Anda di halaman 1dari 27

Ketiadaan Sumber

Daya Alam
faktor Barang di Luar
pendorong Negeri Lebih Murah
Memenuhi
Kebutuhan Dunia

Teori Keunggulan Mutlak


(Absolute Advantage)
dijelaskan
Perdagangan oleh teori
Teori Keunggulan
Internasional Komparatif (Compatarive
Advantage)

berbagai macam Model Heckscher-


kebijakan Ohlin (H-O)

Tarif alat
pembayaran
Kuota

Larangan Kontan / Tunai


Eskpor
Larangan Telegraphic
Impor Transfer

Subisdi Wesel

Premi
Letter of Credit
Diskriminasi
Harga
Cek
Dumping
Emas

Korespondensi
Pribadi
MENGENAL PERDAGANGAN INTERNASIOAL

 Definisi Perdagangan Internasional


Perdagangan internasional merupakan pertukaran barang dan
jasa antarnegara.

a. Ketersediaan sumber daya alam merupakan salah satu


bagian terpenting dalam perbedaan produksi setiap negara.
b. Iklim dan lokasi juga merupakan faktor penting untuk
menentukan produksi suatu negara.
c. Ketersediaan jumlah tenaga kerja dan modal juga
merupakan hal yang sama pentingnya untuk menentukan
produksi suatu negara.
 Faktor Pendorong Terjadinya Perdagangan Internasional
a. Ketersediaan sumber daya alam.
b. Barang di luar negeri lebih murah.
c. Memenuhi kebutuhan dunia.

 Manfaat Perdagangan Internasional


a. Sejak dulu, perdagangan internasional telah menjadi bagian penting
dalam perekonomian dunia.
b. Dengan semakin majunya teknologi, transportasi dan komunikasi ,
perdagangan internasional bisa semakin lancar. Sebuah negara dapat
memperoleh banyak keuntungan dari perdagangan internasional.
c. Negara yang membeli barang atau mengimpor barang dari luar negeri
merasa tercukupi kebutuhannya, sementara negara pengekspor
mendapatkan devisa dari pembayaran transaksi tersebut.
d. Manfaat perdagangan juga didapat melalui skala ekonomi dalam
produksi.
TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL

• Teori Keunggulan Mutlak (Absolute Advantage)


Disampaikan oleh Adam Smith pada tahun 1776 dalam
bukunya The Wealth of Nation, yang menganjurkan
perdagangan bebas sebagai suatu kebijakan yang paling baik
untuk negara-negara di dunia. Dengan perdagangan bebas,
setiap negara dapat berspesialisai dalam produksi komoditas
yang memiliki keunggulan mutlak (dapat memproduksi lebih
efisien dibandingkan dengan negara-negara lain) dan
mengimpor komoditas yang mengalami kerugian mutlak
(memproduksi dengan cara yang kurang efisien). Spesialisasi
ini akan menghasilkan pertambahan produksi dunia yang
dapat dimanfaatkan bersama-sama melalui perdagangan
antarnegara.
PRODUKSI PAKAIAN DAN TAS OLEH INDONESIA DAN CINA
SEBELUM SPESIALISASI

Rasio Tukar
Pakaian Tas
Dalam Negeri
Indonesia 40 10 4 pakaian : 1 tas
Cina 15 30 1 pakaian : 2 tas
Output 55 40

PRODUKSI PAKAIAN DAN TAS OLEH INDONESIA DAN CINA


SETELAH SPESIALISASI

Pakaian Tas
Indonesia 80 -
Cina - 60
Output 80 60

PRODUKSI PAKAIAN DAN TAS OLEH INDONESIA DAN CINA


SETELAH SPESIALISASI DAN PERDAGANGAN

Pakaian Tas
Indonesia 65 10
Cina 15 50
Output 80 60
• Teori Keunggulan Komparatif (Comparative
Advantage).
David Richardo memperkenalkan konsep keunggulan
komparatif dalam bukunya Principles of Economics and
Taxation (1817). Keuntungan perdagangan
internasional sebenarnya bukan pada keunggulan
mutlak, melainkan dari keunggulan komparatif.
Meskipun suatu negara tidak memiliki keunggulan
apapun dalam memproduksi dua komoditas
dibandingkan dengan negara lain, perdagangan yang
saling meguntungkan masih dapat berlangsung jika
negara tersebut berspesialisai pada produk yang
memiliki biaya oportunitas paling renadh dibandingkan
produk negara lain.
Rasio Tukar Mobil dan Motor Antara Jepang dan Amerika Serikat

