Anda di halaman 1dari 87

IMPLEMENTASI

ENAM SASARAN
KESELAMATAN PASIEN
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Dr. SAYIDIMAN MAGETAN

OLEH; RINA HASTUTI AMD. KEB


Mana yang lebih spesific dan lebih sensitif kalau kita
mau menimbang emas ?
6 SASARANKESELAMATAN PASIEN

•IDENTIFIKASI PASIEN
SASARAN I

•PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG


SASARAN II
EFEKTIF

•PENINGKATAN KEAMANAN OBAT


YAG PERLU DI WASPADAI (HIGH
SASARAN
III ALERT)
•KEPASTIAN TEPAT PASIEN, TEPAT
PROSEDUR DAN TEPAT LOKASI
SASARAN
IV OPERASI

•PENGURANGAN RESIKO TERKAIT


DENGAN PELAYANAN KESEHATAN
SASARAN
V (CUCI TANGAN)

•PENGURANGAN RESIKO JATUH


SASARAN
VI
SASARAN I : KETEPATAN IDENTIFIKASI
PASIEN
Standar SKP I
Rumah sakit mengembangkan suatu
pendekatan untuk memperbaiki /
meningkatkan ketelitian identifikasi
pasien.
MODEL GELANG TERBARU
• BIRU PASIEN
LAKI-LAKI
PASIEN • PINK PASIEN
BARU PEREMPUAN

• BIRU BAYI
LAKI-LAKI
BAYI • PINK BAYI
BARU PEREMPUAN
LAHIR
STIKER PENANDA
• PENANDA
RESIKO JATUH
KUNING

• DnR
• TIDAK PERLU RJP
UNGU

• PENANDA
ALERGI
MERAH
TWO “V” IDENTIFIKASI
MINIMAL 2
VISUAL
VERBAL

MELIHAT
TANYA NAMA GELANG
DAN TANGGAL
LAHIR PASIEN
KAPAN IDENTIFIKASI DILAKUKAN
Memberi obat, darah / produk darah

Mengambil darah & speciment lain

Sebelum Prosedur & tindakan

Sebelum transfer pasien

Setelah menerima pasien


STANDART SKP II
 Rumah sakit mengembangkan pendekatan
untuk meningkatkan efektivitas komunikasi antar
para pemberi layanan
ELEMEN PENILAIAN/EP
 Perintah lengkap secara lisan dan yang
melalui telepon atau hasil pemeriksaan
dituliskan secara lengkap oleh penerima
perintah.
 Perintah
lengkap lisan dan telpon atau hasil
pemeriksaan dibacakan kembali secara lengkap
oleh penerima perintah.

 Perintah
atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh
pemberi perintah atau yang menyampaikan hasil
pemeriksaan.

 Kebijakan
dan prosedur mengarahkan
pelaksanaan verifikasi keakuratan komunikasi lisan
atau melalui telepon secara konsisten.
PENDAHULUAN
 Banyak KTD di RS disebabkan
karena masalah komunikasi
termasuk di Bagian Keperawatan.

 Data dari hasil RCA salah satu RS


di Amerika :
 65% sentinel event ,
 90% penyebabnya adalah
komunikasi
 50% terjadi pada saat serah
terima informasi pasien.(JCI,
Journal on Quality and Patient
Safety, Vol.32, March 2006)

 1 Januari 2006, JCI menetapkan


IPSG 2, “ Meningkatkan komunikasi
efektif “
SKP II
 Beberapa tipe kesalahan komunikasi
yang sering terjadi:
 Kesalahan timing komunikasi
 Kesalahan content komunikasi
 Kesalahan orang yang diajak berkomunikasi
 Kesalahan tujuan berkomunikasi
 Risiko
error akan meningkat akibat
beberapa faktor: (WHO, 2011 p 153-155)
 Faktor situasi
 Kurangnya pengalaman dari tenaga
kesehatan
 Terbatasnya waktu
 Kurangnya checking
 Prosedur yang buruk
 Informasi yang kurang adekuat
 Faktor individu
 Terbatasnya kapasitas memori
 Kelelahan
 Stress, kelaparan dan sakit
 Kesalahan dalam komunikasi (isu bahasa
dan budaya)
 Perilaku yang membahayakan
TUL-BA-KON Bagaimana cara
komunikasi?
TULIS
PESAN
TANDA TANGANI 1X24
JAM

