, neuropati
perifer, dan herpes zoster.

3) Kategori C adalah infeksi HIV dengan AIDS.

4) Kategori A1, B1, dan C1 yaitu CD4 >500/ μL.


5) Kategori A2, B2, dan C2 yaitu CD4 200-400/ μL.
6) Kategori A3, B3, dan C3 yaitu CD4 <200/ μL
video

Anda mungkin juga menyukai