Negara Mobil Motor Rasio Tukar Luar Negeri

Jepang 100 400 1:04

Amerika Serikat 80 160 1:02

Total Output 180 560


• Model Hecksher-Ohlin (H-O).
Model Hecksher-Ohlin menekankan pada perbedaan relatif faktor
pemberian alam (factor endowment) dan harga faktor produksi
antarnegara sebagai determinan perdagangan yang paling penting
(dengan asumsi bahwa teknologi dan selera sama). Pembuktian
teori H-O dimulai dengan catatan bahwa selera dan harga barang
ditujukan untuk pasar bebas dan pola konsumsi dari kedua negara
harus sama. Teori ini menganggap bahwa setiap negara akan
mengekspor komoditas yang relatif memiliki faktor produksi
melimpah dan murah, serta mengimpor komoditas yang faktor
produksinya relatif jarang dan mahal di negaranya. Ide yang
mendasari H-O adalah negara yang memiliki faktor produksi yang
melimpah atau lebih murah (secara relatif) akan memproduksi
barang dengan intensitas faktor produksi tersebut.
PROTEKSI DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Pemerintah melindungi industri dalam negeri dari persaingan


internasional dengan menerapkan sejumlah kebijakan proteksi
perdagangan seperti tarif, kuota, subsidi, embargo, dan lain-lain.
Alasan proteksi antara lain sebagai berikut:
1. Melindungi instansi dalam negeri yang masih baru (the infant-
industry argument).
2. Melindungi tenaga kerja dalam negeri.
3. Mencegah dumping.
4. Mencegah over-specialization.
5. Mengurangi defisit neraca pembayaran nasional.
6. Melindungi industri-industri yang penting untuk pertahanan
nasional.
BENTUK-BENTUK PROTEKSI

 TARIF
Tarif merupakan pajak yang diterapkan pada harga barang impor. Tarif
akan diberlakukan jika harga pasar internasional lebih rendah daripada
harga domestik.

Berikut adalah beberapa jenis tarif pada perdagangan internasional:


1.Tarif tunggal (single column tariff). Memberlakukan presentase yang
sama untuk impor komoditas dari negara manapun tanpa kecuali.
2.Tarif umum (general/conventional tariff). Menetapkan presentase yang
berbeda antara satu negara dengan negara lain (two column tariff).
3.Tarif prefensi (prefential tariff). Memiliki presentasi yang lebih rendah,
bahkan untuk komoditi tertentu bisa nol peresen, karena ada hubungan
khusus antara negara pengimpor dan negara pengekspor.
• Peraga di samping memperlihatkan jika
tanpa perdagangan internasional , PENGARUH TARIF TERHADAP
keseimbangan pasar mobil domestik KETERSEDIAAN SUATU BARANG
tercapai pada titik E, di mana konsumen
domestik harus membeli mobil seharga P
per unit, sementara yang tersedia adalah Q
unit. P
D S
• Harga dunia diasumsikan (Pw) jauh lebih
rendah dari harga domestik. Harga Pw ini
membuat produsen domestik hanya mau
memproduksi sebanyak QQ1 unit,
sementara konsumen domestik akan P

tarif
meminta sebanyak QQ2. Supaya
permintaan pasar terpenuhi, mobil harus
a b
diimpor sebanyak (QQ2-QQ1) unit. Pt
• Setelah tarif diberlakukan, harga mobil Pw c D
neik mejadi Pt dan produsen domestik S Impor sesudah tarif
bersedia meningkatkan produksinya 0
menjadi QQ3 unit. Peningkatan ini Q
Q1 Q2 Q Q4 Q2
menyebabkan permintaan domestik turun
impor sebelum tarif
menjadi QQ4 unit. Dengan demikian,
impor mobil berkurang menjadi (QQ4-
QQ3).
 KUOTA
Kuota adalah kebijakan pemerintah dengan cara membatasi
masuknya barang-barang impor.