BACA ULANG/
READ BACK
“SAYA ULANGI YA”

BUBUHI STEMPEL
READ BACK
KONFIRMASI
“YA BENAR”
TATALAKSANA KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM
MELAPORKAN PASIEN
 Ucapkan salam, mengenalkan diri nama dan dari ruang apa
 Melaporkan pasien nama/ identitas yang jelas
 Lakukan dengan metode SBAR (Situation, Baground, Assesment dan
Rekomendasi
 Setelah mendapatkan perintah/pesan , pelapor melakukan
pencatatan/penulisan di form.CATATAN TERINTEGRASI (maaf dok saya catat
dulu)
 Kemudian pelapor melakukan pengulangan ucapan/baca ulang
(Readback) dari pemberi perintah
“Saya ulangi ya dokter”
 Apa bila ada perintah yang mengandung obat LASA (look alike sound
alike/ rupa dan ucapan sama) harus di eja satu persatu hurufnya, kalo
perlu dengan huruf Alfabeth
 Pemberi perintah memberikan konfirmasi “ya benar” setelah penerima
perintah mengulangi ucapan dari pemberi perintah secara benar
 Ucapkan salam apabila laporan sudah cukup
 Bubuhi cap READBACK
 Tanda tangan pelapor dan terlapor
 Tanda tangan terlapor 1x24 jam
SERAH TERIMA PASIEN
Serah Terima Informasi Kesehatan Pasien
( Hand-off )
 Serah terima terjadi kapanpun pada saat ada
pengalihan tanggung jawab pasien dari satu
tenaga kesehatan kepada yang lain.
 Tujuan:
 Untuk menyediakan informasi secara akurat,
tepat waktu tentang rencana keperawatan,
pengobatan, kondisi terkini, dan perubahan
kondisi pasien yang baru saja terjadi ataupun
yang dapat di prediksi selanjutnya
TATALAKSANA SERAH TERIMA
 Lakukan pengkajian ulang
 Kumpulkan data yang di perlukan
 Pastikan diagnose medis pasien dan prioritas masalah
keperawatan yang akan di lanjutkan
 Baca dan pahami catatan perkembangan terkini dan hasil
pengkajian
 Siapkan rekam medis pasien termasuk rencana perawatan
harian
 Lakukan serah terima dengan sift berikutnya atau perawat
ruang lain.
 Petugas/perawat yang di operi boleh mengulangi pesan
(Read back) yang sudah di sampaikan
 Tanda tangan serah terima
STANDART SKP III
 Rumah sakit mengembangkan suatu
pendekatan untuk memperbaiki keamanan
obat-obat yang perlu diwaspadai (high-alert)
 Elektrolitkonsentrat tidak boleh disimpan di unit
pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan secara
klinis dan tindakan diambil untuk mencegah
pemberian yang kurang hati-hati di area tersebut
sesuai kebijakan.

 Elektrolitkonsentrat yang disimpan di pada unit


pelayanan pasien harus diberi label yang jelas,
dan disimpan pada area yang dibatasi ketat
(restricted).
OBAT YANG PERLU DIWASPADAI (HIGH-ALERT)

 Obat
yang sering menyebabkan terjadi
kesalahan/kesalahan serius (sentinel event),
 Obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak
yang tidak diinginkan (adverse outcome)
 Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip (NORUM) atau
Look Alike Sound Alike / LASA
31

Identifikasi Obat High Alert


 ISMP (list of high alert medications)
 Permenkes No. 1691 Th 2011 tentang Keselamatan
Pasien RS

Membuat daftar obat high alert


:
Elektrolit Konsentrat
Obat LASA
Obat Sitostatika
Obat Insulin
Dll
32

Kebijakan Obat High Alert

Setiap depo farmasi, ruang rawat, poliklinik harus memiliki


daftar obat high alert dan panduan penanganan obat high
alert

Setiap tenaga kesehatan harus mengetahui penanganan,


cara pemberian, khusus untuk obat high alert

Obat high alert harus disimpan di tempat terpisah, akses


terbatas, diberi label yang jelas
33

Identifikasi Obat High Alert


 ISMP (list of high alert medications)
 Permenkes No. 1691 Th 2011 tentang Keselamatan
Pasien RS

