Anda di halaman 1dari 31

LOWER

BACK
PAIN
Herniat
erniated
ed
ucleus
Nucleus
ulposus
Pulposu
s
Kholda Taqiyyun (1710211099)
Definisi
 Hernia adalah protrusi atau penonjolan dari sebuah organ atau jaringan
melalui lubang yang abnormal.
 Nukleus pulposus adalah massa setengah cair yang terbuat dari serat
elastis putih yang membentuk bagian tengah dari diskus intervertebralis.
 Hernia Nukleus Pulposus (HNP) merupakan suatu gangguan yang
melibatkan ruptur annulus fibrosus sehingga nukleus pulposis menonjol
(bulging) dan menekan kearah kanalis spinalis.
 HNP mempunyai banyak sinonim antara lain : Hernia Diskus
Intervertebralis, Ruptur Disc, Slipped Disc, Prolapsed Disc dan
sebagainya.5

(SMF Saraf RS Bethesda Yogyakarta. Indonesia, 2012) 3


Epidemiologi
• Prevalensi sekisar 1 – 2 % dari populasi.
• Usia 30 – 50 tahun.
• Paling sering dijumpai pada tingkat L4-L5; titik tumpuan tubuh di L4-L5-S1.
Penelitian Dammers dan Koehler pada 1431 pasien dengan herniasi diskus
lumbalis, memperlihatkan bahwa pasien HNP L3-L4 secara bermakna dari usia tua
dibandingkan dengan pasien HNP L4-L5.
• Inside HNP di Amerika Serikat adalah sekitar 5%.
• Kurang lebih 60-80% individu pernah mengalami nyeri punggung dalam hidupnya.
• Pada penderita dewasa tua, nyeri punggung bawah mengganggu aktivitas sehari-
hari pada 40% penderita dan menyebabkan gangguan tidur pada 20%, dan 25%
diataranya perlu rawat inap untuk evaluasi lebih lanjut

4
E tiologi
• Usia
• Merokok
• Riwayat batuk terlalu lama
• Cara duduk yang salah
• Menyetir terlalu sering
• Cara mengangkat barang yang salah
• Olahraga yang terlalu berat
• Riwayat duduk lama dengan obesitas

5
Faktor Resiko
annulus fibrosus lama kelamaan akan hilang elastisitasnya sehingga
USIA
menjadi kering dan keras, menyebabkan annulus fibrosus mudah berubah
bentuk dan ruptur.
Terutama trauma yang memberikan stress terhadap columna
TRAUMA
vertebralis, seperti jatuh.

Pekerjaan terutama yang sering mengangkat barang berat dan


PEKERJAAN cara mengangkat barang yang salah, meningkatkan risiko
terjadinya HNP

GENDER Pria:wanita (2:1), hal ini terkait pekerjaan dan aktivitas yang
dilakukan pada pria cenderung ke aktifitas fisik yang melibatkan
columna vertebralis.
6
Patomekanisme
Proses Degeneratif
 Diskus intervertebralis tersusun atas jaringan fibrokartilago yang berfungsi
sebagai shock absorber, menyebarkan gaya pada kolumna vertebralis dan juga
memungkinkan gerakan antar vertebra.
 Kandungan air diskus berkurang dengan bertambahnya usia (dari 90% pada
bayi sampai menjadi 70% pada orang usia lanjut).
 Selain itu serabut-serabut menjadi kasar dan mengalami hialinisasi yang ikut
membantu terjadinya perubahan ke arah herniasi nukleus pulposus melalui
anulus dan menekan radiks saraf spinal.
 Pada umumnya hernia paling mungkin terjadi pada bagian kolumna vertebralis
dimana terjadi peralihan dari segmen yang lebih mobil ke yang kurang mobil
(perbatasan lumbosakral dan servikotorakal).
7
P r o s e s Tr a u m a t i k

Hernia
Dimulainya
Nukleus degenerasi
Pulposus terbagi
diskusdalam
mempengaruhi
4 grade berdasarkan
mekanika sendi
keadaan
intervertebral,
herniasinya,
dimana
yangekstrusi
dapat menyebabkan
dan sequestrasidegenerasi
merupakan lebih
hernia
jauh.yang sesungguhnya, yaitu:
 Selain degenerasi, gerakan repetitive, seperti fleksi, ekstensi, lateral fleksi,
1. rotasi,
Protrusidan mengangkat
diskus beban dapat
intervertebralis memberi
: nukleus terlihattekanan abnormal
menonjol ke satupada nukleus.
arah tanpa
 kerusakan
Jika tekananannulus
ini cukup
fibrosus.
besar sampai bisa melukai annulus, nucleus pulposus ini
2. berujung pada intervertebral
Prolaps diskus herniasi. : nukleus berpindah, tetapi masih dalam lingkaran
 anulus
Traumafibrosus.
akut dapat pula menyebabkan herniasi, seperti mengangkat benda
3. dengan cara yang
Extrusi diskus salah dan jatuh.
intervertebral : nukleus keluar dari anulus fibrosus dan berada di
bawah ligamentum, longitudinalis posterior.
4. Sequestrasi diskus intervertebral : nukleus telah menembus ligamentum
longitudinalis posterior