Kuota memiliki efek yang sama dengan tarif.

Melaui tarif, konsumen membayar pajak kepada pemerintah,


namun melalui kuota , sebagian pendapatan tersebut akan jatuh ke
tangan perusahaan asing.

Kuota merupakan cara paling cepat untuk membalikkan defisit


neraca pembayaran. Kuota juga menjadi alat paling efektif untuk
melindungi industri dari dalam negeri dari persaingan perusahaan
asing.
PENGARUH KUOTA TERHADAP KETERSEDIAAN SUATU BARANG

Kuota berkurang
P S2 S S1 Kuota bertambah

D
P2

P1

Q2 Q Q1 Q

Kurva DD merupakan permintaan domestik atas barang impor dan S merupakan kuota impor
(kurva persediaan barang). Harga barang impor adalah P. Jika kuota dikurangi P2 (pergerakan
dari S ke S2) harga barang impor akan meningkat menjadi P2, sehingga P memberikan proteksi
lebih besar pada industri domestik. Sementara jika kuota ditambah (pergerakan dari S ke S1)
maka harga barang impor akan turun menjadi P1.
 LARANGAN EKSPOR
Larangan ekspor dilakukan oleh pemerintah untuk menghindari
kelangkaan barang, sebab apabila suatu barang itu langka, maka
harga barang tersebut akan menjadi tinggi.
 LARANGAN IMPOR
Larangan impor adalah kebijakan pemerintah untuk melarang masuk
barang-barang tertentu ke dalam negeri. Larangan impor antara lain
ditujukan untuk untuk mengurangi pesaing dalam negeri, untuk
meningkatkan harga produk dalam negeri, untuk meningkatkan omzet
penjualan dalam negeri, dan untuk mengurangi larinya devisa ke luar
negeri.

Salah satu metode melarang impor adalah cukup dengan menututp


pintu pelabuhan. Namun yang sering dipakai adalah membatasi
jumlah barang yang boleh diimpor. Larangan impor juga untuk
membatasi jumlah mata uang yang boleh masuk.
PENGARUH KEBIJAKAN LARANGAN IMPOR TERHADAP
KETERSEDIAAN SUATU BARANG

P
P
S S

harga
P1 P1 saaat
impor
dilarang
P S1

impor D

0 0
Q1 Q2 Q3 Q Q2 Q

(a) (b)

• Peraga 5.3 memperlihatkan dampak proteksi terhadap perekonomian. Harga barang di dalam negeri
diasumsikan sama dengan harga dunia, sebesar P. harga ini membuat permintaan pasar domestik
menjadi QQ3 unit, sementara produsen domestik hanya mampu memproduksi sebesar QQ1 unit.
Impor dengan demikian menjadi sebesar (QQ3-QQ1) unit.
• Melaui larangan impor, barang tersedia di pasar domestik menjadi hanya sebesar QQ1 unit sehingga
akan meningkatkan harga produksi domestik sebesar P1, dan secara tidak langsung meningkatkan
produksi produsen dalam negeri sebesar QQ2.
 SUBSIDI.
Subsidi adalah kebijakan pemerintah melalui pemberian
bantuan kepada produk dalam negeri agar dapat dijual
dengan harga murah, sehingga dapat bersaing dengan produk
impor. Subsidi ini antara lain dapat berupa tambahan dana
untuk modal, fasilitas, bantuan setiap produksi, dan alat-alat
(mesin-mesin).

Pemerintah mendanai subsidi melalui pendapat dari pajak.