Membuat daftar obat high alert


:
Elektrolit Konsentrat
Obat LASA
Obat Sitostatika
Obat Insulin
Dll
Contoh Obat High Alert
di RSUD Dr. Iskak

DAFTAR OBAT HIGH ALLERT, a.l :


A. ELEKTROLIT PEKAT F. ADRENERGIK AGONIS
- NaCl > 0,9% (NaCl 3%) - EPINEPHrine
- KCl injeksi - NOREPINEPHrine (Raivas,
Vascon)
B. NARKOTIKA INJEKSI G. ANESTESI INJEKSI
- Morphine - Propofol (Recofol, Proanes,
- Pethidine Lipuro)
- FentaNYL - Ketamin (Ketalar)

C. SEDATIF INJEKSI : H. ANTIKOAGULAN INJEKSI


- Midazolam (Fortanest) - Heparin (Inviclot)
D. INSULIN IV/SC I. SITOSTATIKA INJEKSI
E. OAD J. LOOK ALIKE SOUND ALIKE
Jenis Label
Label Informasi
Obat yang memerlukan
kewaspadaan
tinggi (High Alert)

Obat yang masuk dalam daftar


Look
LASA Alike, Sound Alike (LASA), yaitu
memiliki nama/penampilan yang
mirip
dengan obat lain.

Obat sitostatika yang harus


ditangani
dengan hati-hati oleh setiap
petugas
Bentuk Sediaan Mirip
Nama Beda
Kemasan mirip, Nama beda
CEK DENGAN
Bagaimana cara
BENAR 5 B
memberikan obat
yang benar?
“PODO WC”
Benar WAKTU

Benar PASIEN

Benar CARA

Benar DOSIS

Benar OBAT
STANDART SKP IV
 Rumah sakit mengembangkan suatu
pendekatan untuk memastikan tepat-
lokasi, tepat-prosedur, dan tepat- pasien.
ELEMEN PENILAIAN/EP
 Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas dan
dapat dimengerti untuk identifikasi lokasi operasi dan
melibatkan pasien di dalam proses penandaan.
 Wpx/kelg. =
 Apakah anda ditanya ulang identitas anda sebelum
operasi?
 Apakah dokter menjelaskan ttg perencanaan tindakan
operasi kpd anda?
 Apakah dokter meminta persetujuan anda secara tertulis
sblm melakukan operasi?
 Apakah anda diberi tanda di daerah yang akan
dioperasi? ]
 Rumah sakit menggunakan suatu checklist atau proses lain
untuk memverifikasi saat preoperasi tepat lokasi, tepat
prosedur, dan tepat pasien dan semua dokumen serta
peralatan yang diperlukan tersedia, tepat, dan fungsional.
 WPerawat : Perawat diminta menjelaskan cara melaksanakan
safe surgery check list sebelum induksi anestesi, sebelum insisi
kulit dan sebelum pasien meninggalkan OK.
 Bukti/DP = Dokumen checklist

 Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat


prosedur “sebelum insisi / time-out” tepat sebelum dimulainya
suatu prosedur / tindakan pembedahan.

 Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung


keseragaman proses untuk memastikan tepat lokasi, tepat
prosedur, dan tepat pasien, termasuk prosedur medis dan
tindakan pengobatan gigi / dental yang dilaksanakan di luar
kamar operasi
 THT dan Operasi MATA
Marking site

Penandaan di lakukan pada organ yang memiliki 2 sisi


(kanan dan kiri), multiple structure (jari tangan, jari kaki),
multiple level (operasi tulang belakang :cervical,
thoracal, lumbal), multiple lesi yang pengerjaannya perlu
bertahap
SKP IV
Kebijakan RS
Marking site yang di sepakati, adalah tanda lingkaran (O)
dan diberi tanda centang (√) di dalam lingkaran