8
Klasifikasi HNP berdasarkan gambaran MRI (Pffirmann’s grading system)

9
Gejala Klinis
 Nyeri punggung bawah yang dapat meluas ke regio gluteal, paha bagian posterior,
regio cruris sampai ke regio pedis.

 Kekakuan akibat refleks spasme dari otot-otot paravertebral sehingga mencegah


pasien berdiri tegak dengan sempurna.

 Dapat timbul gejala berupa parestesia, kelemahan otot-otot sekitar punggung dan
kaki, atau kelemahan refleks tendo Achilles.

 The pain often starts slowly, and may get worse after standing or sitting, at night,
when sneezing/coughing/laughing, bending backward, when straining (holding ur
breath such as having bowel movement)
9
Diagnosis
Anamnesis
kapan nyeri terjadi, frekuensi, dan intervalnya; lokasi nyeri; kualitas dan sifat nyeri;
Pemeriksaan Neurologi
penjalaran nyeri; apa aktivitas yang memprovokasi nyeri; memperberat nyeri; dan
meringankan
Meliputi
Beberapa tesnyeri.
yangSelain
pemeriksaan dapat nyerinya,
sensoris,
dilakukan,
motorik,tanyakan
seperti: pula pekerjaan, riwayat trauma
dan reflex.
Pemeriksaan Penunjang
a.a) Pemeriksaan
Pemeriksaansensoris,
range ofpadamovementpemeriksaan(ROM)sensoris ini apakah
(memperkirakan derajat nyeriada gangguan
dan penyebarannya)
a)b)sensoris,
Straightdengan
X-ray Leg Raisemengetahui
(Laseque) dermatomTest (terjepitnyamana yang terkena akan dapat
nervus ischiadicus)

b)c) diketahui
Lasegue radiks
Myelogram mana(melihat
Menyilang yang radiks
terganggu.
yang kontralateral)
b.
c)d)Pemeriksaan
Tanda Kernigmotorik, apakah ada tanda paresis, atropi otot.
MRI
c.
d)e) Pemeeriksaan
Electromyographyreflex,
Ankle Jerk Reflex bila ada penurunan atau refleks tendon menghilang,
(EMG)
(nervus di tingkat kolumna vertebra L5-S1)
misal APR menurun atau menghilang berarti menunjukkan segmen S1
f) terganggu.
Knee-Jerk Reflex (jebakan nervus di tingkat kolumna vertebra L2-L3-L4)

12
Pemeriksaan Neurologi

13
(Kernig Test)

(Knee-jerk Reflex)

14
Pemeriksaan Penunjang

X-ray Myelogram MRI

15
16
AA
ll
gg
oo
rr
ii
tt
mm
aa

17
18
AA
ll
gg
oo
rr
ii
tt
mm
aa

19
20
RedFlag 21
Tata Laksana
Non Farmakologi
• Kompres hangat / dingin (untuk mengurangi spasme otot dan inflamasi)
• Transcutaneous Electrical Nerve Stimulator (mengganggu impuls nyeri yg dikirim ke otak)
• Ultrasound (menghilangkan serangan nyeri akut dan dapat mendorong terjadinya
penyembuhan jaringan)
• Latihan dan modifikasi gaya hidup
• Endurance exercise latihan aerobik yang memberi stres minimal pada punggung
seperti jalan, naik sepeda atau berenang dimulai pada minggu kedua setelah awaitan
NPB.
• Conditional execise yang bertujuan memperkuat otot punggung dimulai sesudah dua
minggu karena bila dimulai pada awal mungkin akan memperberat keluhan pasien.
Farmakologi

 Analgetik (PCT, Aspirin, Tramadol ) dan NSAID (Ibuprofen, Natrium diklofenak )


