Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILASI MEKANIK POST LIGASI PATENT

DUCTUS ARTERIOSUS DAN PULMONAL HIPERTENTION


PADA AN. MA DI ICU BEDAH JANTUNG
RSUP DR. SARDJITO

Di Susun Oleh :
KELOMPOK V
Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta
ke VI pada janin yang menghubungkan arteri pulmonalis
dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut
menutup secara fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan secara
anatomis menjadi ligamentum arteriosum pada usia 2 – 3
minggu.
MANIFESTASI KLINIS
• Kadang-kadang terdapat tanda-tanda gagal jantung
• Machinery mur-mur persisten (sistolik, kemudian menetap, paling nyata terdengar di tepi sternum kiri atas)
• Tekanan nadi besar (water hammer pulses) / Nadi menonjol dan meloncat-loncat, Tekanan nadi yang lebar
(lebih dari 25 mmHg)
• Takhikardia (denyut apeks lebih dari 170), ujung jari hiperemik
• Resiko endokarditis dan obstruksi pembuluh darah pulmonal.
• Infeksi saluran nafas berulang, mudah lelah
• Apnea
• Tachypnea
• Nasal flaring
• Retraksi dada
• Hipoksemia
• Peningkatan kebutuhan ventilator (sehubungan dengan masalah paru)
Jika PDA memiliki lubang yang besar, maka darah dalam jumlah yang besar akan
membanjiri paru-paru. Anak tampak sakit, dengan gejala berupa tidak mau menyusu,
berat badannya tidak bertambah, berkeringat, kesulitan dalam bernafas, denyut
jantung yang cepat. Timbulnya gejala tersebut menunjukkan telah terjadinya gagal
jantung kongestif, yang seringkali terjadi pada bayi prematur.
(Suriadi, Rita Yuliani, 2001 ; 236, Betz & Sowden, 2002; 376).
Pemeriksaan Diagnostik

 Analisis gas darah arteri


 Foto thorak
 Ekhokardiografi
 Pemeriksaan dengan Doppler berwarna, untuk mengevaluasi
aliran darah dan arahnya.
 EKG
 Kateterisasi jantung,
Komplikasi
 Tekanan darah tinggi di paru-paru (hipertensi pulmonal).
 Gagal jantung.
 Infeksi jantung (endokarditis)
 Detak jantung tidak teratur (aritmia).
 Gagal ginjal
 Obstruksi pembuluh darah pulmonal
 Hepatomegali (jarang terjadi pada bayi prematur)
 Enterokolitis nekrosis
 Gangguan paru yang terjadi bersamaan (misalnya sindrom gawat nafas
atau displasia bronkkopulmoner)
 Perdarahan gastrointestinal (GI), penurunan jumlah trombosit
 Hiperkalemia (penurunan keluaran urin)
 Gagal tumbuh
PULMONAL HIPERTENSI PRIMER
 Merupakan hipertensi pulmonal yang tidak diketahui
penyebabnya. Keadaan ini paling sering terjadi pada usia 20
tahun sampai 40 tahun. Dan biasanya fatal dalam 5 tahun
diagnosis. Hipertensi pulmonal primer lebih sering
didapatkan pada perempuan dengan perbandingan 2:1
ETIOLOGI

 Hipertensi pulmonal pasif


 Hipertensi pulmonal reaktif
 Aliran darah dalam paru yang meningkat
 Vaskularisasi paru yang berkurang
KOMPLIKASI

• Gagal jantung kanan


bisa dilihat dari TAPSE ( Trikuspid annuler plane separation
excurtion ).nilai normal TAPSE lebih atau sama dengan 17.

 Gagal Nafas
PATOFISIOLOGI

 Hipertensi pulmonal dapat menyebabkan pengerasan


pembuluh darah pada dan di dalam paru. Hal ini
memperberat kerja jantung dalam memompa darah ke paru.
Lama-kelamaan pembuluh darah yang terkena akan menjadi
kaku dan menebal hal ini akan menyebabkan tekanan dalam
pembuluh darah meningkat dan aliran darah juga terganggu
PENATALAKSANAAN

 Obat-obat vasoaktif yang digunakan pada saat ini antara lain


adalah antagonis reseptor endotelial, PDE-5 inhibitor dan
derivat prostasiklin. Obat-obat tersebut bertujuan untuk
mengurangi persetujuan dari FDA pada tahun 2005 untuk
mengatasi hipertensi pulmonal tekanan dalam pembuluh
darah paru. Sildenafil adalah obat golongan PDE-5 inhibitor
yang mendapat.
Ventilasi Mekanik

 Ventilasi mekanik (Ventilator) adalah suatu alat yang


mampu membantu (sebagian) atau mengambil alih
(semua) proses pemasukan udara ke dalam paru-paru
untuk mendapatkan ventilasi yang fisologis. (Modul
Pelatihan KD, 2018)
ndikasi Pemasangan Ventilasi Mekanik

•Tidak dapat nafas spontan


•Pernapasan tidak cukup mengembangkan dada
•Resusitasi kardiopulmonal
•Gagal nafas akut dan kronik
•Pemakaian anastesi umum
•Meningkatkan ekskresi karbondioksida
•Gagal kardiopulmonal
•Ventilator profilaksis (Model Pelatatihan KD, 2018)
Setting ventilasi mekanik
ditentukan oleh tujuan terapi.
Setting awal yang disarankan:

•FiO2
50-100%, selama 15 menit, lalu periksa AGD kemudian hitung kebutuhan oksigen
selanjutnya.
•Volume tidal: 6-10ml/kgBB
•Frekuensi pernafasan: 10-15 kali/menit
•Aliran Inspirasi: 40-60 liter/ detik
•PEEP: 3-5 cmH2O, untu mencegah ateletaksis, dan PEEP ini dapat dinaikan pada
pasien yang mengalami edema paru.
Perubahan setting ditentukan oleh respon pasien yang ditentukan oleh hasil analisa
gas darah arteri.

Anda mungkin juga menyukai