Untuk kasus telinga penandaan di depan daun telinga


Untuk kasus mata penandaan di atas alis mata
Untuk kasus gigi dengan odontogram/stempel
Marking di lakukan oleh dokter operator 1 hari pada kasus
elektif dan atau minimal 1 jam pada kasus emergency
sebelum di lakukan pembedahan/tindakan
 Ceklist keselamatan pasien, yang meliputi:
 Sign in
 Adalah suatu prosedur pengecekan, yang
dilakukan oleh dokter anaestesi untuk
memastikan / verifikasi tentang semua
kelengkapan.
 Sign In
 Verifikasi
 Identitas dan gelang pasien
 Informed consent
 Dokter bedah
 Dokter anestesi
 Nama operator : ...............................
 Nama anestesi : ...............................
 Nama Tindakan : ...............................
 Pemberian tanda di lokasi operasi
 Ya Tidak
 Pemeriksaan Kelengkapan Anestesi
 Mesin anestesi
 Obat-obatan
 Pulsa oximeter
 Laboratorium
 IV Line
 Pemeriksaan Tanda Vital
 Tekanan Darah : ..................................
 Nadi : ................................
 Pernafasan : .................................
 Saturasi O2 : ................................
 Suhu : ................................
 Riwayat Alergi
 Ada, keterangan : ...............................
 Tidak ada
 Resiko Aspirasi atau Gangguan Pernafasan
 Tidak
 Ya, dengan bantuan alat : ..................
 Resiko Perdarahan
 Kehilangan darah >500ml (7ml/kg pada anak)
 Tidak
 Ya, dengan dua IV line atau CVC
 Rencana Anestesi
 Umum
 Spinal
 Blok
 Lokal Dokter Anastesi

(...........................)
b. Time out
Adalah tindakan verifikasi yang dilakukan oleh
perawat serkiler sebelum dilakukan incise kulit
yang meliputi kelengkapan.
 Time Out
 Kelengkapan Tim dan Fasilitas Operasi
 Lengkap
 Tidak lengkap, alasan :
..........................................................
 Pemeriksa Kelengkapan Peralatan Operasi
 Instrumen
 Kasa
 Jarum
 Baca Secara Verbal
 Tanggal tindakan
 Identitas pasien
 Nama tindakan
 Prosedur tindakan
 Lokasi tindakan
 Informed consent
 Premedikasi
 Tidak ada
 Ada
 Nama Obat : ...........................................
 Tgl/ jam diberikan : ................................
 Antibiotik Profilaksis
 Apakah sudah diberikan dalam waktu sekurangnya 60
menit?
 Nama Obat : ...........................................
 Dosis obat : ............................................
 Tgl/ jam diberikan : ................................
 Tidak
 Foto Pemeriksaan Radiologi yang Diperlukan
 Dipasang
 Tidak dipasang

Perawat Serkiler

(...........................)
c. Sign Out
Adalah prosedur verifiaksi yang dilakukan
sebelum pasien keluar kamar operasi,
dilakukan oleh dokter operator, meliputi.
 Sign Out
 Baca secara verbal
 Nama Tindakan
 Periksa Kelengkapan Sebelum Luka Operasi Ditutup
 Instrumen
 Kasa
 Jarum
 Periksa Kelengkapan Bahan Pemeriksaan
 Preparat
 Ya
 PA
 Kultur
 Sitologi
 Tidak
 Formulir permintaan pemeriksaan
 Ya
 Tidak
 Telah dilengkapi identitas pasien
 Ya
 Tidak
 Penjelasan oleh operator kepada keluarga pasien
 Ya
 Tidak, alasan
 Obat-obatan yang Diberikan Selama Operasi
 Diberikan, alasan ....................................
 Tidak diberikan, alasan ..........................
 Pemeriksaan Vital
 Kesadaran : .....................................
 Tekanan Darah : .....................................
 Nadi : ....................................
 Pernafasan : ....................................
 Saturasi O2 : ....................................
 Suhu : ....................................
 Skala nyeri : ....................................
 Periksa Kembali Luka Operasi
 Ada rembesan
 Tidak ada rembesan

Dokter Operator)