 Muscle relaxant (Tinazidin, Esperidone , Diazepam)
 Opioid (morphine, vicodine)
 Analgetik ajuvan (amitriptilin, Karbamasepin, Gabapentin, dan pregabalin)
 Suntikan pada titik picu = memberikan suntikan campuran anastesi lokal dan
kortikosteroid ke dalam jaringan lunak/otot pada titik picu disekitar tulang
punggung. (Lidokain, deksametason, metilprednisolon)
 Kortikosteroid oral
Terapi
Operatif
Pilihan terapi
Operasi operatif
dilakukan jikayang dapat diberikan adalah:
pasien:
• Mengalami
Distectomy HNP grade 3 atau 4.
 Tidak – Pengambilan
ada perbaikan sebagian diskusmasih
lebih baik, intervertabralis.
ada gejala nyeri yang tersisa, atau ada
• gangguan
Percutaneous distectomy
fungsional setelah terapi konservatif diberikan selama 6 sampai 12
minggu.
– Pengambilan sebagian diskus intervertabralis dengan menggunakan jarum secara
aspirasi.
 Terjadinya rekurensi yang sering dari gejala yang dialami pasien menyebabkan
• keterbatasan fungsional kepada pasien, meskipun terapi konservatif yang diberikan
Laminotomy/laminectomy/foraminotomy/facetectomy
tiap
– terjadinya
Melakukanrekurensi
dekompresidapat menurunkan
neuronal gejala dan beberapa
dengan mengambil memperbaiki fungsi
bagian dari
dari vertebra
pasien.
baik parsial maupun total.
• Terapi
Spinal yang
fusiondiberikan kurang
dan sacroiliac terarah
joint fusiondan berjalan dalam waktu lama.
– Penggunaan graft pada vertebra sehingga terbentuk koneksi yang rigid diantara
vertebra sehingga terjadi stabilitas.
25
26
Rehabilitasi Medik
Rehabilitasi Medik
Prognosis
Banyak pasien yang dapat mengalami perbaikan setelah diberikan pengobatan/ terapi.
Tetapi ada kemungkinan beberapa pasien dapat mengalami nyeri belakang yagn
berkepanjangan, bahkan setelah mendapat pengobatan.

Untuk dapat kembali melakukan aktivitas tanpa merasakan nyeri, dibutuhkan sekitar
beberapa bulan hingga tahun. Untuk pasien dengan pekerjaan yang melibatkan
mengangkat beban yang berat, disarankan untuk berganti pekerjaan untuk
menghindari rekurensi.

29
Pencegahan
Hal-hal berikut ini dapat mengurangi risiko terjadinya HNP:
• Olahraga secara teratur untuk mempertahankan kemampuan otot, seperti berlari
dan berenang.
• Hindari mengangkat barang yang berat, edukasi cara mengangkat yang benar.
• Tidur di tempat yang datar dan keras.
• Hindari olahraga/kegiatan yang dapat menimbulkan trauma
• Kurangi berat badan.

30
Komplikasi
• Sakit kepala
• Epidural pneumocephalus
• Recurrence of disc herniation
• Nyeri belakang (atau kaki) yang berkepanjangan
• Hilangnya kemampuan gerak atau sensasi di salah satu atau kedua kaki
• Hilangnya fungsi git dan vu
• Cedera spinal permanen (sangat jarang)

31
Referensi
• Pinzon, Rizaldy. Profil Klinis Pasien Nyeri Punggung Akibat Hernia Nukelus Pulposus. Vol 39. SMF
Saraf RS Bethesda Yogyakarta. Indonesia. 2012. Hal 749-751.
• Kumala, poppy. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Jakarta. Edisi Bahasa Indonesia. 1998. hal 505
• Company Saunder. B. W. Classification, diagnostic imaging, and imaging characterization of a
lumbar. Volume 38. 2000
• Autio Reijo. MRI Of Herniated Nucleus Pulposus. Acta Universitatis Ouluensis D Medica. 2006. Hal
1-31
• Meli Lucas, Suryami antradi. Nyeri Punggung. Use Neurontin. 2003. Hal 133-148S.M Lumbantobing.
Neurologi Klinik. Badan Penerbit FK UI. Jakarta Badan Penerbit FK UI. Hal 18-19
• Pfirman CWA, Hodler J, Zanetti M, Boos N. magnetic Resonance Classification of Lumbar Invertebral
Disc Degeneration. Spine Journal. 2001. DOI:10.1097/00007632-200109010-00011.
• 11. Gregory DS, Seto CK, Wortley GC, Shugart CM. Acute Lumbar Disk Pain : Navigating Evaluation
and Treatment Choices. American Family Physician:2008:78(7).

• https://www.spine-health.com/treatment/pain-medication

32

Anda mungkin juga menyukai