Jika subsidi meningkat, maka pajak akan meningkat. Ini
berbeda dengan tarif yang mana merupakan pajak yang
dibayar oleh konsumen yang menggunakan produk tersebut.
Sementara itu, subsidi didanai dengan menggunakan setiap
pajak pada setiap orang.
PENGARUH SUBSIDI TERHADAP PENJUALAN PRODUK DALAM NEGERI

• Pengaruh subsidi terhadap terhadap


penjualan produk dalam negeri dapat
dilihat pada peraga 5.4. keseimbangan P
D Suplai
pasar tercapai pada harga P dan produksi Tambahan
domestik sebesar Q unit. Tetapi harga yang A S
berlaku saat ini adalah P1, sehingga P subsidi S1
produsen domestik hanya dapat
menghasilkan QQ1 unit. Padahal
permintaan pasar adalah QQ2 unit. P1
Kesenjangan tersebut dipenuhi melalui
impor sebesar (QQ2-QQ1) unit. B
S
• Jika subsidi diberikan sebesar AB kepada D
produsen lokal, maka mereka akan dapat
S1
meningkatkan suplai menjadi S1S1 dan
bersedia menurunkan harga sesuai harga 0 Q
dunia sebesar P1. kondisi tersebut Q1 Q Q2
nmampu meningkatkan produksi sebesar
QQ2, sehingga impor tidak lagi diperlukan.
 PREMI.
Premi adalah kebijakan pemerintah menambahkan dana dalam bentuk
uang kepada produsen yang berhasil mencaai target-target tertentu.
 DISKRIMINASI HARGA.
Diskriminasi harga adalah kebijakan pemerintah dengan menetapkan
harga yang berbeda-beda dari barang yang sama. Beberapa alasan yang
menjadi pertimbangan bagi suatu negara dalam melakukan kebijakan
harga antara lain sebagai berikut:
1. Kemampuan bagi negara tujuan ekspor.
2. Selera negara tujuan ekspor.
3. Alasan politik.
 DUMPING.
Dumping adalah kebijakan negara dengan cara menjual barang ke luar
negeri lebih murah daripada dijual di dalam negeri. Dumping antara lain
bertujuan untuk menguasai pasar di luar negeri, mencapai target jumlah
produk, dan untuk menghabiskan sisa barang produk lainnya.
DEVISA

Devisa merupakan suatu pendapatan negara dalam bentuk mata uang


asing. Devisa antara lain berfungsi sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kemampuan membayar pembayaran
internasional.
2. Untuk menstabilkan mata uang Rupiah.
3. Untuk mempermudah transaksi jual beli antarnegara.
4. Untuk membayar utang luar negeri.
5. Untuk menjaga stabilitas keseimbangan pembayaran negara.
SUMBER DEVISA

1. Ekspor barang.
2. Pungutan bea masuk (bea pabean).
3. Gaji tenaga kerja Indonesia (TKI).
4. Bantuan luar negeri.
5. Penerimaan piutang.
6. Pendapatan bunga tabungan.
7. Hibah.
ALAT PEMBAYARAN INTERNASIONAL

1. Secara Kontan/Tunai (Full Bodied Money).Pembayaran kontan


adalah membeli barang dengan membayar langsung. Biasanya dilakukan
oleh turis, jamaah haji, dan sebagainya.
2. Telegrafik Transfer (Cable Order). Pembayaran dengan cara cek yang
diteruskan melalui telegram. Cara ini dilakukan oleh bank di dalam negeri
kepada pelanggan di luar negeri dengan mentransfer rekening deposito.
3. Wesel (Bill of Exchange). Surat perintah pembayaran dari bank di
dalam negeri kepada bank di luar negeri sesuai dengan tujuan, jumlah
uang, dan nama orang yang tertulis di dalam wesel.
4. Letter of Credit (L/C). L/C atau Letter of Credit pada prinsipnya
merupakan fasilitas atau jasa untuk memperlancar transaksi jual beli
barang, terutama yang berkaitan dengan transaksi internasional. Bank,
pemberi L/C memberikan jaminan untuk membayar sejumlah tertentu
kepada pihak lain atas permintaan nasabahnya.
5. Cek (Cheque). Pembayaran ini dilakukan dengan cara
importir mengirimkan cek kepada eksportir melalui
bank yang ditunjuk di negara eksportir. Bank yang
ditunjuk biasanya adalah bank yang mempunyai
cabang di negara importir.
6. Emas. Pembayaran dengan emas sama dengan
pembayaran dengan menggunakan uang biasa.
7. Kompensasi Pribadi (Private Compensation). Cara ini
dilakukan dengan cara mengkompensasikan antara
eksportir dengan importir dalam satu negara.
MEKANISME DAN MACAM-MACAM L/C DALAM TRANSAKSI
PERDAGANGAN