(...........................)
PENGURANGAN RISIKO INFEKSI
TERKAIT PELAYANAN
KESEHATAN
STANDART SKP V
 Rumah sakit mengembangkan suatu
pendekatan untuk mengurangi risiko infeksi
yang terkait pelayanan kesehatan.
Kegiatan Sasaran V :
a. Edukasi cara cuci tangan yang benar kepada semua
staf rumah sakit baik berupa diklat, orientasi
karyawan baru
b. Edukasi hand hygiene kepada pasien, keluarga
pasien, dan pengunjung rumah sakit
c. Memasang poster cuci tangan di wastafel
d. Memasang dispenser dan handrub di semua unit
rumah sakit
e. Komite PPI RS melakukan evaluasi terhadap staf
rumah sakit tentang kepatuhan cuci tangan
2 SEBELUM
5 MOMENT/
3 SESUDAH 5 KESEMPATAN
SEBELUM KONTAK
DENGAN PASIEN
SESUDAH DARI
LINGKUNGAN
PASIEN

SEBELUM
TINDAKAN
ASEPTIK

SESUDAH
MELAKUKAN
TINDAKAN
SESUDAH
TERPAPAR CAIRAN
HANDSRUB
HANDSWASH
Tepung Bagaimana cara cuci
selaci ibu
puput
tangan yang benar?
Telapak
tangan
Ibu jari di putar

Punggung
tangan
Ujung jari di
Jari mengkait/ putar
mengunci
Sela-sela jari
Berapa waktu yang
dibutuhkan?

Handrub Hand whash


40-60

20-30
40-60
detik
detik
ELEMEN PENILAIAN/EP
 Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal
risiko pasien jatuh dan melakukan asesmen ulang
terhadap pasien bila diindikasikan terjadi
perubahan kondisi atau pengobatan.
 Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi
risiko jatuh bagi mereka yang pada hasil asesmen
dianggap berisiko.
 Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik tentang
keberhasilan pengurangan cedera akibat jatuh
maupun dampak yang berkaitan secara tidak
disengaja
 Usaha apa lagi untuk mengurangi resiko jatuh
 Penandaan dg segi tiga kuning
 Stiker fall risk
 Perbaikan TT dan brancard
 Setiap pasien baru di edukasi resiko jatuh dan orientasikan
ruangan
Pengertian Jatuh

 Jatuh merupakan suatu kejadian


yang dilaporkan penderita atau saksi
mata yang melihat kejadian
mengakibatkan seseorang
mendadak terbaring / terduduk
dilantai / tempat yang lebih rendah
dengan atau tanpa kehilangan
kesadaran atau luka (Darmojo, 2004).
8 ISSUE Yang Terkait Risiko Pasien
Cidera Akibat Jatuh
1. Obat –obatan (Medication)
2. Penglihatan yang buruk atau tidak baik/tidak
jelas (Poor vision)
3. Perubahan status mental secara tiba-tiba
(Sudden mental status changes)
4. Sepatu impor atau sepatu lokal yang tidak
cocok (United shoes/improper shoe fit)
5. Lantai yang licin (Spills on the floor)
6. Terlalu banyak furniture (Too much forniture)
7. Medan tidak merata ( Uneven terrain)
8. Hidrasi yang kurang (Poor hydration)
Faktor faktor yang
berhubungan dengan
kejadian jatuh
 Intrinsic factor :
1. Previous fall : riwayat jatuh sebelumnya
memberikan korelasi besar dengan
kejadian jatuh berulang
2. Reduced vision : penurunan ketajaman
penglihatan, pencahayaan ruangan yang
tidak memadai dan ketidak mampuan
mempersepsikan suatu ketinggian
memberikan dampak kepada seorang
terhadap resiko jatuh
LANJUTAN….
4. Unsteady gait : perlu memperhatikan perilaku dan
sikap berjalan
5. Musculoskeletal system : kondisi ini bisa dipengaruhi
oleh kondisi atropi otot, kalsifikasi tendon dan
ligamen, kondisi osteoporosis. Kondisi seperti ini
akan mempengaruhi tubuh dalam menjaga
keseimbangan dan postur tubuh.
6. Mental status : status mental seperti kebingungan,
dis orientasi, ketidakmampuan memahami suatu
lingkungan dan kerusakan memori memberikan
resiko terhadap kemungkinan jatuh
Pengkajian awal resiko jatuh
 Pengkajian awal resiko jatuh masuk di
pengkajian awal pasien
 Dengan menggunakan skala Morse untuk
pasien dewasa dan
 Skala Humpty dumty untuk pasien anak
anak
Pengkajian ulang resiko jatuh
 Pengkajian ulang ada lembar tersendiri

Form. Humty dumty

Form. Skala morse


Walang
Bagaimana
Pentor tatalaksana pasien
resiko jatuh?
Kaji awal setiap Kaji awal pasien
pasien rawat rawat jalan
inap

Kaji ulang
bila di indikasikan ada
perubahan kondisi dan
perubahan terapi
Lakukan
monitoring
Lakukan
pencegahan
PENCEGAHAN/PENATALAKSANAAN PASIEN
RESIKO JATUH
 TIDAK BERESIKO / RESIKO JATUH RENDAH
1. Orientasikan lingkungan
2. Kunci roda tempat tidur
3. Pastikan pagar pengaman tempat tidur/Rel terpasang
dengan baik
4.Edukasi pasien dan keluarga tentang hal hal yang
menyebabkan resiko jatuh, misalnya cegah kencing
yang urgen
PENCEGAHAN/PENATALAKSANAAN PASIEN
RESIKO JATUH
 RESIKO JATUH SEDANG
1. Orientasikan lingkungan
2. Kunci roda tempat tidur
3. Pastikan pagar pengaman tempat tidur/Rel terpasang
dengan baik
4.Edukasi pasien dan keluarga tentang hal hal yang
menyebabkan resiko jatuh, misalnya cegah kencing yang
urgen
5. Pastikan bahwa jalur kekamar mandi bebas dari hambatan,
misal lantai licin dan lampu harus dalam kondisi terang
6.Pastikan lorong bebas hambatan, misal barang berserakan
7.Amati lingkungan untuk kondisi yang tidak aman dan
segera laporkan untuk perbaikan.
PENCEGAHAN/PENATALAKSANAAN PASIEN
RESIKO JATUH
 RESIKO JATUH TINGGI
1. Lakukan tindakan pencegahan resiko jatuh rendah
2. Lakukan tindakan pencegahan resiko jatuh sedang
3. pasang / tempelkan stiker resiko jatuh warna kuning pada gelang
identitas
4. Beri tanda segitiga warna kuning pada tempat tidur, tiang
infuse,brandkard (saat transfer pasien), kursi roda dan atau pintu kamar
pasien
5. Tempatkan kebutuhan pasien ( makan,minum dll) dan alat bantu seperti
walkers/tongkat, kaca mata dll dalam jangkauan pasien
6. Libatkan keluarga untuk pendampingan.
7. Tempatkan pasien di dekat nurs station bila memungkinkan
8. Pastikan apakah pasien mendapatkan obat yang menyokong terjadinya
resiko jatuh, misalnya obat sedatif, psikotropika,anti depresan,obat
diabetikum dll.
9. Pastikan apakah pasien yang di lakukan pemeriksaan diagnostik dalam
pengawasan / pendampingan
10. Transfer yang aman (pastikan pasien yang diangkut dengan brandcard
/ tempat tidur,posisi bedside rel dalam keadaan terpasang)
UPAYA MENURUNKAN RISIKO JATUH
 Identifikasi : obat yang berhubungan dengan peningkatan
risiko jatuh : sedatif, analgetik, antihipertensi, diuretik, lazatif,
psikotropika
 Gunakan protokol dalam memindahkan pasien secara aman
 Evaluasi berapa lama respon staf terhadap panggilan pasien
(toilet, makan, dll.)
 Gunakan instrumen untuk memprediksi risiko pasien
jatuh….> komunikasikan dengan pasien dan keluarga,
berikan tanda/ alert
 Perhatikan lingkungan : cahaya, kontrol suara atau
kebisingan
Bagaimana upaya pencegahan
 Lakukan monitoring terhadap kondisi tempat tidur pasien ,
brancard, kursi roda secara berkala dan kontinyu.
 Jaga penerangan ruang perawatan pasien.
 Yakinkan bel pasien ,alat alat kebutuhan pasien
dekat/mudah di jangkau.
 Jaga lantai kamar mandi pasien,jangan sampai licin.
KEGIATAN MENGENCANGKAN
SEKRUP
Pelaksanaan Maintenance TT dan Brankard

Anda mungkin juga menyukai