Mekanisme L/C Transaksi Perdagangan :


1. Penandatanganan kontrak jual beli antara importir Indonesia dengan
Eksportir Jepang
2. Permohonan L/C importir disertai setoran jaminan
3. Permintaan pembukuan L/C oleh bank importir kepada bank koresponden
4. Pemberitahuan bank koresponden kepada eksportir tentang diterimanya
L/C importir dan jaimnan layanan
5. Pengiriman barang kepada importir
6. Penyerahan dokumen impor, Bank Koresponden akan memeriksa
dokumen dan syarat-syarat lain.
7. Dokumen dan permintaan pembayaran L/C dikirim kepada bank importir.
8. Bank importir memberi tahu kedatangan dokumen kepada importir dan
permintaan pelunasan L/C.
MEKANISME DAN MACAM-MACAM L/C DALAM TRANSAKSI
PERDAGANGAN

Macam-macam L/C :
1. L/C Biasa. Pembayaran melalui bank yang ditunjuk sesuai
dengan harga yang telah disepakati.
2. Merchant L/C. Pembayaran dilakukan setelah barang diterima
pihak importir terlebih dahulu. Cara ini sudah dipakai sejak
tahun 1977
3. Red Clouse L/C. Eksportir sudah dapat menerima pembayaran
sebagian dari jumlah L/C sebelum pengapalan barang-barang
yang diekspor.
4. Industrial L/C. Cara ini adalah cara impor barang-barang
industri yang dilakukan secara cepat. Barang-barag industri ini
tidak dipergunakan untuk kegiatan konsumsi
PERHITUNGAN VALUTA ASING

Perhitungan ini lebih dikenal dengan istilah kurs valuta asing (foreign
exchange rate). Kurs valuta asing adalah nilai tukar mata uang suatu negara
terhadap mata uang negara lain. Istilah perhitungan kurs:
1. Kurs Beli. Kurs yang dihitung pada saat pelaku pasar (bank, money
changer) membeli valuta asing (Dollar, Riyal dan sebagainya).
2. Kurs Jual.perhitungan kurs pada saat pelaku pasar (bank, money
changer) menjual valuta asing.

Kurs Jual Kurs Beli

US $ 1 = Rp. 9.400 US $ 1 = Rp. 9.000


1 Riyall = Rp. 2.500 1 Riyall = Rp. 2.100
Kurs nilai Rupiah sering mengalami perubahan baik melemah maupun
menguat. Perubahan ini terjadi karena:

1. Kebijakan Pemerintah. Kebijakan pemerintah yang dengan sengaja


menurunkan nilai rupiah relatif terhadap valuta asing disebut devaluasi.
Sebaliknya, jika pemerintah sengaja menaikkan nilai rupiah relatif
terhadap valuta asing disebut revaluasi.
2. Mekanisme Pasar. Gaya tarik antara permintaan dan penawaran suatu
mata uang dapat mengakibatkan mata uang tersebut menguat atau
melemah.
3. Sistem Kurs yang Dipakai. Sistem kurs tetap berarti nilai rupiah tidak akan
berubah apabila pemerintah tidak mengubah ketetapan, tetapi karena
Indonesia menggunakan kurs mengambang, maka nilai uang akan turun
dan sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai